Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang
“Taggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
“Taggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen” ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 30 September 2018

Penyus
un

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan, maka semakin
besar pula tuntutan masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan
tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, diharapkan manajer dapat
menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis manajerial,
baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu
sistem juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat.
            Ide mengenai Tanggung jawab Sosial atau yang dikenal
dengan Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima
secara luas. Kelompok yang mendukung wacana tanggung jawab sosial
berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para
individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya.
Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya
saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap
publik.
Dengan penerapan CSR sebagai sebuah program yang wajib
sebagai bentuk rasa terima kasih perusahaan kepada masyarakat dan
juga sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap lingkungan
sekitarnya. Di samping itu CSR juga memiliki peranan penting bagi
perusahaan yang menjalankannya,dan juga manfaat yang dapat
dirasakan perusahaan bila menjalankan CSR yaitu diantaranya :
Meningkatkan Citra Perusahaan, Mengembangkan Kerja Sama dengan
Para Pemangku Kepentingan, dan Membuka Akses untuk Investasi. Dari
sisi masyarakat, CSR akan sangat membantu meningkatkan
kesejahteraan dan kebaikan untuk masyarakat yang membutuhkan
bantuan.
Di dalam makalah ini, kami akan menyampaikan mengenai
definisi tanggung jawab sosial dan etika manajemen disertai dengan
sedikit penjabarannya.

B.     Rumusan Masalah
1.         Apakah tanggung jawab sosial itu ?
2.         tanggung jawab sosial dari organisasi ?
3.         konsep dasar etika manajemen ?
4.         bagaimana mengukur etika manajemen ?

C.    Tujuan Penulisan
1.         Untuk memahami pengertian tanggung jawab sosial dan pengertian dari
beberapa para ahli
2.         Untuk memahami tanggung jawab sosial dari organisasi serta pro kontra
tanggung jawab sosial
3.         Untuk memahami konsep dasar dan teori etika, nilai-nilai didalam etika
manajemen, konflik nilai, dan isu seputar etika
4.         Untuk memahami criteria menilai atau mengukur etika
5.         Untuk memahami cara perusahaan mendorong pelaksanaan etika
didalam manajemen
6.         Untuk memahami kode etik, struktur etis, pelatihan etika, whistle-
blowing, dan kasus bisnis tentang etika dan tanggung jawab sosial

  

BAB II
PEMBAHASAN

1.   Tanggung jawab sosial


Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep organisasi perusahaan
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan
"pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama
perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus
menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari
keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan
sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak
negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.
Untuk keperdulian terhadap lingkungan eksternal perusahaan atau
pemerintahan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka
penjagaan, lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan
sosial lainnya.
CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha
untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat
luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta
seluruh keluarganya.
Secara keseluruhan tanggung jawab sosial mencerminkan etika
perorangan yang diterapkan oleh perusahaan terutama manajemen
puncaknya walau tidak menutup kemungkinan tanggung jawab sosial
dapat didorong oleh lembaga pemerintahan, konsumen, investor, dan
oleh perilaku perusahaan lain/pesaing. Namun demikian, banyak
perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung
jawab sosialnya terhadap stakeholder-nya (individu atau kelompok
sangat terkait langsung terhadap kinerja perusahaan).
            Konsumen. Bisnis bertanggung jawab pada konsumennya dengan
menjaga kejujuran dan keterbukaannya. Mereka juga mencoba
menetapkan harga yang wajar, garansi, memenuhi komitmen, dan
menjaga kualitas produk yang mereka jual.
            Karyawan. Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan
mereka dengan mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat
karyawan menjadi bagian dari tim, dan menghargai martabat dan
kebutuhan manusiawinya.
            Investor. Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor,
manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yang benar, menyediakan
informasi yang tepat pada pemegang saham mengenai kinerja
keuangan, dan mengelola organisasi untuk melindungi hak pemegang
saham dan investasi.
            Pemasok. Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik.
Banyak perusahaan kini menyadari pentingnya kerja sama saling
menguntungkan dengan pemasok sehingga mereka melakukan kontrak
pembelian dengan negosiasi harga, jadwal.
            Komunitas lokal. Hampir semua bisnis mencoba bertanggung jawab
sosial terhadap komunitas lokalnya. Mereka mungkin berkontribusi
dalam program lokal, seperti bakti sosial, beasiswa serta pengobatan
gratis.

Adapula beberapa pendapat dari para ahli mengenai Tanggung


jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu :
                Konsep awal Corporate Social Responsibility (CSR) berawal dari
HOWARD R. BOWEN pada tahun 1953 dengan definisi yaitu suatu
kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan berdasarkan
kepada keselarasan dengan tujuan objektif dan nilai-nilai velue dari
suatu masyarakat.
                FRADERICK ET AL mempunyai pemahaman Corporate Social
Responsibility (CSR) dapat diartikan sebagai prinsip yang menerangkan
perusahaan harus dapat bertanggung jawab terhadap efek dari setiap
tindakan di dalam masyarakat maupun lingkungan
                ISMAIL SOLOHIN menganggap jika Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah “salah satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan
terhadap pemangku kepentingan (stakeholder).
                MERRICK DODD menganggap bahwa adalah “suatu pengertian
terhadap buruh, konsumen, dan masyarakat pada umumnya di
hormatio sebagai sikap yang pantas untuk di adopsi oleh pelaku
bisnis”.
                SALEM SHEIKH berkata bahwa “Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan tanggung jawab perusahaan, apakah bersifat sukarela atau
berdasarkan undang-undang, dalam pelaksanaan kewajiban sosial
ekonomi dimasyarakat”.

2.   Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi

Organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan


organisasinya, baik lingkungan yang secara langsung memengaruhi
dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan
yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada
intinya, setiap organisasi atau perusahaan pada akhirnya perlu
menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya merupakan reaksi atas
tuntutan dari lingkungan atau juga sebaliknya merupakan upaya untuk
memengartihi lingkungannya.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, maka organisasi
bisnis perlu.memiliki tanggung jawab bahwa kegiatan yang
dilakukannya membawa ke arah perbaikan lingkungan masyarakat pada
umumnya, dan bukan sebaliknya. Sebagai contoh, perusahaan yang
membuang limbah seenaknya pada dasarnya kurang 'bertanggung
jawab terhadap lingkungan masyarakat. Dengan demikian, sudah
semestinya organisasi bisnis atau perusahaan perlu menyadari
bahwa dirinya memiliki apa yang dinamakan dengan tanggung
jawab sosial (corporate social responsibility). Tanggung jawab sosial ini
dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan
kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada
umumnya, partisipasi perusahaan dalam pembangtm,ln
lingkungannya, dan lain sebagainya.
Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial Beberapa Pandangan
tentang Tanggung Jawab Sosial Organisasi.

Pandangan Kelompok yang Pandangan Kelompok yang


Pro Terhadap Tanggung Kontra Terhadap Tanggung
Jawab Sosial dari Organisasi Jawab Sosial dari Organisasi
Bisnis Bisnis

Kegiatan bisnis sering kali Perusahaan tidak memilki ahli


menimbulkan masalah, oleh yang mengkhususkan dalam
karena itu sudah semestinya bidang sosial dan
perusahaan bertanggung kemasyarakatan, oleh karena
jawab atas apa yang itu sulit bagi perusahaan
dilakukannya. bertanggung jawab.

Perusahaan adalah begian dari Perusahaan yang ikut


lingkungan sosial masyarakat, berpartisipasi dan
oleh karena itu sudah bertanggung jawab dalam
semestinya ikut berpartisipasi lingkungan sosial masyarakat
dan bertanggung jawab atas justru akan memiliki kekuatan
apa yang terjadi di masyarakat. untuk mengontrol masyarakat
dan itu indikasi yang kurang
baik seara sosial.

Perusahaanbiasanya memiliki Akan banyak terdapat konflik


sumber daya untuk kepentingan di masyarakat
menyelesaikan masalah di jika perusahaan terlibat dalam
lingkungan sosial masyarakat. aktivitas sosial.
Perusahaan adalah partner dari Tujuan perusahaan bukan
lingkungan sosial untuk motif sosial, akan
kemasyarakatan, sebagaimana tetapi untuk memperoleh
halnya juga pemerintah dan profit dan mencapai tujuan
masyarakat lain pada yang diharapkan oleh para
umumnya. pemilik perusahaan.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu perusahaan


memiliki tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis
keberadaanya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung
jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur
dengan lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu
menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama
dengan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan ke
arah yang lebih baik.

3.   Konsep Dasar Etika Manajemen

Pengertian Etika Dalam bukunya Sonny Keraf “Etika Bisnis”


dijelaskan mengenai asal kata etika. Terdapat dua
pengertian etika:
1.        Etika : Yunani “ethos”, berarti adat istiadat/kebiasaaan.
2. Etika : ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh
moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas mengenai adat
istiadat atau kebiasaan tersebut.
Pengertian Etika = Moralitas
“Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem
nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia
yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang
kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam
kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebu
ah kebiasaan” (Bertens,2000)
Etika merupakan suatu prinsip, nilai dan kepercayaan yang
mendefinisikan keputusan dan tindakan yang benar dan yang salah.
Beretika berarti bertindak terbuka dan jujur untuk menjaga keyakinan
dan kepercayaan publik terhadap perusahaan kita.
konsep dasar etika manajemen dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok diantaranya:
  Dimensi Etika dalam Manajemen
Menurut Kreitner, Etika pada dasarnya adalah studi mengenai tanggung
jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa
yang dianggap salah. Griffin secara ringkas menyatakan bahwa etika
adalah keyakinan akan sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Namun
Kreitner mengingatkan bahwa etika manajemen lebih jauh lagi
berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan
dengankegiatan bisnis yang dijalankannya.
  Nilai Personal sebagai Standar Etika
Nilai dan norma dalam personal merupakan suatu hal yang penting
dalam manajemen sebab hal itu memiliki peranan penting dalam hal
pengambilan keputusan dan etika manajemen. Hal ini memunculkan
perlunya pengkajian seputar nilai personal sebagai standart etika.
Nilai sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang
mempengaruhi cara pandang, cara berfikir, dan perilaku dari seseorang.
Nilai personal pada dasarnya merupakan cara pandang, cara berfikir
dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan
segala kegiatan yang dilakukannya.
  Nilai Terminal dan Nilai Instrumental
Menurut Kreitner nilai personal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a)        Nilai Terminal
Merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud
melalui perilakunya, yang  di dorong oleh motif dirinya dalam meraih
sesuatu.
b)       Nilai Instrumental
Adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk
segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang
memang harus diperhatikan dan dijalankan.

Pandangan Empiris mengenai Nilai Personal


a.        Nilai Terminal
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh personal adalah kejujuran, tanggung
jawab, kapabilitas, ambisi, dan independensi.
b.        Nilai  Instrumental
Nilai-nilai yang mendominasi para pekerja antara lain adalah
penghargaan terhadap pribadi, keamanan dan kesejahteraan keluarga
pekerja, kebebasan dan kemerdekaan, dorongan untuh meraih sesuatu,
dan kebahagiaan.

Konflik Nilai
Terdapat 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu :
a.        Konflik Intrapersonal
Pada umumnya terjdi pada individu dengan individu lainnya karena
memiliki pandangan dan cara berfikir yang berbeda.
b.        Konflik Individu-Organisasi
Merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh
individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh
perusahaan. Individu yang cenderung menginginkan kebebasan akan
berbenturan dengan nilai yang dianut organisasi yang menuntutnya
untuk patuh berdasarkan aturan main yang mungkin dirasakan sebagai
sesuatu yang formal dan mengikat.
c.        Konflik antar budaya
Merupakan konflik antar individu maupun antar individu dengan
organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya di antara
individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan.

Beberapa Isu Seputar Etika


Kreitner mengemukakan beberapa uraian tentang isu seputar etika di
masa kini yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, antara lain
adalah :
1.        Penggunaan obat-obatan terlarang
2.        Pencurian oleh para  pekerja atau korupsi
3.        Konflik kepentingan
4.        Pengawasan kualitas atau quality control
5.        Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
6.        Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
7.        Penyalahgunaan penggunaan ase perusahaan
8.        Pemecatan tenaga kerja
9.        Polusi lingkungan
10.     Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
11.     Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
12.     Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan
pemegang kebijakan, dll.

4.   Mengukur Etika Manajemen

Ada 4 (empat) kriteria etika untuk menilai suatu etika menurut Griffin,
yaitu :
1)          Dari sisi manfaat (benefits)
Semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan
pegawai. Perusahaan memperoleh manfaat dari hasil kerja karas
pegawainya yang berprestasi demikian juga bagi pegawainya. Insentif
memberikan manfaat psikis berupa penghargaan terhadap kerja
kerasnya sekaligus manfaat fisik berupa balasan yang seimbang dengan
apa yang telah dilakukannya.
2)          Pemenuhan hak-hak (rights)
Memberikan insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang
telah ditetapkan aturannya-memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak dari
seluruh pihak. Bagi pegawai yang menerima insentif maka ia terpenuhi
haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi, bagi yang tidak
berprestasi  maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif
hingga dia dapat menunjukkan prestasinya.
3)          Prinsip keadilan (justice)
Tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi
prinsip keadilan yaitu dengan memberikan perlakuan yang seimbang
dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai dalam pekerjaanya.
4)          Pemeliharaan (caring)
Pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas
kegiatan organisasi, dikarenakan jenis pemberian insentif dapat
memacu pegawai untuk bekerja lebih baik bagi organisasinya. Disisi lain
juga tetap memeliara motivasi pegawai yang telah menunjukkan
prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.

BAB III
PENUTUP
A.         KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai kontribusi terhadap
tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
berdampak kepada seluruh pemangku kepentingannya antara lain
konsumen, karyawan, investor, pemasok dan lain sebagainnya.
Tanggung jawab dari organisasi harus membawa ke arah perbaikan di
lingkungan masyarakat organisasi tersebut sebagai konsekuensi logis
keberadaanya dalam lingkungan tersebut.
Konsep dasar etika menejemen lebih berbicara mengenai nilai-
nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan bisnis yang
dijalani organisasi tersebut. Etika manajemen dapat di ukur melalui 4
(empat) cara yaitu : dari segi benefit (manfaat), pemenuhan hak-hak
dari pemangku organisasi tersebut, prinsip keadilan dan pemeliharaan
organisasi yang bersangkutan. Mendorong etika dalam manajemen
dapat diperlakukan diantaranya pelatihan etika agar pembiasaan
kepada pelaku organisasi, harus memiliki standart aturan etika di suatu
perusahaan untuk keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika itu
sendiri.
tanggung jawab sosial perusahaan serta etika manajemen
adalah dua hal yang berbeda namun saling berhubungan,
perbedaannya tak hanya  terdapat pada kata, melainkan juga pada
makna, Namun keduanya sangatlah berhubungan erat dan merupakan
pedoman bagi suatu perusahaan untuk perkembangannya..

B.          SARAN
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberi saran antara
lain :
1.    Alangkah baiknya apabila dipelajari maka diterapkan pula, demi
kebaikan internal maupun eksternal
2.    Pengolahan kode etik pun harus ada standart resmi dari nilai-nilai yang
di muat perusahaan terkait yang harus berstruktur etis guna mewakili
berbagai sistem posisi dapat dilaksanakan oleh perusahaan untuk
menerapkan perilaku beretika
. Serta harus didukung juga pelatihan etika yang berguna untuk
membantu pegawai dalam menghadapi etika & nilai perusahaan /
organisai yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://febriantama96.blogspot.co.id/2016/03/mengelola-etika-dan-tanggung-
jawab.html#sthash.k9LaibCx.dpuf
https://widyaarirosita.wordpress.com/2014/11/03/etika-bisnis-dan-tanggung-
jawab-sosial/
https://www.scribd.com/doc/283155686/Modul-5-Etika-Manajemen-Dan-
Tanggungjawab-Sosial

Anda mungkin juga menyukai