Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Mendapatkan GelarAhli Madya Keperawatan (A.Md.Kep)

OLEH :
WINDI ASTRIYANI
NIM. 18045

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB PURWOREJO


TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis Ilmiah Oleh Windi Astriyani (18045) dengan judul :

“LITERATUR REVIEW : EFEKTIFITAS PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI


MERAH TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL”

telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan,

Purworejo,

Pembimbing I Pembimbing II

Nova Ari P. S.Kep Ns.,M.Kep Eko Riyanti, S.Kep.,Ns., M.Kep


NIDN : 0629118801 NIDN : 0630117704

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “EFEKTIFITAS PEMBERIAN JUS JAMBU


BIJI MERAH TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL”
oleh Windi Astriyani (18045) telah disetujui dan diujikan di depan Dewan Penguji
pada tanggal

Dewan Penguji :

Penguji I Penguji II

Eko Riyanti, S.Kep.,Ns., M.Kep Nova Ari P. S.Kep Ns.,M.Kep


NIDN : 0630117704 NIDN : 0629118801
Mengetahui

Akademi Keperawatan Pemkab purworejo


Direktur

Wahidin S.Kep., Ns.M.Kep


NIDN : 0622038601

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Windi Astriyani

NIM : 18045

Program Studi : Akademi Keperawatan Pemkab Purworejo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tulisan dalam proposal karya tulis


ilmiah ini merupakan hasil pemikiran saya sendiri, bukan pengutipan dari karya
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau hasil pemikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya tulis ilmiah ini adalah hasil kutipan
pemikiran orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas tindakan tersebut.

Purworejo,…………………..2021

Penulis

Windi Astriyani

NIM : 18045

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNYA, sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul ini dapat terselesaikan
dengan baik “Literatur Review : Efektifitas Pemberian Jus Jambu Biji Merah
Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil”

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari dukungan dan
bimbingan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Direktur AKPER Pemkab Purworejo Wahidin, S.Kep.,Ns.,M.Kep


2. Wahidin, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Tim Penguji
3. Nova Ari Pangesti,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku pembimbing I
4. Eko Riyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku pembimbing II yang telah
membimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Segenap dewan penguji yang telah memberikan koreksi untuk perbaikan
karya tulis ilmiah ini.
6. Orangtua tercinta Aris dan Semi Hari Mulyani yang telah memberikan
kasih sayang, motivasi, dukungan dalam berbagai hal serta doa yang
mengiringi langkah penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Kakak kandungku Budi Setiawan dan Ririn Ariyani yang sudah
memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir.
8. Budhe Ngawiyah, yang selalu mendoakan kebaikan dalam langkah
penulis.
9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan support dalam setiap langkah
penulis.
10. Teman-teman stase anak, yang telah bersama-sama saling menguatkan dan
memberi motivasi.
11. Teman-temanku yang telah berjuang bersamaku untuk menyelesaikan
karya tulis ini.

v
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran dan
kritik untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya.

Purworejo,…………………..2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................................i
Lembar persetujuan............................................................................................................ii
Lembar pengesahan...........................................................................................................iii
Pernyataan Keaslian Tulisan.............................................................................................iv
Kata Pengantar...................................................................................................................v
Daftar isi...........................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................3
C. Manfaat..................................................................................................................4
1. Manfaat Teoritis.................................................................................................4
2. Manfaat Praktis..................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................6
A. Konsep Dasar Kehamilan.......................................................................................6
B. Konsep Dasar Hemoglobin...................................................................................13
C. Konsep Dasar Anemia..........................................................................................18
D. Konsep Dasar Jambu Biji.....................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................30
A. Desain Penelitian..................................................................................................30
B. Batasan Istilah......................................................................................................30
C. Pengumpulan Data...............................................................................................31
D. Analisa Data.........................................................................................................32
E. Etika Penulisan.....................................................................................................33

vii
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas

pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin, dan

berakhir pada kehamilan. Ketika spermatozoa bertemu dengan ovum,

maka dimulailah awal kehamilan. Setiap kehamilan selalu diawali dengan

konsepsi dan nidasi dari hasil tersebut. Lama hamil normal yaitu 280 hari

atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Astuti

dan Sulastri, 2019).

Pada proses kelahiran dapat mengakibatkan perdarahan dan

akhirnya menyebabkan anemia. Primigravida sering terjadi anemia karena

kurangnya pemahaman, dampak terhadap anak yang dilahirkan oleh ibu

yang anemia menyebabkan bayi lahir dengan persediaan zat besi yang

sangat sedikit didalam tubuhnya sehingga beresiko mengalami anemia

pada usia dini, yang dapat mengakibatkan gangguan atau hambatan

pertumbuhan dan perkembangan anak (WHO, 2015).

Anemia adalah suatu keadaan sel darah merah (hemoglobin) atau

protein pembawa oksigen didalam sel darah merah berada dibawah

kategori normal. Anemia dalam kehamilan ini didefinisikan sebagai suatu

kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin 7-10,5 gram (Kemenkes RI,

2016)

1
World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa

secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah

sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia

sebesar 48,2%, Afrika 57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%. Angka

Kematian Ibu (AKI) di Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada

kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh difisiensi besi (40%) (WHO,

2018).

Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi

pada kehamilan dan persalinan. Secara umum, salah satu penyebab anemia

defisiensi zat besi yaitu asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak

adekuat. Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan vitamin

C dalam tubuh ibu. Peranan Vitamin C dapat membantu mereduksi besi

ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah

diabsorbsi, proses reduksi tersebut akan semakin besar bila pH didalam

lambung semakin asam. Vitamin C dapat menambah keasaman sehingga

dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 30% (Sari, 2013).

Anemia pada ibu hamil biasanya penanganannya ada 2 cara yang

dilakukan yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Cara

farmakologis yaitu dengan pemberian 60 mg tablet Fe dan 50 nanogram

asam folat selama kehamilan, adapun cara non farmakologis pengobatan

anemia dan pencegahannya salah satu diantaranya adalah dengan cara

mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran antara lain buah bit, jambu biji,

dan jus bayam. (Kemenkes, 2017).

2
Beberapa hasil penelitian tentang jus jambu biji merah

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok

yang mendapat suplementasi Fe dengan kelompok yang mendapat

suplementasi Fe ditambah dengan mengkonsumsi jus jambu biji (100g

jambu biji). Kandungan vitamin C yang paling tinggi terdapat didalam

buah jambu biji. Vitamin C pada jambu biji setara dengan 6 kali

kandungan vitamin C pada jeruk, 10 kali kandungan vitamin C pada

pepaya, 17 kali kandungan vitamin C pada jambu air, dan 30 kali

kandungan Vitamin C pada pisang (Hadieti dan Apriyanti, 2015).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang efektifitas pemberian jus jambu biji merah terhadap

kadar hemoglobin pada ibu hamil.

B. Tujuan
1. Tujuan umum

Mendeskripsikan hasil implementasi pemberian jus jambu biji merah

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan hasil pengamatan perubahan kadar hemoglobin

sebelum penerapan pemberian jus jambu biji pada ibu hamil.

b. Mendeskripsikan hasil pengamatan kadar hemoglobin sesudah

penerapan pemberian jus jambu biji pada ibu hamil.

3
c. Mendeskripsikan efektifitas pemberian jus jambu biji merah

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Penulisan ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi mengenai

teknik mandiri perawat dalam mengidentifikasi kadar hemoglobin ibu

hamil dengan cara pemberian jus jambu biji merah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi pendidikan

Informasi dari penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi instansi

pendidikan sebagai Tugas Akhir Mahasiswa DIII Keperawatan

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Purworejo dengan

judul “Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah Terhadap Kadar

Hemoglobin Pada Ibu Hamil”.

b. Bagi Mahasiswa

Penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan

sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai pengaruh pemberian jus jambu biji merah

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil.

c. Bagi Masyarakat

Penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat sebagai

informasi dalam menambah wawasan masyarakat mengenai

4
pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar

hemoglobin pada ibu hamil

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian kehamilan
Kehamilan merupakan peristiwa yang terjadi pada seorang wanita,
dimulai dari proses fertilisasi (konsepsi) sampai kelahiran bayi.
Masa kehamilan dimulai dari periode akhir menstruasi sampai
kelahiran bayi, sekitar 266-280 hari atau 37-40 minggu, yang
terdiri dari tiga trimester. Periode perkembangan kehamilan terdiri
dari tiga tahap. Tahap pertama, perkembangan zigot, yaitu
pembentukan sel, pembelahan sel menjadi blastosit, dan
implantasi. Tahap kedua, perkembangan embrio, yaitu dari
diferensiasi sampai organogenesis. Tahap ketiga, perkembangan
fetus (janin) atau pertumbuhan bakal bayi (Hardinsyah dan Supariasa,
2016).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan berdasarkan kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester
II 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester III 13
minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 (Saifudin, 2009).
Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan
untuk melanjutkan keturunan. Di dalam tubuh seorang hamil terdapat
janin yang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan merupakan masa
kehidupan yang penting. Seorang ibu hamil harus mempersiapkan diri
sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan permasalahan pada kesehatan

6
ibu, bayi, dan saaat proses kelahiran. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan ibu adalah keadaan gizi (Waryana,2010)

2. Tanda-tanda Kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Marjati,
2011).
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
4) Syncope (pingsan)
5) Kelelahan
6) Payudara tegang
7) Sering miksi
8) Konstipasi atau obstipasi
9) Pigmentasi kulit
10) Varises
b. Tanda Kemungkinan
1) Pembesaran perut
2) Tanda hegar
3) Tanda goodel
4) Tanda chadwick
5) Tanda piscaseck
6) Kontraksi brakton hicks
7) Teraba ballotement
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
c. Tanda Pasti
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Denyut jantung janin
3) Bagian-bagian janin

7
4) Kerangka janin
3. Hormon-hormon Kehamilan
Menurut Saryono (2010) hormon adalah zat kimia (biasa disebut
bahan kimia pembawa pesan) yang secara langsung dikeluarkan ke
dalam aliran darah oleh kelenjar-kelenjar, dan pada kehamilan hormon
membawa berbagai perubahan, terpusat pada berbagai bagian tubuh
wanita. Hormon yang paling berkaitan dengan kehamilan adalah :
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
d. Human Placenta Lactogen (HCL)
e. Pituitary Gonadotropin
f. Prolaktin
g. Growth Hormon
h. Titoksin
i. Insulin
j. Parathormon
4. Pengkajian pada Masa Kehamilan
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari :
a. Wawancara :
1) Alasan mencari perawatan
2) Tujuan utama berkunjung ke tenaga kesehatan
b. Tanda-tanda yang dirasakan
c. Riwayat Mentruasi
Riwayat menstruasi diperlukan guna menentukan tafsiran
persalinan (TP). TP yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT, dapat
digunakan rumus Neagle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
d. Riwayat Obstetri

8
Riwayat obstetri memberikan informasi mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah
pada kehamilan saat ini.
e. Riwayat Kontrasepsi
f. Riwayat nutrisi
g. Penggunaan obat
h. Riwayat keluarga
i. Riwayat sosial
j. Rencana melahirkan
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil, antara lain :
a. Kelenjar tiroid
b. Payudara
c. Abdomen
d. Pemeriksaan panggul
e. Hipotensi supine
f. Inspeksi luar
g. Palpasi luar
h. Pemeriksaan dalam
i. Palpasi bimanual
j. Palpasi rektovagina
6. Perubahan fisik
a. Trimester I
1) Pembesaran payudara
2) Sering buan air kecil
3) Konstipasi
4) Morning sickness, mual dan muntah
5) Merasa lelah
6) Sakit kepala
7) Kram perut
8) Meludah

9
9) Peningkatan berat badan
b. Trimester II
1) Perubahan fisik
2) Perut semakin membesar
3) Sendawa dan buang angin
4) Pelupa
5) Rasa panas di perut
6) Pertumbuhan rambut dan kuku
7) Sakit perut bagian bawah
8) Pusing
9) Hidung dan gusi berdarah
10) Perubahan kulit
11) Payudara
12) Kram pada kaki
13) Sedikit pembengkakan
c. Trimester III
1) Sakit bagian tubuh belakang
2) Payudara
3) Konstipasi
4) Pernafasan
5) Sering kencing
6) Masalah tidur
7) Varises
8) Kontraksi perut
9) Bengkak pada kaki
10) Kram pada kaki
11) Cairan vagina
7. Diagnosis keperawatan ibu pada saat hamil
a. Trimester I
1) Kecemasan
2) Nyeri

10
3) Gangguan nutrisi
4) Perubahan pola seksual
b. Trimester II
1) gangguan rasa nyaman : nyeri
2) gangguan gambaran diri
3) perubahan proses keluarga
4) Kecemasan
5) Perubahan pola seksual
c. Trimester III
1) Nyeri
2) Perubahan pola napas tidak efektif
3) Perubahan pola tidur
4) Intoleransi aktivitas
5) Perubahan pola seksual
8. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan spsifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan

disusun dan ditunjukan pada nursing order untuk membantu klien

mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, memfasilitasi

koping. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi independent (suatu

tindakan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk/perintah dari

dokter atau tenaga kesehatan lannya). Dependent (suatu tindakan

dependent berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis,

tindakan tersebut menandakan suau cara dimana tindakan medis

dilaksanakan, dan interdependent suatu tindakan yang memerlukan

11
kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga social,

ahli gizi, fisioterapi dan dokter (Nursalam, 2000).

a. Trimester I
Tujuan perawatan fisiologis pada trimester I
1) Kehamilan didiagnosis dan taksiran persalinan dapat ditentukan
2) Ibu mendapatkan informasi tentang adaptasi tubuh akibat
perkembangan janin
3) Faktor resiko dapat diidentifikasi
b. Trimester II
Tujuan perawatan fisiologis pada trimester II
1) Memastikan tafsiran persalinan
2) Ibu dan keluarga mendapatkan perkembangan informasi
tentang adaptasinya dan perkembangan janin selama trimester
II
3) Ibu dapat merawat diri sendiri
4) Faktor resiko dapat diidentifikasi
5) Ibu waspada dengan bahaya kehamilan
c. Trimester III
Tujuan perawatan fisiologis pada trimester III
1) Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasi dan
perkembangan janin
2) Ibu mendapatkan informasi perawatan mandiri secara adekuat
9. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses
keperawatan , yaitu perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap
perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi.
Di samping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau
pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai sehingga
proses keperawatan dapat dimodifikasi.

12
B. Konsep Dasar Hemoglobin
1. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam darah,

yang berguna untuk mengangkut oksigen dari CO2 dalam tubuh.

Hemoglobin adalah ikatan antara protein, garam besi, dan zat

warna (Andiani, M., Wirjatmadi, B, 2016)

2. Batas Nilai Kadar Hemoglobin

Kadar Hb merupakan parameter yang paling mudah digunakan

dalam menentukan status anemia pada skala luas. Sampel

darah yang digunakan biasanya sampel darah tepi, seperti dari

jari tangan, dapat pula dari jari kaki sert telinga dan untuk

memperoleh hasil yang lebih akurat dianjurkan menggunakan

sampel darah vena (Andiani, M., Wirjatmadi, B, 2016:48).

Kadar hemoglobin darah dapat digolongkan pada tabel berikut :

Kelompok Umur Hemoglobin


Anak 6 bulan- 6 tahun 11
6 tahun – 14 tahun 12
Dewasa Laki-laki 13
Wanita 12
Wanita hamil 11
Tabel 2.1 Kadar hemoglobin (Andiani, M., Wirjatmadi, B: 2016)

3. Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin memiliki fungsi mengangkut oksigen dari paru-paru

dan dalam peredaran darah untuk dibawa ke jaringan. Ikatan

hemoglobin dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2).

13
Disamping oksigen, hemoglobin juga membawa karbondioksida dan

karbonmonoksida membentuk ikatan karbonmonoksihemoglobin

(HbCO), juga berperan dalam keseimbangan Ph darah. Sintesis

hemoglobin terjadi selama proses eritropis, pematangan sel darah

merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin (Tartowo dan

Wasnidar, 2007:17).

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Menurut Wiwik (2008) faktor yang mempengaruhi kadar Hb

adalah :

a. Kehilangan besi sebagai akibat dari perdarahan menahun yang

dapat berasal dari saluran cerna, saluran genetalia wanita, saluran

kemih, dan saluran nafas.

b. Faktor nutrisi sebagai akibat kurangnya jumlah besi total dalam

makanan atau kualitas besi yang tidak baik (makanan yang banyak

mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).

c. Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas anak pada

masa pertumbuhan dan kehamilan.

d. Gangguan absorpsi besi seperti gastrektomi dan kolitis kronis

5. Tujuan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Menurut Nugraha (2017), tujuan dari pemeriksaan kadar

hemoglobin :

a. Menentukan kadar hemoglobin dalam darah

b. Membantu mendiagnosis anemia

14
c. Menentukan defisit cairan tubuh akibat peningkatan kadar

hemoglobin

6. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Menurut Nugraha (2017), terdapat berbagai macam metode atau

cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar Hb dalam darah,

diantaranya adalah :

a. Metode Tallquist

Pemeriksaan ini didasarkan pada warna darah karena Hb

berperan dalam memberikan warna merah dalam eritrosit,

konsentrasi Hb dalam darah sebanding dengan warna darah

sehingga pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membandingkan

warna darah terhadap warna standar yang telah diketahui

konsentrasi hemoglobinnya dalam satuan persen (%). Standar

warna Tallquist memiliki 10 gradasi dari warna merah muda

sampai warna merah tua dengan rentang 10% sampai 100% dan

setiap gradasi selisih 10%. Metode ini tidak digunakan lagi karena

tingkat kesalahan pemeriksaan mencapai 30-50%, salah satu faktor

kesalahan adalah standar warna yang tidak stabil (tidak dapat

mempertahankan warna asalnya) dan mudah memudar karena

standar berupa warna dalam bentuk kertas.

b. Metode Tembaga Sulfat (CuSO4)

Pemeriksaan ini didasarkan pada berat jenis, CuSO4 yang

digunakan memiliki berat jenis 1,053. Penetapan kadar Hb metode

15
ini dilakukan dengan cara meneteskan darah pada wadah atau gelas

yang berisi larutan CuSO4 BJ 1,053 sehingga darah akan

terbungkus tembaga proteinase, yang mencegah perubahan BJ

dalam 15 menit. Jika darah tenggelam dalam waktu 15 detik, maka

kadar Hb lebih dari 12,5 g/dL. Jika tetesan darah tenggelam secara

perlahan, hasil meragukan sehingga perlu dilakukan pemeriksaan

ulang atau konfirmasi dengan metode lain yang lebih baik. Metode

ini bersifat kualitatif, sehingga penentuan kadar Hb ini pada

umumnya hanya digunakan untuk penetapan kadar Hb pada

pendonor atau pemeriksaan Hb yang bersifat massal.

c. Metode Sahli

Merupakan pemeriksaan Hb yang didasarkan atas

pembentukan warna (visualisasi atau kolorimetri). Darah yang

direaksikan dengan HCl akan membentuk asam hematin dengan

warna coklat, warna yang terbentuk akan disesuaikan pada standar

dengan cara diencerkan menggunakan aquadest. Pemeriksaan ini

masih sering dilakukan pada beberapa laboratorium kecil dan

puskesmas karena memerlukan peralatan sederhana, namun

pemeriksaan ini memiliki kesalahan atau penyimpangan hasil

mencapai 15% sampai 30%. Beberapa faktor kesalahan tersebut

terjadi karena pada metode ini tidak semua hemoglobin dirubah

menjadi asam hematin seperti methemoglobin, sulfhemoglobin,

dan karboksimoglobin. Selain faktor metode, alat yang digunakan

16
juga dapat menjadi faktor kesalahan, warna standar yang sudah

lama, kotor atau dibuat oleh banyak pabrik sehingga intensitas

warna standar berbeda. Diameter ukuran tabung sahli sebagai

pengencer. Selain itu faktor kesalahan dapat terjadi ketika

pemeriksaan, misalnya pemipetan kurang tepat, pemakaian batang

pengaduk yang terlalu sering digunakan untuk menghemogenkan

pengenceran.

d. Metode Sianmenthemoglobin

Merupakan pemeriksaan berdasarkan kalorimetri dengan

menggunakan alat spektrofotometer atau fotometer, sama dengan

pemeriksaan Hb menggunakan metode oksihemoglobin dan

alkalihematin. Metode ini menjadi rekomendasi dalam penetapan

kadar Hb karena kesalahannya hanya mencapai 2%. Reagen yang

digunakan disebut Drabkins yang mengandung berbagai macam

senyawa kimia sehingga jika direaksikan dengan darah dapat

menghasilkan warna yang sebanding dengan kadar Hb di dalam

darah. Faktor kesalahan pemeriksaan metode ini pada umumnya

bersumber dari alat pengukur, reagen, dan teknik analisa.

e. Metode Hemoglobinometer Digital

Hemoglobinometer digital merupakan metode kuantitatif

yang terpercaya dalam mengukur konsentrasi hemoglobin di

lapangan penelitian dengan menggunakan prinsip tindak balas

darah dengan bahan kimia pada strip yang digunakan. Bahan kimia

17
yang terdapat pada strip adalah ferrosianida. Reaksi tindak balas

akan menghasilkan arus elektrik dan jumlah elektrik yang

dihasilkan adalah bertindak balas langsung dengan konsentrasi

hemoglobin. Hemoglobinometer digital merupakan alat yang

mudah dibawa dan sesuai untuk penelitian di lapangan karena

teknik untuk pengambilan sampel darah yang mudah dan

pengukuran kadar hemoglobin tidak memerlukan penambahan

reagen (Hamill, 2010).

C. Konsep Dasar Anemia


1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan dapat diartikan ibu hamil yang

mengalami defisiensi zat besi dalam darah. Selain itu anemia dalam

kehamilan dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi ibu dengan

kadar hemoglobin (Hb) <11 gr% pada trimester I dan III sedangkan

pada trimester II kadar hemoglobin (Hb) <10,5 gr%. Anemia

kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensi

membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan

perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan (Bobak, 2005 dalam Ertiana, Astuti 2018).

Pengertian anemia dalam kehamilan yang lain dikemukakan oleh

Myers (1998 dalam Ertiana, Astutik, 2016), yaitu suatu kondisi adanya

penurunan sel darah merah atau menurunnya kadar Hb, sehingga

18
kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada

ibu dan janin menjadi berkurang.

2. Etiologi

Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh

kekurangan besi (anemia defisiensi besi) yang dikarenakan kurangnya

masukan unsur besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, gangguan

penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan,

misalnya pada perdarahan (Wiknjosastro, 2006 dalam Ertiana, Astuti

2018).

3. Tanda dan Gejala Anemia

Menurut Soebroto, 2009 (dalam Ertiana, Astuti 2018), tanda-tanda

anemia pada ibu hamil di antaranya adalah :

a. Terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh

berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan

b. Adanya peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha

menyediakan lebih banyak oksigen pada darah

c. Pusing akibat kurangnya darah ke otak

d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ

termasuk otot jantung dan rangka

e. Kulit pucat karena berkurangnnya oksigenasi

f. Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan

saraf pusat

g. Penurunan kualitas rambut dan kulit

19
Sedangkan gejala anemia pada ibu hamil (Soebroto, 2009 dalam

Ertiana, Astuti 2018), di antaranya adalah :

a. Cepat lelah

b. Sering pusing

c. Mata berkunang-kunang

d. Lidah luka

e. Nafsu makan turun

f. Konsentrasi hilang

g. Nafas pendek

h. Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda

4. Derajat Anemia

Penentuan anemia tidaknya seorang ibu hamil menggunakan dasar

kadar Hb dalam darah. Dalam penentuan derajat anemia terdapat

bermacam-macam pendapat, yaitu :

a. Derajat anemia berdasar kadar Hb menurut WHO :

1) Ringan sekali : Hb 10 g/dL- batas normal

2) Ringan : Hb 8 g/dL- 9,9 g/dL

3) Sedang : Hb 6 g/dL- 7,9 g/dL

4) Berat : Hb <5 g/dL

b. Derajat anemia berdasar kadar Hb menurut Depkes RI :

1) Ringan sekali : Hb 11 g/dL- batas normal

2) Ringan : Hb 8 g/dL- <11 g/dL

3) Sedang : Hb 5 g/dL- <8 g/dL

20
4) Berat : Hb <5 g/dL

5. Macam Anemia

a. Anemia defisiensi besi

b. Anemia megaloblastik

c. Anemia hipoblastik

d. Anemia himolitik

6. Penanganan Anemia dalam Kehamilan

Berikut penanganan anemia dalam kehamilan menurut tingkat

pelayananan (Saifuddin, 2002 dalam Ertiana, Astuti 2018).

a. Pondok bersalin desa (polindes)

Anemia pada ibu hamil idealnya harus dideteksi dan ditangani

sejak pelayanan kesehatan dasar. Di desa, ibu hamil perlu

berkunjung ke polindes untuk mengetahui kondisi kehamilannya

dan mengetahui jika ibu hamil terjadi anemia. Penaanganan anemia

di polindes meliputi :

1) Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan

laboratorium ke tingkat pelayanan yang lebih lengkap

2) Memberikan terapi oral pada ibu hamil yang berupa tablet besi

90 mg/hari

3) Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui

b. Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas)

Wewenang puskesmas untuk menangani kasus anemia pada ibu

hamil diantaranya dengan cara :

21
1) Membuat diagnosis dan terapi

2) Menentukan penyakit kronik (malaria, TBC) dan

penanganannya

c. Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan layanan kesehatan tingkat lanjutan jika

polindes dan puskesmas tidak dapat menangani kasus anemia pada

ibu hamil. Wewenang rumah sakit dalam menagani kasus anemia

pada ibu hamil meliputi :

1) Membuat diagnosis dan terapi

2) Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu

ternyata pembawa sifat, perlu tes pada suami untuk

menentukan resiko pada bayi.

D. Konsep Dasar Jambu Biji


1. Morfologi Jambu Biji

Menurut Parimin (2007), nama ilmiah jambu biji adalah Psidium

Guajava. Psidium berasal dari bahasa Yunani yaitu “psidium” yang

berarti delima dan “guajava” berasal dari nama yang diberikan

oleh orang Spanyol. Adapun taksonomi tanaman jambu biji

diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae (tumbuhan-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

22
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Myrtales

Famili :Myrtaceae

Genus :Psidium

Spesies : Psidium guajavaLinn.

Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak.

Tingginya dapat mencapai 3-10 m. Umumnya umur tanaman jambu

biji hingga sekitar 30-40 tahun. Batang jambu biji berkayu keras, tidak

mudah patah, kuat dan padat. Batang dan cabangnya mempunyai

kulit berwarna cokelat atau cokelat keabu-abuan yang halus dan

mudah terkelupas. Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat

langsing, atau bulat oval dengan ujung tumpul atau lancip. Buah

jambu biji berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan kulit buah

berwarna hijau saat muda dan berubah kuning muda mengkilap

setelah matang. Warna daging buah pada umumnya putih susu,

merah muda. Aroma buah biasanya harum saat sudah matang

(Parimin, 2007).

2. Jenis Jambu Biji

Menurut Parimin (2007), terdapat lebih dari 97 varietas jambu

biji yang tersebar dibeberapa Negara termasuk Indonesia. Beberapa

jenis atau varietas jambu biji yang banyak dikenal masyarakat

antara lain jambu biji merah, jambu biji susu, jambu biji kecil,

jambu biji sukun, jambu biji bangkok, jambu biji variegata,

23
jambu biji australia, jambu biji brasil, jambu biji khemer, jambu

biji bangkok epal, jambu biji pasar minggu. Jenis jambu biji yang

cocok dikonsumsi oleh ibu hamil adalah jenis jambu biji merah.

Jambu biji merah memiliki keunggulan antara lain daging buahnya

merah menyala dan merah cerah, tebal, berasa manis, harum dan

segar. Ukuran buahnya cukup besar dengan ukuran 400 gram per buah.

Jambu ini banyak diminati karena selain rasanya lebih enak, juga dapat

meningkatkan trombosit darah. Daun jambu biji merah berwarna hijau

tua, panjang daun sekitar 6-14 cm. Kulit buah berwarna hijau muda

sampai hijau kekuningan bila telah matang. Permukaan kulit

buah rata dan mengkilap sehingga penampilannya sangat

menarik. Jambu biji ini juga tahan terhadap hama dan penyakit.

Produktivitas jambu biji merah cukup tinggi karena mampu

berbuah sepanjang tahun dan berbuah lebat. Dengan banyaknya

keunggulan tersebut maka jenis jambu merah layak dikembangkan

dan dikebunkan dengan skala komersial.

3. Kandungan Jambu Biji

Jambu biji merah banyak mengandung zat kimia : pada buah,

daun dan kulit batang pohonnya mengandung tanin, tapi pada

bunganya tidak banyak mengandung senyawa tersebut. Selain

mengandung tanin daun jambu biji merah juga mengandung zat

lain seperti asam oleanolat, minyak atsiri, asam kratogolat, asam

ursolat, asam psidiolat, asam guajaverin dan vitamin (Anonim, 2010).

24
Menurut Parimin (2007), biji jambu biji kering mengandung 14%

minyak atsiri, 15% protein dan 13% tepung. Jambu biji

mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Kandungan vitamin C

jambu biji dua kali lebih banyak dari jeruk manis hanya 49 mg

per 100 g. Vitamin C sangat baik sebagai zat antioksidan. Namun,

sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi dikulit dan

daging bagian luarnya yang lunak dan tebal. Kandungan vitamin

C jambu biji mencapai puncaknya saat menjelang matang. Jadi,

bila mengkonsumsi jambu biji saat matang akan lebih baik

dibandingkan dengan setelah matang optimal dan lewat matang.

Menurut Parimin (2007), kandungan Lengkap kadar gizi yang

terdapat dalam 100 gram jambu biji masak segar :

N Kandungan Nilai nutrisi


o
1 Protein 0,9 gr
2 Lemak 0,3 gr
3 Karbohidrat 12,2 gr
4 Kalsium 14 mg
5 Fosfor 28 mg
6 Besi 1,1 mg
7 Vitamin A 25 mg
8 Vitamin B1 0,02 mg
9 Vitamin C 87 mg
10 Air 86 gr
11 Kalori 49 kal
12 Bagian yang dapat 82 %
dimakan
Tabel 2.2 kandungan lengkap kadar gizi yang terdapat dalam 100 gram
jambu biji (Parimin, 2007)

4. Manfaat Jambu Biji

Hampir semua bagian tanaman jambu biji bermanfaat bagi

kehidupan. Selain sebagai bahan pangan dan kerajinan, beberapa

25
bagian dari tanaman jambu biji dapat dimanfaatkan sebagai bahan

untuk membuat resep pengobatan.

5. Pengukuran Jus Jambu Biji

Menurut Munifa (2015), sebelum mengkonsumsi buah, ada

baiknya mengetahui cara memilih buah yang baik. Jika kita salah

memilih buah maka kualitas dan kandungan gizi yang diperoleh

dari buah tersebut juga berkurang kualitasnya. Memilih buah dapat

dilakukan dengan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Baunya harus cukup harum

b. Tidak mentah

c. Tidak memar

d. Tidak berjamur

e. Buah yang berat biasanya lebih banyak mengandung cairan

dan lebih enak rasanya.

Jika menyimpan buah dalam wadah. Maka sangat

dianjurkan untuk mencuci wadah yang akan digunakan dengan air

panas dan sabun. Hal ini sangat efektif untuk membunuh bakteri,

sehingga manfaat buah tetap terjaga karena buah tetap segar dalam

waktu lama. Berikut beberapa cara yang dapat diperhatikan dalam

menyimpan buah yaitu:

a. Buah yang matang harus segera dimasukkan kedalam lemari es.

b. Masukkan buah kedalam kantung plastik yang sudah dilubangi.

26
c. Untuk jenis buah apel, nectarine, pir dan beri akan busuk jika

dibiarkan saling bersinggungan.

Pada saat buah dipotong, terjadi perubahan warna, untuk

mencegah perubahan warna menjadi kecoklatan (browning) tersebut

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Gosok/olesi permukaan buah dengan potongan jeruk lemon atau

jeruk nipis

b. Rendam buah dalam cairan yang asam (air dicampur air jeruk atau

cuka).

c. Merebus potongan buah dalam sirop gula segera sesudah dipotong.

d. Selalu gunakan pisau dari bahan stainless steel

e. Buah disiapkan (dipotong/dikupas) sesaat sebelumdigunakan.

Persiapan Dasar

a. Pencucian

Tujuan dari pencucian buah adalah untuk

menghilangkan microorganism maupun pestisida yang

menempel. Cara terbaik untuk mencuci buah adalah dengan

membilas buah dibawah air yang mengalir, tidak peduli

apakah buah tersebut ditanam menggunakan system

konvensional (menggunakan pupuk kimia dan pestisida)

ataupun secara organik. Dan untuk buah yang tumbuh didalam

tanah seperti buah bit, maka proses perendaman perlu

dilakukan sebelum menggosoknya dibawah air mengalir.

27
b. Pengupasan

Pengupasan dilakukan untuk beberapa buah tertentu

seperti nanas, mangga dan jeruk. Buah jambu biji merah

tidak perlu dilakukan pengupasan dikarenakan kandungan

vitamin C terdapat pada bagian kulit dan dagingnya.

c. Pemotongan

Pemotongan disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik

masing-masing buah, misalnya memotong nanas dengan

potongan segitiga, petak ataupun bulat, memotong mangga

dengan potongan kotak.

d. Pengukuran Jus Jambu Biji

Menurut Proverawati & Asfuah (2009), ibu hamil

membutuhan vitamin C sebanyak 70 mg perhari dan

diperlukan tambahan vitamin C sebanyak 10 mg perhari untuk

mencegah kekurangan. Berat jambu biji murni dapat

dibulatkan menjadi 200 gram di blender menggunakan air

50 cc dihasilkan 93 mg vitamin C menggunakan

perbandingan lurus yaitu :

188 gram jambu biji merah + 50 cc air matang = 87 mg vitamin C.

200 gram jambu biji merah + 53,191 cc air matang = 92,553 mg

vitamin C.

Kelebihan vitamin C dibutuhkan untuk membantu penyerapan

zat besi dan mencegah perdarahan.

28
29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah literatur

review, yaitu mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel penelitian

mengenai efektifitas pemberian jus jambu biji terhadap kadar hemoglobin

pada ibu hamil. Penelusuran artikel dilakukan dengan pendekatan data

(data base) Google schoolar dengan memggunakan kata kunci seperti.

“pemberian jus jambu biji merah”, “jus jambu biji”+”ibu hamil”, “jus

jambu biji merah”+”kadar hemoglobin”+”ibu hamil”.Artikel yang dipilih

adalah artikel yang dipublikasikan sejak 2015 sampai dengan 2020 yang

dapat diakses fulltext dalam format pdf.

B. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul karya tulis ini,

maka penulis perlu menjabarkan terlebih dahulu apa yang dimaksud dalam

judul “efektivitas pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar

hemoglobin pada ibu hamil”

1. Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan untuk

melanjutkan keturunan. Di dalam tubuh seorang hamil terdapat janin

yang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan merupakan masa kehidupan

yang penting.

30
2. Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam darah,

yang berguna untuk mengangkut oksigen dari CO2 dalam tubuh.

Hemoglobin adalah ikatan antara protein, garam besi, dan zat

warna (Andiani, M., Wirjatmadi, B, 2016)

3. Jambu biji adalah Psidium Guajava. Psidium berasal dari bahasa

Yunani yaitu “psidium” yang berarti delima dan “guajava” berasal

dari nama yang diberikan oleh orang Spanyol. Jambu biji

merupakan tanaman perdu bercabang banyak (Parimin, 2007).

C. Pengumpulan Data
Pada sub bab ini dijelaskan terkait dengan metode pengumpulan data yang

digunakan :

1. Langkah awal dalam penyusunan karya tulis ini adalah penulis

memilih topik “efektivitas pemberian jus jambu biji merah terhadap

kadar hemoglobin pada ibu hamil”. Topik tersebut digunakan sebagai

acuan dalam mencari literatur.

2. Penulis melakukan penelusuran pustaka atau sumber untuk

mengumpulkan informasi yang relevan dari data base Google Scolar.

3. Menentukan keyword atau kata kunci untuk pencarian jurnal.

Pencarian jurnal dengan kata kunci “pemberian jus jambu biji merah”

didapatkan hasil 995. Selanjutnya pencarian dengan kata kunci “jus

jambu biji merah”+”ibu hamil” didapatkan hasil 128. Sedangkan

pencarian dengan kata kunci “jus jambu biji merah”+”kadar

hemoglobin”+”ibu hamil” didapatkan hasil 71. Dan akhirnya pencarian

31
dengan kata kunci “jus jambu biji merah”+”kadar hemoglobin”+”ibu

hamil” dengan dibatasi tahun 2015-2020 didapatkan hasil 61.

4. Pencarian jurnal ini dengan menggunakan kriteria jurnal publikasi

yang ilmiah, dibatasi tahunnya dan mutakhir 5 tahun kebelakang mulai

dari tahun 2015 sampai tahun 2020.

5. Jurnal yang digunakan untuk literature review ini sebanyak 5 jurnal

untuk tindakan atau intervensi pemberian jus jambu biji merah

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil.

D. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara mendiskusiskan dan meringkas

literatur kemudian membandingkan beberapa literatur dan selanjutnya

dituangkan dalam pembahasan.

Untuk mereview sebuah literatur bisa melakukannya dengan beberapa cara

1. Mencari kesamaan (Simmilarity)

Penulis mencari persamaan pada kelima jurnal yang sudah dipilih

sebagai bahan kajian literatur. Penulis menemukan persamaan pada

metode penelitian, pendekatan yang digunakan, kriteria responden

dari kelima jurnal yang mendukung keefektifan jus jambu biji merah

terhadap kadar hemoglobin.

2. Mencari ketidaksamaan (Contrast)

Penulis melihat sisi ketidaksamaan yang terdapat pada masing-masing

jurnal. Penulis menemukan perbedaan pada pendekatan yang

32
digunakan pada masing-masing penelitian, jumlah sampel, teknik

pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel, tempat pengampilan

sampel dari kelima jurnal yang mendukung keefektifan jus jambu biji

merah terhadap kadar hemoglobin.

3. Memberikan pandangan (Criticize)

Penulis memberikan pandangan terhadap jurnal yang dibahas dalam

literatur review ini.

4. Membandingkan (Compare)

Penulis tidak melakukan perbandingan intervensi yang dapat

membantu menaikkan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

5. Meringkas (Summarize)

Penulis dalam membuat ringkasan jurnal dengan membaca kelima

jurnal yang sudah dipilih, kemudian penulis mencoba meriview isi dari

keseluruhan masing-masing hasil penelitian mulai dari abstrak sampai

dengan kesimpulan. Penulis dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

5 jurnal tersebut.

E. Etika Penulisan
Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan literatur review, terdiri

dari :

1. Menghindari atau Anti Plagiarisme

Dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis

menggunakan teknik paraphrasing untuk menghindari penulis

33
mengutip secara langsung hasil penelitian orang lain tanpa mengubah

makna sebenarnya.

2. Originalitas

Penulis mencantumkan semua sumber yang dijadikan landasan teori

pada karya tulis ilmiah ini. Penulis juga mencantumkan semua sumber

yang bukan berasal dari hasil pemikiran penulis sendiri.

34

Anda mungkin juga menyukai