LAPORAN
Disusun oleh
Kelompok 5 :
1. Lusi Safara
2. Rani Dwi Muflihah
3. Riska Halimatussa'diyah
4. Siska ayun sari
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perancangan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal
1. Pencarian Ide Produk................................................................ 2
2. Membuat Gambar atau Sketsa.................................................. 2
3. Prototyping atau Membuat Studi Model................................... 3
4. Perencanaan Produksi.................................................................... 3
B. Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal
1. Tahap pembahanan................................................................... 4
2. Tahap pembentukan ................................................................. 4
3. Tahap perakitan......................................................................... 5
4. Tahap finishing......................................................................... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajinan Objek Budaya Lokal adalah Kerajinan yang terinspirasi dari
Budaya Lokal. Kerajinan ini masih bersifat Lokal dan Memiliki Karakter Sesuai
Dengan Daerah atau Lokal Pembuatan Kerajinan Tersebut. Budaya Artefak/objek
budaya di antaranya pakaian daerah, wadah tradisional, senjata, dan rumah adat.
Objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi
produk kerajinan. Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah
yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. 3
PKekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal yang dapat menjadi
sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.
Rumah adat atau rumah tradisional merupakan rumah yang memiliki ciri
khas budaya atau gaya tertentu yang mencerminkan ciri khas dari suatu wilayah.
Rumah tradisional dapat juga dikatakan sebagai rumah yang dibangun dengan
memperhatikan kegunaan, serta fungsi sosial dan arti budaya dibalik corak atau
gaya bangunan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di
bahas sebagai berikut.
1. Bagaimana perancangan kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal?
2. Bagaimana produksi kerajinan dengan inspirasi objek benda lokal?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
produk yang memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda,
produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.
4. Perencanaan Produksi
Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses
produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah-
langkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi
dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.
1. Alat dan bahan :
a. Stik es krim
b. Bambu
c. Pisau/kater
d. Lem besi dan lem tembak
e. Penggaris
3
f. Pensil
g. Amplas
2. Langkah - langkah :
a. Siapkan dahulu alat dan bahan yang telah ditentukan
b. Potong bambu menjadi beberapa bagian
c. Setelah di potong susunlah bambu menggunakan lem
d. Kemudian dirakit menjadi sebuah dinding berbentuk segiempat
e. Jika dinding sudah dibentuk selanjutnya susunlah stik es krim
menjadi dua bagian menggunakan lem untuk membuat atap rumah
f. Setelah selesai menyusun gabungkan lah kedua stick es krim yang
telah disusun tersebut hingga membentuk segitiga
g. Setelah terbentuk gabungkan lah atap rumah dan dinding yang
telah dibuat dari bambu.
2. Tahap Pembentukan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk
dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas
dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu, dan rotan lainnya dapat
dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat
sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga
biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti
menyambungkan bilah-bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan
4
besi dan rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik
pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las.
Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan.
a. Material : Bambu
b. Jenis aktivitas & teknik yang digunakan : Memotong
c. Alat dan Bahan : Pisau atau kater
d. Alat K3 : Sarung tangan
3. Tahap Perakitan
a. Material : Bambu, stik es krim, dan lem
b. Jenis aktivitas & teknik yang digunakan : Menggabungkan atau
menempelkan bambu dan stik es krim agar menjadi sebuah bentuk
c. Alat dan Bahan : lem besi dan lem tembak
d. Alat K3 : Sarung tangan
4. Tahap Finishing
Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut
dimasukkan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan
atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan di antaranya
penghalusan permukaan kayu dengan ampelas atau menghilangkan lem
yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa
pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet
dan lebih menarik.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang
memperhatikan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Upaya menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses
produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan
pembentukan material solid sering kali menghasilkan sisa potongan atau
debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat
keselamatan kerja berupa kaca mata melindung dan masker anti debu.
Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang
5
dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan
sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia
a. Material : Bambu, stik es krim dan amplas
b. Jenis aktivitas & teknik yang digunakan : Penghalusan dengan cara
menghilangkan lem yang tersisa pada produk
c. Alat dan Bahan : Amplas
d. Alat K3 : Sarung tangan
a.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi
dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model
kerajinan, dilanjutkan denganpembuatan petunjuk produksi. Tahapan produksi
secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan dan perakitan, serta
finishing.
Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer.
Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan
untuk distribusi disebut kemasan tersier. Sistem penjualan langsung dapat berupa
penjualan satu tingkat (single level marketing) atau multi tingkat (multi level
marketing).
B. Saran
Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja
yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung
kesehatan dan keselamatan kerja.