Anda di halaman 1dari 7

HASIL DISKUSI

FITOKIMIA
KROMATOGRAFI FILTRASI GEL

DISUSUN
OLEH:
KEOMPOK 5
STIFA B 2020

DOSEN PENGAMPUH : apt. Yuri Pratiwi Utami, S.Farm., M.Si

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
1. Kelompok 1
a. Nama : Ainun Rizqi Fadillah (20013072)
Pertanyaan : Apa kritiria sampel yang dapat di analisis menggunakan
kromatografi filtrasi gel?
Nama : Patricia Novieta Imanuela (20013096)
Jawaban : Daya serap matriks bergantung pada jumlah ikatan silang yang
terjadi didalamnya. matriks atau gel dekstran disebut juga
sebagai sefadeks, misalnya sefadeks G-50 huruf dan nomor
menunjukkan bahwa safadeks tersebut dapat dikembangkan
(Swelling) dengan air atau larutan penyangga dengan besar
pengembangnya 50 kali (Scopes, 1987). Molekul yang lebih
kecil akan masuk ke dalam pori matriks dan bergerak lebih
lambat, sedangkan molekul yang lebih besar akan
bergerak lebih cepatkarena tidak tertahan di dalam pori
matriks, dengan demikian kromatogram molekul dan
molekul yang lebih besar akan muncul sebagai komponen awal,
sehingga pemisahan suatu tipe gel bergantung pada ukuran
molekul dan sifat kimia dari zat yang akan dipisahkan.
Dapus : Scopes, R.K., 1987, Protein Purification Principles and
Practice, 2nd Edition, Springer Science and Business Media
New York.
b. Nama : Stevy G. Rantesalu (20013099)
Pertanyaan : Apa keunggulan dari metode maserasi untuk kromatografi
filtrasi gel?

Nama : Delciane Clara Natasia Pangloli 20013090

Jawaban : Metode maserasi memiliki kelebihan seperti cara pengerjaan


dan unit alat yang digunakan sederhana, biaya operasional
relatif rendah, serta dapat menghindari rusaknya senyawa-
senyawa yang bersifat termolabil (Mukhriani, 2014).
Dapus : Mukhriani, Y. 2014. Ekstraksi, pemisahan senyawa identifikasi
senyawa aktif. Jurnal Kesehatan. 7(2):361-367.
2. Kelompok 2
a. Nama : Yoan Marcelia Putri 20013093
Pertanyaan : Bisa dijelaskan komponen apa saja kah yang penting dari
kromatografi filtrasi gel,
Nama : Santia Wati Yusuf (20013078)
Jawaban : Komponen dalam kromatografi filtrasi gel meliputi Agarose,
sepharose, Bio-Gel, dan Dextran polyacrilamide (Sepharyl)
(Lehninger, 1982)
Dapus : Lehninger, A.L., 1982, Dasar-Dasar Biokimia,Jilid 1, 248-
249, Penerbit Erlangga, Jakarta.
b. Nama : Mappidanris (20013059)
Pertanyaan : Apa yg mempengaruhi sehingga fraksi FI memiliki berat
molekut yg lbh besar dri pd fraksi FII

Nama : Patricia Novieta Imanuela (20013096)


Jawaban : Fraksi fukoidan aktif dari T. conoides adalah yang memiliki
berat molekul >70 kDa. Berat molekul komponen fukoidan dari
rumput laut ini lebih besar daripada komponen dari rumput laut
S. polycystum, dengan kadar sulfat rata-rata yang juga lebih
tinggi. Hal ini membuktikan ekstrak fukoidan yang diperoleh
dari kedua rumput laut yang berbeda spesiesnya dalam
penelitian ini memberikan gambaran komponen fukoidan aktif
yang berbeda strukturnya karena berbeda berat molekul, serta
rata-rata kadar sulfat dan intensitas spektra gugus sulfat.
Dapus :-
3. Kelompok 3
a. Nama : Alfini Yohana Liling dengan (20013060)
Pertanyaan : Bagaimana cara menentukan fase diam dan fase gerak pada
kromatografi filtrasi gel?
Nama : Nursyam Hidayah Rahma Ismail (200130084)
Jawaban : Fase diam pada kromatografi ini dibuat dengan ukuran pori
tertentu dan seragam. Senyawa-senyawa yang mempunyai
ukuran lebih kecil atau mirip dengan pori pada permukaan fase
diam akan diretensi. Dengan demikian, molekul-molekul yang
lebih besar dielusi terlebih dahulu dan molekul-molekul yang
lebih kecil dielusi kemudian. Fase gerak yang digunakan berupa
suatu pelarut yang hanya berfungsi untuk melarutkan analit
(senyawa yang diinginkan). Jadi, dalam kromatografi jenis ini
tidak terjadi interaksi antara fasa gerak dengan fasa diam dan
senyawa-senyawa dalam campuran. Fasa gerak hanya berfungsi
sebagai pembawa (carrier) (Leba,2017)
Fase diam yang digunakan dapat berupa silica atau polimer
yang berpori (porus), sehingga solut dapat melewati porus
tersebut (lewat diantara partikel), atau berdifusi melalui fase
diam. Fase gerak pada kromatografi ini tidak berpengaruh,
sehingga pelarut yang berlainan yang mempunyai daya
mensolvasi yang sama menghasilkan hasil yang sama. Sedikit
banyak fase gerak pada kromatografi filtrasi gel serupa dengan
gas pada kromatografi gas dalam hal fungsinya yang hanya
sebagai medium netral yang memungkinkan molekul solut
memasuki fase diam. Fasa gerak dipilih untuk meminimalisir
interaksi solut dengan permukaan penyangga, memiliki
kemurnian yang tinggi, tidak bereaksi dengan fase diam,
tercampurkan dengan komponen sistem, pelarutnya baik untuk
cuplikan,dapat membasahi permukaan kemasan dan
viskositasnya rendah (Edward, 1991)
Dapus : Edward L. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Jakarta : Penerbit
ITB.
Leba,Maria Aloisia Uron. 2017. Buku Ajar Ekstraksi dan Real
Kromatografi. Yogyakarta : CV.Budi Utama.
b. Nama : Syaloom Virginia (20013088)
Pertanyaan : Kenapa protein yg lebih besar lebih dulu keluar dari protein yg
lebih kecil ?
Nama : Gilda Tasya Sarunan (20013056)
Jawaban : Karena komatografi filtrasi gel merupakan teknik pemisahan
protein berdasarkan pada ukuran molekul. Matrik filtrasi gel
merupakan gel yang berpori yang dikemas dalam kolom . Pori-
pori matrik dapat menampung molekul yang berukuran kecil
dan memisahkannya dari molekul yang mempunyai berat
molekul tinggi, sehingga teknik ini dapat pula digunakan untuk
estimasi berat molekul. Sehingga protein yang berukuran besar
akan keluar terlebih dahulu dari pada protein yang berukuran
lebih kecil (Scopes, 1987).
Dapus : Scopes RK.1987. Protein Purification Principles and Practice.
Edisi ke-2. New York: SpringerVerlag.
4. Kelompok 4
a. Nama : Nur Adilla (20013055)
Pertanyaan : Pada proses ekstraksi digunakan pelarut air dan asam, yang
ingin saya tanyakan alasan digunakan/pemilihan pelarut air dan
asam tersebut?
Nama : Chintia mangiri (1701199)
Jawaban : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi fukoidan dari
S.polycystum (ekstrak asam) dan T.Conoides (ekstrak air)
memiliki profesi sebagai antidiabetes berdasarkan
kemampuannya dalam menghambat aktifitas a-amilase dan a-
glukosidase
Dapus :-
5. Kelompok 6
a. Nama : Asrianti Wulandari T. (20013089 )
Pertanyaan : Apa yang mempengaruhi sehingga hasil fraksi pada ekstrak
fukoidan itu menunjukkan kandungan total padatan, kadar
karbohidrat dan kadar totalnya itu bisa berbeda-beda pada
fraksinya?
Nama : Nursyam Hidayah Rahma Ismail (20013084)
Jawaban : Perbedaan jenis, lokasi tumbuh dan umur panen dari rumput
laut dapat mempengaruhi komposisi kimia rumput
laut/fukoidan (Tapotubun, 2018).
Dapus : Tapotubun AM. 2018. Komposisi kimia rumput laut Caulerpa
lentillifera dari Perairan Kei Maluku dengan metode
pengeringan berbeda. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia. 21(1): 13-23.
b. Nama : Andi Sunarti Nur Pratiwi (20013079)
Pertanyaan : Apa yang mempengaruhi sehingga hasil fraksi pada ekstrak
fukoidan itu menunjukkan kandungan total padatan, kadar
karbohidrat dan kadar totalnya itu bisa berbeda-beda pada
fraksinya?
Nama : Irnawati (20013070)
Jawaban : Sephadex merupakan matriks atau gel dekstran yang biasa
digunakan untuk pemisahan kromatografi filtrasi gel. Sephadex
yang digunakan yaitu sephadex G-100, yang memiliki kisaran
pemisahan sebesar 4000-150000 Dalton, sehingga sephadex G-
100 dapat memisahkan enzim lipase yaitu memiliki berat
molekul sebesar 40000-50000 Dalton (Bouvier & Koza, 2014).
Dapus : Bouvier, E. S. P., & Koza, S. M. (2014). Trends in analytical
chemistry advances in size-exclusion separations of proteins
and polymers by UHPLC. Trends in Analytical Chemistry, 63,
85–94.
c. Nama : Carmicheal Ayuma Datu nim (20013091)
Pertanyaan : Apa yang mempengaruhi sehingga hasil fraksi pada ekstrak
fukoidan itu menunjukkan kandungan total padatan, kadar
karbohidrat dan kadar totalnya itu bisa berbeda-beda pada
fraksinya?
Nama : Hestiani Pangloli (20013062)
Jawaban : Karena ekstraksi asam diduga menyebabkan terjadinya
hidrolisis dibandingkan dengan ekstrak air sehingga
menghasilkan fukoidan dengan berat molekul rendah.
Dapus : Sinurat E, Maulida NN. 2018. Pengaruh hidrolisis fukoidan
terhadap aktivitasnya sebagai antioksidan. Jurnal Pascapanen
dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 13(2): 123-130.

Anda mungkin juga menyukai