Anda di halaman 1dari 4

permasalahan yang muncul berkaitan dengan penerapan SistemInformasi Akuntansi yang

berdampak pada kinerja keuangan perusahaan diIndonesia. Salah satu permasalahan yang
berkaitan dengan Penerapan SistemInformasi Akuntansi yang berdampak pada PT. PLN (persero).
Serikat pekerja 3 PT.PLN (Persero) mengadakan rapat di Pekanbaru. Tujuan dari rapat tersebut adalah

membahas masalah perubahan sistem pembayaran manual ke sistem online (ERP).Serikat pekerja PT.
PLN di Sumatera merasa tidak sesuai dengan sistem baru yangtelah diterapkan yaitu perubahan
sistem pembayaran manual ke sistem online.Dengan adanya sistem pembayaran online ini
diharapkan dapat memudahkanpekerjaan karyawannya dan lebih menge&sienkan waktu para
karyawannya,ternyata tidak terjadi. Malah sebaliknya, dengan adanya sistem pembayaran onlineini
sering mengalami keterlambatan dalam pembayaran SPPD (Surat PerintahPerjalanan Dinas)
sehingga menghambat pekerjaan karyawan lainnya. Kendaladalam penerapan sistem informasi
akuntansi di perusahaan ini mungkindikarenakan kurang baik dalam komitmen organisasional
dan kurangnyapengetahuan manajer dalam mengoptimalkan sistem informasi akuntansi
yangberdampak pada kinerja perusahaan. Fenomena lainnya yang terkait PenerapanSistem
Informasi terjadi pada perusahaan PT. Pelayanan Nasional Indonesiadisingkat PT. PELNI.
Mengalami +uktuasi dari tahun ke tahun hal ini disebabkanadanya perubahan klasi&kasi atas
pengelompokan barang (container, kendaran danbarang) yang dilakukan oleh perusahaan, Meskipun
kinerja angkutan penumpangdan barang dalam +uktuasi yang stabil, namun kinerja PT.PELNI memiliki
trend yangpostif di lima tahun terakhir ini, dari posisinya yang merugi pada tahun 2007 hinggamemiliki
pro&t di tahun 2011, peningkatan ini terjadi karena dukungan usahapenunjang dan
sampingan seperti properti dan galangan kapal. Realisasipenghasilan perusahaan 4 dari usaha
perkapalan tahun 2007 sampai dengan tahun2011 mengalami peningkatan khususnya di tahun 2011.
Badan Usaha Milik Negara(BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang
penting di dalamperekonomian nasional, yang bersamasama dengan pelaku ekonomi lain
yaituswasta (besar-kecil, domestik-asing) dan koperasi, merupakan implikasi dari bentukbangun
demokrasi ekonomi yang akan terus di kembangkan secara bertahap danberkelanjutan. Keberadaan
BUMN memiliki peran yang tidak kecil guna ikut

mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.Untuk itu, BUMN
paling tidak diharapkan (1) dapat meningkatkan penyelenggaraankemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan jasa dalam jumlah dan mutuyang memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak; (2) memberikansumbangan kepada penerimaan negara; dan (3) meningkatkan
sumbangan bagiperkembangan perekonomian nasional. Untuk mengoptimalkan keberadaan
BUMNitu, langkah pengembangan dan pembinaan BUMN secara umum diarahkan untukdapat
menyinergikan kebijakan industrial dan pasar tempat BUMN tersebutberoperasi dengan
kebijakan restrukturisasi dan internal perusahaan sesuai denganpotensi daya saing perusahaan.
Sebanyak 16 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)yang sahamnya tercatat di bursa efek
indoensia (BEI) membukukan total lababersih sebesar Rp.68,5 triliun hingga kuartal III-2014 atau
rata-rata tumbuh 9,5%dibandingkan periode sama tahun lalu Rp. 62,6 triliun , adapun total
pendapatanemiten. BUMN hingga 5 kuartal III-2014 mencapai Rp. 252,4 triliun, rata-
ratameningkat 11,5% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp. 226,2
triliun.(http://m.beritasatu.com/emiten/222243-laba-16-emiten-bumn-tumbuh-95tembusrp-685-
triliun.html). Beberapa fenomena tentang kualitas sistem informasiakuntansi yaitu, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaku sering menemukankecurangan BUMN dalam perhitungan
akuntansi laporan keuangannya.yang dibuat.Yang mana BUMN ini kadangkala masih terlambat
dalam menyajikan laporankeuangan, sering terjadinya kesalahan pencatatan atau perhitungan
dalampembuatan laporan keuangan. Maka informasi yang dibutuhkan menjemen padasaat
diperlukan tidak bisa segera didapat, sehingga akan berdampak padakeputusan yang akan
dibuat oleh pihak menejemen atau pihak yang membutuhkaninformasi tersebut. Salah satu
permasalahan yang terjadi pada 7 BUMN di kotaBandung diantaranya (termasuk) PT.Dirgantara
Indonesia adalah laporan keuangan.Fenomena lainnya yang terkait Penerapan Sistem Informasi terjadi
pada perusahaan

di PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang baru menerapkan sistem EnterprisesResource


Planning (ERP) berupa software SAP pada 6 tahun 2013. Sebelumnya, PTDirgantara Indonesia (Persero)
menggunakan sistem Integrated Resources Planning(IRP) berupa software yang bernama FIS.
Pembaharuan sistem ini dilakukan karenasistem ERP (SAP) memiliki beberapa keunggulan dari sistem
sebelumnya, sepertidata lebih akurat, visibilitas lebih baik, kontrol yang lebih bagus serta aliran
datayang lebih mulus. Tahapan implementasi software SAP ini berupa pembersihandata,
pengujian pada sistem SAP serta pelatihan bagi pemakai. Perubahan inimemunculkan
kekhawatiran akan kesiapan para karyawan 6 serta sarana danprasarana yang mendukung
sistem tersebut. Faktor pengguna sangat penting untukdiperhatikan dalam penerapan sistem baru ini,
karena tingkat kesiapan penggunauntuk menerima sistem baru mempunyai pengaruh besar
dalam menentukansukses tindaknya pengembangan/penerapan sistem tersebut. Fenomena
lainnyamengenai kinerja perusahaan pada tahun 2012 yaitu karyawan PT. DirgantaraIndonesia
(Persero) mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaanyang tidak sesuai dengan
standar atau kualitas serta tidak tepat waktu dalammelaksanakan pekerjaan yaitu pembuatan
pesawat terbang. Tahun 2012 menurutKetua Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia, persoalan
berawal dariketidakmampuan manajemen dalam mengelola perusahaan dan penyelesaian orderyang
sudah kontrak dengan tepat waktu. Selain itu, dalam sistem produksi yaitutarget sering tidak
tercapai, pengiriman sering delayed, sistem administrasiproduksi, sistem komputerisasi masih
lemah. Hal ini dapat berpengaruh terhadapketersediaan informasi akuntansi di dalam perusahaan
mengalami kendala,sehingga mengakibatkan manajer sulit membuat perencanaan produksi
selanjutnyadi dalam perusahaan dan informasi mengenai laporan produk yang
dimintadihasilkan tidak tepat waktu, baik dalam bulan atau kuartal perusahaan dan padaakhirnya tidak
banyak order yang di dapat oleh PT. Dirgantara Indonesia. Kinerja
korporat di PT Dirgantara Indonesia menurut direktur Center for Budget Analysis(CBA) ditengarai
berpotensi merugikan negara hingga Rp.8 miliar. Menurutpenelusuran CBA, terdapat 24 kasus PT
Dirgantara Indonesia dengan nilai kerugianhingga Rp.8 miliar. Belum termasuk lambatnya
pengerjaan proyek pengadaanbarang dan jasa dari TNI AL sebesar Rp3,3 miliar. Masalah di
tubuh PT DIsebenarnya sudah disampaikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam hasil audittahun
2015. Dalam hasil audit BPK ditemukan adanya denda keterlambatanpekerjaan pengadaan
barang dan jasa di TNI AL sebesar Rp.3,35 miliar. Temuan BPKini kemudian berkembang pada kasus
lain, yakni pada tahun 2011 TNI AL jugamemberikan pekerjaan pengadaan Helikopter
Bell.412EF tahap II dengan nilaiRp220 miliar. Dalam proyek ini, PT Dirgantara Indonesia sudah
menerima bayaranRp212.41 miliar atau 96 persen, tetapi pekerjaan atau kemajuan &sik baru
20persen. Center for Budget Analysis (CBA) juga menyebutkan, selain potensikerugian negara
yang bisa membuat menjurus pada kerugian perusahaan, PTDirgantara Indonesia juga dikenai
kewajiban membayar denda akibat keterlambatandalam pekerjaan. Audit BPK pada 2015,
menemukan denda keterlambatanpekerjaan pengadaan barang dan jasa di TNI Angkatan Laut (TNI
AL). Tetapi oleh TNIAL, denda yang harus dibayar oleh PT DI hanya sebesar Rp.3.357.999.942. 8
Kasusterbaru di PT Dirgantara Indonesia adalah, saat TNI AU memesan helikopter SuperPuma untuk
memenuhi rencana strategis (renstra) pertahanan tahun 2009-2014.Tapi realisasi saat itu, TNI AU baru
menerima sembilan dari 16 unit helikopter SuperPuma yang dipesan. PT. Dirgantara Indonesia tidak
mampu menyerahkan seluruhpesawat pesanan TNI AU tersebut. TNI AU baru menerima sembilan
unit pesawathelikopter, itu pun tak seluruhnya bisa dioperasikan dengan normal.
Pengirimanpesawat oleh PT Dirgantara Indonesia pun tidak tepat waktu hingga
sangatmengganggu operasional pihak TNI AU. Proses penyelesaian kontrak berjalandengan
beberapa kali amandemen. Hal ini menunjukan bahwa betapa buruknya

manajemen korporat di tubuh PT Dirgantara Indonesia. Ini bukan mau bangkit tapijustru sebaliknya
menjurus pada kebangkrutan. Keberhasilan penerapan sisteminformasi akuntansi ditentukan oleh
faktor individu dan sistem (hardware, software,jaringan, prosedur, tugas dan lain-lain). Faktor individu
adalah berhubungan denganmanusia yang menggunakan sistem informasi akuntansi yang pada
dirinyaterkandung aspek kemanusiaan yang memiliki keinginan, kemauan, motivasi, sukadan tidak
suka, puas dan tidak puas, yang dalam prakteknya mempengaruhiperilaku dalam
penggunaan sistem informasi akuntansi. Ada beberapa faktorpenentu (antecedent)
keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi, salahsatunya adalah komitmen
organisasional yang diartikan sebagai keterikatanseseorang untuk selalu bekerja pada sebuah
perusahaan (Larsen 2003). Komitmenorganisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana 9 seseorang
karyawan memihakorganisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankankeanggotaan dalam organisasi tersebut. Keterlibatan pekerjaaan yang tinggi
berartimemihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara komitmenorganisasi
yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut.Dalam perusahaan karyawan
merupakan tenaga profesional yang berhadapanlangsung dengan produksi, maka karyawan dalam
menjalankan tugasnya mampumenjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu
dan mempunyaikomitmen yang kuat terhadap perusahaan tempat dia bekerja. Ketika
konstrukkomitmen organisasional banyak diperhatikan dalam literatur psikologi danmanajemen,
maka hal ini juga menjadi penting dalam bidang yang menyangkutteknologi dan
pengembangannya, sehingga pihak manajemen di bidang ini mulaimemfokuskan perhatiannya pada
konstruk komitmen organisasional ini untukmeningkatkan keberhasilan penerapan sistem
informasi dalam perusahaan.Keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi tidak saja dapat
meningkatkankecepatan dan kualitas informasi yang dihasilkan untuk pengambilan keputusan

yang berkualitas, akan tetapi juga akan meningkatkan kualitas hubungan antarindividu-
individu yang ada dalam organisasi tersebut. Adapun beberapa faktor yangmempengaruhi kualitas
informasi antara lain: Penggunaan teknologi informasi dankeahlian pemakai, kemampuan sumber daya
manusia, dukungan pimpinan dan alat,fasilitas organisasi dan sistem pengendalian. Kualitas hubungan
antar individu akanmendorong sebuah perusahaan lebih dinamis sehingga menghasilkan kinerja yang
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai