Anda di halaman 1dari 10

MEMBUAT MINIATUR

RUMAH ADAT SUMATERA BARAT (RUMAH GADANG)

LAPORAN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Disusun oleh
Kelompok 5 :
1. Lusi Safara
2. Rani Dwi Muflihah
3. Riska Halimatussa'diyah
4. Siska ayun sari

SMA NEGERI 1 CIAWIGEBANG


KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan Inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PKWU yang
berjudul LAPORAN MEMBUAT MINIATUR RUMAH ADAT BARAT (RUMAH
GADANG).
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Subardi, S.Pd, yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami menyediakan
tugas ini.
Kami menyadari, bahwa laporan PKWU yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saranan yang membangun dari semua guna menjadi
acuhan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dari masa mendatang.
Semoga laporan PKWU ini mendatangkan wawasan para pembaca dan bias
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan

Ciawigebang, 18 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Perancangan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal
1. Pencarian Ide Produk................................................................ 2
2. Membuat Gambar atau Sketsa.................................................. 2
3. Prototyping atau Membuat Studi Model................................... 3
4. Perencanaan Produksi.................................................................... 3
B. Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal
1. Tahap pembahanan................................................................... 4
2. Tahap pembentukan ................................................................. 4
3. Tahap perakitan......................................................................... 5
4. Tahap finishing......................................................................... 5

BAB III PENUTUP............................................................................................


A. Kesimpulan..................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajinan Objek Budaya Lokal adalah Kerajinan yang terinspirasi dari
Budaya Lokal. Kerajinan ini masih bersifat Lokal dan Memiliki Karakter Sesuai
Dengan Daerah atau Lokal Pembuatan Kerajinan Tersebut. Budaya Artefak/objek
budaya di antaranya pakaian daerah, wadah tradisional, senjata, dan rumah adat.
Objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi
produk kerajinan. Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah
yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. 3
PKekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal yang dapat menjadi
sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.
Rumah adat atau rumah tradisional merupakan rumah yang memiliki ciri
khas budaya atau gaya tertentu yang mencerminkan ciri khas dari suatu wilayah.
Rumah tradisional dapat juga dikatakan sebagai rumah yang dibangun dengan
memperhatikan kegunaan, serta fungsi sosial dan arti budaya dibalik corak atau
gaya bangunan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di
bahas sebagai berikut.
1. Bagaimana perancangan kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal?
2. Bagaimana produksi kerajinan dengan inspirasi objek benda lokal?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan laporan tentang wirausaha kerajinan yaitu


1. Untuk mengetahui perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi objek
budaya lokal.
2. Untuk mengetahui perancangan kerajinan dengan inspirasi objek budaya
lokal.
3. Untuk mengetahui produksi kerajinan dengan inspirasi objek benda lokal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Kerajinan Dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal


1. Pencarian Ide Produk
Kami mengambil inspirasi dari rumah adat yaitu rumah gadang.
Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang
merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di Provinsi Sumatra
Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh
masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang
menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.
Desain atap yang khas berbentuk melengkuk seperti tanduk yang
runcing dan lancip. Ini juga punya fungsi yaitu supaya Rumah Gadang
tahan terhadap curahan hujan dan tidak membebani bangunan di
bawahnya.
Bukan tanpa arti, bentuk tanduk runcing dari atap Rumah Gadang
ternyata punya makna tersendiri. Konon, tanduk berbentuk seperti kerbau
itu adalah simbol kemenangan kompetisi adu kerbau dengan seorang raja
di Jawa. Peristiwa yang bersejarah ini lalu digambarkan sebagai kejayaan
warna Minangkabau pada saat itu.

2. Membuat Gambar atau Sketsa


Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan
digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi
berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau
lembaran kertas, dengan menggunakan pensil, spidol, atau bolpoin dan
sebaiknya hindari penggunaan penghapus.
Tariklah garis tipis-tipis dahulu. Jika ada garis yang dirasa kurang
tepat, abaikan saja, buatlah garis lain pada bidang kertas yang sama.
Demikian seterusnya sehingga berani menarik garis dengan tegas dan tebal.
Gambarkan ide sebanyak-banyaknya, dapat berupa variasi produk, satu

2
produk yang memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda,
produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.

3. Prototyping atau Membuat Studi Model


Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format
dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan
yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya
dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi
model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material
sebenarnya.

4. Perencanaan Produksi
Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses
produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah-
langkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi
dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.
1. Alat dan bahan :
a. Stik es krim
b. Bambu
c. Pisau/kater
d. Lem besi dan lem tembak
e. Penggaris
3
f. Pensil
g. Amplas
2. Langkah - langkah :
a. Siapkan dahulu alat dan bahan yang telah ditentukan
b. Potong bambu menjadi beberapa bagian
c. Setelah di potong susunlah bambu menggunakan lem
d. Kemudian dirakit menjadi sebuah dinding berbentuk segiempat
e. Jika dinding sudah dibentuk selanjutnya susunlah stik es krim
menjadi dua bagian menggunakan lem untuk membuat atap rumah
f. Setelah selesai menyusun gabungkan lah kedua stick es krim yang
telah disusun tersebut hingga membentuk segitiga
g. Setelah terbentuk gabungkan lah atap rumah dan dinding yang
telah dibuat dari bambu.

B. Produksi Kerajinan Dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal


1. Tahap Pembahanan
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap
dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses
pembentukan.
a. Material : Bambu
b. Jenis aktivitas & teknik yang digunakan : Pengukuran
c. Alat dan Bahan : Penggaris
d. Alat K3 : -

2. Tahap Pembentukan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk
dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas
dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu, dan rotan lainnya dapat
dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat
sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga
biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti
menyambungkan bilah-bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan

4
besi dan rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik
pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las.
Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan.
a. Material : Bambu
b. Jenis aktivitas & teknik yang digunakan : Memotong
c. Alat dan Bahan : Pisau atau kater
d. Alat K3 : Sarung tangan

3. Tahap Perakitan
a. Material : Bambu, stik es krim, dan lem
b. Jenis aktivitas & teknik yang digunakan : Menggabungkan atau
menempelkan bambu dan stik es krim agar menjadi sebuah bentuk
c. Alat dan Bahan : lem besi dan lem tembak
d. Alat K3 : Sarung tangan

4. Tahap Finishing
Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut
dimasukkan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan
atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan di antaranya
penghalusan permukaan kayu dengan ampelas atau menghilangkan lem
yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa
pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet
dan lebih menarik.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang
memperhatikan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Upaya menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses
produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan
pembentukan material solid sering kali menghasilkan sisa potongan atau
debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat
keselamatan kerja berupa kaca mata melindung dan masker anti debu.
Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang

5
dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan
sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia
a. Material : Bambu, stik es krim dan amplas
b. Jenis aktivitas & teknik yang digunakan : Penghalusan dengan cara
menghilangkan lem yang tersisa pada produk
c. Alat dan Bahan : Amplas
d. Alat K3 : Sarung tangan
a.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi
dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model
kerajinan, dilanjutkan denganpembuatan petunjuk produksi. Tahapan produksi
secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan dan perakitan, serta
finishing.
Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer.
Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan
untuk distribusi disebut kemasan tersier. Sistem penjualan langsung dapat berupa
penjualan satu tingkat (single level marketing) atau multi tingkat (multi level
marketing).

B. Saran
Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja
yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung
kesehatan dan keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai