102013248
TB
Anak
Skenario u s
s m as .
ke g lalu
ke p gu yan berat
Kasus n d i
a
baw ming
2 n d an n,
5 tahu sejak u maka it ringa 24
r u s ia bu h na fs k s ak pas
k i be g s em hari, m pa
s i na n
i- l a ju n a m ta e n l da
ak lak k kun a mal a ti KU freku atera
g a n ti d a ta m id a p H g, l, b il
e oran k yang n teru fisik d /60 mm , kenya
S
b a tu r in ga s a an D 90 ,5 cm mal.
n m r i k T 1 r
keluha i dema peme 15 kg, eraba atas no
ng an iserta . Pada is, BB vikal t lam b
de a n d
u r un m e nt B ser a da
h n y
Kelu an me ompos 7ºC, KG in-lainn
bad aran c u 37, l e . La
es ad it, suh multip
k en
x /m
Epide
miologi Anam
Penatalaksan
aan
nesis
Pemeriksaa
Mind Map
Pemeriksaa
n
n Fisik
Penunjang
RM Etio
mplikasi
logi
Manifestasi Pato
Klinis fisiologi
Diagnosis Patologi
Anamnesis
• Keluhan utama.
• Riwayat penyakit sekarang.
• Riwayat penyakit dahulu.
• Riwayat penyakit keluarga.
• Riwayat pemakaian obat.
• Riwayat status sosial dan lingkungan.
Pemeriksaan Fisik
• KU: Sakit ringan.
• Kesadaran: Compos mentis.
• BB: 15 Kg. Normal (2n+8), jadi (2x5+8) = 18
Kg.
• Tanda-Tanda Vital: Tekanan darah: 90/60 mmHg
(95/56 mmHg), frekuensi napas: 24 x/menit (20-
30 x/menit), suhu: 37,7ºC (36,4ºC).
• Kelenjar getah bening servikal teraba 1,5 cm,
kenyal, bilateral dan multiple.
Pemeriksaan Penunjang
• Uji Tuberkulin
• Uji Interferon
• Radiologi
• Serologi
• Mikrobiologi
• Patologi Anatomi
Diagnosis
Gejala Demam, keringat Demam, mengigil, Batuk, coryza, Batuk, mengi, sesak,
Klinis malam, batuk, berat takipnoe, batuk, rinorea, mengi, napas cepat,
badan turun, anoreksia, malaise, nyeri dada, ronki, demam, takikardia.
diare persisten, retraksi, mengi, retraksi.
pembesaran kelenjar stridor, ronki kering.
limfe superfisialis.
• Mycobacterium tuberculosis.
• Tahan asam.
• Bakteri pleomorfik.
• Batang gram positif lemah
• Panjang 2-4 um.
• Tumbuh lambat biasanya 3-6
minggu.
Sumber: Pedoman nasional tuberkulosis anak. 2007.
Manifestasi Klinis
• Sistemik
- Demam >2 minggu disertai keringat malam.
- Batuk >3 minggu.
- BB turun tanpa sebab.
- Anoreksia dan diare persisten.
• Lokal/Organ
- Kelenjar limfe --- Kelenjar limfe kolli ant/post.
- SSP --- Meningitis TB & Tuberkuloma.
- Tulang --- Gibbus, sendi bengkak, lumpuh.
- Kulit --- Skrofuloderma di leher dan wajah.
Tatalaksana
• Medikamentosa
- Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
- Fixed Dose Combination (FDC).
• Nonmedikamentosa
- Directly observed treatment
shortcourse (DOTS).
- Sumber Penularan dan Case Finding.
- Aspek Edukasi dan Sosial Ekonomi.
OAT yang Sering Dipakai
Sumber: Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak oleh IDAI
Nama Obat Dosis harian Dosis maksimal Efek Samping
(mg/kgBB/hari) (mg/kgBB/hari)
Isoniazid 5-15* 300 Hepatitis, neuritis perifer,
hipersensitivitas
Rifampisin** 10-20 600 Gastrointestinal, reaksi kulit,
hepatitis, trombositopenia,
peningkatan enzim hati, cairan
tubuh berwarna orange
kemerahan
Pirazinamid 15-30 2000 Toksisitas hati, artralgia,
gastrointestinal
Etambutol 15-20 1250 Neuritis optik, ketajaman mata
berkurang, buta warna merah-
hijau, penyempitan lapang
pandnag, hipersensitivitas,
gastrointestinal
Streptomisin 15-40 1000 Ototoksik, nefrotoksik
Dosis Kombinasi TB Anak
Sumber: Unit Kerja Koordinasi Respirologi PP IDAI
Catatan:
- Bila BB >33 kg, dosis disesuaikan dengan obat yang biasa dipakai pada TB anak.
- Bila BB <5 kg sebaiknya dirujuk ke RS.
- Obat tidak boleh diberikan setengah dosis tablet.
- Perhitungan pemberian tablet di atas sudah memperhatikan kesesuaian dosis per kgBB.
Komplikasi
• Profilaksis
- Primer u/ mencegah infeksi TB.
- Sekunder u/ mencegah infeksi menjadi
sakit.
Prognosis
Prognosis baik jika
dikenali sejak dini dan
pengobatan yang
efektif.
Tuberkulosis anak mempunyai
permasalahan khusus yang berbeda
dengan orang dewasa. Pada TB anak,
permasalahan yang dihadapai adalah
masalah diagnosis, pengobatan, dan
pencegahan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
• Rahajoe NN, Basir D, Makmuri MS, Kartasasmita CB. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Edisi 2.
Jakarta: UKK Respirologi PP IDAI; 2007. Hal. 1-90.
• Setyanto DB. Anak tersangka tb (to treat or not to treat). Dalam: Gunardi H dkk, penyunting.
Kumpulan Tips Pediatri, Edisi Ke-2. Jakarta; Badan Penerbit IDAI: 2011. hal. 282-310.
• Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI. Rekomendasi IDAI tentang tuberkulosis. 25 Februari 2014.
Diunduh 3 Juli 2014 Pukul 10.30 WIB.
• http://idai.or.id/professional-resources/rekomendasi/tuberkulosis.html.
• Sihombing H. 2012. Universitas Sumatera Utara. Diunduh 3 Juli 2014 Pukul 10.10 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33363/5/Chapter%20I.pdf.
• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar, Riskesda
2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013. hal. 69-70.
• Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Stop tb, terobosan menuju
akses universal, strategi nasional pengendalian tb di indonesia 2010-2014. Jakarta: Kemenkes RI;
2011. hal. 12-26.
• Punnoose AR. Tuberculosis. The Journal of the American Medical Association. 2013;309(9):1.
http://jama.jamanetwork.com/solr/searchresults.aspx?
q=tuberculosis&fd_JournalID=67&f_JournalDisplayName=JAMA&SearchSourceType=24.
Diunduh 3 Juli 2014 Pukul 09.30 WIB.
• Marcdante KJ, Behrman RE, Kliegman RM. Nelson essentials of pediatrics. Edisi 6. IDAI,
penerjemah. Siangapore: Saunders Elsevier; 2014. hal. 339-557.
• Werdhani RA. Patofisiologi, diagnosis, dan klasifikasi tuberkulosis. Jakarta; Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI. Diunduh 3 Juli 2014 Pukul 11.54 WIB.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf.
• Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwal imunisasi IDAI 2014. 22 April 2014. Diunduh 7 Juni 2014
Pukul 17.46 WIB.
• http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal/imunisasi/idai/2014.