Anda di halaman 1dari 17

ISU-ISU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PADA KELOMPOK KHUSUS IBU BALITA


Diajukan Guna Memenuhi Mata Kuliah Pemberdayaa Masyarakat
Dosen Pengampu: Dewi Indah Sari, SKM, M.Kes, MKM

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Angelita (P27905119003)
2. Humairoh Nuraini (P27905119012)
3. Maulida Julianta (P27905119018)
4. Nadia Nur Alfu (P27905119020)
5. Ratu Shiba Arofah (P27905119026)
6. Wawat Kusumawati (P27905119038)
7. Ways Al Qorny (P27905119039)

POLTEKKES KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan mudah dan lancar yang
berjudul “Isu-isu Pemberdayaan Masyarakat pada Kelompok Khusus Ibu Balita”
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat.

Pembuat makalah telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini


dengan sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata
pepatah “Tak ada gading yang patah”. Atas dasar pernyataan tersebut, saran dan
kritik yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, sangat
diharapkan dan diterima oleh kami, tim penyusun. Akhirnya, semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Aamiin.

Tangerang, 13 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4
A. Pengertian Isu-Isu Dalam Pemberdayaan Masyarakat................. 4
B. Jenis Isu-Isu Dalam Pemberdayaan Masyarakat........................... 4
C. Contoh Isu-Isu Dalam Pemberdayaan Masyarakat ...................... 6
D. Manfaat Isu-Isu Dalam Pemberdayaan Masyarakat .................... 7
E. Pengertian Karakteristik .................................................................. 8
F. Contoh Kelompok Khusus Ibu Balita ............................................. 9
BAB III KASUS DAN SOLUSI .................................................................. 10
A. Kasus Kelompok Khusus Ibu Balita ............................................... 10
B. Solusi Kelompok Khusus Ibu Balita ............................................... 10
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain
peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan
perumahan, pengembangan usaha ekonomi desa, pengembangan Lembaga
Keuangan Desa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya.
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat bawah (grass root), yang dalam kondisi sekarang
tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan (empowering) adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat miskin. Pemberdayaan bukan
hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi juga pranata-
pranatanya. Menanamkan nilai nilai budaya modern seperti kerja keras,
hemat, keterbukaan, kebertanggungjawaban, adalah bagian pokok dari upaya
pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan lembaga-lembaga sosial dan
pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat
di dalamnya.
Program-program pemberdayaan terhadap individu dan masyarakat secara
umum telah berlangsung, tetapi hasil nyata dari program tersebut belum cukup
kelihatan. Masyarakat masih belum cukup memiliki akses yang sama terhadap
sumber-sumber yang dibutuhkannya, mencakup ekonomi, politik, pendidikan,
hukum, dan sebagainya. Hal ini mengesankan masih adanya kendala struktural
yang merintangi masyarakat untuk mendapat kesempatan yang adil dalam
berbagai bidang kehidupan di atas.
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang
karena keadaan fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonominya perlu

1
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan
keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam
memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.
Kelompok ibu balita adalah kelompok dimana para ibu mempunyai anak
berusia antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi , tukar
pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan
stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator
dengan menggunakan buku KIA.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Isu-isu Pemberdayaan Masyarakat ?


2. Apa saja jenis Isu-isu Pemberdayaan Masyarakat ?
3. Apa saja contoh Isu-isu Pemberdayaan Masyarakat ?
4. Apa saja manfaat Isu-isu Pemberdayaan Masyarakat?
5. Apa yang di maksud dengan karakteristik ?
6. Apa contoh dari kelompok khusus ibu balita ?
7. Berikan kasus kelompok khusus ibu balita?
8. Bagaimana solusi kelompok khusus ibu balita?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Dalam melakukan pembahasan permasalahan yang sesuai dengan judul


makalah, penulis mempunyai beberapa tujuan yang di harapkan dapat di capai
adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan mampu
untuk memahami Isu-isu Pemberdayaan Masyarakat pada Kelompok
Khusus Ibu Balita .
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari isu-isu pemberdayaan masyarakat
2. Untuk mengetahui jenis isu-isu pemberdayaan masyarakat
3. Untuk mengetahui contoh isu-isu pemberdayaan masyarakat

2
4. Untuk mengetahui manfaat isu-isu pemberdayaan masyarakat
5. Mengetahui dan memahami karakteristik
6. Mengetahui dan memahami contoh kelompok khusus ibu balita
7. Mengetahui dan memahami Kasus kelompok khusus ibu balita
8. Mengetahui dan memahami solusi kelompok khusus ibu balita

Selain tujuan penulis juga mengharapkan dapat memberikan manfaat.


Adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Menambah ilmu pengetahuan


2. Memberikan wawasan dan pengetahuan Mengenai isu-isu
pemberdayaan masyarakat pada kelompok khusus ibu balita
3. Memberikan pemahaman kepada penulis dan pembaca mengenai
kelompok khusus ibu balita.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Isu-Isu dalam Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat yaitu suatu proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki
situasi dan kondisi diri sendiri. (Hatu, 2010). Berdasarkan konsep ini, pada
hakikatnya pemberdayaan menekankan pada upaya bagaimana masyarakat yang
tidak berdaya, mampu mengembangkan keberdayaannya dengan kemampuan
yang dimiliki, pihak luar lebih bersifat sebagai katalisator yang memberikan
keleluasaan masyarakat untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Oleh karena itu, makna pemberdayaan masyarakat pada dasarnya
memberikan dan mendistribusikan kekuatan agar masyarakat mampu mandiri
untuk bangkit mengatasi kekurangan dan kelemahannya baik pada level individu
maupun kelompok. Pemberdayaan juga meliputi penguatan pranata- pranatanya
sehingga dalam kegiatan pembangunan mereka mampu berperan aktif sebagai
subyek pembangunan.
Agar pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung secara efektif, maka
reformasi kenegaraan harus dilakukan pada tingkat nasional maupun daerah.
Berbagai peraturan, ketentuan, mekanisme kelembagaan, nilai-nilai dan perilaku
harus disesuaikan untuk memungkinkan masyarakat berinteraksi secara efektif
dengan pemerintah.

2.2. Jenis Isu-Isu dalam Pemberdayaan Masyarakat


Mengacu pada konsep pemberdayaan masyarakat di atas, maka terdapat
berbagai ranah kajian yang dapat dijadikan sebagai isu penelitian. Ranah kajian ini
dapat ditinjau dari dimensi-dimensi yang terdapat dalam proses pemberdayaan
masyarakat itu sendiri.
Ledwith (2005) mengemukakan ada empat dimensi yang terdapat dalam
pemberdayaan masyarakat, yakni :
1. Pemberdayaan personal yang meliputi pembelajaran secara individual,

4
pengetahuan, kepercayaan diri dan skill.
2. Aksi positif mencakup kegiatan yang berhubungan dengan kemiskinan,
kesehatan, ras, gender, ketidakmampuan dan berbagai aspek diskriminasi
struktur kekuasaan yang dominan.
3. Organisasi kemasyarakatan, mencakup jarak, kualitas dan keefektifan
kelompok masyarakat, hubungan satu sama lain serta dengan lingkungan
yang lebih luas lagi.
4. Partisipasi serta keikutsertaan dalam mensukseskan perubahan dalam
masyarakat.
Mengacu pada pandangan Ledwith di atas, keempat dimensi dalam
pemberdayaan masyarakat tersebut menjadi dasar dalam upaya pengembangan
masyarakat. Barr dan Hashagen (2000) dalam Ledwith (2005) membuat
indikator untuk mengevaluasi pengembangan masyarakat yang disebut ABCD
model, dimana keempat dimensi pemberdayaan masyarakat ini menjadi dasar
utamanya. isu pemberdayaan (empowerment) dianggap merupakan jalan
keluar yang tepat untuk merekonstruksi pembangunan masyarakat dewasa ini.
Program-program pemberdayaan terhadap individu dan masyarakat
secara umum telah berlangsung, tetapi hasil nyata dari program tersebut belum
cukup kelihatan. Masyarakat masih belum cukup memiliki akses yang sama
terhadap sumber-sumber yang dibutuhkannya, mencakup ekonomi, politik,
pendidikan, hukum, dan sebagainya. Hal ini mengesankan masih adanya
kendala struktural yang merintangi masyarakat untuk mendapat kesempatan
yang adil dalam berbagai bidang kehidupan di atas.

Dalam literature pelayanan kemanusiaan (human services), definisi


pemberdayaan memiliki beberapa dimensi, yaitu;
1. Proses pengembangan yang dimulai dengan pertumbuhan individual dan
puncaknya adalah perubahan sosial yang lebih besar.
2. Suatu keadaan psikologis yang ditandai oleh adanya peningkatan perasaan
self-esteem, eficacy, dan kontrol.

5
3. Pembebasan yang dihasilkan oleh gerakan sosial, yang dimulai
dari pendidikan dan politisasi ketidakberdayaan masyarakat,
kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari
ketidakberdayaan untuk memeroleh kekuasaan dan merubah
struktur yang masih opresif.

2.3. Contoh Isu-Isu dalam Pemberdayaan Masyarakat


Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan, serta dari masyarakat itu
sendiri :
1. Kurang efektifnya pelaksanaan tugas dan fungsi pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan disebabkan terbatas
sarana-prasarana, kuantitas dan kualitas aparatur.
2. Terbatasnya alokasi anggaran daerah untuk pelaksanaan program
dan kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan.
3. Lemahnya koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) lainnya dalam Kabupaten dan pemerintah provinsi dalam
pelaksanaan program dan kegiatan.
4. Rendahnya komitmen stakeholders pemerintah daerah dan
pemerintah pusat dalam pengembangan usaha ekonomi masyarakat
serta mendorong pembangunan partisipatif.
5. Belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya negeri.
6. Masih terbatasnya kemampuan pemerintah dalam mengefektifkan
penyelenggaraan pemerintahan untuk memberikan pelayanan dan
peningkatan keberdayaan masyarakat.
7. Menurunnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai filosofi adat

8. Belum terlaksananya sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat


dengan Pemerintah Daerah.
9. Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat.

6
2.4. Manfaat Isu-Isu dalam Pemberdayaan Masyarakat
Adapun untuk beberapa manfaat pemberdayaan masyarakat, antara lain:
1. Memberikan partisipasi dan peningkatan kapasitas
Pada dasanya ketika masyarakat diberdayakan, orang merasa bebas
untuk bertindak dan pada saat yang sama mengasosiasikan rasa
memiliki terhadap masyarakat tersebut.
Hal ini dilakukan melalui partisipasi dan peningkatan kapasitas,
orang-orang akan menemukan kembali potensi mereka dan
mendapatkan kepercayaan diri. Mereka juga merasa berharga bagi
masyarakat, atas bantuan yang mereka berikan-untuk membuat
perubahan.
2. Memberikan Inisiasi Tindakan
Kegunaan pemberdayaan masyarakat dapat menginisiasi tindakan di
tingkat individu, yang dapat mencapai tingkat masyarakat bahkan
nasional.
Dalam hal ini misalnya saja seseorang yang menjadi korban
kecelakaan, dapat mengumpulkan sekelompok orang untuk bisa jadi
teman dekat, keluarga, atau bahkan orang asing yang telah
bergabung untuk tujuan baik dan membantu membuat orang lain
peka tentang langkah-langkah keselamatan jalan raya.
3. Pengembangan kelompok kecil
Proses dalam pengembanga kelompok kecil dapat memulai tindakan
kolektif. Hal ini juga merupakan sarana bagi praktisi untuk
mendapatkan keterampilan pengabdian masyarakat, keterampilan
kepemimpinan untuk beberapa, keterampilan manajemen,
mengembangkan empati, memperluas jaringan, membentuk
kemitraan dan mewujudkan kohesi sosial.

4. Menawarkan Penyelesaian Masalah


Banyak berbagai jenis organisasi masyarakat menawarkan cara untuk
menyelesaikan masalah kemasyarakatan. Itu termasuk kelompok
muda, kelompok kepercayaan, dewan komunitas dan asosiasi. Mereka

7
memiliki kekuatan untuk memobilisasi sumber daya. Pengembangan
organisasi masyarakat memerlukan beberapa bentuk kepemimpinan
dan mereka yang melayani masyarakat memiliki peluang lebih baik
untuk mengembangkan kapasitas masyarakat dan dapat menjadi
pemimpin masa depan.
5. Memberikan Pengaruh Implementasi Program
Individu yang diberdayakan pada tujuan pemberdayaan masyarakat
akan mampu mempengaruhi arah dan implementasi program melalui
partisipasi mereka. Mereka berkembang dari tindakan pribadi ke titik
di mana mereka terlibat secara kolektif.
Hal itu dapat menghasilkan kekuatan untuk mempengaruhi tindakan
ekonomi, politik dan sosial. Oleh karena itu, mereka dapat membantu
orang lain untuk memberdayakan diri mereka sendiri dan
mengarahkan mereka menuju pembangunan kapasitas.

2.5. Karakteristik Ibu Balita


Ibu balita adalah ibu yang mempunyai anak berusia antara 0 sampai 5
tahun. Karakteristik ibu balita
1. Penyayang
Sifat ini sayangat dibutuhkan sebagai penghanagat susana dalam
keluarga. Dengan hal ini dapat mendukung pertumbuhan fisik dan
mental anak
2. Penyabar
Dalam kehidupan rumah tangga ibu memainkan peran selama 24 jam.
Untuk menjalankan tugas berat seorang ibu harus memilii sifat
penyabar sehingga ibu dapat mejalankan tugas dengan sabar.
3. Tegas
Ibu harus bersikap tegas dan konsisten serta mengajari anak untuk
mentaati peraturan,
4. Disiplin
5. Siap berkorban

8
6. Cerdas
Dalam menjalankan perannya yang begitu berat seorang ibu harus
cerdas dalam menyikapi berbagai masalah yang dihadapi
7. Bijaksana
8. Tawakal

2.2 Contoh Kelompok Khusus Ibu Balita

Ada banyak sekali program kesehatan yang telah diimplementasikan


pemerintah mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten/kota. Salah satu
program kesehatan yang diharapkan dapat turut berperan aktif dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak balita (anak bawah
lima tahun) adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA
adalah suatu buku yang berisi catatan kesehatan Ibu mulai kehamilan hingga
anak berusia 5 tahun yang berisi berbagai informasi tentang kondisi kesehatan
ibu dan anak serta pendidikan cara menjaga kesehatan ibu dan anak. Namun
tidak semua ibu dan keluarga mau/dapat membaca buku KIA karena berbagai
sebab atau alasan, misalnya malas membaca, tidak punya waktu membaca,
sulit mengerti atau memang tidak mampu membaca (buta aksara).

Berdasarkan pertimbangan ini, maka dianggap sangat perlu


mengajari ibu-ibu tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA,
salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Balita. Sasaran
Kelas ibu Balita ditujukan bagi ibu yang mempunyai anak balita (0-59 bulan)
sedangkan ‘Kelas ibu Hamil’ ditujukan bagi ibu hamil.

9
BAB III
KASUS DAN SOLUSI

3.1. Kasus Dalam Kelompok Khusus Ibu Balita

Kasus yang diambil => AKI & AKB di Tangerang


Di kota Tangerang AKI dan AKB sangat tinggi, dan Pemerintah Kota
Tangerang masih mencari cara untuk menangani tingginya kasus tersebut,
sedangkan Dinas Kabupaten belum menemukan solusinya. Pada 2016
terdapat 23 kasus kematian ibu dan 102 kematian bayi. Lalu, pada tahun
2017 kematian meningkat hingga 35 kasus kematian ibu dan 144 kematian
bayi. Tahun 2018, angka kematian ibu meningkat lagi mencapai 44 kasus
dan 247 kasus untuk bayi. Terhitung porsentase kpeningkatan kematian 10-
15%.
Kematian ibu dan bayi biasanya terjadi pada saat proses melahirkan dan
persalinan. Biasanya kasus tersebut diakibatkan oleh rendahnya
perekonomian keluarga. Selain itu juga, masyarakat Kota Tangerang
menganggap biaya melahirkan di klinik/puskesmas terdekat itu mahal,
maka dari itu mereka lebih memilih ke dukun bayi dengan biaya sukarela.
Hal itu disebabkan sang ibu dan keluarga kurang edukasi terkait pembiayaan
kesehatan persalinan & melahirkan di fasilitas kesehatan.

3.2. Solusi Dalam Kelompok Khusus Ibu Balita

Upaya kegiatan untuk menekan kasus tersebut diantaranya :


a. Mendirikan gerai kesehatan dengan pihak terkait di kecamatan &
kabupaten untuk pengadaan pemeriksaan kesehatan gratis
b. Memberikan edukasi dan pelatihan terhadap dukun bayi
c. Mewajibkan iuran tabulin dengan kesepakatan ibu-ibu yang hamil dan
akan program hamil agar mereka tidak terbebani dengan biaya
persalinan

10
d. Memberikan fasilitas olahraga bumil dengan kegiatan senam parental
dan yoga
e. Memantau bumil rutin seminggu 1x dan cek kesehatan (dilakukan
oleh kader dan bidan)
f. Pengoptimalan posyandu Ibu Bayi dengan pengadaan konseling &
penyuluhan bagaimana menjaga janin.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat yaitu suatu proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Jenis isu pemberdayaan
masyarakat ada empat dimensi yang terdapat dalam pemberdayaan
masyarakat, yakni : Pemberdayaan personal yang meliputi pembelajaran
secara individual, pengetahuan, kepercayaan diri dan skill, Aksi positif
mencakup kegiatan yang berhubungan dengan kemiskinan, kesehatan, ras,
gender, ketidakmampuan dan berbagai aspek diskriminasi struktur
kekuasaan yang dominan, Organisasi kemasyarakatan, mencakup jarak,
kualitas dan keefektifan kelompok masyarakat, hubungan satu sama lain
serta dengan lingkungan yang lebih luas lagi, Partisipasi serta
keikutsertaan dalam mensukseskan perubahan dalam masyarakat.
Buku KIA adalah suatu buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai
kehamilan hingga anak berusia 5 tahun yang berisi berbagai informasi
tentang kondisi kesehatan ibu dan anak serta pendidikan cara menjaga
kesehatan ibu dan anak. sedangkan Buku Kesehatan Ibu dan Anak
merupakan salah satu program kesehatan yang diharapkan dapat turut
berperan aktif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak
balita.
Kasus yang diambil adalah AKI dan AKB di tanggerang pada tahun
2016 terdapat 23 kasus kematian ibu dan 102 kematian bayi. Lalu, pada
tahun 2017 kematian meningkat hingga 35 kasus kematian ibu dan 144
kematian bayi. Tahun 2018, angka kematian ibu meningkat lagi mencapai
44 kasus dan 247 kasus untuk bayi. terhitung persentase kepeningkatan
kematian 10-15%.
Antara lain upaya kegiatan untuk menekan kasus tersebut
diantaranya mendirikan gerai kesehatan dengan pihak terkait, memberikan

12
edukasi dan pelatihan terhadap dukun bayi, mewajibkan iuran tubulin
dengan kesepakatan ibu-ibu hamil dan akan program hamil agar mereka
tidak terbebani dengan biaya persalinan.

4.2. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,


kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nasdian, Fredian Tony. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta:


Kerjasama Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Lamongan;2015.Kelas Ibu Balita.
https://lamongankab.go.id/dinkes/kelas-ibu-balita/. Diakses 12 Februari
2022

14

Anda mungkin juga menyukai