Anda di halaman 1dari 4

Nama: Yusi Ramadani

Nim: 220.01005

RANGKUMAN
Before the Flood menceritakan perjalanan Leonardo DiCaprio sebagai messenger of peace
tentang perubahan iklim. Selama perjalanannya DiCaprio mengunjungi beberapa wilayah,
bertemu dengan para ahli, ilmuan, politikus, aktifis, dan orang-orang yang mempunyai peran
dalam penanggulangan perubahan iklim. Film ini juga memberikan gambaran tentang individu,
media, dan kelompok yang tidak percaya dengan Global Warming.

Film dokumenter ini sebenarnya lebih fokus terhadap bagaimana peran fossil fuel dan
bagaimana penanganannya terhadap Global Warming. Fossil fuel (minyak bumi, gas bumi, dan
batu bara) mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi negara-negara industri
karena harganya yang sangat murah dan memproduksi energy yang besar. Beberapa anggota
kongres Amerika Serikat bahkan media (Fox News) yang menggiring opini seseorang dengan
mengatakan bahwa Global Warming adalah sebuah Hoax karena manusia tidak dapat merubah
iklim. Bahkan Gubernur Florida, Rick Scott melarang menggunakan kata “Global Warming”
dalam dokumen resmi pemerintah.

DiCaprio mengunjungi beberapa wilayah yang mendapatkan dampak secara menyuluruh. Pada
saat mengunjungi Kangerlussuaq, Greenland, ia mendapati turunnya permukaan dataran es
sedalam 35 kaki (10 m) selama 5 tahun dan itu hanya ketinggian belum menghitung luas
dataran es nya. South Florida, dimana ada fenomena terjadi yang dinamakan Sunny Day
Floading, ketika permukaan laut tinggi hingga air masuk ke dalam kota membanjiri jalan-jalan
perkotaan melalui saluran drainase yang berada di kota Miami. Indonesia mempunyai hutan
hujan tropis terbesar ketiga di dunia dan juga terkena dampak terhadap kehidupan yang berada
di hutan tersebut karena ingin membuat perkebunan kelapa sawit yang terkenal sebagai
komoditas yang cukup murah dan bahan dasar berbagai produk makanan dan kosmetik. Di
Australia dampak global warming menghancurkan ekosistem laut terutama terumbu karang
dan akan mengakibatkan ketidakstabilan lebih lanjut yang akan berpengaruh secara dramatis
terhadap kesediaan pangan dilaut.

China dan India juga mempunyai ketergantungan dan dampak yang sama terhadap Fossil Fuel
dan Global Warming. Di China dampak dari fossil fuel sangat luas, dari lingkungan seperti udara
dan air yang akhirnya mempengaruhi kesehatan dan aktifitas sehari-hari. Untuk menanggulangi
permasalahan ini media, organisasi non-pemerintah, dan pemerintah bekerja sama untuk
mengurangi ketergantungan terhadap fossi fuel dan beralih ke renewable source. India
mempunyai tantangan tersendiri, tingginya angka kemiskinan membuat pemerintah harus
fokus terhadap pembangunan ekonomi dan mengeluarkan penduduknya dari kemiskinan tetapi
dengan mengurangi penggunaan batu bara, berarti memperlambat pembangunan ekonomi.
Penduduk India masih harus menggunakan Bio-Mass sebagai sumber api untuk memasak dan
hancurnya sektor pertanian karena hujan yang membanjiri sawah penduduk setempat
membuat kondisi India lebih buruk.

Negara-negara pasifik bahkan mendapatkan dampak yang lebih hebat lagi. Kiribati, negara
kepulauan di Oceania harus mengevakuasi dengan cara membeli sebuah pulau di negara
kepualuan Fiji karena dampak banjir, puting beliung, dan beberapa tahun lagi akan tenggelam,
dan para penduduk dapat bermigrasi bahkan harus bermigrasi karena tidak mempunyai pilihan
lagi. Palau, negara terpisah menjadi pulau-pulau karena naiknya permukaan air laut.

Dampak dari naiknya suhu walaupun 1°. Naik dalam 1° mempunyai dampak badai, kekeringan.
Sebelum 2° terumbu karang akan hancur, pada 3° akan ada heatwave dan membuat sebagai
wilayah tidak layak hidup dan berbagai pertanian hancur.

Ahli dari Jerman yang sekarang menjadi peneliti di Penn State University, Dr. Michael,
mengemukakan bahwa naiknya suhu global memang fluktuatif, tapi setelah revolusi industri
suhu kemudian naik dengan sangat signifikan dan grafiknya seperti tongkat olahraga hockey.
Setelah mempublikasikan penelitiannya, Dr. Michael mendapatkan ancaman, diolok-olok, dan
dikritik. Ia mengatakan bahwa beberapa perusahaan besar menggunakan Think Tanks dan Front
Groups dan individu yang mempunyai kredensial yang baik dan ingin menjual kredinsial untuk
mengatakan bahwa Global Warming ialah sesuatu kebohongan. KOCH Industries salah satu
korporasi besar di America Serikat yang mempunyai kebutuhan tinggi terhadap Fossil Fuel dan
membuat organisasi American for Prosperity sebagai Front Group untuk mempengaruhi. Tidak
hanya menggunakan organisasi tidak tanggung-tanggung mereka pun membiayai pada anggota
kongres seperti Ted Cruz, James Inhofe, Paul Ryan, Mich McConnel, dan masih banyaknya
lainnya sehingga dapat menghambat undang-undang untuk menanggulangi Global Warming.

Tidak hanya pemaparan masalah, Before the Flood juga memberikan solusi yang bisa dilakukan
baik individu, kelompok, maupun pemerintah. Ternak sapi membutuhkan lebih dari 70%
produksi pertanian terlebih lagi memproduksi methane, setiap 1 molekul methane sama
dengan 23 molekul karbodiksida dan mayoritas methane yang ada di bawah atmosphere
berasal dari ternak. Hal yang mudah ialah mengurangi konsumsi daging sapi dan berailih ke
daging ayam dan sayur/buah. Elon Musk, pendiri tesla, spacex, dan paypal mempunyai ide
untuk membangun sustainable power yaitu Gigafactory dengan menggunakan solar panel dan
mensupply listrik ke beberapa daerah. Selanjutnya, carbontax, dimana memberikan pajak pada
penggunaan fossil fuel. Tapi jelas kebijakan ini tidaklah popular sehingga carbontax jarang
digunakan. Jika mau merubah kebijakan politik, yang harus pertama diubah ialah opini public,
jika opini public telah popular untuk suatu isu, maka pejabat akan mengikuti opini public
tersebut karena politikus selalu mengambil kebijakan untuk sesuatu yang popular.

Dalam lingkup international, Di Caprio mewawancarai Menteri Luar Negeri, John Kerry. Kerry
mengatakan bahwa AS dan China akan bekerja sama dan mengeluarkan statmen terhadap
Global Warming pemerintah negara-negara lain akan membuat langkah yang konkrit. Para
pemimpin dunia untuk menyapakati secara bersama di COP Paris. Paris Agreement mempunyai
aturan untuk mengurangi suhu global sebanyak 2°, tapi tidak ada aturan mengenai cabontax,
hukuman, atau faktor pemaksa. Walaupun setelah di ratifikasinya Paris Agreement, kongres AS
ingin segera menariknya karena menghambat perekonomian. Presiden Obama mengatakan
bahwa Pentagon telah menetapkan bahwa Global Warming bukan lagi masalah lingkungan tapi
masalah keamanan national karena sebagian besar penduduk hidup di daerasikap pesisir, jika
permukaan naik akan terjadi ketidakstablikan yang diakibatkan karena migrasi penduduk.

Pada bagian akhir dalam film ini, wawancara dilakukan bersama pemuka agama Pope Francis
dan Ilmuan NASA. DiCaprio mengunjungi Pope Francis. Pope Francis mengluarkan dokumen
untuk segera mengambil aksi tentang permasalahan lingkungan yang dihadapi. Sebagai salah
satu pemuka agama global Pope, mengajak untuk menerima ilmu modern dan bekerja sama
untuk menanggulangi permasalahan lingkungan yang ada, tentunya ini adalah sesuatu yang
baru. Ilmuan NASA Piers Sellers menjelaskan bagaimana pergerakan udara, arus laut, dan faktor
alam lainnya pada masa Global Warming ini. Walaupun telah divonis hidup tidak lama lagi,
Sellers tetap memandang positif terhadap kemampuan manusia, manusia lain hanya perlu
dibuka matanya untuk bisa mengambil sikap.

Akhir dari film ini memberikan solusi terhadap global warming ialah mengkonsumsi dengan
cara yang berbeda dengan cara apa yang dibeli, apa yang dimakan, dan bagaimana
mendapatkan energy. Selanjutnya memilih pemimpin yang mau melawan perubahan iklim.

Film ini tidak terlepas dari atmosphere pemilihan Presiden AS. Dapat dilihat dengan jelas
beberapa cuplikan-cuplikan yang menolak akan adanya Global Warming berasal dari Partai
Republik. Bahkan sepotong klip kampanye Donald Trump yang tidak mempercayai isu ini pun
dihadirkan. Sedangkan tokoh-tokoh Partai Demokrat seperti mantan presiden Bill Clinton,
mantan wakil presiden Al Gore, Obama, dan John Kerry diberikan tampakan sebagai partai dan
tokoh yang mempunyai perhatian akan Global Warming.

Kritik terhadap film ini pun tetap berdatangan karena gaya hidup DiCarprio. Sebagai aktor dia
memang diragukan karena tidak mempunyai latar belakang akademik terhadap Global
Warming. Terlebih lagi beberapa perjalanan DiCaprio memakai pesawat Jet Pribadi dan
tentunya ini menjadi sorotan media-media yang tidak percaya terhadap Global Warming.
Sama dengan film yang dibuat oleh mantan wakil presiden AS, Al Gore yaitu An Inconvenient
Truth film ini tentunya ingin mengedukasi penduduk dunia tentang adanya Global Warming.
Sesuatu yang unik dalam film documenter ini ialah, meliput secara langsung kejadian-kejadian
diseluruh dunia yang terkena dampak dari Global Warming. Tidak hanya itu, Natgeo juga
berusaha untuk meliput seluruh komponen yang mempunyai pengaruh dan kepentingan
terhadap isu ini seperti para ahli, politikus, ekonomis, pemuka agama, aktifis, dan lainnya. Jelas
film ini akan memberikan gambaran yang komprehensif terhadap bagaimana memandang
Global Warming.

Anda mungkin juga menyukai