ELASTISITAS
Elastisitas (ekonomi)
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa
besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Penggunaan
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan
terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan
harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan
sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat
berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh,
anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa
menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini
jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang
kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen
harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu
keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar
konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dan seterusnya.
BAB 2
TEORI PRODUKSI
1. Teori Produksi
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah
faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya
untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan. Dalam teori produksi,
produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi di
ukur sebagai “tingkat hasil produksi (output) perperiode waktu” karena merupakan konsep
aliran.
Ada 3 aspek proses produksi antara lain :
K = Kapital (Modal)
L = Labour (Tenaga Kerja)
T = Teknologi
“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan
semakinberkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti
ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai
tingkat yang maksimum dan kemudian menurun”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa tenaga kerja yang digunakan
dapat dibedakan dalam 3 tahap :
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180
Dalam tabel 1.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang
pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya
berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan
dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah
dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai
tahap pertama yang setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang
lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan itu
dinamakan produksi marjinal pekerja yang semakin bertambah. Data dalam kolom (4) yaitu
data produksi marjinal.Pada tahap pertama,apabila tenaga kerja di tambah dari 3 menjadi 4,
kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6, dan seterusnya, produksi total tetap
bertambah, tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Tahap kedua,
yaitu keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Pada Tahap ketiga,
pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total, yaitu produksi total
berkurang. pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih
mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja
ditambah dari 8 menjadi 9 pekerja, produksi total menurun. produksi total berkurang lebih
lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.
Produksi Total, Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal
Produksi marjinal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga
kerja yang digunakan.
Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya adalah tenaga kerja dan modal.
Tabel 1.2 Gabungan tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan 1000 unit produksi
(Unit) (Unit)
A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 6 1
Keterangan:
Gabungan A menunjukan bahwa satu unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat
menghasilkan produksi yang di inginkan tersebut. Gabungan B menunjukkan bahwa yang
diperlukan adalah 2 unit tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukan yang di
perlukan adalah 3 unit tenaga kerja dan 2 unit modal. Akhirnya gabungan D menunjukan
bahwa yang di perlukan adalah 6 unit tenaga kerja dan 1 unit modal.
Kurva IQ dalam gambar di atas dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja dan modal
yang terdapat dalam tabel diatas. Kurva tersebut dinamakan kurva produksi sama(isoquant).
Ia menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat
produksi tertentu. Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi tersebut adalah 1000 unit. Di
samping itu di dapati kurva IQ1, IQ2, IQ3yang terletak diatas kurva IQ. Ketiga-tiga kurva lain
tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut sebanyak
2000 unit, 3000 unit dan 4000 unit (semakin jauh dari titik nol letaknya kurva, semakin tinggi
tingkat produksi yang ditunjukan). Masing-masing kurva tersebut menunjukan gabungan-
gabungan tenaga kerja dan modal yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi yang
ditunjukkannya.
KESIMPULAN
Teori Produksi terbagi menjadi dua yaitu, Teori Produksi Jangka Pendek dan Teori Produksi
Jangka Panjang. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat
produksi suatu komoditas dengan satu faktor froduksi yang variabel. Konsep Produksi Jangka
Pendek faktor-faktor produksi terbagi menjadi dua yaitu, fixed input dan variable input.
Dalam hubungan tersebut trdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak akan berubah.
Untuk meningkatkan jumlah produksi, dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat
menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap
seperti mesin, bangunan, tanah peralatan produksi dll. Sedangkan faktor produksi yang dapat
mengalami perubahan misalkan tenaga kerja. Dengan hubungan produksi seperti ini dapat
diketahui hubungan antara Total Product (Q),Marginal Product (MP) dan Average
Product (AP). Hubungan antara Marginal Product dengan Average Product adalah jika
marginal product lebih besar dari average product maka average product akan naik.
Sebaliknya jika marginal product turun maka average product akan turun. Karena itu garis
marginal product akan memotong average product pada titik average product maksimum.
Dan akan menunjukan daerah-daerah produksi yang akan menentukan daerah yang paling
produktif.
Dalam teori produksi jangka pendek, elastisitas produksi juga dapat digunakan untuk
menunjukan daerah yang rasional, yaitu menunjukan ratio perubahan relative output yang
dihasilkan terhadap perubahan relative jumlah input yang digunakan tanpa perlu melihat
kurva.
Optimalisasi produksi adalah suatu cara meningkatkan nilai dari suatu produksi dengan
pengarus variabel. Cara mengoptimalkan produksi bisa dengan meningkatkan kualitas
produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dan lain-lain. Konsep
efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga.
Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari
konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat
menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut
konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi.
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan.
a. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi
optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi.
Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap
biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yglebih besar dari tingkat
permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan
selama pemenuhan.
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan
dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai
kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar
agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan
untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk
memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk
optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada
prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi
yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut
biaya penyimpanan (holding cost).
ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi
berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan
digunakan. Biaya ini terdiri dari :
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan
kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata
persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya
persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan
berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk
persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan
semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan
biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. ISoquant atau
Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan
kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu.
Kesimpulan
Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar
dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau
oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan
dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
BAB III
BENTUK-BENTUK PASAR
Dalam dunia ekonomi pasti kita mengenal yang namanya pasar. Pasti kita sering
menemuinya, kita sering mengunjunginya, dan masih banyak lainnya. Biasanya pagi-pagi
kita pergi ke pasar untuk membeli keperluan seharai-hari, bisa dibilang semua yang kita
inginkan ada di dalamnya. Banyak istilah yang diberikan oleh orang kepada pasar, ada pasar
pagi, pasar malam, pasar senggol, pasar apung, dan lain sebagaianya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pasar memang merupakan aspek penting yang ada di
perekonomian. Karena pasar menjadi pusat berjalannya semua kegiatan ekonomi. Dalam arti
sempit pasar bisa diartikan sebagai tempat dimana para penjual dan pembeli melakukan
transaksi terhadap suatu produk baik barang atau jasa. Sedangkan dalam arti luas, pasar
didefinisikan sebagai tempat dimana bertemunya suatu penawaran dan permintaan yang akan
mengakibatkan terjadinya sebuah kesepakatan. Berdasarkan wujudnya pasar dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Pasar konkret
Pasar konkret sering disebut dengan pasar yang memiliki wujud fisik. Artinya bahwa pasar
konkret itu memperlihatkan suatu kenyataan dimana para penjual dan pembeli bertemu secara
langsung dan bertatap muka, produknya baik barang maupun jasa sudah bisa dilihat dan
dirasakan secara langsung. Contohnya : pasar swalayan dan pasar tradisional.
2. Pasar abstrak
Pasar abstrak kebalikan dari pasar konkret, pasar abstrak adalah pasar yang tidak nyata atau
yang tidak memiliki wujud fisik. Artinya dalam pasar tidak terjadi transaksi secara langsung
dengan tatap muka, tapi transaksi terjadi melalui telpon, internet atau yang lainnya.
Contohnya : online shop, bursa efek.
Selanjutnya kita akan membahas bentuk-bentuk pasar. Pada dasarnya bentuk pasar terbagi
menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.
Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang memiliki sebuah mobilitas yang sempurna dari
sumber daya yang ada serta dilengkapi oleh pengetahuan yang baik dari penjual dan pembeli,
sehingga hasil dari interaksi tersebut yang berupa harga pasar benar-benar rill dari interaksi
antara keduanya. Selain itu pasar persaingan sempurna bisa didefinisikan sebagai pasar yang
dimana penjual dan pembeli tidak ada yang bisa mempengaruhi harga, sehingga harga yang
terbentuk benar-benar hasil dari interaksi antara keduanya. Pasar persaingan bebeas memiliki
beberapa ciri, yaitu :
Itulah ciri-ciri yang dimiliki oleh pasar persaingan sempurna, dari ciri tersebut kita bisa
mencari contoh pasar yang termasuk ke dalam pasar persaingan sempurna, yaitu
Pilhan terhadap produk baik barang atau jasa sangat kurang karena produknya bersifat
homogen.
Inovasi dari produsen sangat kurang karena produk yang dijual sama.
Hanya terjadi dalam keadaan atau kondisi perekonomian yang ideal.
Hanya terdapat satu atau dua industri yang mengalami persain gan sempurna namun
sektor lainnya belum tentu.
Tidak ada produk pengganti atau substitusi karena produk yang ada bersifat homogen.
Terdapat faktor eksternal yang tidak disadari akan menganggu kesejahteraan seorang
konsumen.
Itulah beberapa ulasan tentang pasar persaingan sempurna yang pada intinya penjual dan
pembeli tidak bisa menetapkan atau mempengaruhi harga. Selanjutnya kita akan membahas
tentang bentuk pasar yang ke dua yakni pasar persaingan tidak sempurna.
Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna merupakan kebalikan dari pasar persaingan sempurna. Jika
pasar sempurna di dalamnya penjual dan pembeli tidak bisa menentukan atau menetapkan
harga, dalam pasar persaingan tidak sempurna penjual dan pembeli yang ada di dalamnya
bisa mempengaruhi harga pasar. Pasar persaingan tidak sempurna memiliki beberapa ciri-ciri,
diantaranya :
Pasar persaingan tidak sempurna dapat dibagi menjadi beberapa bentuk pasar, diantaranya :
pasar monopolistik, pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar monopsoni dan pasar oligopsoni.
1. Pasar monopolistik
Pasar monopolistik adalah suatu bentuk pasar yang mendekati pasar persaingan sempurna
dan pasar monopoli, dimana banyak terdapat penjual atau produsen dengan menjual suatu
produk yang sama namun ada beberapa perbedaan dari beberapa aspek. Pasar monopolistik
memiliki beberapa ciri, diantaranya :
Mengacu pada ciri-ciri tersebut, pasar monopolistik memiliki keunbggulan dan kekurangan,
yaitu :
Contoh dari pasar monopolistik diantaranya, pasar handphone, pasar motor, pasar komputer
dan lain sebagainya.
2. Pasar monopoli
Pasar monopoli merupakan suatu bentuk pasar dimana pasar tersebut dikuasai oleh satu pihak
yang memiliki kuasa lebih. Pasar monopoli memiliki beberapa ciri, diantaranya :
Mengacu pada ciri-ciri tersebut dalam pasar monopoli memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya :
Selain itu ada beberapa jenis pasar monopoli yang didasarkan pada penyebab terjadinya pasar
tersebut, yaitu :
Salah satu contoh dari pasar monopoli adalah pasar monopoli listrik, pasar monopoli bahan
bakar dan lain sebagainya.
3. Pasar oligopoli
Pasar oligopoli merupakan salah satu bentuk pasar yang dimana dikuasai oleh beberapa
penjual atau konsumen saja. Pada dasarnya pasar oligopoli memiliki dua jenis yakni oligopoli
murni dan oligopoli diferensial. Pasar oligopoli memiliki beberapa ciri, diantaranya :
Sesuai dengan ciri-ciri yang dimilikinya, pasar oligopoli memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya :
Industri atau badan usaha yang ada didalamnya bisa mengembangkan sesuatu yang
dimilikinya dengan perpaduan kemajuan iptek sehingga akanm memghasilkan sesuatu
yang baru.
Penjual diberikan keleluasaan untuk menentukan harga.
Berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru dengan tujuan bisa meminimalisasikan
pemborosan (hemat).
Dana untuk pengembangan dan peleitian mudah ditemukan di dalamnya.
Kentungan berlebih menjadi fokus utama, dan harusnya bukan itu tujuannya namun
harus diarahkan untuk pengmbangan dan pemberdayaan.
Tingkat keefisiensi dari produknya rendah karena mereka lebih memilih untuk
sendiri-sendiri.
Kemungkinana besar akan terjadi eksploitasi pada konsumen dan buruh.
Sering terjadi kekacauan karena adanya perang harga antar produsen.
Akan mengakibatkan kondisi inflasi, dimana orang-orang akan turun setelah ini.
Salah satu contoh dari pasar oligopoli adalah pasar semen, pasar mobil, pasar conter
daln masih banyak lainnya.
4. Pasar monopsoni
Sesuai dengan namanya yaitu monopsoni, dimana dalam pasar ini terdapat banyak penjual
namun pembelinya hanya tunggal. Pasar ini dikuasai oleh satu pembeli atau konsumen. Pasar
monopsoni memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
Harga pasar ditentukan oleh pembeli
Hanya ada satu pembeli
Barang yang dijual adalah bahan mentah.
Sama seperti pasar yang lain yaitu memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
diantaranya :
5. Pasar oligopsoni
Hampir sama dengan pantai batu-batu pasar oligopsoni adalah tempat dimana terdapat
beberapa pembeli. Pasar oligopsoni memiliki beberapa ciri diantaranya :
Dari ciri-ciri tersebut kita bisa merumuskan tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
oleh pasar oligopsoni.
Penjual lebih diuntungkan daripada pembeli karena satu penjual bisa berpindah dari
pembeli satu ke yang lainnya.
Penjual memiliki perlindungan dari tekanan pembeli.
Itulah beberapa informasi tentang bentuk-bentuk pasar yang ada. Pada dasrnya pasar itu
terbagi menjadi dua yaitu pasar dengan persaingan sempurna dan pasar dengan persaingan
tidak sempurna. Namun keduanya juga memiliki peran sendiri-sendiri dalam dunia
perekonomian.
BAB IV
A. Pengertian Demand
Demand adalah kesediaan (preference) pembeli untuk membeli sejumlah barang tertentu
pada suatu tingkat harga tertentu.
Permintaan individu adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh seorang konsumen
pada tinglat harga tertentu (Qdx). contoh: Harga barang X yang berlaku di pasar adalah Rp
1000. Permintaan untuk barang adalah A=1, B=4, C=3, D=9, E= 8, F=15
b. Permintaan kolektif
Permintaan kolektif adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh pasar (seluruh
konsumen) pada tingkat harga tertentu (QDx). contoh: A+B+C+D+E+F= 40
Dari contoh permintaan kolektif diatas dapat diketahui:
Px = 500 → QDx = 60
B. Demand Schedule
Demand Schedule adalah suatu daftar (tabel) yang menunjukan hubungan antara berbagai
jumlah barang x yang diminta pada berbagai tingkat harga x yang berlaku. Berdasarkan
contoh sebelumnya sudah diketahui Demand Schedule sebagai berikut:
QDx = f(Px)
QDx = aPx + b
40 = a 1000 + b
60 = a 500 + b
-20 = a 500 +b (subtitusi)
maka
a = -20/500 = -1/25
Dari Demand Schedule yang sudah dibahas sebelumnya, dapat digambarkan bentuk kurva
yang disebut Demand curve.
Demand Curve adalah alat yang digunakan berupa grafik yang menggambarkan tempat
kedudukan titik yang menghubungkan berbagai jumlah barang yang diminta pada berbagai
tingkat harga. Bentuk demand curve adalah negative slope/slope downward atau menurun
dari kiri atas ke kanan bawah. hal tersebut dapat dibuktikan dengan rasio penambahan harga
dan jumlah barang yang diminta.
ΔPx
ΔQ
x
= negatif
Sesuai dengan yang disinggung sebelumnya bahwa ada yang disebut dengan Ceteris Paribus
yang artinya jika dianggap yang mempengaruhi permintaan hanyalah faktor harga maka
faktor lain diluar harga dianggap konstan (tidak berubah) → diabaikan.
Maka fungsinya :
Akibat perubahan faktor harga maka pengaruhnya terhadap permintaan (D) hanya terjadi
dalam satu garis kurva permintaan.
Ada dua kemungkinan yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta:
Jika yang mempengaruhi permintaan adalah faktor-faktor lain diluar harga, maka faktor harga
dianggap konstan (tidak berubah).
Ada dua kemungkinan yang akan terjadi akibat perubahan diluar harga terhadap permintaan,
antara lain:
1. Peningkatan Permintaan
2. Penurunan Permintaan
A. Definisi Supply
Supply adalah kesediaan (preferensi) penjual mengenai jumlah suatu barang yang akan dijual
pada suatu tingkat harga tertentu. Yang mempelajari mengnai hubungan jumlah suatu barang
yang ditawarkan dengan tingkat harga.
Fungsi Penawaran:
QSx = f (Px) → ceteris paribus
Tidak seperti dalam permintaan, hubungan penawaran searah yang artinya berhubungan
positif. → Slope Positive. Maka muncul hukum penawaran sebagai berikut:
B. Supply Schedule
Fungsi Penawaran bisa dinyaakan dalam bentuk tabel Supply Schedule berikiu ini:
Supply Schedule adalah daftar yang menunjukan hubungan antara berbagai jumlah barang
yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga.
QSx = aPx + b
50 = a1000 + b
100 = a1500 + b -
-50 = -500a
a = 0,1
b= -50
Dari Supply Schedule atau Supply Function sebelumnya dapat digambarkan dalam bentuk
kurva yang disebut kurva penawaran.
Supply Curve adalah tempat kedudukan titik-titik kemungkinan yang menghubungkan antara
berbagai jumlah suatu barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Bentuk kurva
penawaran adalah belereng positif (positive slope) atau naik dari kiri bawah ke kanan atas. Ini
dapat dibuktikan dari rasio penambahan harga denga penambahann jumlah barang yang
ditawarkan adalah positif →
ΔPx
ΔQ
x
= positif
Jika yang diperhatikan hanya harga barang itu sendiri maka faktor lain dianggap konstan
(tetap) → ceteris Paribus
Kemungkinan yang akan terjadi dari adanya perubahan harga barang itu sendiri terhadap
perubahan jumlah barang yang ditawarkan:
Jika yang dianalisis perubahan diluar harga barang itu sendiri maka faktor harga dianggap
konstan (tetap).
Kemungkinan yang akan terjai akibat perubahan diluar harga terhadap perrubahan penawaran
(supply)
Dasar teori keseimbangan terjadi atau ditentukan oleh interaksi antara permintaan pasar dan
penawaran pasar yang akan menentukan harga pasar yang terjadi atau disebut Price
Equilibrium. Karena tingkat harga yang terjadi disetujui oleh kedua belah pihak (penjual dan
pembeli), maka: PDx=PSx. Pada keadaan tersebut juga terjadi keseimbangan dalam jumlah
barang yang diperjualbelikan oleh kedua belah pihak yang disebut Quantity Equilibrium atau
QDx=QSx.
Jika harga yang terjadi lebih besar dari harga keseimbangan atau P1>P maka QSx>QDx
berarti tidak terjadi keseimbangan atau disebut Disequilibrium. Selisih antara QSx dan QDx
bisa disebut kelebihan penawaran (Excess Supply). Akibat dari Excess Supply akan
menyebabkan terjadinya persaingan antara penjual yang mengakibatkan tingkat harga turun
sampai mencapai keseimbangan kembali yaitu pada saat PSx=PDx dan QDx=QSx atau
Market Equilibrium. Kalau harga yang terjadi lebih kecil dari harga keseimbangan atau atau
P2 < P maka QSx < QDx. Berarti jika tidak terdapat keseimbangan atau disebut
Disequilibrium. Selisih antara QDx dan QSx bisa disebut kelebihan permintaan (Excess
Demand). Akibat dari Excess Demand akan timbul persaingan antara pembeli yang
menyebabkan tingkat harga naik sampai mencapai keseimbangan kembali yaitu pada saat
PSx=PDx dan QDx=QSx atau Market Equilibrium.
Apabila fungsi demand pasar dan fungsi supply pasar diketahui, maka titik keseimbangan
dapat dihitung dengan teori keseimbangan, yaitu keseimbangan tercapai jika QDx=QSx.
Contoh:
QDx=QSx
100-Px = -10+Px
110 = 2Px
Px = 55 → Price Equilibrium
jadi dapat juga diketahui Qx (yaitu QSx=QDx)
QDx=QSx
100-55 = -10+55
45 = 45
Qx = 45 → Quantity Equilibrium