Anda di halaman 1dari 11

THE INDONESIAN JOURNAL OF POLITICS AND POLICY (IJPP)

Volume 1– Nomor 1, Januari 2019, (Hlm 83- 93)


Available online at https://journal.unsika.ac.id/index.php/IJPP/index

SOSIOLOGI PEMERINTAHAN : PENJARAHAN DI KOTA PALU


FAKTOR, AKTOR DAN PENANGGULANGAN

Reddy Mas Sahid


Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Singaperbangsa Karawang. Jalan HS.
Ronggowaluyo Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 41361 Indonesia.
E-mail: reddymassahid@gmail.com, Telp: +6285282394767

Abstrak
Penelitian ini berangkat dari suatu permasalahan penjarahan yang dilatar belakangi oleh
bencana alam di Kota Palu. Penelitian ini menggunakan cara kualitatif deskriptif, dengan pendekatan
studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi. Data diambil dari
buku, jurnal, serta laporan pemberitaan yang ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan teori Sosiologi Penjarahan dari Dynes dan Quarantelli, yaitu: Faktor
Penjarahan, Aktor Penjarahan, dan Penanggulangan Penjarahan. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Faktor yang melatar belakangi penjarahan adalah kepanikan masyarakat Kota Palu. Aktor yang
melakukan penjarahan merupakan masyarakat yang terdampak serta yang tidak terdampak bencana
alam. Penanggulangan Penjarahan dilakukan dengan cara melakukan normalisasi Kota Palu.

Kata kunci: Sosilogi Penjarahan, Pemerintah, Kota Palu, Bencana Alam.

SOCIOLOGY OF GOVERNMENT ; LOOTING IN THE PALU CITY


FACTORS, ACTORS AND CONTROLS

Abstract
This research departed from a looting motivated by natural disasters in the City of Palu. This
research uses descriptive qualitative methods, with literacy study approach. The technique of datum
collection is done by documentation. Datum taken from books, journals, and news reports that are
determined based on purposive sampling technique. This research uses the sociological theory of
looting from Dynes and Quarantelli, namely: Looting Factors, Looting Actors, and Looting Controls.
The results of this research indicate that the underlying factor of looting is the mass panic ini City of
Palu.The actors who commit looting are affected by natural disasters and those no affected by natural
disasters. Looting measures are carried out by normalizing the City of Palu.

Keywords: Sociology of Looting, Government, City of Palu, Natural Disasters.

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
84

PENDAHULUAN hal ini Kota Palu merupakan daerah yang


Penjarahan merupakan suatu tindakan paling dekat dengan pusat gempa, sehingga
pengambilan harta benda secara paksa yang mengalami kerusakan yang paling parah.
dilakukan oleh sekelompok masyarakat atau Akibatnya, sebanyak 340 ribu masyarakat
militer terhadap sekelompok lainnya. Kota Palu menjadi korban bencana tersebut.
Penjarahan dilandasi oleh keinginan untuk Pasca terjadinya bencana, Kota Palu
menguasai sumber daya secara paksa dan mengalami kelumpuhan di berbagai sektor.
mencerminkan suatu tindakan anarki. Menurut Dalam merespons hal ini, Gubernur Sulawesi
Faucon (2010) setidaknya ada 3 peristiwa yang Tenggara menetapkan Kondisi Tanggap
dapat menyebabkan terjadinya penjarahan. Darurat selama 14 hari. Lumpuhnya Kota Palu
Pertama, peperangan. Kedua, kerusuhan menjadikan masyarakat yang terisolasi di sana
masyarakat. Ketiga, bencana alam. bertahan dalam kondisi yang memprihatinkan.
Pada penjarahan yang terjadi akibat Akibatnya, timbullah dorongan-dorongan di
peperangan, biasanya dilakukan oleh militer dalam masyarakat untuk melakukan
atau kelompok bersenjata non-militer untuk. penjarahan.
Penjarahan ini memiliki tujuan yang Penjarahan yang terjadi di Kota Palu
sederhana, yaitu: meningkatkan jumlah merupakan fenomena baru di Indonesia,
perbekalan, serta memperlemah posisi lawan. dikarenakan di latar belakangi oleh bencana
Sementara pada penjarahan yang disebabkan alam serta eskalasinya yang cukup besar.
oleh kerusuhan masyarakat dan bencana alam Penjarahan tersebut dilakukan oleh kelompok
dilakukan oleh aktor dan tujuan yang berbeda. masyarakat yang terkena dampak bencana
Menurut Dynes dan Quarantelli (1968) alam dan tidak hanya menyasar toko atau
penjarahan yang disebabkan oleh kerusuhan bangunan yang ditinggalkan saja. Penjarah
masyarakat dan bencana alam memiliki tujuan juga menyasar konvoi kendaraan darat, yang
yang lebih kompleks, ketimbang penjarahan membawa bantuan kemanusiaan.
yang diakibatkan oleh peperangan. Dalam melihat fenomena ini penulis
Kompleksitas tersebut diakibatkan oleh tertarik untuk membuat sebuah kajian sosiologi
keberagaman aktor yang terlibat, serta penjarahan untuk mengungkap faktor dan aktor
tujuannya dari penjarahan tersebut. yang melatar belakangi penjarahan di Kota
Di Indonesia sendiri, fenomena Palu, serta usaha-usaha yang dilakukan oleh
penjarahan masih belum menjadi perhatian pemerintah besert masyarakatnya untuk
khusus di kalangan ahli sosiologi maupun mengatasi masalah tersebut. Di dalam tulisan
pemerintahan. Padahal di Indonesia sendiri ini, penulis akan menggunakan Teori Sosiologi
fenomena penjarahan kerap terjadi dalam skala Penjarahan Russel R. Dynes dan E.L.
kecil dan dalam satu dekade, selalu terjadi Quarantelli sebagai kerangka analitis, yang
penjarahan dalam skala besar. Dalam kasus terdiri atas:
penjarahan terbesar di Indonesia, terjadi pada 1. Faktor terjadinya Penjarahan;
Kerusuhan Mei di DKI Jakarta tanggal 13-15 2. Aktor yang terlibat dalam Penjarahan;
Mei 1998. Penjarahan tersebut dilatarbelakangi
oleh kerusuhan masyarakat, akibat adanya 3. Penanggulangan Penjarahan.
tekanan ekonomi serta gangguan stabilitas
pemerintahan. Sementara, baru-baru ini di
Indonesia telah mengalami fenomena
penjarahan yang terjadi di Kota Palu yang
disebabkan oleh bencana alam.
Pada tanggal 28 September 2018 telah
terjadi gempa bumi berkekuatan 7,4 skala
richter, yang disertai dengan tsunami di sekitar
pantai barat Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
85

METODE Target/subjek penelitian yang digunakan


Metode penelitian pada dasarnya peneliti adalah buku, jurnal, serta berita yang
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan ditulis oleh media dengan tingkat kredibilitas
data dengan tujuan tertentu. Menurut tinggi yang berkaitan dengan objek penelitian.
Sugiyono (2015) terdapat empat kata kunci Dalam menentukan sumber data, peneliti
yang perlu diperhatikan dalam melakukan menggunakan teknik purposive sampling.
penelitian, yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan Menurut Sugiyono (2015) purposive sampling
kegunaan. Menurut Sugiyono (2015) cara merupakan teknik pengambilan sample dengan
ilmiah adalah cara yang menggabungkan cara pertimbangan tertentu. Pertimbangan
antara rasio yang memperoleh pengetahuan tertentu ini dimaksudkan untuk memudahkan
dengan pengalaman empiris dan menjadi dasar peneliti dalam menentukan sumber datanya.
bagi sebuah metode penelitian. Subjek di dalam penelitian ini adalah
Metode penelitian berfungsi untuk masyarakat Kota Palu yang melakukan
pembuktian dan pengembangan dari suatu penjarahan. Subjek lainnya yang menjadi
masalah penelitian, atau memahami, menjadi perhatian utama peneliti adalah jurnal
memecahkan dan mengantisipasi suatu yang ditulis oleh Russel R. Dynes dan E.L
masalah. Metode penelitian memuat jenis Quarantelli, yang berjudul Pattern of Looting
penelitian, waktu dan tempat penelitian, and Property Norms: Conflict And Consensus
target/sasaran, subjek penelitian, prosedur, in Community Emergencies (1968). Jurnal
instrumen dan teknik analisis data serta hal-hal tersebut mengungkapkan fenomena penjarahan
lain yang berkait dengan cara penelitiannya. yang terjadi di Amerika Serikat dalam dekade
1960an. Dynes dan Quarantelli
Jenis Penelitian mengemukakan bahwa dalam melihat suatu
fenomena penjarahan yang dilatar belakangi
Jenis penelitian yang akan peneliti
oleh bencana alam, pemerintah harus
gunakan di dalam penelitian ini adalah
memperhatikan faktor dan aktor penjarahan,
penelitian kualitatif deskriptif, dengan cara
untuk dapat menanggulangi penjarahan
studi kepustakaan. Menurut Sugiyono (2015)
tersebut.
penelitian kualitatif merupakan prosedur
Selain itu, peneliti juga memperhatikan
penelitian dengan jalan menggambarkan dan
jurnal yang ditulis oleh Casey R. Faucon, yang
melukiskan keadaan atau peristiwa pada saat
berjudul The Suspension Theory: Hurricane
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak
Katrina Looting, Property Rights, and
atau sebagai mana adanya, adapun ciri-cirinya
Personhood. Di dalam jurnal tersebut, Faucon
adalah: Pertama, memusatkan diri pada
memperkuat temuan-temuan Dynes dan
masalah-masalah yang ada pada masa
Quarantelli mengenai faktor dan aktor, untuk
sekarang atau aktual. Kedua, data-data
melihat suatu fenomena penjarahan yang
disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis.
diakibatkan oleh bencana alam.

Waktu dan Tempat Penelitian Prosedur


Peneliti memulai penelitiannya pada Prosedur perlu dijabarkan menurut tipe
tanggal 1 Desember 2018 dan diselesaikan penelitiannya. Bagaimana penelitian
pada tanggal 18 Desember 2018. Tempat
penelitiannya adalah sumber sekunder seperti
buku, jurnal hasil dari penelitian ilmiah, serta
laporan-laporan dari yang bersumber dari
media elektronik yang memiliki tingkat
kredibilitas tinggi.
Target/Subjek Penelitian

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
86

dilakukan dan data akan diperoleh, perlu objek penelitian di Kota Palu, Provinsi
diuraikan dalam bagian ini. Di dalam teknik Sulawesi Tengah.
analisis deskriptif Sugiyono (2015)
menjelaskan bahwa peneliti diharuskan untuk Teknik Analisis Data
menggambarkan seluruh data yang diperoleh Analisis data di dalam penelitian kualitatif
dengan menerapkan prosedur: telah dilakukan sejak sebelum peneliti
1. Analisis deskriptif dengan memasuki lapangan dan setelah selesai
mengembangkan kategori-kategori memasuki lapangan. Untuk menganalisis data
yang relevan dalam menjawab yang telah dikumpulkan, teknik analisis data
pertanyaan penelitian. adalah analisis deskriptif.
Sementara untuk langkah-langkah analisis
2. Penafsiran terhadap hasil analisis data di dalam penelitian ini, peneliti akan
deskriptif dengan berpedoman pada menggunakan data Model Miles dan
teori-teori yang memiliki kesesuaian. Huberman. Menurut Miles dan Huberman
Data, Instrumen, dan Teknik (dalam Sugiyono 2015) analisa data memiliki
Pengumpulan Data tiga komponen, ketiga komponen tersebut
adalah:
Menurut Herdiansyah (2015) data
1. Reduksi Data. Reduksi Data adalah suatu
adalah suatu atribut yang melekat pada suatu
upaya untuk menyederhanakan data-data
objek tertentu, berfungsi sebagai penyusun
yang telah diperoleh selama di lapangan.
informasi yang dibutuhkan
Di dalam reduksi data, peneliti akan
dan dapat
membuang data-data yang dinilai tidak
dipertanggungjawabkan. Di dalam penelitian
penting atau tidak memiliki keterkaitan
ini data yang digunakan oleh peneliti
dengan objek penelitian. Kemudian,
merupakan data kualitatif yang berbentuk
peneliti mengelompokkan data-data yang
tulisan, kalimat pernyataan, serta nominal-
telah dikumpulkan dari lapangan dengan
nominal tertentu yang dapat memiliki makna.
menggunakan kriteria tertentu.
Teknik pengumpulan data merupakan
2. Penyajian Data. setelah data telah
langkah yang paling strategis dalam penelitian,
direduksi, langkah selanjutnya yang
karena tujuan utama dari penelitian adalah
dilakukan oleh peneliti adalah menyajikan
mendapatkan data. Ada bermacam-macam
data dalam berbagai bentuk. Di dalam
teknik pengumpulan data, namun secara umum
penelitian kualitatif, data bisa disajikan
dalam jenis penelitian kualitatif terdapat empat
dalam bentuk uraian singkat, bagan,
macam teknik pengumpulan data, yaitu
hubungan antar kategori, flowchart, dan
observasi, wawancara, dokumentasi (studi
teks yang bersifat naratif.
kepustakaan), dan gabungan ketiganya
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi.
(triangulasi data). Dalam penelitian ini peneliti
Setelah data disajikan, peneliti
akan mengumpulkan data dengan
selanjutnya menarik kesimpulan dari apa
menggunakan studi kepustakaan.
yang telah ia teliti. Kesimpulan
Studi kepustakaan menurut Sugiyono
didasarkan pada data- data yang telah
(2015) merupakan pengumpulan data-data
disajikan sebelumnya. Kesimpulan di
penelitian melalui karya tulis, catatan-catatan,
dalam penelitian kualitatif adalah temuan
gambar, yang memiliki kriteria ilmiah. Kriteria
baru yang sebelumnya belum pernah ada
ilmiah yang dimaksud adalah sumber-sumber
data tersebut ditulis atau dikumpulkan oleh
orang-orang yang berkompeten di bidangnya
dan memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi.
Alasan peneliti menggunakan studi
kepustakaan adalah, dikarenakan peneliti
memiliki keterbatasan waktu dan jarak dengan

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
87

HASIL DAN PEMBAHASAN penjarahan bisa terjadi akibat banyaknya


Dalam menjelaskan Penjarahan yang faktor yang menjadi latar belakangnya.
diakibatkan oleh bencana alam, Dynes dan Pemerintah sebagai pihak yang dapat secara
Quarantelli (1968) menyatakan bahwa leluasa mendistribusikan sumber daya negara,
setidaknya ada beberapa variabel untuk seharusnya tidak hanya berpatokan pada
memetakan permasalahan penjarahan beserta pemulihan keamanan dan ketertiban
solusinya. Variabel tersebut antara lain adalah: masyarakat saja. Pemerintah juga harus
Pertama, faktor terjadinya penjarahan. memikirkan tentang bagaimana caranya
Faktor merupakan hal yang paling utama stabilitas kebutuhan dasar masyarakatnya bisa
dalam melihat suatu fenomena penjarahan. terpenuhi.
Faktor selalu menjadi hal yang dilandasi oleh Faktor Terjadinya Penjarahan
penyebab terjadinya penjarahan. Pada Lumpuhnya Kota Palu diakibatkan oleh
umumnya, faktor penjarahan memiliki sejumlah besar infrastruktur di Kota Palu yang
keterkaitan pada peristiwa yang melatarinya. mengalami kerusakan. Di dalam laporan
Di dalam penjarahan yang dilatari oleh kerusakan infrastruktur yang dirilis oleh
bencana alam, di antaranya adalah sebagai BNPB pada tanggal 30 September 2018,
berikut: 1) situasi yang mendesak untuk infrastruktur yang mengalami kerusakan di
mempertahankan hidup, 2) adanya dorongan Kota Palu antara lain adalah:
ekonomis yang mengakibatkan terlanggarnya
batasan-batasan etika di dalam suatu kelompok 1. Jembatan Ponulele roboh;
masyarakat, 3) rendahnya kewibawaan hukum 2. Jalur Trans Palu-Poso tertutup longsor;
di mata masyarakat.
Kedua, aktor yang terlibat di dalam 3. Jalan arteri di sepanjang Pesisir Palu
penjarahan. Di dalam aktor yang terlibat di tertutup lumpur;
dalam penjarahan yang diakibatkan oleh 4. Jalan arteri di sepanjang Pusat Kota Palu
bencana alam, sering kali kelompok rusak berat;
masyarakat yang terdampak oleh bencana
5. 7 Gardu milik PLN padam;
ditunggangi oleh kelompok masyarakat yang
justru tidak terdampak oleh bencana alam. 6. 267 Base Station milik operator seluler
Secara sederhana kedua kelompok masyarakat terputus;
ini dapat dibedakan melalui karakter 7. Pompa Air PDAM Kota Palu lumpuh;
kolektifnya. Pada kelompok masyarakat yang
terdampak oleh bencana, karakter kolektifnya 8. Kantor Pemerintah Kota Palu mengalami
bersifat reaktif dan kurang terorganisir. kerusakan sedang;
Sementara pada kelompok masyarakat yang 9. Kantor Polisi seperti Polda Sulawesi
tidak terdampak oleh bencana, karakter Tengah, Polresta Palu mengalami
kolektifnya bersifat sistematis dan terorganisir kerusakan sedang, serta 2 Polsek di Kota
dengan baik. Menurut Faucon (2010) hal ini Palu mengalami kerusakan berat;
diakibatkan adanya perbedaan sasaran
penjarahan, yang didasari pada segitiga 10. Kantor TNI seperti Kodim Kota Palu
kebutuhan hidup (primer, sekunder, dan mengalami kerusakan sedang, Lanal TNI
tersier). AL di Kota Palu mengalami kerusakan
Ketiga, penanggulangan penjarahan. berat.
Penjarahan merupakan perbuatan melawan Akibat kerusakan tersebut, Kota Palu
hukum, yang harus segera ditanggulangi oleh menjadi terisolir dan aktivitas pemerintahan
pemerintah bersama dengan masyarakatnya.
Penanggulangan penjarahan tidak bisa
melibatkan satu pihak saja, karena suatu

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
88

tidak bisa dijalankan secara optimal. Tidak tadi mengakibatkan solidaritas sosial yang
adanya pasokan air bersih, makanan, listrik dan lemah. Sehingga keswadayaan untuk
saluran komunikasi yang terputus, membantu satu sama lain, tergantikan oleh
memperparah kondisi di Kota Palu. Selain itu, membentuk kelompok untuk melakukan
pasca terjadinya bencana, pemerintah beserta penjarahan.
aparat keamanan memiliki prioritas untuk Kedua, lingkungan. Kondisi lingkungan
menyelamatkan serta mengevakuasi korban Kota Palu yang porak-poranda pasca
yang tertindih di bawah reruntuhan bangunan terjadinya gempa bumi yang diiringi tsunami,
yang ambruk akibat gempa dan tsunami. mendesak masyarakat untuk melakukan
Menurut Sumaryadi (2010) pemerintah yang tindakan apapun untuk tetap mempertahankan
tidak dapat menjalankan tugasnya secara hidupnya. Masyarakat mengalami kesulitan-
optimal, dikhawatirkan akan kehilangan kesulitan untuk mendapatkan bahan pokok, di
kepercayaan dari masyarakatnya dan dapat samping tidak memungkinkannya transaksi
menimbulkan situasi yang chaos. ekonomi menjadikan menjarah sebagai
Kondisi yang memprihatinkan tersebut pilihan. Kemudian kepastian keamanan dan
mengakibatkan masyarakat panik. Di dalam ketertiban lingkungan yang rendah, turut
kepanikan masyarakat, timbul desakan- memberikan dorongan kepada kelompok
desakan untuk melakukan penjarahan dan masyarakat yang melakukan penjarahan.
mengabaikan hukum. Hal ini sesuai dengan Kerjasama sosial dapat terjadi, apabila suatu
penjelasan Teichman (1998), bahwa sebuah kelompok sosial memiliki kepentingan yang
perangkat etika di dalam suatu lingkungan ingin dicapai. Menurut Donny Gahral Adian
sosial adalah bersifat relatif dan apabila (2013), relasi antar individu akan selalu
mengalami suatu tekanan yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi kelompoknya
menghilangkan pertimbangan etika itu sendiri, apabila suatu tujuan yang ingin dicapai lebih
maka masyarakat akan mengikuti nalurinya memungkinkan bila dilakukan secara bersama.
untuk mempertahankan kelangsungan Ketiga, pemberitaan media yang tidak
hidupnya. Penjarahan di Kota Palu sendiri mendukung kondusifitas Kota Palu.
terjadi sehari setelah terjadinya bencana, yakni Pernyataan Menteri Dalam negeri pada tanggal
pada tanggal 30 September dan terus 30 September 2018, diberitakan melalui
berlangsung hingga 3 Oktober 2018. Menurut redaksi yang provokatif. Pemberitaan tersebut
Faucon (2010) penjarahan dapat terjadi karena tersebar luas melalui media massa, maupun
ada pihak yang memulainya. Di Kota Palu media sosial. Akibat penggunaan redaksi yang
sendiri, penjarahan diawali dari sekelompok provokatif, pernyataan tersebut dipersepsikan
masyarakat yang mendatangi toko-toko yang bahwa masyarakat yang menjadi korban
menjual kebutuhan pokok dan telah bencana alam di Kota Palu, diperbolehkan
ditinggalkan oleh pemiliknya. Penjarahan ini untuk melakukan penjarahan dalam kondisi
tersebar pesat melalui media massa dan media darurat. Padahal, pernyataan yang sebenarnya
sosial, sehingga turut mendorong penjarahan- bermaksud untuk mengkoordinir terlebih
penjarahan lainnya di Kota Palu. dahulu pihak-pihak yang berwajib di lapangan,
. Sementara menurut Sosiolog untuk mengatur pendistribusian kebutuhan
Rissalwan Habdy Lubis (2018) ada beberapa pokok yang
faktor yang menyebabkan maraknya aksi
penjarahan di Kota Palu. Pertama, agama dan
adat. Menurutnya, penduduk di Kota Palu
sangat lemah dalam menjunjung norma dan
agama ketika menjalani kehidupan sehari-hari.
Alhasil, kelemahan tersebut mendorong
perbuatan menjarah sebagai perbuatan yang
benar. Lebih jauhnya, kelamahan-kelemahan

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
89

dimiliki oleh toko-toko. Setelah dikoordinir, penjarahan. Kedua aktor tersebut dibedakan
perwakilan masyarakat dari tiap-tiap posko melalui karakter kolektifnya, serta sasaran
bencana alam mengambil bahan pokok di penjarahannya. Di dalam kelompok
toko, lalu sejumlah barang yang diambil masyarakat Kota Palu atau yang terdampak
diinventarisir untuk selanjutnya diganti oleh bencana secara langsung, mereka melakukan
pemerintah. penjarahan tidak teorganisir, tidak membawa
Keempat, pernyataan pejabat publik peralatan khusus, serta menyasar pada toko-
yang bersifat ambigu. Walaupun pernyataan toko yang menyediakan kebutuhan pokok.
Menteri Dalam Negeri mengalami perubahan Kelompok ini juga bertanggung jawab atas
makna oleh media, pernyataan Pemerintah penjarahan konvoy kendaraan darat yang
Pusat beserta jajarannya patut disayangkan. membawa bantuan kemanusiaan.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Pejabat Sementara kelompok masyarakat yang
Publik tidak menyiratkan kesesuaian di tidak terkena dampak bencana alam secara
lapangan dan justru cenderung menutup fakta langsung, memanfaatkan kekacauan di
yang terjadi. Beberapa kali Pejabat Publik lapangan untuk melancarkan aksi
membuat pernyataan bahwa di Kota Palu tidak penjarahannya. Kelompok masyarakat ini
terjadi penjarahan, walaupun ada banyak bukti menjarah bank, toko elektronik, toko
yang menunjukan hal sebaliknya. Hal tersebut perhiasan, dan rumah-rumah yang telah
justru semakin mendorong pembenaran pelaku ditinggalkan oleh pemiliknya. Penjarahan yang
penjarahan, karena perbuatan mereka tidak dilakukan oleh kelompok ini pun terlihat lebih
dianggap sebagai penjarahan. sistematis, hal ini terlihat ketika mereka
Berdasarkan beberapa faktor di atas, membawa peralatan khusus seperti linggis,
dipahami bahwa faktor-faktor yang palu besi, gerobak, dan bahkan dengan mobil
melatarbelakangi masyarakat untuk menjarah pengangkut barang.
didasari pada kepanikan massal yang Berdasarkan keterangan Biro Humas
mendorong masyarakat untuk melakukan Polres Kota Palu yang dihimpun oleh Kompas
penjarahan. Kepanikan tersebut diakibatkan pada tanggal 8 Oktober 2018, kelompok
oleh kelumpuhan Kota Palu, minimnya masyarakat yang menjarah barang-barang
kesadaran moral dan solidaritas sosial, bukan kebutuhan pokok kebanyakannya
informasi yang bersifat provokatif, serta merupakan residivis yang melarikan diri dari
ambiguitas di dalam pernyataan pejabat Rumah Tahanan Kota Palu, sebuah kelompok
publik. masyarakat yang mengatasnamakan dirinya
Aktor Yang Terlibat Dalam Penjarahan sebagai Kelompok Tolitoli, serta masyarakat
luar Kota Palu. Ketiga kelompok ini
Berdasarkan laporan BBC pada tanggal
bertanggung jawab atas penjarahan barang
2 Oktober 2018, ada dua kecenderuangan
berharga di Kota Palu sehingga mengakibatkan
pelaku penjarahan yang ada di Kota Palu.
kerugian hingga ratusan milyar rupiah.
Kecenderungan pertama terlihat dari
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
penjarahan yang menjadikan sumber-sumber
bahwa aktor-aktor yang terlibat dalam
kebutuhan pokok dan dilakukan untuk
penjarahan di Kota Palu memiliki
memenuhi keberlangsungan hidup. Sementara
kecenderungan yang berbeda-beda. Hal ini
kecenderungan kedua terlihat dari penjarahan
sesuai dengan karakter kolektif, maksud dan
yang menjadikan barang-barang mewah atau
di luar kebutuhan pokok. Kedua
kecenderungan ini semakin memperkuat
gambaran, bahwa setiap penjarahan yang
dilatar belakangi oleh bencana alam dilakukan
oleh dua aktor yang berbeda.
Aktor yang terlibat terbagi dalam
kelompok masyarakat yang melakukan

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
90

tujuan yang melatari kelompok tersebut dalam dimaksudkan untuk menghindari penjarahan
melakukan penjarahan. yang terjadi di jalan yang dilalui oleh konvoy.
Sementara dalam upaya penegakan
Penanggulangan Penjarahan hukum, personel bantuan Polri juga turut
Dalam menanggulangi penjarahan, melakukan tindakan penegakan hukum kepada
pemerintah Kota Palu telah bekerja sama para pelaku penjarahan. Pada tanggal 8
dengan berbagai pihak untuk mengembalikan Oktober 2018, Biro Humas Polres Kota Palu
stabilitas di Kota Palu. Berdasarkan laporan merilis informasi penangkapan terhadap pelaku
yang ditulis oleh CNN Indonesia pada tanggal penjarahan di Kota Palu. Ada sebanyak 101
4 Oktober 2018, sebanyak 4.044 Personel TNI orang yang ditangkap, dengan 3 orang lainnya
dan 2000 Personel Polri di kirim ke Kota Palu. mengalami luka tembak karena melakukan
Prioritas keduanya adalah membantu perlawanan saat ingin ditangkap. Tindakan
pemulihan kemanan dan ketertiban masyarakat tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan
Kota Palu. Menurut Reddy (2018), pemulihan yang bertugas di Kota Palu, merupakan reaksi
keamanan dan ketertiban masyarakat atas massifnya penjarahan yang terjadi di kota
diperlukan, dengan tujuan memberikan tersebut. Dalam menindak pelaku penjarahan,
kepastian keselamatan kepada masyarakat. pihak kepolisian memprioritaskan orang-orang
Dalam melakukan pemulihan keamanan yang menjadi provokator dalam penjarahan,
dan ketertiban masyarakat Kota Palu, Personel serta residivis yang terlibat.
TNI dan Polri ditugaskan untuk menjaga titik- Upaya pemulihan keamanan dan
titik vital yang menjadi sasaran penjarahan, ketertiban masyarakat di Kota Palu diiringi
mengadakan jam malam, serta memberikan dengan upaya-upaya pemerataan bantuan
pengawalan konvoy kendaraan darat yang kebutuhan pokok dan evakuasi korban bencana
membawa bantuan kemanusiaan. Dalam alam. Berdasarkan data yang dirilis oleh
menjaga pusat perekonomian, setidaknya ada Kompas pada tanggal 3 Oktober 2018, ada
5 sampai 10 Personel TNI dan Polri bersenjata sebanyak 6.399 yang terdiri atas Personel
lengkap. Titik-titik vital yang dijaga antara BASARNAS, serta relawan BNPB dan BPBD.
lain adalah bank, ATM, pusat pertokoan, mall, Banyaknya personel yang diterjunkan untuk
pasar, kantor pemerintahan, stasiun pengisian meningkatkan kapasitas dalam upaya
bahan bakar umum, bandara, serta gudang pemulihan Kota Palu, menuai hasil yang
yang menyimpan bahan makanan. signifikan. Minimnya personel yang bertugas
Pada penerapan jam malam, Personel di posko bencana alam, dapat teratasi oleh
TNI dan Polri akan melakukan patroli dengan bantuan yang datang. Hal ini dapat
senjata lengkap di malam hari dan mengoptimalkan kinerja posko-posko bencana
menanyakan masyarakat yang masih alam, terutama dalam melakukan pemerataan
berkeliaran di Kota Palu setelah jam 8 malam. bantuan kebutuhan pokok. Evakuasi korban
Penerapan jam malam ini bermaksud untuk pun dapat berjalan lebih lancar, akibat adanya
mempersempit ruang-ruang kejahatan, pasca rotasi pergantian personel yang bertugas di
terjadinya penjarahan. Penerapan jam malam lapangan.
dilakukan sampai kondisi keamanan dan Selain itu dalam melakukan upaya
ketertiban masyarakat Kota Palu telah pemulihan infrastruktur, sejumlah pihak
kondusif. Sementara dalam memberikan pemerintah seperti Kementerian PUPR,
pengawalan terhadap konvoy kendaraan darat Kementerian Perhubungan dan Kementerian
yang membawa bantuan kemanusiaan, setiap Kesehatan memiliki prioritas untuk
rangkaian konvoy kendaraan dikawal oleh 2 meningkatkan aksesbilitas, transportasi, serta
hingga 3 mobil patwal dengan personel
bersenjata lengkap. Pengawalan tersebut

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
91

kesehatan kepada Masyarakat Kota Palu. signifikan dalam membendung aksi


BUMN seperti PERPAMSI, PLN, dan Telkom penjarahan. Sementara di sisi lain,
mengrimkan personel untuk melakukan pemerataan pendistribusian bantuan,
normalisasi ketersediaan air bersih, jaringan evakuasi korban, serta normalisasi
listrik dan komunikasi. Berdasarkan infrastruktur menjadi poin penting
pernyataan Menurut Biro Penerangan dan untuk memadamkan kepanikan yang
Humas Mabes Polri, kondisi perekonomian di melanda masyarakat Kota Palu.
Kota Palu telah mengalami pemulihan pada
tanggal 11 Oktober 2018. Hal ini ditandai oleh Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
adanya aktivitas
perekonomian yang dijalankan oleh
analisis data, peneliti mengajukan saran
masyarakat Kota Palu.
sebagai berikut:
Penanggulangan penjarahan di Kota
1. Meningkatkan kembali kesadaran
Palu dilaksanakan melalui serangkaian upaya
sosial masyarakat Kota Palu dengan
normalisasi Kota Palu itu sendiri. Dengan
memberikan pembinaan rohani dan
banyaknya jumlah aparat keamanan memiliki
pendidikan moral, mewajibkan
faktor yang signifikan dalam membendung
pelatihan mitigasi bencana kepada
aksi penjarahan. Sementara di sisi lain,
seluruh masyarakat Kota Palu,
pemerataan pendistribusian bantuan, evakuasi
mengajak media massa untuk
korban, serta normalisasi infrastruktur menjadi
membuat konten berita yang dapat
poin penting untuk memadamkan kepanikan
mendukung suasana kondusif selama
yang melanda masyarakat Kota Palu.
bencana alam, dan memperhatikan
kembali pernyataan yang dikeluarkan
SIMPULAN DAN SARAN oleh Pejabat Publik dalam menanggapi
Simpulan situasi bencana alam.
Berdasarkan pembahasan, peneliti
2. Menumbuhkan solidaritas sosial yang
memiliki simpulan sebagai berikut:
mengedepankan nilai-nilai
1. Faktor-faktor yang melatar belakangi kemanusiaan, melalui sosialisasi
masyarakat untuk menjarah didasari intensif dan pembentukan Pos Daya,
pada kepanikan massal yang yang bertujuan untuk mengarahkan
mendorong masyarakat untuk kelompok masyarakat ke dalam
melakukan penjarahan. Kepanikan tindakan-tindakan kolektif dan
tersebut diakibatkan oleh kelumpuhan keswadayaan dalam menghadapi
Kota Palu, minimnya kesadaran moral bencana alam.
dan solidaritas sosial, informasi yang
3. Mempercepat pengiriman personel
bersifat provokatif, serta ambiguitas di
bantuan yang dapat meningkatkan
dalam pernyataan pejabat publik.
keamanan dan ketertiban masyarakat,
2. Aktor-aktor yang terlibat dalam
pemerataan pendistribusian bantuan,
penjarahan di Kota Palu memiliki
serta pemulihan infrastruktur pasca
kecenderungan yang berbeda-beda.
terjadinya bencana alam.
Hal ini sesuai dengan karakter
kolektif, maksud dan tujuan yang
melatari kelompok tersebut dalam
melakukan penjarahan.
3. Penanggulangan penjarahan di Kota
Palu dilaksanakan melalui serangkaian
upaya normalisasi Kota Palu itu
sendiri. Dengan banyaknya jumlah
aparat keamanan memiliki faktor yang

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
92

DAFTAR PUSTAKA from:


Adian, G Donny. (2013). Rasionalitas https://digitalcommons.law.lsu.edu/lav
Kerjasama: Sebuah Teori Rekonsiliasi rev/vol70/iss4/9 (diakses tanggal 4
Sosial. Depok: Koekoesan. Desember 2018)
Herdiansyah, Haris. (2015). Metodologi https://cnnindonesia.com/nasional/201810011
Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu 92003-20-334766/tni-kerahkan-
Sosial. Depok: Raja Grafindo Persada. personel-amankan-objek-rawan-
penjarahan-di-palu (diakses tanggal 4
Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Desember 2018)
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Aflabeta. https://bbc.com/indonesia/trensosial-45706329
(diakses tanggal 4 Desember 2018)
Sumaryadi, I Nyoman. (2010). Sosiologi
Pemerintahan: Dari Perspektif https://news.okezone.com/amp/2018/10/03/33
Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi, 7/1958884/4-sebab-maraknya-aksi-
dan Sistem Kepemimpinan Pemerintah penjarahan-di-kota-palu (diakses
Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. tanggal 4 Desember 2018)
Teichman, Jenny. (1998). Etika Sosial. https://regional.kompas.com/read/2018/10/08/
(Terjemahan Pustaka Filsafat 19400221/4-fakta-di-balik-kasus-
Kanisius). Yogyakarta: Kanisius. penjarahan-di-palu-pelaku-bukan-
korban (diakses tanggal 6 Desember
Sahid, M Reddy. (2018). Strategi 2018)
Bhabinkamtibmas Polsek Telukjambe
Timur dalam Meningkatkan https://regional.kompas.com/read/2018/10/08/
Keamanan dan Ketertiban 15564701/polisi-tangkap-101-pelaku-
Masyarakat di Kecamatan Telukjambe penjarahan-di-palu-3-di-antaranya-
Timur. Unpublished S.I.P, bachelor ditembak (diakses tanggal 6 Desember
degree, Univesity of Singaperbangsa 2018)
Karawang. https://pu.go.id/berita/view/16226/tanggap-
Dynes, R. Russel., & Quarantelli, E.L. (1968). darurat-palu-dan-donggala-
Pattern of Looting and Property kementerian-pupr-kirimkan-alat-berat-
Norms: Conflict and Consensus in dan-peralatan-air-bersih-dan-sanitasi
Community Emergencies. Paper at the (diakses tanggal 8 Desember 2018)
annual meeting of American https://dephub.go.id/post/read/upaya-
Sociological Association at Boston, kemenhub-dalam-penanganan-
Massachusetts. Retreived from: fasilitas-trasnportasi-pasca-bencana-
https://udspace.udel.edu/handle/19716 alam-di-palu (diakses tanggal 8
/19505 (diakses tanggal 1 Desember Desember 2018)
2018)
https://depkes.go.id/article/view/18100100001
Dynes, R. Russel., & Quarantelli, E.L. (1968). /tanggap-darurat-gempa-disulteng-
Looting in Civil Disorders: an Index of kemenkes-kirimkan-bantuan-tenaga-
Social Change. Journal of American kesehatan-dan-obat-obatan.html
Behavioral Scientist, 7-20. Retreived (diakses tanggal 10 Desember 2018)
from:
https://journals.sagepub.com./doi/pdf/ https://regional.kompas.com/read/2018/10/08/
10.1177/000276426801100403 19400221/4-fakta-di-balik-kasus-
(diakses tanggal 1 Desember 2018) penjarahan-di-palu-pelaku-bukan-
korban (diakses tanggal 10 Desember
Faucon, F. Casey. (2010). The Suspension 2018)
Theory: Hurricane Katrina Looting,
Property Rights, and Personhood.
Journal of Lousiana Law Review, vol
70, no. 1303, 1304-1338. Retreived

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-


The Indonesian Journal of Politics and Policy, 1 (1), Januari 2019 -
93

https://republika.co.id/amp/pfz2zk380 (diakses
tanggal 11 Desember 2018)
https://detik.com/inet/telecommunication/d-
4233820/telkom-terjunkan-tim-
pemulih-telekomunikasi-ke-palu
(diakses tanggal 11 Desember 2018)
https://perpamsi.or.id/berita/view/2018/10/26/
540/perpamsi-bantu-pemulihan-
pelayanan-air-di-palu-dan-donggala
(diakses tanggal 11 Desember 2018)

Copyright © 2019, IJPP, p-ISSN: 2622-6251, e-ISSN: 2622-

Anda mungkin juga menyukai