Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

BRONKIOLI-
TIS
Oleh:
Rosinta Rosman, dr.
  
Dokter Pendamping:
Sumarmi, dr
01 03
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KASUS
02 ANALISA KASUS
04
PENDAHULUAN

1. Bronkiolitis adalah infeksi respiratorik akut


saluran nafas bagian bawah yang ditandai
dengan adanya inflmasi pada bronkiolus
2. Penyakit viral yang mempunyai karakteristik
demam, pilek, dan wheezy cough yang bersifat
kering
3. Gejala klinis yang diawali dengan prodromal
infeksi virus saluran respiratori atas diikuti
dengan peningkatan usaha napas dan wheezing
pada anak
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Data Anak Ayah Ibu
Nama An. A Tn. Z Ny. M
Umur 1 tahun 8 bulan 33 tahun 33 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan
Alamat Blok Babakan Gunung Manik
Agama Islam Islam Islam
Suku bangsa Sunda Sunda Sunda
Pendidikan - SD SD
Pekerjaan - Pedagang IRT
Keterangan Hubungan dengan Ayah kandung Ibu kandung
orang tua : Anak
ANAMNESIS
R. Peny Sekarang

• Sesak nafas R. Peny Dahulu


KELUHAN • Pilek
• Batuk berdahak
• Ma/Min Radang paru
Sesak nafas berkurang

R. Peny Keluarga R. Pengobatan R. Makan

R. Imunisasi
Riwayat nenek os Sebelumnya ASI Ekslusif
> 6 bulan: Bubur
dari ayah pernah dibawa ke
Imunisasi Lengkap Bayi
peradangan pada klinik dan tidak 1- sekarang
paru membaik makanan keluarga
R I WAY A T K E H A M I L A N D A N K E L A H I R A N

KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ditemukan Kelainan


  Perawatan antenatal Rutin periksa ke dokter/bidan
KELAHIRAN Tempat kelahiran Bidan
  Penolong persalinan Bidan
  Cara persalinan Spontan
  Masa gestasi ± 38 minggu
    Berat lahir 3100 g Panjang badan
  dan Lingkar kepala tidak ingat
Keadaan bayi Langsung menangis
 
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : composmentis E5M6V4


Frekuensi nadi : 130x/menit
Tekanan darah : Tidak dihitung
Frekuensi pernapasan : 40x/menit
Suhu tubuh : 36,7˚C
SpO2 : 91%

Berat badan : 10.5 kg


Panjang badan : 84 cm
Normocephali, rambut warna hitam,tidak mudah
rontok

Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik


-/-, pupil isokor , RC +/+

Septum deviasi (-), sekret -/-, nafas cuping hidung


+/+

Sianosis(-) ,Bibir tampak kering(-), faring


hiperemis (-)

Normotia, serumen -/-


Inspeksi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris,
retraksi (-)
Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru
Perkusi : sonor pada kedua paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis


Palpasi : Teraba iktus cordis pada ICS V, 1 cm medial
linea midklavikula kiri
Perkusi : Batas kanan = Sela iga V linea parasternalis kanan. Batas
kiri = Sela iga V, 1cm sebelah medial linea midklavikula kiri. Batas atas =
Sela iga II linea parasternal kiri.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
Inspeksi : Perut datar,
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba
membesar
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen

Ikterik (-), petechie (-)

Akral hangat pada keempat ekstremitas, sianosis (-), edema (-), CRT < 2
Tanggal 18/08/2022, pukul 10.23 RSUD 45 KUNINGAN
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal LABOLATORIUM
HEMATOLOGI RUTIN    
Hemoglobin 11,8 g/dL 10,8 – 12,8
Leukosit 15.670 /μL 6,0 – 17,0
Hematokrit 33,9% 35,0 – 43,0
Trombosit 447.000 /μL 150 – 450
Eritrosit 4,28 juta /μL 3,60 – 5,20
Index Eritrosit
MCV 79,2 fL 73 – 101
MCH 27,5 pg 23 – 31
MCHC 34,7 % 26 – 34
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0.0 % 0–1
Eosinofil 1.0 % 1–6
Neutrofil Batang 2.0 % 2–6
Neutrofil Segmen 78.0 % 30 – 55
Limfosit 16.0 % 36 – 52
Monosit 3.0 % 2.0 – 9.0
NLR 4.9 %  
ALC (Abs. Limfosit Count) 2507 >1500
HASIL RONTGEN TANGGAL 19 AGUSTUS 2022

Kesan:

Gambaran Bronkitis

Tak tampak kardiomegali


DIAGNOSA
BANDING

BRONKOPNE
UMONI DIAGNOSA
KERJA

BRONKIOLITIS
PENATALAKSANAAN
•IGD

• O2 1-2 lpm RUANGAN


• IVFD KAEN 1B 32 tpm (mikro)
• IVFD KAEN 1B 32 tpm (mikro)
• Ventolin nebu • Inj. Cefotaxime 3x275mg vial
• Inj. Dexamethasone 3x1/4 amp
Advis dr. Pramudito Sp.A • PCT drop 4x1 ml
• Ventolin / 6jam
• Inj. Cefotaxime 3x275mg
• PCT drop 4x1 ml
• Ventolin/ 6jam
FOLLOW UP
I GD
18/08/2022 RUANGAN
18/08/2022 R U A NG A N
R U AN G A N 20/08/2022
•S : Batuk(+), pilek(+), sesak(+) 19/08/2022
makan/minum berkurang
S : Batuk(+), pilek(+), makan/minum
•O : Nadi: 130x/mnt, RR: 40x/mt, suhu:
berkurang Obat pulang
36,7℃
O : Nadi: 130x/mnt, RR: 40x/mt, suhu: • salbutamol syirup 3x1/2 cth
•A : bronkopneumonia
36,7℃
•P :
A : bronkiolitis S : Batuk(+), • Dexametason pulv 3x1
• O2 1-2 lpm O : Nadi: 130x/mnt, RR: 30x/mt, suhu: pulv
P:
• IVFD KAEN 1B 32 tpm (mikro) 36,7℃
• IVFD KAEN 1B 32 tpm (mikro)
• Ventolin nebu A : bronkiolitis
• Inj. Cefotaxime 3x275mg vial
Advis dr. Pramudito Sp.A • Inj. Dexamethasone 3x1/4 amp P:
• Cefotaxime 3x275mg • IVFD KAEN 1B 32 tpm (mikro)
• PCT drop 4x1 ml
• PCT drop 4x1 ml • Inj. Cefotaxime 3x275mg vial
• Ventolin / 6jam
• Ventolin/ 6jam • Inj. Dexamethasone 3x1/4 amp
• PCT drop 4x1 ml
• Ventolin / 6jam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• Bronkiolitis : infeksi akut saluran pernapasan, ditandai oleh


obstruksi, inflamasi saluran napas kecil (bronkiolus) pada usia di
bawah 2 tahun.
• Insiden tertinggi : umur 6 bulan.
• Berdasarkan Guideline (UK) bronkiolitis adalah penyakit
seasonal viral yang ditandai dengan adanya panas, pilek, batuk,
mengi.
EPIDEMIOLOGI

• Terjadi secara sporadis dan epidemik.


• Insiden tertinggi : musim hujan dan awal musim semi.
• Insiden pada bayi : 11% - 12%. Yang dirawat di RS =
1% - 2%.
• ♂ > ♀ , umur 3 – 6 bulan, belum pernah mendapat
ASI, tinggal di daerah padat.
• Bayi dari ibu merokok lebih cenderung menderita
bronkiolitis daripada bayi dari ibu tidak merokok.
ETIOLOGI

• Sebagian besar disebabkan virus yang utama :


respiratory syncytial virus (RSV) > 50% kasus.
• Sisanya : virus parainfluenza type 3, mycoplasma,
beberapa adenovirus.
• Etiologi infeksi bakteri tidak ada bukti akurat.
PATOLOGI

Nekrosis sel epitel &


Virus bereplikasi destruksi sel Infiltrasi peribronkial
epitel bersilia oleh limfosit, plasma
pada epitel dan makrofag
menghasilkan sel
mukosa kuboid tanpa silia

Terbentuk debris seluler dan


fibrin di dalam bronkiolus Edema submukosa tanpa
destruksi jaringan kolagen atau
jaringan elastis

Kadang-kadang kerusakan meluas sampai alveoli

peningkatan debris seluler di daerah subepitel bronkus &


bronkiolus menyebar ke dinding intra alveoli
edema di dalam alveoli.
PAT O F I S I O L O G I

Edema, akumulasi mukus dan debris seluler, serta


spasme otot

Obstruksi bronkiolus sebagian atau total (terutama


selama ekspirasi)

Udara akan terperangkap


Pengisian udara berlebihan, menimbulkan overinflasi

Pertukaran udara normal di dalam paru terganggu

Ventilasi berkurang, menimbulkan hipoksemia

Frekuensi napas meningkat

Retensi CO2 (hiperkapnea); terjadi bila gangguan


perfusi berat dan hipoventilasi

Takipnea
Pada anak yang lebih besar & orang dewasa dapat
mentolerir edema saluran napas lebih baik daripada
bayi

jarang terjadi bronkiolitis bila terserang infeksi


virus saluran napas.
DIAGNOSIS

• Pada umumnya berdasarkan manifestasi klinis dan


pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan penunjang seperti radiologis dan
pemeriksaan laboratorium tidak spesifik.
• Beberapa penelitian, diagnosis ditegakkan atas dasar
gambaran klinis, usia, epidemi RSV di masyarakat.
ANAMNESIS

• Sering terjadi pada anak yang berusia <2 tahun. 90% pada
bayi kurang dari 1tahun. Insiden tertinggi 3-6bulan
• Demam atau riwayat demam, namun demam jarang tinggi.
• Rhinorrhea, nasal discharge (pilek), batuk, sesak nafas, sulit
makan.
• Batuk kering dan mengi (khas)
• Poor feeding
• Bayi dengan mengantuk, letargis, gelisah, pucat, dan
takikardi butuh penanganan segera.
PEMERIKSAAN FISIK

• Nafas cepat merupakan gejala utama pada Lower


Respiratory Tract Infection
• Retraksi sela iga
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru
• Pada auskultasi ditemukan mengi
• Dan atau high pithced wheeze
• Apnea (pada bayi premature, bblr)
GAMBARAN RADIOLOGI

Gambaran radiologis : Normal; atau menunjukkan


hiperinflasi paru, diameter anteroposterior meningkat
pada foto lateral, diafragma mendatar, penonjolan
daerah retrosternal dan pelebaran interkostal.
Sebagian besar : infiltrat peribronkial, konsolidasi
infiltrat.
PEMERIKSAAN LAB

Laboratorium : tidak spesifik. Jika lekositosis (infeksi sekunder


bakteri).
 AGD : asidosis metabolik atau respiratorik (keadaan berat).
 Pemeriksaan nasofaring : untuk virus dengan deteksi antigen
atau dengan biakan.
 Px. Bakteriologi dan rapid diagnose virus
 CPR
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS BANDING

• Berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan fisik dan


gambaran radiologis, perlu dipertimbangkan beberapa
penyakit lain, yaitu :
1. Asma bronkial
2. Bronkopneumonia
3. Penyakit jantung kongestif
4. Pertusis
5. Fibrosis kistik paru
TATALAKS ANA

• Bronkiolitis pada umumnya tidak memerlukan


pengobatan. Pasien bronkiolitis dengan klinis ringan
dapat rawat jalan, jika klinis berat dapat rawat inap.
• Dapat diberikan terapi suportif
Terapi Suportif
o Dibaringkan dalam posisi supin, kepala ditegakkan dgn
kemiringan 30 – 40 derajat, leher posisi ekstensi.
o Pemantauan ketat suhu dan pemberian O2 (konsentrasi
30 – 40%).
o Keseimbangan & kecukupan cairan (diberikan dengan
nasogastric tube atau intravena)
o Jika asidosis metabolik koreksi dengan natrium
bikarbonat.
• Menurut penelitian antiviral, antibiotik, inhalasi
B2 agonis, inhalasi antikolinergik, dan inhalasi
kortikosteroid tidak di rekomendasikan
INDIKASI RAWAT DI RUANG INTENSIF

• Gagal mempertahankan saturasi oksigen >92%


dengan terapi oksigen
• Perburukan status pernafasan, ditandai dengan
peningkatan distress napas dan/atau kelelahan
• Apnea berulang
KOMP LI KAS I

• Dengan terapi suportif yang memadai klinis akan


membaik.
• Komplikasi (20%) : wheezing menetap, bentuk dada
mencembung, adanya sumbatan jalan napas,
pneumotoraks, dan emfisema menetap beberapa
bulan.
• Komplikasi lain : dehidrasi, infeksi sekunder oleh
bakteri (pneumonia bakterial), otitis media dan gagal
napas.
AKIBAT JANGKA PANJANG

Bronkiolitis kelainan patologi anatomi :


kelainan permanen pada bronkiolus, gangguan
patofisiologi paru, hiperreaktivitas bronkus (manifestasi
perubahan mukosa saluran napas).
PROGNOSIS

• Prognosis tergantung ketepatan diagnosis, fasilitas


yang tersedia, ketepatan tatalaksana, dan kecermatan
pemantauan.
• Bayi yang sebelumnya sehat prognosis baik.
• Dengan tindakan suportif klinis membaik (48 – 72
jam) angka kematian : < 1%.
• Bayi dengan resiko tinggi angka kematian : 37%.
• ± 1% bayi dgn bronkiolitis menjadi kronis dlm
beberapa minggu sampai bulan, bahkan berakhir
dengan kematian.
ANALISA KASUS • Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan
keadaan umumnya tampak sakit sedang,
Pasien pada kasus ini dinyatakan bahwa sesak napas sejak 3 hari SMRS, yang dengan kesadaran masih compos mentis,
didahului oleh batuk berdahak dan pilek sejak 4 hari SMRS. Pasien sulit tidur, pasien sesak dengan frekuensi napas
rewel dan tampak lemas. Gejala-gejala yang dikeluhkan tersebut sesuai dengan
40x/menit, suhu 36,7°C serta SpO2 91% tanpa
gejala bronkiolitis..
O2 namun tidak sianosis, setelah diberikan O2
meningkat menjadi 95-96%.
Dari riwayat penyakit dahulu, pasien dikatakan pernah mengalami batuk dan
• Pada pemeriksaan status generalis didapatkan
pilek saat berumur 8 bulan. Namun batuk pilek dialami sekitar satu minggu dan
ada napas cuping hidung, ronkhi pada
mengalami perbaikan. Berdasarkan riwayat tersebut menandakan bahwa ini bukan
auskultasi paru.
pertama kalinya pasien mengalami sakit seperti pada saat ini, sehingga dapat
• Pada pasien ini didiagnosa dengan bronkiolitis
menjadi salah satu faktor yang memperberat keadaan pasien. Pasien belum pernah
karena pasien berusia kurang dari 2 tahun dan
berobat.
ditemukan sesak dengan frekuensi nafas
Pada anggota keluarga pasien, nenek dari ayah pasien mengalami batuk tidak 60x/menit, SpO2 90%, subfebris dengan suhu
berdahak, dan berlangsung sekitar 2 minggu. 36,7oC, dan pada pemeriksaan fisik
didapatkan nafas cuping hidung, ronkhi.
Riwayat Sosial dan lingkungan pasien anggota keluarga serumah yang merokok
yaitu ayah. Hal ini merupakan salah satu faktor yang memperberat keadaan pasien.

Riwayat nutrisi pasien disimpulkan bahwa status nutrisi pasien adalah gizi baik.
DAFTAR PUSTAKA

• Sidhartani M. Bronkiolitis. Dalam : Buku Ajar Respirologi


Anak. Edisi pertama. Jakarta: UKK Respirologi PP Ikatan
Dokter Anak Indonesia, 2008: 333-347
• McIntosh K. Virus sinsitial respiratori. Dalam : Behrman,
Kliegman, Arvin editor. Nelson, ilmu kesehatan anak edisi
15. Jakarta. EGC. 2000 : 1112 – 1114
THANKS

CREDITS:
This presentation template was
created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, infographics & images by
Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai