Anda di halaman 1dari 2

Tutorial PBL 3

In 2014, the Indonesian government has launched a National Health Insurance (NHI). Health
care system in the Indonesia NHI is divided into three levels of services, that is primary care
level, the secondary level (specialist) and tertiary level (sub-specialist) which is used DRG
system (Diagnose Related Group). The DRG for NHI its called INA CBGs (Indonesian Case
Based Groups) and Indonesian casemix which derived from data coding and data costing. Tariff
fees are formed based on grouping of diagnoses and procedures related to the treatment costs.
Each group has similar clinical characteristics, similar use of resources, and similar use of
treatment costs. The purpose of implementing INA CBGs is to improve the efficiency of health
financing and to improve the quality of health services. Based on the evaluation in 2019, the INA
CBGs should be modified and need reclassification, which is the process of re-grouping the
diagnosis and procedures of the current grouper to fit the existing conditions. Therefore, the
Indonesian Dental Association established a task force to compile a dental disease code, use
clinical pathways and calculate the cost of the necessary treatment for outpatient and inpatient
care.

Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia telah mencanangkan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Sistem pelayanan kesehatan di NHI Indonesia dibagi menjadi tiga tingkatan pelayanan,
yaitu: tingkat pelayanan primer, tingkat menengah (spesialis) dan tingkat tersier (sub spesialis)
yang menggunakan sistem DRG (Diagnose Related Group). DRG untuk NHI disebut INA CBGs
(Indonesian Case Based Groups) dan casemix Indonesia yang berasal dari data pengkodean dan
biaya data. Tarif biaya dibentuk berdasarkan pengelompokan diagnosis dan prosedur yang
berkaitan dengan biaya pengobatan. Setiap kelompok memiliki karakteristik klinis yang sama,
penggunaan sumber daya yang serupa, dan penggunaan biaya perawatan yang serupa. Tujuan
dari pelaksanaan INA CBGs adalah untuk meningkatkan efisiensi pembiayaan kesehatan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan evaluasi tahun 2019, INA CBGs
seharusnya dimodifikasi dan perlu reklasifikasi, yaitu proses pengelompokan ulang diagnosis
dan tata cara kerapu saat ini agar sesuai dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, Perhimpunan
Dokter Gigi Indonesia membentuk gugus tugas untuk menyusun kode penyakit gigi,
menggunakan jalur klinis dan menghitung biaya perawatan yang diperlukan untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap.

A. Klarifikasi istilah
B. Klarifikasi maslah
C. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai