Definisi
Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus
halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
Epidemiologi
● World Health Organization (WHO) : angka
kejadian seluruh dunia sekitar 21 juta per
tahun dengan 128.000 - 161.000 kematian
setiap tahun
Etiologi
Bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi
• Berbentuk batang
• Gram negatif
• Tidak membentuk spora
• Motil, berkapsul, dan mempunyai flagela (rambut getar).
Manifestasi klinis
Minggu pertama ditemukan keluhan dan Minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih
gejala, yaitu : jelas, yaitu:
• Demam • Demam
• Nyeri kepala, pusing • Bradikardia relatif
• Nyeri otot • Lidah yang berselaput
• Anoreksia • Hepatomegali
• Mual, muntah, konstipasi atau diare, • Splenomegali,
• Perasaan tidak enak diperut • Meteroismus,
• Batuk dan epistaksis • Gangguan kesadaran berupa somnolen,
sopor, koma, delirium atau psikosis.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Rutin
-Darah perifer lengkap
-Anemia ringan
-Trombositopenia
-Limfopenia
-LED meningkat
-SGOT dan SGPT meningkat
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Serologi
-Uji Widal
Deteksi antibodi terhadap Salmonella typhi
Terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen S.typhi dengan antibody aglutinin
Untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita demam tifoid, yaitu :
-Aglutinin O (dari tubuh kuman)
-Aglutinin H (flagella kuman)
-Aglutinin Vi (simpai kuman)
• Uji yang subjektif dan semi kuantitatif dengan cara membandingkan warna yang terbentuk
pada reaksi dengan tubex color scale yang tersedia.
• Untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM anti-O9 dalam darah. Antibodi tersebut secara
otomatis dihasilkan oleh sistem imun saat tubuh terinfeksi oleh bakteri S. typhi.
Pemeriksaan penunjang
-Uji Typhidot
Mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang terdapat pada protein
membran luar Salmonella typhi.
Uji ini menggunakan strip yang mengandung antigen lipopolisakarida (LPS) S.typhoid dan anti
IgM (sebagai kontrol), reagen deteksi yang mengandung antibodi anti IgM yang dilekati dengan
lateks pewarna, cairan membasahi strip sebelum diinkubasi dengan reagen dan serum pasien,
tabung uji.
Pemeriksaan penunjang
-Kultur Darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid.
Hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid karena mungkin disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Telah mendapat terapi antibiotik
2. Volume darah yang kurang
3. Riwayat vaksinasi
4. Waktu pengambilan darah setelah minggu pertama, pada saat aglutinin semakin meningkat
Diagnosis
● Diagnosis demam tifoid ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
● Diagnosis pasti dilakukan dengan cara menguji sampel feses atau darah untuk mendeteksi adanya bakteri
Salmonella sp dengan membiakkan pada 14 hari awal setelah terinfeksi.
● Tes widal (aglutinin O dan H) mulai positif pada hari ke-10 dan titer akan meningkat sampai berakhirnya
penyakit.
● Leukopenia polimorfonuklear (PMN) dengan limfositosis relatif pada hari ke-10 dari demam
Diagnosis Banding
• Influenza • Hepatitis akut
• Bronkitis • Tuberkulosis
• Pneumonia • Infeksi jamur sistemik
• Gastroenteritis • Bruselosis
• Dengue • Tularemia
• Malaria • Shigelosis
Penatalaksanaan
Istirahat dan Perawatan • Untuk mencegah kompilkasi
• Mempercepat penyembuhan
Tirah Baring
Perawatan sepenuhnya di tempat.
Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah decubitus dan pneumonia ortostatik serta
hygiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.
Diet dan Terapi Penunjang
● Penderita demam tifoid diberi diet bubur saring, lalu ditingkatkan menjadi bubur
kasar dan akhirnya diberikan nasi.
Pencegahan
Prognosis
● Prognosis demam tifoid tergantung dari usia, keadaan umum, status imunitas, jumlah dan
virulensi kuman, serta cepat dan tepatnya pengobatan.
● Prognosis buruk jika terdapat gejala klinis yang berat seperti hiperpireksia atau febris
kontinyu, kesadaran menurun, malnutrisi, dehidrasi, asidosis, peritonitis, bronkopneumonia
dan komplikasi lain.
● Risiko menjadi karier pada anak-anak rendah dan meningkat sesuai usia. Karier kronis
terjadi pada 1-5% dari seluruh pasien demam tifoid.
Kesimpulan
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi dan paratyphi dengan gejala demam > 7 hari, gangguan saluran cerna dan gangguan kesadaran.
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis demam tifoid meliputi biakan kuman dari
spesimen penderita (darah, sumsum tulang, urin, feses), uji serologi untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen Salmonella typhi dan menentukan adanya antigen spesifik dari kuman. Pencegahan dapat dilakukan
dengan cara menjaga Perbaikan sanitasi lingkungan, peningkatan hygiene makanan dan minuman,
peningkatan hygiene perorangan, pencegahan dengan vaksinasi sehingga dapat menekan angka insidensi
demam tifoid.