Anda di halaman 1dari 8

Nama : Sauca Arsa Dewanta

Nim : 20010044018
Kelas : PLB 2020 A

Identifikasi kemampuan awal anak tunagrahita sedang :


Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang
signifikan berada di bawah rata-rata dan disertai dengan
ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa
perkembangannya. Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang
kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan
intelegensi dan ketidakcakapan terhadap komunikasi sosial. Anak
tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi
dibawah intelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari
70. Intelegensi yang dibawah rata-rata anak pada umumnya jelas ini
akan menghambat segala aktifitas kehidupannya sehari-hari, dalam
bersosialisasi, komunikasi, dan yang lebih menonjol adalah
ketidakmampuannya dalam menerima pelajaran yang bersifat akademik
sebagaimana anak-anak sebayanya atau anak- anak pada umumnya.
Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini
memiliki IQ 51-36 pada skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler
(WISC). Anak terbelakang mental sedang bisa mencapai perkembangan
MA sampai kurang lebih 7 tahun. Tunagrahita sedang dapat dididik
mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti
menghindari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan.
Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara
akademik seperti belajar menulis, membaca, dan berhitung. Tunagrahita
sedang masih dapat menulis secara sosial, misalnya menulis namanya
sendiri, alamat rumahnya. Masih dapat dididik mengurus diri, seperti
mandi, berpakaian, makan, minum, mengerjakan pekerjaan rumah
tangga sederhana seperti menyapu, membersihkan perabot rumah
tangga. Kehidupan sehari-hari, anak tunagrahita sedang membutuhkan
pengawasan yang terus-menerus. Anak tunagrahita sedang masih dapat
bekerja di tempat kerja terlindung (sheltered workshop).

Kemampuan awal anak tunagrahita sedang ini yaitu belum


sepenuhnya mampu merawat diri seperti berkeramas dengan baik
dikarenakan kondisi fisiknya mengalami hambatan yakni berupa
kelakuan pada sistem gerak, sulit mengungkapkan apa yang ingin
dilakukannya, motoiknya masih kaku belum luwes. Oleh karena itu
untuk mengatasi kekurangan tersebut diadakanlah progam
pengembangan bina diri yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam merawat diri.
Progam Bina Diri Anak Tunagrahita

1. Kegiatan : Keramas Dengan Baik dan Benar

2. Identitas Anak :
Nama : Rudi Fantasy
Tempat, tanggal lahir : Tulungagung, 8 Maret 2011
Umur : 9 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Nama Sekolah : SLB Tulungagungg
Kelas : 4 (Empat)
Alamat : Banaran, Kauman, Tulungagung

3. Tujuan :

- Siswa dapat mengetahui kegunaan keramas


- Siswa dapat menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk keramas
- Siswa dapat keramas dengan baik dan benar tanpa bantuan

4. Materi Pembelajaran:

Keramas adalah perawatan terhadap rambut dengan melakukan aktivitas


mencuci rambut dan kulit kepala menggunakan sampo atau produk pembersih lain
dengan mencampurnya dengan air dengan meremas-remas kulit kepala untuk
seterusnya dibilas menggunakan air sehingga bersih. Keramas dengan shampoo
merupakan salah satu bentuk tindakan sanitasi (menjaga kebersihan). Keramas sangat
penting diajarkan terutama untuk anak tunagrahita ringan dan juga sedang untuk
mengajarkan kebersihan diri dengan keramas menggunakan shampoo setelah kegiatan
yang membuat banyak keringat ataupun ketika rambut sudah kotor dan bagaimana tata
caranya agar shampoo tidak masuk kedalam mata agar dapat lebih berhati-hati. Dengan
adanya materi ini, diharapkan siswa dapat keramas dengan baik dan benar tanpa
bantuan orang lain (orangtua maupun guru).
5. Pendekatan :
- Model pembelajaran langsung

6. Metode :
- Ceramah
- Demonstrasi
- Modelling
- Pemberian tugas

7. Strategi Pembelajaran :
- Backward Chainning
Backward chainning merupakan salah satu strategi dari modifikasi perilaku yang
dapat digunakan untuk mengajarkan suatu keterampilan yang kompleks. Melalui
backward chainning, serangkaian suatu keterampilan dapat dibagi menjadi langkah-
langkah intruksi sederhana sehingga memudahkan individu agar menguasai
keterampilan tersebut.

8. Langkah-langkah :
1. Peserta didik memperhatikan dan menyiapkan peralatan yang digunakan untuk
keramas
2. Peserta didik memegang gayung yang digunakan untuk keramas dengan
menggunakan tangan sebelah kanan (lebih baik lagi jika ada kran air)
3. Peserta didik mengambil segayung air dari bak mandi menggunakan tangan kanan
4. Peserta didik membilas rambut sampai basah semua dengan posisi menunduk dan
mata terpejam
5. Peserta didik mengambil shampoo dan mengoleskan kerambut secukupnya
6. Peserta didik meletakkan shampoo kembali ke dalam wadahnya
7. Peserta didik menggosokkan rambut hingga berbusa dan mata tetap terpejam
8. Peserta didik menggosokkan dari pangkal rambut hingga ujung rambut sambil
memijatnya
9. Peserta didik mengambil gayung dan air kembali
10. Peserta didik membilas rambut dengan air tersebut hingga benar-benar bersih dan
posisi tetap sambal menunduk
11. Peserta didik meletakkan gayung pada bibir bak mandi.
12. Peserta didik mengeringkan rambut dengan handuk dengan cara menggosok-gosok
sampai keadaan rambut basah namun tidak meneteskan air
9. Lembar penilaian :

ANALISIS TUGAS

Berikan penialian yang sesuai dengan kriteria berikut:

Tanggal pelaksanaan

No Kegiatan Maret 2022

1 6 11 16

1 Peserta didik memperhatikan peralatan 2 3 4 5


yangdigunakan untuk keramas

2 Peserta didik memegang gayung yang 2 3 4 5


digunakan untuk keramas dengan
menggunakan tangan sebelah kanan

3 Peserta didik mengambil segayung air 2 3 4 5


dari bakmandi menggunakan tangan
kanan
4 Peserta didik membilas rambut hingga 1 1 2 4
basah semua dengan menggunakan
gayung posisi menunduk
5 Peserta didik mengambil shampoo 2 3 4 5
untuk keramas dan mengeluskan
shampoo ke kepalanya
6 Peserta didik meletakkan shampoo 2 3 3 3
kembali kedalam wadahnya

7 Peserta didik menggosokkan shampoo 1 1 2 3


pada rambutnya

8 Peserta didik menggosokkan dari 1 3 4 5


pangkal sampai ujung rambut

9 Peserta didik mengambil gayung dan air 3 3 4 5


kembali
10 2 2 3 3
Peserta didik membilas rambut dengan
air tersebut hingga benar-benar bersih
dan posisi tetap sambal menunduk

11 Peserta didik meletakkan gayung pada 4 4 5 5


bibir bak mandi.

12 1 2 2 3
Peserta didik mengeringkan rambut
dengan handuk dengan cara menggosok-
gosok sampai keadaan rambut basah
namun tidak meneteskan air

- Keterangan
 Nilai 1 : Peserta didik tidak mampu melakukan
 Nilai 2 : Peserta didikmampu melakukan dengan banyak bantuan
 Nilai 3 : Peserta didik mampu melakukan dengan cukup bantuan
 Nilai 4 : Peserta didik mampu melakukan dengan sedikit bantuan
 Nilai 5 : Peseta didik mampu melakukan tanpa bantuan (mandiri)
Penilaian sikap/afektif

Waktu

Tanggal intervensi Jumlah Keterangan


Diawali Diakhiri waktu

1 Maret 2022 08.15 08.30 15 menit Anak mampu


melakukan intruksi
tetapi tidak fokus

6 Maret 2022 08.25 08.45 20 menit Anak mampu


melakukan instruksi
dengan bantuan

11 Maret 2022 08.55 09.20 25 menit Anak mampu


melakukan instruksi

16 Maret 2022 09.30 09.55 20 menit Anak mampu


melakukan instruksi

10. Hasil dan pembahasan intervensi :


- Hasil intervensi
Dari hasil intervensi yang dilakukan pada anak sikap yang ditunjukkan secara
garis besar dapat oleh anak cukup baik. Sasaran kemampuan bina diri dapat tercapai
dengan meningkatnya kemampuan anak dalam program bina diri. Kemampuan
yang sebelumnya tidak dapat dilakukan anak dengan dan sekarang anak dapat
melakukannya. Meskipun dalam kondisi fisiknya anak mengalami hambatan yakni
berupa kekakuan pada sistem gerak, akan tetapi anak berusaha dengan baik untuk
melakukan perintah yang diberikan. Dari hasil pengamatan secara keseluruhan anak
dapat mengikuti program terapi dengan baik tetapi perlu banyak intensitas dan
frekuensi yang lebih banyak.
11. Kesimpulan :

Dari hasil intervensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bina diri merupakan suatu pembinaan dan pelatihan tentang kegiatan kehidupan
sehari-hari yang diberikan pada anak berkebutuhan khusus. Bina diri yang dimaksud
yaitu kemampuan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya kegiatan yang
dilakukan dari mulai tidur sampai tidur kembali, kegiatan tersebut antara lain
merawat, mengurus, dan memelihara diri.

2. Setelah mendapatkan program bina diri dalam materi keramas dengan baik dan
benar, menunjukkan adanya perkembangan kemampuan merawat diri yang dapat
dilihat dari meningkatnya kemampuan anak dalam merawat diri.

12. Saran :

Kemampuan merawat diri anak masih perlu ditingkatkan atau dilatih dengan berbagai
aspek yang lain. Dan yang paling utama ialah latihan motoriknya agar ketika sedang
mempraktekkan pembelajaran ini anak luwes dan tidak kaku. Agar program bina diri
mendapatkan hasil yang optimal perlu kerjasama dari berbagai multidisiplin. Selain itu
orang tua juga harus dapat bekerja untuk perkembangansubyek menjadi lebih baik

Referensi : http://eprints.ulm.ac.id/3882/1/%20penelitian%20flakat.pdf

Anda mungkin juga menyukai