Anda di halaman 1dari 26

MATERI I

ELASTISITAS

Elastisitas (ekonomi)

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa
besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Rumus Elastisitas Ekonomi

Ed = delta Q / delta P dikali dengan P/Q

Penggunaan

Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan
terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan
harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan
sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat
berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh,
anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa
menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini
jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang
kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen
harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu
keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar
konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dan seterusnya.
BAB 2

TEORI PRODUKSI

1.Teori Produksi dan Faktor Produksi

    
1.     Teori Produksi
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah
faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya
untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan. Dalam teori produksi,
produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi di
ukur sebagai “tingkat hasil produksi (output) perperiode waktu” karena merupakan konsep
aliran.
Ada 3 aspek proses produksi antara lain :

a)      Kuantitas barang atau jasa di hasilkan.


b)      Bentuk barang atau jasa di ciptakan, dan
c)      Distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di hasilkan.
Proses produksi dapat di definisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan
antara pola permintaan barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi
barang atau jasa tersedia bagi pasar.

2.  Fungsi Produksi


Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan
antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di
hasilkan. faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu
juga disebut sebagai output.

Fungsi produksi secara matematis sebagai berikut : Q = F (K,L,R,T)

Q = Jumlah output (hasil)

K = Kapital (Modal)
L = Labour (Tenaga Kerja)

R = Raw Material (Kekayaan)

T = Teknologi

3.   Faktor Teori Produksi


Dalam teori ini input atau sumber daya yang di gunakan dalam proses produksi disebut
faktor-faktor produksi sebagai berikut :
a)      Manusia (Tenaga Kerja)
b)      Modal
c)      Sumber Daya Alam (Tanah)
d)     Skill (Teknologi)
4.  Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor
produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak
mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah
tenaga kerja

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa :

“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan
semakinberkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti
ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai
tingkat yang maksimum dan kemudian menurun”.

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa tenaga kerja yang digunakan
dapat dibedakan dalam 3 tahap :

·     Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.


· Tahap kedua : produksi total pertambahannya.
· Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.
TABEL 1.1 Hubungan jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi

Tanah TenagaKerja TP MP AP Tahap

(Hektar) (orang) (unit)

1 1 150 150 150 Pertama

1 2 400 250 200

1 3 810 410 270

1 4 1080 270 270 Kedua

1 5 1290 210 258

1 6 1440 150 240

1 7 1505 65 215

1 8 1520 15 180

1 9 1440 -80 160 Ketiga

1 10 1300 -140 130

Dalam tabel 1.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang
pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya
berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan
dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah
dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai
tahap pertama yang setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang
lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan itu
dinamakan produksi marjinal pekerja yang semakin bertambah. Data dalam kolom (4) yaitu
data produksi marjinal.Pada tahap pertama,apabila tenaga kerja di tambah dari 3 menjadi 4,
kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6, dan seterusnya, produksi total tetap
bertambah, tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Tahap kedua,
yaitu keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Pada Tahap ketiga,
pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total, yaitu produksi total
berkurang. pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih
mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja
ditambah dari 8 menjadi 9 pekerja, produksi total menurun. produksi total berkurang lebih
lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.  
Produksi Total, Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal

Produksi marjinal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga
kerja yang digunakan.

4.1 Teori produksi dengan dua faktor berubah

Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya adalah tenaga kerja dan modal.

KURVA PRODUKSI SAMA (ISOQUANT)

Tabel 1.2 Gabungan tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan 1000 unit produksi

Gabungan Tenaga kerja Modal

(Unit) (Unit)

A 1 6

B 2 3

C 3 2
D 6 1

Keterangan:

Gabungan A menunjukan bahwa satu unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat
menghasilkan produksi yang di inginkan tersebut. Gabungan B menunjukkan bahwa yang
diperlukan adalah 2 unit tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukan yang di
perlukan adalah 3 unit tenaga kerja dan 2 unit modal. Akhirnya gabungan D menunjukan
bahwa yang di perlukan adalah 6 unit tenaga kerja dan 1 unit modal.

Kurva IQ dalam gambar di atas dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja dan modal
yang terdapat dalam tabel diatas. Kurva tersebut dinamakan kurva produksi sama(isoquant).
Ia menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat
produksi tertentu. Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi tersebut adalah 1000 unit. Di
samping itu di dapati kurva IQ1, IQ2, IQ3yang terletak diatas kurva IQ. Ketiga-tiga kurva lain
tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut sebanyak
2000 unit, 3000 unit dan 4000 unit (semakin jauh dari titik nol letaknya kurva, semakin tinggi
tingkat produksi yang ditunjukan). Masing-masing kurva tersebut menunjukan gabungan-
gabungan tenaga kerja dan modal yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi yang
ditunjukkannya.

KESIMPULAN

Teori Produksi terbagi menjadi dua yaitu, Teori Produksi Jangka Pendek dan Teori Produksi
Jangka Panjang. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat
produksi suatu komoditas dengan satu faktor froduksi yang variabel. Konsep Produksi Jangka
Pendek faktor-faktor produksi terbagi menjadi dua yaitu, fixed input dan variable input.
Dalam hubungan tersebut trdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak akan berubah.
Untuk meningkatkan jumlah produksi, dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat
menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap
seperti mesin, bangunan, tanah peralatan produksi dll. Sedangkan faktor produksi yang dapat
mengalami perubahan misalkan tenaga kerja. Dengan hubungan produksi seperti ini dapat
diketahui hubungan antara Total Product (Q),Marginal Product (MP) dan Average
Product (AP). Hubungan antara Marginal Product dengan Average Product adalah jika
marginal product lebih besar dari average product maka average product akan naik.
Sebaliknya jika marginal product turun maka average product akan turun. Karena itu garis
marginal product akan memotong average product pada titik average product maksimum.
Dan akan menunjukan daerah-daerah produksi yang akan menentukan daerah yang paling
produktif.

Dalam teori produksi jangka pendek, elastisitas produksi juga dapat digunakan untuk
menunjukan daerah yang rasional, yaitu  menunjukan ratio perubahan relative output yang
dihasilkan terhadap perubahan relative jumlah input yang digunakan tanpa perlu melihat
kurva.

5. Produksi Optimal dan Least Cost Combination

Optimalisasi produksi adalah suatu cara meningkatkan nilai dari suatu produksi dengan
pengarus variabel. Cara mengoptimalkan produksi bisa dengan meningkatkan kualitas
produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dan lain-lain. Konsep
efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga.
Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari
konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat
menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut
konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi.

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan.

a. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi
optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi.
Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap
biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1.      Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yglebih besar dari tingkat
permintaan.
2.      Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan.

3.      Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan
selama pemenuhan.

Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan
dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai
kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar
agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan
untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk
memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk
optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada
prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:

a.      Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi
yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).

b.      Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut
biaya penyimpanan (holding cost).

ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi
berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan
digunakan. Biaya ini terdiri dari :

(1) biaya mesin-mesin menganggur

(2) biaya persiapan tenaga kerja langsung

(3) biaya scheduling

(4) biaya ekspedisi dan sebagainya.

Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan
kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata
persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :

A.      Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin).


B.      Biaya modal (opportunity cost of capital)

C.      Biaya keusangan

D.     Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan

E.      Biaya asuransi persediaan

F.       .Biaya pajak persediaan

G.     Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan

H.     Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.

Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya
persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan
berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk
persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan
semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.

Least Cost Combination

Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan
biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. ISoquant atau
Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan
kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu.

Kesimpulan

Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar
dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau
oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan
dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
BAB III

BENTUK-BENTUK PASAR

Bentuk-bentuk Pasar : Pasar Persaingan Sempurna dan Tidak Sempurna

Dalam dunia ekonomi pasti kita mengenal yang namanya pasar. Pasti kita sering
menemuinya, kita sering mengunjunginya, dan masih banyak lainnya. Biasanya pagi-pagi
kita pergi ke pasar untuk membeli keperluan seharai-hari, bisa dibilang semua yang kita
inginkan ada di dalamnya. Banyak istilah yang diberikan oleh orang kepada pasar, ada pasar
pagi, pasar malam, pasar senggol, pasar apung, dan lain sebagaianya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pasar memang  merupakan aspek penting yang ada di
perekonomian. Karena pasar menjadi pusat berjalannya semua kegiatan ekonomi. Dalam arti
sempit pasar bisa diartikan sebagai tempat dimana para penjual dan pembeli melakukan
transaksi terhadap suatu produk baik barang atau jasa. Sedangkan dalam arti luas, pasar
didefinisikan sebagai tempat dimana bertemunya suatu penawaran dan permintaan yang akan
mengakibatkan terjadinya sebuah kesepakatan. Berdasarkan wujudnya pasar dibedakan
menjadi dua yaitu :

1. Pasar konkret

Pasar konkret sering disebut dengan pasar yang memiliki wujud fisik. Artinya bahwa pasar
konkret itu memperlihatkan suatu kenyataan dimana para penjual dan pembeli bertemu secara
langsung dan bertatap muka, produknya baik barang maupun jasa sudah bisa dilihat dan
dirasakan secara langsung. Contohnya : pasar swalayan dan pasar tradisional.

2. Pasar abstrak

Pasar abstrak kebalikan dari pasar konkret, pasar abstrak adalah pasar yang tidak nyata atau
yang tidak memiliki wujud fisik. Artinya dalam pasar tidak terjadi transaksi secara langsung
dengan tatap muka, tapi transaksi terjadi melalui telpon, internet atau yang lainnya.
Contohnya : online shop, bursa efek.

Selanjutnya kita akan membahas bentuk-bentuk pasar. Pada dasarnya bentuk pasar terbagi
menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.

Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang memiliki sebuah mobilitas yang sempurna dari
sumber daya yang ada serta dilengkapi oleh pengetahuan yang baik dari penjual dan pembeli,
sehingga hasil dari interaksi tersebut yang berupa harga pasar benar-benar rill dari interaksi
antara keduanya. Selain itu pasar persaingan sempurna bisa didefinisikan sebagai pasar yang
dimana penjual dan pembeli tidak ada yang bisa mempengaruhi harga, sehingga harga yang
terbentuk benar-benar hasil dari interaksi antara keduanya. Pasar persaingan bebeas memiliki
beberapa ciri, yaitu :

 Pembeli dan penjual dalam jumlah yang sangat banyak


 Produk baik barang dan jasa yang diperjual belikan bersifat sejenis (homogen)
 Untuk penjual dan pembeli memiliki kebebasan untuk keluar dan masuk dalam pasar.
 Tidak pernah ditemui hambatan pada mobilitas sumber ekonomi dari satu usha
dengan usaha yang lain.
 Garis lurus horizontal dalam kurva permintaan menunjukkan permintaan seorang
produsen, artinya harga yang ada cenderung stabil meskipun jumlah produk yang
terjual mengalami sebuah perubahan.
 Penjual dan pembeli masing-masing mengetahui dan memehami tentang harga dan
keadaan pasar secara keseluruhan dan sempurna.
 Penjual dan pembeli bebas mengadakan perjanjian ataupun transaksi tanpa harus ada
campur tangan pemerintah.
 Penetapan harga tidak dipengaruhi oleh pemerintah baik secara langsung maupun tak
langsung.
 Penjual dan pembeli hanya bertindak sebagai pengikut atau pengambil harga (price
taker).

Itulah ciri-ciri yang dimiliki oleh pasar persaingan sempurna, dari ciri tersebut kita bisa
mencari contoh pasar yang termasuk ke dalam pasar persaingan sempurna, yaitu

 Pasar modal dan pasar uang


 Bursa efek

Kelebihan pasar persaingan sempurna :

 Harga suatu produk yang dihasilkan bersifat logis.


 Persaingan antar produsen terjadi secara sehat, karena produk yang diperjual belikan
bersifat homogen.
 Pembeli atau konsumen memahami dan mengetahui betul tentang keadaan pasar
sehingga kerugian atau kekecewaan kemunngkinan kecil bisa terjadi.
 Konsumen atau pembeli memiliki keleluasaan untuk keluar masuk pasar secara bebas.
 Kestabilan harga pasar terjaga karena keadaan pasar bisa diketahui sebelumnya.
 Dengan ongkos yang rendah bisa memproduksi suatu produk dengan mudah.
 Mudah dalam memilih dan menentukan produk baik barang atau jasa yang akan
diperjual belikan.

Kelemahan pasar persaingan sempurna :

 Pilhan terhadap produk baik barang atau jasa sangat kurang karena produknya bersifat
homogen.
 Inovasi dari produsen sangat kurang karena produk yang dijual sama.
 Hanya terjadi dalam keadaan atau kondisi perekonomian yang ideal.
 Hanya terdapat satu atau dua industri yang mengalami persain gan sempurna namun
sektor lainnya belum tentu.
 Tidak ada produk pengganti atau substitusi karena produk yang ada bersifat homogen.
 Terdapat faktor eksternal yang tidak disadari akan menganggu kesejahteraan seorang
konsumen.

Itulah beberapa ulasan tentang pasar persaingan sempurna yang pada intinya penjual dan
pembeli tidak bisa menetapkan atau mempengaruhi harga. Selanjutnya kita akan membahas
tentang bentuk pasar yang ke dua yakni pasar persaingan tidak sempurna.
Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna merupakan kebalikan dari pasar persaingan sempurna. Jika
pasar sempurna di dalamnya penjual dan pembeli tidak bisa menentukan atau menetapkan
harga, dalam pasar persaingan tidak sempurna penjual dan pembeli yang ada di dalamnya
bisa mempengaruhi harga pasar. Pasar persaingan tidak sempurna memiliki beberapa ciri-ciri,
diantaranya :

 Jumlah penjual sedikit, hanya satu penjual


 Jumlah pembeli banyak
 Adanya gangguan atau hambatan untuk masuk ke dalam pasar tersebut.
 Produk yang diperjualbelikan bersifat homogen dan tidak memiliki produk pengganti
atau substitusi.
 Penjual dengan leluasa memainkan harga dan pembeli hanya menuruti dan
mengikutinya saja.

Pasar persaingan tidak sempurna dapat dibagi menjadi beberapa bentuk pasar, diantaranya :
pasar monopolistik, pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar monopsoni dan pasar oligopsoni.

1. Pasar monopolistik

Pasar monopolistik adalah suatu bentuk pasar yang mendekati pasar persaingan sempurna
dan pasar monopoli, dimana banyak terdapat penjual atau produsen dengan menjual suatu
produk yang sama namun ada beberapa perbedaan dari beberapa aspek. Pasar monopolistik
memiliki beberapa ciri, diantaranya :

 Ada banyak penjual atau produsen di dalamnya


 Terdapat diferensiasi produk
 Keberadaan produsen dapat mempengaruhi harga pasar
 Produsen bisa keluar masuk pasar secara bebas
 Aktivitas promosi diperlukan dalam penjualan
 Produk yang diperjualbelikan bersifat heterogen
 Terdapat persaingan ketat antar produsen atau penjual

Mengacu pada ciri-ciri tersebut, pasar monopolistik memiliki keunbggulan dan kekurangan,
yaitu :

Kelebihan pasar monopolistik :

 Konsumen merasakan kesejahteraan dalam pemenuhan kebutuhan karena semua yang


dibutuhkan ada dan macamnya banyak, sehingga bebeas memilih apa yang mereka
butuhkan.
 Inovasi dari produsen dalam penghasilan produk terasah karena adanya keleluasaan
keluar masuk pasar.
 Produsen akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
 Konsumen cenderung selektif dan loyal terhadap suatu produk yang disebabkan
karena adanya diferensiasi produk.

Kekurangan pasar monopolistik :


 Tingkat persaingan dalam pasar monopolistik bisa dibilang tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun pelayanan yang diberikan. Sehingga produsen berlomba-
lomba untuk menjadi yang terbaik, dan yang tidak memiliki keahliaan khusus atau
tidak memiliki modal serta pengalaman yang cukup, maka tidak akan bertahan lama.
 Modal yang harus dimiliki cenderung banyak bila ingin masuk ke dalam pasar ini.
 Persaingan yang tidak sehat mudah muncul karena semua produsen bersaing meraih
untung yang banyak.
 Memerlukan biaya produksi yang tinggi dan berimbas pada kenaikan harga.

Contoh dari pasar monopolistik diantaranya, pasar handphone, pasar motor, pasar komputer
dan lain sebagainya.

2. Pasar monopoli

Pasar monopoli merupakan suatu bentuk pasar dimana pasar tersebut dikuasai oleh satu pihak
yang memiliki kuasa lebih. Pasar monopoli memiliki beberapa ciri, diantaranya :

 Di dalamnya hanya terdapat satu penjual namun pembelinya berlimpah.


 Tidak terdapat seorang pihak yaitu produsen lain yang bisa memproduksi produk
substitusi.
 Pembeli atau konsumen hanya memiliki satu pilihan tidak ada pilihan lainnya.
 Penentu harga adalah produsen

Mengacu pada ciri-ciri tersebut dalam pasar monopoli memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya :

Kelebihan pasar monopoli :

 Keuntungan yang diperoleh produsen banyak


 Inovasi dari produsen selalu muncul karena ingin menjaga kekuasaannya dalam pasar
monopoli.
 Terdapat banyak industri-industri yang berkembang pesat

Kelemahan pasar monopoli :

 Keadilan kurang diperhatikan, hanya satu pihak yang diuntungkan.


 Sering terjadi pemborosan karena semua pihak ingin menguasai pasar.
 Konsumen sering dirugikan karena mau tidak mau mereka harus mau membeli
produk dengan harga yang tinggi.

Selain itu ada beberapa jenis pasar monopoli yang didasarkan pada penyebab terjadinya pasar
tersebut, yaitu :

 Pasar monopoli alamiah


 Pasar monopoli masyarakat
 Pasar monopoli undang-undang, yang meliputi hak cipta (copyright), hak paten,
monopoli negara dan hak merk. (Baca juga : pengertian dan perbedaan antara
tm,c,r,sm )
 Monopoli dikarenakan kemampuan efisiensi yang dimilikinya.
 Monopoli yang disebabkan oleh bahan baku yang dikuasainya.
 Monopoli yang dikarenakan teknologi yang dikuasai dan tenaga ahli yang dmiliki.

Salah satu contoh dari pasar monopoli adalah pasar monopoli listrik, pasar monopoli bahan
bakar dan lain sebagainya.

3. Pasar oligopoli

Pasar oligopoli merupakan salah satu bentuk pasar yang dimana dikuasai oleh beberapa
penjual atau konsumen saja. Pada dasarnya pasar oligopoli memiliki dua jenis yakni oligopoli
murni dan oligopoli diferensial. Pasar oligopoli memiliki beberapa ciri, diantaranya :

 Terdapat beberapa penjual saja dengan produsen yang cukup banyak


 Produk berupa barang atau jasa memiliki sifat homogen dengan beberapa sentuhan
inovasi di beberapa titik.
 Produsen baru bisa masuk pasar meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang harus
mereka hadapi.
 Penjual menjadi pihak yang mengendalikan harga.
 Terdapat ketergantungan serta persaingan yang ketat diantara produsen.

Sesuai dengan ciri-ciri yang dimilikinya, pasar oligopoli memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya :

Kelebihan pasar oligopoli :

 Industri atau badan usaha yang ada didalamnya bisa mengembangkan sesuatu yang
dimilikinya dengan perpaduan kemajuan iptek sehingga akanm memghasilkan sesuatu
yang baru.
 Penjual diberikan keleluasaan untuk menentukan harga.
 Berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru dengan tujuan bisa meminimalisasikan
pemborosan (hemat).
 Dana untuk pengembangan dan peleitian mudah ditemukan di dalamnya.

Kelemahan pasar oligopoli :

 Kentungan berlebih menjadi fokus utama, dan harusnya bukan itu tujuannya namun
harus diarahkan untuk pengmbangan dan pemberdayaan.
 Tingkat keefisiensi dari produknya rendah karena mereka lebih memilih untuk
sendiri-sendiri.
 Kemungkinana besar akan terjadi eksploitasi pada konsumen dan buruh.
 Sering terjadi kekacauan karena adanya perang harga antar produsen.
 Akan mengakibatkan kondisi inflasi, dimana orang-orang akan turun setelah ini.
 Salah satu contoh dari pasar oligopoli adalah pasar semen, pasar mobil, pasar conter
daln masih banyak lainnya.

4. Pasar monopsoni

Sesuai dengan namanya yaitu monopsoni, dimana dalam pasar ini terdapat banyak penjual
namun pembelinya hanya tunggal. Pasar ini dikuasai oleh satu pembeli atau konsumen. Pasar
monopsoni memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
 Harga pasar ditentukan oleh pembeli
 Hanya ada satu pembeli
 Barang yang dijual adalah bahan mentah.

Sama seperti pasar yang lain yaitu memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
diantaranya :

Kelebihan pasar monopsoni :

 Kualitas dari produk terjamin keamanan dan kesehatannya.


 Menekan biaya produksi yang cukup tinggi.

Kelemahan pasar monopsoni :

 Pembeli sering memberikan tekanan bagi para pekerja.


 Produk yang tidak sesuai dengan konsumen mungkin akan di buang atau didiamkan

5. Pasar oligopsoni

Hampir sama dengan pantai batu-batu pasar oligopsoni adalah tempat dimana terdapat
beberapa pembeli. Pasar oligopsoni memiliki beberapa ciri diantaranya :

 Terdapat beberapa pembeli


 Harga pasar yang terbentuk cenderung stabil
 Barang yang diperjualbelikan adalah bahan setengah jadi.

Dari ciri-ciri tersebut kita bisa merumuskan tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
oleh pasar oligopsoni.

Kelebihan pasar oligopsoni :

 Penjual lebih diuntungkan daripada pembeli karena satu penjual bisa berpindah dari
pembeli satu ke yang lainnya.
 Penjual memiliki perlindungan dari tekanan pembeli.

Kekurangan pasar oligopsoni :

 Kualitas dari produknya kurang bagus atau tidak terjaga.


 Tidak ada identitas pasti yang dimilikinya.

Itulah beberapa informasi tentang bentuk-bentuk pasar yang ada. Pada dasrnya pasar itu
terbagi menjadi dua yaitu pasar dengan persaingan sempurna dan pasar dengan persaingan
tidak sempurna. Namun keduanya juga memiliki peran sendiri-sendiri dalam dunia
perekonomian.
BAB IV

TEORI SUPPLY & DEMAND

Teori Permintaan dan Penawaran (Demand and Supply Theory)


Postingan ini membahas salah satu mata kuliah ekonomi, khususnya dalam Ekonomi
Mikro yang mempelajari tentang Teori Permintaan (Demand Theory) dan Teori Penawaran
(Supply Theory). Seseorang yang menguasai materi ini akan dapat berfikir dengan sudut
pandang ekonomi (pasar) dalam menyikapi suatu peristiwa ekonomi. Dimana kegiatan
ekonomi terjadi sesuai dengan mekanisme pasar.

TEORI PERMINTAAN (DEMAND THEORY)

Untuk mempelajari teori permintaan (Demand) ada tiga pendekatan, yaitu:

1. Pengertian Demand: dalam bentuk definisi.

2. Demand Schedule: dalam bentuk tabel.

3. Demand Curve: dalam bentuk grafik.

A. Pengertian Demand

Demand adalah kesediaan (preference) pembeli untuk membeli sejumlah barang tertentu
pada suatu tingkat harga tertentu.

Kondisi permintaan konsumen dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

 Keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa (willingness to consume)


 Kemampuan untuk mewujudkan keinginan mengkonsumsi tersebut (ability to
consume)

Ada dua pengertian permintaan menurut subjeknya:


a. Permintaan Individual

Permintaan individu adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh seorang konsumen
pada tinglat harga tertentu (Qdx). contoh: Harga barang X yang berlaku di pasar adalah Rp
1000. Permintaan untuk barang adalah A=1, B=4, C=3, D=9, E= 8, F=15

b. Permintaan kolektif

Permintaan kolektif adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh pasar (seluruh
konsumen) pada tingkat harga tertentu (QDx). contoh: A+B+C+D+E+F= 40
Dari contoh permintaan kolektif diatas dapat diketahui:

Px (harga barang) = 1000 → QDx = 40

Dan diasumsikan harga turun menjadi Rp 500, sehingga permintaan naik.

Px = 500 → QDx = 60

Sesungguhnya banyak faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan, namun diasumsikan


hanya harga (Px) yang di perhatikan mengingat memang harga yang paling mempengaruhi
permintaan dan penawaran. Sehingga diasumsikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
permintaan diabaikan, itulah yang disebut dengan Ceteris Paribus. Dari pengertian diatas
dapat diketahui hukum permintaan. Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga
semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan jika harga naik
maka permintaan atau pembeli akan semakin sedikit/berkurang.

B. Demand Schedule

Demand Schedule adalah suatu daftar (tabel) yang menunjukan hubungan antara berbagai
jumlah barang x yang diminta pada berbagai tingkat harga x yang berlaku. Berdasarkan
contoh sebelumnya sudah diketahui Demand Schedule sebagai berikut:

Dari daftar tersebut dapat dibuat fungsi demand:

QDx = f(Px)
QDx = aPx + b

40 = a 1000 + b
60 = a 500 + b
-20 = a 500 +b (subtitusi)

maka

a = -20/500 = -1/25

b = 80 (a dimasukan kembali kedalam formula)

Sehingga ditemukan fungsi permintaan: QDx=80-1/25Px


C. Kurva Permintaan (Demand Curve)

Dari Demand Schedule yang sudah dibahas sebelumnya, dapat digambarkan bentuk kurva
yang disebut Demand curve.

Demand Curve adalah alat yang digunakan berupa grafik yang menggambarkan tempat
kedudukan titik yang menghubungkan berbagai jumlah barang yang diminta pada berbagai
tingkat harga. Bentuk demand curve adalah negative slope/slope downward atau menurun
dari kiri atas ke kanan bawah. hal tersebut dapat dibuktikan dengan rasio penambahan harga
dan jumlah barang yang diminta.

ΔPx
ΔQ
x
  = negatif

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Penentu) Permintaan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:


1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut (harga barang
pengganti atau pelengkap/ komplementer) (Py)
3. Pendapatan masyarakat (M)
4. Distribusi pendapatan masyarakat (Mb)
5. Selera masyarakat (T)
6. Jumlah penduduk (Po)
7. Ramalan dimasa yang akan datang (expectation) (E)

1. Pengaruh Faktor Harga (Px) terhadap Permintaan (ceteris paribus)

Sesuai dengan yang disinggung sebelumnya bahwa ada yang disebut dengan Ceteris Paribus
yang artinya jika dianggap yang mempengaruhi permintaan hanyalah faktor harga maka
faktor lain diluar harga dianggap konstan (tidak berubah) → diabaikan.

Maka fungsinya :

QDx = f(Px) → ceteris paribus

Akibat perubahan faktor harga maka pengaruhnya terhadap permintaan (D) hanya terjadi
dalam satu garis kurva permintaan.

Ada dua kemungkinan yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta:

a. Kenaikan Kuantitas Permintaan

 Kesediaan pembeli bertambah untuk membeli barang lebih banyak.


 Turut sertanya pembeli-pembeli baru.

b. Penurunan Kuantitas Permintaan

 Kesediaan pembeli berkurang untuk membeli barang.


 Keluarnya pembeli-pembeli yang tidak mampu.

2. Pengaruh Faktor Diluar Harga Terhadap Permintaan

Jika yang mempengaruhi permintaan adalah faktor-faktor lain diluar harga, maka faktor harga
dianggap konstan (tidak berubah).

Maka fungsinya menjadi:

QDx = f (Py, M, Md, T, Po, E)


QDx = f (diluar harga barang x)
Misalkan: pendapatan atau selera konsumen berubah (meningkat / menurun) maka
permintaan akan berubah (meningkat / menurun) → terjadi pergeseran kurva secara
keseluruhan.

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi akibat perubahan diluar harga terhadap permintaan,
antara lain:

1. Peningkatan Permintaan

 Dengan permintaan yang tetap permintaan meningkat.


 Meningkatnya permintaan mengakibatkan tingkat harga naik.

2. Penurunan Permintaan

 Dengan harga yang tetap (sama) permintaan menurun.


 Menurunnya permintaan mengakibatkan tingkat harga turun.

TEORI PENAWARAN (SUPPLY THEORY)

Untuk mempelajari teori penawaran digunakan tiga pendekatan:


1. Arti Supply: dalam bentuk definisi
2. Supply Schedule : dalam bentuk tabel
3. Supply Curve : dalam bentuk grafik

A. Definisi Supply

Supply adalah kesediaan (preferensi) penjual mengenai jumlah suatu barang yang akan dijual
pada suatu tingkat harga tertentu. Yang mempelajari mengnai hubungan jumlah suatu barang
yang ditawarkan dengan tingkat harga.

Fungsi Penawaran:
QSx = f (Px)  → ceteris paribus

Tidak seperti dalam permintaan, hubungan penawaran searah yang artinya berhubungan
positif.  → Slope Positive. Maka muncul hukum penawaran sebagai berikut:

Jika harga (Px) naik maka Penawaran (QSx) juga naik.

Jika harga (Px) turun maka Penawaran (QSx) juga turun.

Pengertian Penawaran / Supply dibagi dua:

1. Penawaran Individual → penawaran perorangan (firm) (QSx = f (Px))

2. Penawaran Kolektif/ Penawaran Pasar (Market Supply) → merupakan jumlah individual


firm yang menawarkan barang yang sama → disebut industri (pasar).

Market Supply → QS = QS1+QS2+QS3+...+QSn

B. Supply Schedule

Fungsi Penawaran bisa dinyaakan dalam bentuk tabel Supply Schedule berikiu ini:

Supply Schedule adalah daftar yang menunjukan hubungan antara berbagai jumlah barang
yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga.

Fungsi dari penawaran dapat ditunjukan dari supply schedule:

QSx = aPx + b

50 = a1000 + b

100 = a1500 + b -

-50 = -500a

a = 0,1

b= -50

Dari rumus itu dapat diketahui fungsi penawaran:

QSx = -50 + 0,1 Px


C. Supply Curve

Dari Supply Schedule atau Supply Function sebelumnya dapat digambarkan dalam bentuk
kurva yang disebut kurva penawaran.

Supply Curve adalah tempat kedudukan titik-titik kemungkinan yang menghubungkan antara
berbagai jumlah suatu barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Bentuk kurva
penawaran adalah belereng positif (positive slope) atau naik dari kiri bawah ke kanan atas. Ini
dapat dibuktikan dari rasio penambahan harga denga penambahann jumlah barang yang
ditawarkan adalah positif → 

ΔPx
ΔQ
x
  = positif

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran antara lain:


1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan (saingan) dengan barang itu sendiri (barang
pengganti) (Py)
3. Sumber-sumber ekonomi (R)
4. Teknologi (T)
5. Ongkos Produksi (C)
6. dan faktor-faktor lainnya
QSx - f(Px, Py, R, C, ...)

1. Pengaruh harga barang itu sendiri terhadap penawaran

Jika yang diperhatikan hanya harga barang itu sendiri maka faktor lain dianggap konstan
(tetap) → ceteris Paribus

QSx = f (Px) →  ceteris paribus

Kemungkinan yang akan terjadi dari adanya perubahan harga barang itu sendiri terhadap
perubahan jumlah barang yang ditawarkan:

1. Peningkatan jumlah kuantitas barang:

 Naiknya tingkat harga, maka kesediaan produsen untuk menjual bertambah.


 Turut sertanya penjual baru di pasar.

2. Penurunan jumlah kuantitas barang:

 Turunnya tingkat harga maka kedediaan produsen untuk menjual berkurang.


 Penjual yang stuktur biaya produksinya lebih besar dari pasar akan keluar dari pasar.

2. Pengaruh faktor diluar harga barang itu sendiri terhadap penawaran

Jika yang dianalisis perubahan diluar harga barang itu sendiri maka faktor harga dianggap
konstan (tetap).

QSx = f (Py, R, Tc , C, ...)


Berarti akibat perubahan diluar harga akan terjadi pergeseran kurva penawaran kekanan atau
ke kiri (shift in supply).

Kemungkinan yang akan terjai akibat perubahan diluar harga terhadap perrubahan penawaran
(supply)

1. Peningkatan dalam Penawaran

 Dengan harga sama (P0) penawaran meningkat dari Q0 → Q1


 Meningkatnya S(S0 → S1) Menyebabkan tingkat harga turun dari  P0 → P1

2. Penurunan dalam Penawaran

 Dengan harga sama (P0) penawaran menurun dari Q0 → Q2


 Menurunya S(S0 → S2) Menyebabkan tingkat harga naik dari  P0 → P2

KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Dasar teori keseimbangan terjadi atau ditentukan oleh interaksi antara permintaan pasar dan
penawaran pasar yang akan menentukan harga pasar yang terjadi atau disebut Price
Equilibrium. Karena tingkat harga yang terjadi disetujui oleh kedua belah pihak (penjual dan
pembeli), maka: PDx=PSx. Pada keadaan tersebut juga terjadi keseimbangan dalam jumlah
barang yang diperjualbelikan oleh kedua belah pihak yang disebut Quantity Equilibrium atau
QDx=QSx.
Jika harga yang terjadi lebih besar dari harga keseimbangan atau P1>P maka QSx>QDx
berarti tidak terjadi keseimbangan atau disebut Disequilibrium. Selisih antara QSx dan QDx
bisa disebut kelebihan penawaran (Excess Supply). Akibat dari Excess Supply akan
menyebabkan terjadinya persaingan antara penjual yang mengakibatkan tingkat harga turun
sampai mencapai keseimbangan kembali yaitu pada saat PSx=PDx dan QDx=QSx atau
Market Equilibrium. Kalau harga yang terjadi lebih kecil dari harga keseimbangan atau atau
P2 < P maka QSx < QDx. Berarti jika tidak terdapat keseimbangan atau disebut
Disequilibrium. Selisih antara QDx dan QSx bisa disebut kelebihan permintaan (Excess
Demand). Akibat dari Excess Demand akan timbul persaingan antara pembeli yang
menyebabkan tingkat harga naik sampai mencapai keseimbangan kembali yaitu pada saat
PSx=PDx dan QDx=QSx atau Market Equilibrium.

Menentukan keseimbangan dengan pendekatan kuantitatif

Apabila fungsi demand pasar dan fungsi supply pasar diketahui, maka titik keseimbangan
dapat dihitung dengan teori keseimbangan, yaitu keseimbangan tercapai jika QDx=QSx.

Contoh:

QDx = 100 - Px → Permintaan Pasar

QSx = -10 + Px → Penawaran Pasar

Maka dapat diketahui nilai keseimbangannya dengan menggunakan teori keseimbangan:

QDx=QSx

100-Px = -10+Px

110 = 2Px

Px = 55 → Price Equilibrium
jadi dapat juga diketahui Qx (yaitu QSx=QDx)

QDx=QSx

100-55 = -10+55

45 = 45

Qx = 45 → Quantity Equilibrium

Dari fungsi tersebut dapat digambarkan kurva:

Anda mungkin juga menyukai