Anda di halaman 1dari 5

Materi Akuntansi

Utang Dividen

Sumber: rain74ien. Utang Dividen. https://www.coursehero.com/file/50889076/BAB-13docx/,


diakses pada tanggal 2 Oktober 2021.

Ardra. Kewajiban Ekuitas Laporan Keuangan Pengertian Contoh.


https://ardra.biz/topik/pengertian-utang-dividen/, diakses pada tanggal 2 Oktober 2021.

 Utang dividen (dividen payable) adalah jumlah yang terutang oleh perseroan kepada para
pemegang sahamnya sebagai hasil pembagian dividen oleh rapat umum pemegang
saham.
 Dalam proses pembagian dividen ini, terdapat tiga tanggal yang berpengaruh terhadap
pencatatan akuntansi, yaitu:
- Tanggal pengumuman atau tanggal disahkannya dan diumumkannya pembagian
dividen.
- Tanggal pendaftaran saham bagi pemegang saham.
- Tanggal pembayaran dividen oleh perusahaan kepada pemegang saham.
 Umumnya dividen dibayarkan dalam jangka waktu tiga bulan. Oleh karena itu, utang
dividen dikategorika sebagai liabilitas jangka panjang.
 Dividen saham preferen kumulatif yang belum dideklarasi tidak diakui sebagai liabilitas
karena dividen tersebut bukan kewajiban sampai jajaran direktur mengotorisasi
pembayaran.
 Jumlah dividen kumulatif yang belum dibayar seharusnya diungkapkan dalam sebuah
catatan laporan keuangan atau dalam penjelasan di bagian modal saham.

Utang Pajak

Sumber: Rafinska, Kezia. 2019. Utang Pajak dan Piutang Pajak, Kenali 2 Istilah Pajak Ini.
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/utang-pajak-dan-piutang-pajak, diakses pada
tanggal 2 Oktober 2021.

Ferdian, Teddy. 2020. Perlu Diketahui, Ini Penyebab Timbulnya Utang Pajak.
https://www.pajak.go.id/id/artikel/perlu-diketahui-ini-penyebab-timbulnya-utang-pajak, diakses
pada tanggal 2 Oktober 2021.

Utang pajak merupakan pajak yang masih harus dibayar, termasuk sanksi administrasi
berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Utang pajak
menjadi dasar dilakukannya penagihan pajak oleh juru sita pajak. Dilihat dari kondisinya,
timbulnya utang pajak dapat terjadi karena dua kondisi, yaitu: 
1. Kondisi Formil 
Dalam kondisi ini, utang timbul karena petugas pajak mengeluarkan surat ketetapan.
Contoh: Pada pelunasan Pajak Bumi Bangunan, KPP merupakan pihak yang
mengeluarkan surat ketetapan pajak berisi besaran pajak terutang setiap tahunnya. Anda
sebagai wajib pajak tidak perlu lagi menghitung pajak terutang melainkan membayar
PBB berdasarkan surat yang diberikan KPP.
2. Kondisi Materil 
Pada kondisi materil utang pajak timbul karena undang-undang atau karena
adanya sebab tertentu  yang mengakibatkan suatu pihak dikenakan pajak, seperti
mendirikan bangunan, kegiatan impor ekspor, hingga mendapat hadiah undian. Contoh:
Ian merupakan seorang karyawan yang memenangkan hadiah undian dari sebuah acara
televisi. Dalam kasus ini, Ian terutang pajak atas hadiah undian berupa uang tunai yang
diterimanya.
Suatu pihak dapat dibebaskan dari utang pajak karena adanya kondisi-kondisi
berikut ini:
 Pembayaran
Utang pajak yang melekat pada wajib pajak akan dihapus karena pembayaran pajak
yang dilakukan ke kas negara.
 Kompensasi 
Kompensasi dalam kondisi ini merupakan keputusan yang ditujukan kepada wajib
pajak yang memiliki tagihan, di luar pajak tidak diperkenankan dari penghasilan
bruto. Seperti dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang
polis, dan biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham. Kompensasi hanya terjadi apabila wajib pajak memiliki tagihan
berupa kelebihan pembayaran pajak.
 Kedaluwarsa pajak 
Kedaluwarsa pajak merupakan kondisi dimana masa penagihan pajak telah
melampaui waktu terutang pajak/masa pajak atau tahun pajak bersangkutan. Dalam
kondisi kedaluwarsa pajak biasanya telah tercantum kepastian hukum, kapan utang
pajak tidak dapat ditagih lagi. Kondisi kedaluwarsa  pajak ini dapat ditangguhkan
apabila diterbitkan surat teguran atau surat paksa untuk melunasi utak pajak.
 Pembebasan 
Utang pajak tidak berakhir dengan semestinya, tetapi karena ditiadakan oleh salah
satu pihak. Pembebasan biasanya tidak diberikan kepada pokok pajaknya, tetapi
terhadap sanksi administrasi
 Penghapusan 
Sifat penghapusan sama dengan pembebasan, tetapi diberikan kepada wajib pajak.
Penghapusan utang pajak bisa disebabkan karena kondisi keuangan wajib pajak atau
kematian.
Daftar Kode Utang untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Saat mengisi SPT Tahunan Orang Pribadi, wajib pajak akan diminta untuk mencantumkan daftar
utang yang dimililiki. Dalam pengisian ini terdapat kolom kode utang yang harus diisi oleh wajib
pajak. Beberapa kode utang yang harus diperhatikan oleh wajib pajak di antaranya:

Kod Fungsi
e

101 Utang Bank/ Lembaga Keuangan Bukan Bank (KPR,Leasing, Kendaraan Bermotor dan
sejenisnya)

102 Kartu Kredit

103 Utang afiliasi (pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa sebagaimana
tercantum dalam Pasal 18 ayat 4 UU PPh)

109 Utang lainnya

Konsekuensi utang pajak

Adapun mekanisme penerbitan surat yang menjadi dasar tagihan kepada wajib pajak secara
umum adalah:

 melalui pengawasan pembayaran dan pelaporan, dengan penerbitan Surat Tagihan Pajak
(STP);
 melalui proses pemeriksaan pajak, dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang
bayar (SKPKB) dan STP.

Jika wajib pajak tidak membayar STP dan/atau SKPKB sampai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan, maka atas wajib pajak tersebut telah timbul utang pajak. Sebagai konsekuensi dari
timbulnya utang pajak ini, atas wajib pajak dapat dilakukan tindakan penagihan pajak oleh Juru
Sita Pajak Negara dengan tahapan sebagai berikut:

 Surat Teguran, diterbitkan 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran STP
atau SKPKB;
 Surat Paksa, diterbitkan apabila 21 (dua puluh satu) hari setelah disampaikannya Surat
Teguran, wajib pajak belum melunasi utang pajak;
 Surat Sita, diterbitkan apabila dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberitahukannya Surat
Paksa, wajib pajak belum  juga melunasi utang pajak;
 Pengumuman lelang, dilakukan apabila dalam waktu sekurang-kurangnya 14 (empat
belas) hari setelah dilakukannya penyitaan, wajib pajak belum juga melunasi utang pajak.
 Lelang, dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari setelah dilakukan
pengumuman lelang.

Pada akhirnya, hal terpenting adalah bahwa wajib pajak harus memahami kewajiban perpajakan
yang melekat pada wajib pajak setelah memiliki NPWP serta secara konsisten melaksanakan
kewajiban perpajakan tersebut sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Jika ada hal-hal
yang masih menimbulkan keraguan terkait pelaksanaan kewajiban perpajakan, jangan ragu untuk
bertanya ke kantor pajak. Saat ini kantor pajak sudah menyediakan layanan informasi melalui
berbagai sarana komunikasi seperti telepon, surat elektronik, chat pajak, dan layanan tatap muka
di kantor pajak. Dengan konsisten melaksanakan kewajiban perpajakan, maka kesadaran pajak
dapat tumbuh dalam diri wajib pajak. Hal positif ini tentunya dapat juga ditularkan kepada wajib
pajak lainnya dan masyarakat calon wajib pajak. Pajak kuat, Indonesia maju.

Utang dalam Mata Uang Asing

Sumber: Fatoni, Sahrul. 2020. Utang Dalam Mata Uang Asing Dan Kebijakan Dividen.
http://repository.unair.ac.id/97818/3/4.BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf, diakses pada
tanggal 2 Oktober 2021.

Utang dalam mata uang asing berfungsi sebagai natural hedging yang bertujuan untuk
mengurangi paparan risiko fluktuasi mata uang asing, sehingga dapat menguntungkan
perusahaan. Selain sebagai natural hedging, utang dalam mata uang asing juga dapat mengurangi
cost of debt dengan memanfaatkan suku bunga asing yang lebih rendah daripada domestik. Cost
of debt perusahaan juga akan berkurang ketika mata uang domestik menguat dari mata uang
asing. Disisi lain, utang dalam mata uang asing juga berpotensi merugikan dengan meningkatnya
risiko utang mata uang asing ketika tingkat suku bunga dari nilai mata uangnya menguat
terhadap mata uang domestik. Namun, hal ini bisa diantisipasi dengan melakukan diversifikasi
utang mata uang asing.

Pemanfaatan mata uang asing untuk mengurangi cost of debt dan risiko fluktuasi mata
yang asing dapat meningkatkan nilai cash flow perusahaan. Ketika cash flow stabil, maka
perusahaan memiliki cukup dana untuk membayar dividen. Dividen dapat dibayarkan untuk
tercapainya kesejahteraan pemegang saham akibat laba perusahaan yang semakin meningkat.

Keloharju dan Niskanen (2001) mengemukakan alasan perusahaan menerbitkan utang


dalam mata uang asing adalah untuk menurunkan cost of debt. Choi dan Park (2019) menguji
pengaruh utang dalam mata uang asing dengan kebijakan dividen menggunakan logit and tobit
regression, menemukan bahwa utang perusahaan dalam mata uang asing berpengaruh negatif
terhadap kebijakan dividen. Perusahaan yang mempunyai cost of debt yang rendah dapat
meningkatkan profitabilitas yang tinggi, sehingga mempunyai kapasitas dana yang tinggi untuk
membayarkan dividen.

Anda mungkin juga menyukai