Anda di halaman 1dari 12

Demam Tifoid

Pembimbing : dr. Suzanna Ndraha, Sp.PD, KGEH, FINASIM

Disusun oleh : Ricky Saputra Salim - 112021051

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 07 Februari 2022 – 16 April 2022

Definisi
Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus
halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
Epidemiologi
● World Health Organization (WHO) : angka
kejadian seluruh dunia sekitar 21 juta per
tahun dengan 128.000 - 161.000 kematian
setiap tahun

Insiden Demam Tifoid :


● Tinggi (insidens > 100 kasus per 100.000
populasi per tahun : Asia Tengah, Selatan,
Tenggara, Afrika Selatan
● Sedang (insidens 10-100 kasus per 100.000
populasi per tahun : Afrika, Amerika Latin,
Oceania
● Rendah (insidens <10 kasus per 100.000
populasi per tahun) : di bagian dunia lainnya

Etiologi
Bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi

• Berbentuk batang
• Gram negatif
• Tidak membentuk spora
• Motil, berkapsul, dan mempunyai flagela (rambut getar).

3 macam antigen yaitu:


1. Antigen O (antigen somatik) terletak pada lapisan luar kuman.
2. Antigen H (antigen flagela) terletak pada flagela, fimbria, atau
fili dari kuman.
3. Antigen Vi terletak pada kapsul (envelope) kuman yang dapat
melindungi kuman terhadap fagositosis.
Patogenesis

Manifestasi klinis

Minggu pertama ditemukan keluhan dan Minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih
gejala, yaitu : jelas, yaitu:
• Demam • Demam
• Nyeri kepala, pusing • Bradikardia relatif
• Nyeri otot • Lidah yang berselaput
• Anoreksia • Hepatomegali
• Mual, muntah, konstipasi atau diare, • Splenomegali,
• Perasaan tidak enak diperut • Meteroismus,
• Batuk dan epistaksis • Gangguan kesadaran berupa somnolen,
sopor, koma, delirium atau psikosis.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Rutin
-Darah perifer lengkap

-Anemia ringan
-Trombositopenia

-Limfopenia

-LED meningkat
-SGOT dan SGPT meningkat

Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Serologi
-Uji Widal
Deteksi antibodi terhadap Salmonella typhi

Terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen S.typhi dengan antibody aglutinin

Untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita demam tifoid, yaitu :
-Aglutinin O (dari tubuh kuman)
-Aglutinin H (flagella kuman)
-Aglutinin Vi (simpai kuman)

Aglutinin O dan H digunakan untuk diagnosis demam tifoid


Pemeriksaan penunjang
-Uji Tubex

• Uji yang subjektif dan semi kuantitatif dengan cara membandingkan warna yang terbentuk
pada reaksi dengan tubex color scale yang tersedia.

• Untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM anti-O9 dalam darah. Antibodi tersebut secara
otomatis dihasilkan oleh sistem imun saat tubuh terinfeksi oleh bakteri S. typhi.

• Skala <2 adalah Negatif. Tidak menunjukan infeksi tifoid aktif


• Skala 3 adalah Borderline. Pengukuran tidak dapat disimpulkan.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang 3-5 hari kemudian.
• Skala 4-5 adalah Positif. Menunjukkan infeksi demam tifoid
• Skala > 6 adalah positif. Indikasi kuat infeksi demam tifoid

Pemeriksaan penunjang
-Uji Typhidot
Mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang terdapat pada protein
membran luar Salmonella typhi.

Hasil positif didapatkan 2-3 hari setelah infeksi dan dapat


mengidentifikasi secara spesifik antibodi IgM dan IgG terhadap
antigen S.typhi seberat 50kD yang terdapat pada strip nitroselulosa.

Sensitivitas sebesar 98%, spesifisitas sebesar 76,6% dan efisiensi uji


sebesar 84%
Pemeriksaan penunjang
-Uji IgM Dipstick
Mendeteksi antibodi IgM spesifik terhadap S.typhi pada spesimen serum atau whole blood.

Uji ini menggunakan strip yang mengandung antigen lipopolisakarida (LPS) S.typhoid dan anti
IgM (sebagai kontrol), reagen deteksi yang mengandung antibodi anti IgM yang dilekati dengan
lateks pewarna, cairan membasahi strip sebelum diinkubasi dengan reagen dan serum pasien,
tabung uji.

Pemeriksaan mudah dan cepat (1 hari).


Akurasi hasil dilakukan bila pemeriksaan 1 minggu setelah timbulnya gejala.

Pemeriksaan penunjang
-Kultur Darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid.

Hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid karena mungkin disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Telah mendapat terapi antibiotik
2. Volume darah yang kurang
3. Riwayat vaksinasi
4. Waktu pengambilan darah setelah minggu pertama, pada saat aglutinin semakin meningkat
Diagnosis
● Diagnosis demam tifoid ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

● Diagnosis pasti dilakukan dengan cara menguji sampel feses atau darah untuk mendeteksi adanya bakteri
Salmonella sp dengan membiakkan pada 14 hari awal setelah terinfeksi.

● Tes widal (aglutinin O dan H) mulai positif pada hari ke-10 dan titer akan meningkat sampai berakhirnya
penyakit.

● Leukopenia polimorfonuklear (PMN) dengan limfositosis relatif pada hari ke-10 dari demam

Diagnosis Banding
• Influenza • Hepatitis akut
• Bronkitis • Tuberkulosis
• Pneumonia • Infeksi jamur sistemik
• Gastroenteritis • Bruselosis
• Dengue • Tularemia
• Malaria • Shigelosis
Penatalaksanaan
Istirahat dan Perawatan • Untuk mencegah kompilkasi
• Mempercepat penyembuhan

• Mengembalikan rasa nyaman


Diet dan Terapi Penunjang • Mengembalikan kesehatan pasien secara
optimal

Pemberian Antimikroba • Untuk menghentikan dan mencegah


penyebaran kuman

Istirahat dan Perawatan

Tirah Baring
Perawatan sepenuhnya di tempat.

Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah decubitus dan pneumonia ortostatik serta
hygiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.
Diet dan Terapi Penunjang

● Penderita demam tifoid diberi diet bubur saring, lalu ditingkatkan menjadi bubur
kasar dan akhirnya diberikan nasi.

● Tujuannya untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi


usus.
Komplikasi

01 Perdarahan Perforasi usus


02
gastrointestinal
10% pasien yang di rawat. Berhubungan 2% pasien yang di rawat. Nyeri abdomen di kuadran
dengan erosi dan nekrosis plak payeri kanan bawah, muntah, defense musculare, dan suara
redup hati menghilang

Ensefalopati tipus 04 Relaps


03
10% dari pasien 2 hingga 3 minggu setelah
Muncul dengan gejala delirium bahkan
penghentian antibiotik
koma

Pencegahan

● Rajin mencuci tangan


● Mendaptkan air bersih yang cukup
● Makanan yang di konsumsi bersih, tidak mentah
● Memiliki jamban sendiri
● Vaksinasi
Vaksinasi
Indikasi vaksinasi adalah sebagai berikut:
• Hendak mengunjungi daerah endemik, risiko terserang demam tifoid
semakin tinggi untuk daerah berkembang (Amerika Latin, Asia, Afrika)
Jenis Vaksin • Orang yang terpapar dengan penderita demam tifoid
Vaksin yang digunakan yaitu • Petugas laboratorium atau mikrobiologi kesehatan
:
-Vaksin oral Ty21a
-Vaksin parenteral ViCPS Kontraindikasi vaksinasi sebagai berikut :
vaksin kapsul polisakarida • Vaksin hidup oral Ty21a dikontraindikasikan pada seseorang yang alergi
atau riwayat efek samping berat, penurunan imunitas dan kehamilan
• Bila diberikan bersamaan dengan obat anti-malaria dianjurkan minimal
setelah 24 jam pemberian obat baru dilakukan vaksinasi
• Dianjurkan tidak memberikan vaksinasi bersamaan dengan obat
sulfonamid atau antimikroba lainnya

Prognosis

● Prognosis demam tifoid tergantung dari usia, keadaan umum, status imunitas, jumlah dan
virulensi kuman, serta cepat dan tepatnya pengobatan.

● Prognosis buruk jika terdapat gejala klinis yang berat seperti hiperpireksia atau febris
kontinyu, kesadaran menurun, malnutrisi, dehidrasi, asidosis, peritonitis, bronkopneumonia
dan komplikasi lain.

● Risiko menjadi karier pada anak-anak rendah dan meningkat sesuai usia. Karier kronis
terjadi pada 1-5% dari seluruh pasien demam tifoid.
Kesimpulan
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi dan paratyphi dengan gejala demam > 7 hari, gangguan saluran cerna dan gangguan kesadaran.
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis demam tifoid meliputi biakan kuman dari
spesimen penderita (darah, sumsum tulang, urin, feses), uji serologi untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen Salmonella typhi dan menentukan adanya antigen spesifik dari kuman. Pencegahan dapat dilakukan
dengan cara menjaga Perbaikan sanitasi lingkungan, peningkatan hygiene makanan dan minuman,
peningkatan hygiene perorangan, pencegahan dengan vaksinasi sehingga dapat menekan angka insidensi
demam tifoid.

Anda mungkin juga menyukai