Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN TERPADU DI SD (PDGK4205)


MODUL- 1 KONSEP DASAR DAN MODEL – MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

TUTOR : Dr. Iing Dwi Lestari

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu di SD

Disusun oleh:

KELOMPOK 1 :

1. WIKA RIRIN ANGRAINI ( 857216953 )


2. PUTRI YUWINASARI ( 857217045 )
3. ARIENI AFRILIANY ( 857217117 )
4. ARIENI NISPAINI ( 857216881 )
5. MAWADDAH WAROHMAH ( 857217084 )
6. YULIA WAHYUNI ( 857216842 )

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalahEvaluasipembelajaran di SD yang
berjudul “Konsep Dasar Dan Model- Model Pembelajaran Terpadu” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
tutor pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu di SD. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Iing Dwi Lestari selaku
tutor pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu di SD ini yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Secara keseluruh makalah ini terdiri atas 3 BAB dengan rincian sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 16 April 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran Terpadu…......................................................................2


2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu .....................................................................2
3. Landasan Pembelajaran Terpadu … .....................................................................3
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu…..............................................................5
5. Manfaat Pembelajaran Terpadu ............................................................................5
6. Model – Model Pembelajaran Terpadu ................................................................ 6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………11
B. SARAN……………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa mempelajari segala peristiwa yang
terjadi disekitarnya atau yang dialami sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik). Akan
tetapi, ketika memasuki bangku sekolah dasar, mereka disuguhi berbagai ilmu dan mata
pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk
memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Kesulitan dalam pembelajaran yang memisahkan penyajian mata pelajaran, karena
hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifal atau pengalaman belajar
yang dibuat-buat. Sedangkan, pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur
konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya
pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning).
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang berorientasi pada praktek
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pembelajaran terpadu diharapkan
siswa memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan
menggunakan informasi yang ada disekitarnya secara lebih bermakna.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu?
3. Apa landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu?
4. Apa fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu?
5. Apa manfaat yang terdapat dalam pembelajaran terpadu?
6. Apa sajakah beragam model pembelajaran terpadu?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pengertian pembelajaran terpadu.
2. Untuk mendefenisikan karakteristik dari pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu.
4. Mengetahui fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu.
5. Mengetahui manfaat pembelajaran terpadu.
6. Mengetahui beragam model pembelajaran terpadu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Terdapat dua istilah secara teoritis yang memiliki hubungan saling terkait dan
ketergantungan, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning
(pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan
sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan dan sikap (Wolfinger, 1994:133).
Rasional pemaduan itu antara lain disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk pengalaman belajar) bersifat interdisipliner,
sehingga untuk memahami, mempelajari dan memecahkan diperlukan multi-skill.
2. Adanya tuntunan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan masalah.
3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer pemahaman antarkonteks.
4. Demi efisiensi.
5. Adanya tuntunan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditentukan siswa saat
berusaha memahami isi pembelajran sesuai dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembangkannya (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian
pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalm rentang kemampuan dan perkembangan
anak.
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak
(simultan).
3. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda,
dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Menurut teori Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan
menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan
perkembangan anak. Pembelajaran terpadu ini lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU


Karakteristik yang terdapat pada pembelajaran terpadu, antara lain:
1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered). Peran guru lebih banyak
sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.

2
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
exsperiences).
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat dengan
kehidupan siswa.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mta pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran.
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar
suatu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa.

Kelebihan pembelajaran terpadu adalah:


1. Pengalam dan kegiatan belajar akan selalu bersifat relevan dengan tingkat perkembangan
siswa.
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar akan dapat
bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran terpadu dapat menumbuh kembangkan keterampilan berpikir siswa.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui siswa dengan lingkungannya.
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerja sama, toleransi, komunikasi,
dan respek terhaap gagasan orang lain.
Kendala atau kekurangan pembelajaran terpadu adalah:
1. Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam kurikulum sekolah dasar tahun 2004
masih terpisah-pisah ke dalam mata pelajaran yang ada.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yang
memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal.
3. Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran terpadu ini secara utuh,
bahkan ada kecendrungan yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaan yaitu sifat
konservatif guru.

C. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU


Landasan-landasan dalam pembelajaran terpadu disekolah dasar, meliputi:
1. Landasan Filosofis
Pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan
filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Secara filosofis,
terdapat tiga aliran yang sangat mempengaruhi pembelajaran terpadu, yaitu:

3
a. Aliran Progresivisme, beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali
ditekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana
yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses
pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis,1993).
b. Aliran Kontruktivisme, melihat pengalaman langsung siwa (direct exsperiences) sebagai
kunci dalam pembelajaran.
c. Aliran Humanisme, melihat dari segi: (a) keunikannya/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c)
motivasi yang dimilikinya.

2. Landasan Psikologis
Terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi/teori
belajar. Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu, antara lain:
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan
antara gagasan-gagasan yang ada.
c. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya
dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan sekitarnya
secara utuh (holistik).

3. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses
pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu. Landasan praktis yang melandasi pembelajaran terpadu diantaranya adalah:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus
dimuat dalam kurikulum.
b. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal
seharusnya saling terkait.
c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung bersifat lintas mata
pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata
pelajaran untuk memecahkannya.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran
yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampuberpikir teoritis dan pada saat
yang sama mampu berpikir praktis.

4. Landasan IPTEK
Diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan
materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia
IPTEK. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

4
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa
peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat.
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang mendominasi aktivitas
dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu bersikap okomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan antara
lain:
1. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) disamping
bentuk penilaian lainnya.

2. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.

E. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU

Beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran terpadu,


antara lain:
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena
tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih
berperan sebagai sarana atau alat.
3. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa.
4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi.
5. Memberikan penerapan-penerapan dunia nyata.
6. Pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan penguasaan materi pembelajaran
akan semakin baik dan meningkat

5
7. Pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan
menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata pelajaran.
9. Membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa.
10. Terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-
orang/narasumber lain; belajar menjadi lebih menyenangkan; belajar dalam situasi yang lebih
nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.

F. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

1. Berbagai model pembelajaran terpadu

Menurut Robin Forgarty (1991), dilihat dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik
unit dan tematisnya terdapat sepuluh cara atau model pembelajaran terpadu, yaitu:

1. Model Penggalan (Fragmented)

Ciri pemanduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran. Model ini mempunyai
kelebihan yaitu siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap
mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Keterpaduan pada model
fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan atau materi pelajaran yang
pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik, konsep,
pemahaman satu kajian, keterampilan dan nilai.

2. Model Keterhubungan (Connected)

Butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Kelebihan
dari model connected adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak
akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa
diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap.

3. Model Sarang (Nested)

Pemaduan berbagai bentuk penguasaankonsep keterampilan melalui sebuah kegiatan


pembelajaran. Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan
sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai
bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru
dapat memadukan kurikulum secara luas.

6
4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)

Pemanduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Kelebihannya yaitu
dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan
prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks,
membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna.

5. Model Bagian (Shared)

Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata
pelajaran atau lebih. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai
langkah awal maju penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan
menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan
mempelajari konsep yang lebih dalam.

6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)

Tema dapat mengikat kegiatan belajar baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata
pelajaran. Kelebihan pendekatan jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum adalah
faktor motivasi sebagai bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor
motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada
minat siswa.

7. Model Galur (Threaded)

Model pemanduan bentuk keterampilan. Kelebihan model ini antara lain: konsep berputar
berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif, materi untuk
tiap mata pelajaran yang tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar
di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu. Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling
menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara
sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari
terpadu (integrated day) secara eksternal.
9. Model Celupan (Immersed)
Membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan
yang dihubungkan dengan medan pemakainya. Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa
mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang
lain akan belajar dengan siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata
pelajaran yang satu dengan yang lainnya.

7
10. Model Jaringan (Networked)
Model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntunan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi maupun konteks yang berbeda-beda.
Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua
mata pelajaran secara dalam dan sempit sasarannya.
2. Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar
Dari model-model pembelajaran yang dikemukakan oleh Robin Fogarty dan Jacobs tidak
semuanya tepat diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia. Menurut hasil pengkajian Tim
Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang paling cocok atau
tepat untuk diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia, yaitu:

1. Model Jaring Laba-laba (Webbed)


Model jaring laba-laba (Webbed) adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian
dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan
mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat
berkembang dengan sendirinya.
Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut:
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang
belum berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam
semua bidang isi pelajaran.
d. Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling terikat.

Kelemahan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba sebagai berikut:


a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah menyeleksi
tema.
b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya
berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
c. Guru dapat menjaga misi kurikulum.
d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

2. Model Keterhubungan (Connected)


Model keterhubungan adalah keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik,
keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini
dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang
akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu bidang studi.

8
Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:
a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan
gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-menerus sehingga terjadi
internalisasi.
c.Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa
mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-
angsur dan memudahkan transfer atau pemindahan ide- ide tersebut dalam memecahkan
masalah.
Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah:
a. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait, walaupun
hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus
tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.
c. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide dalam
suatu mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan
yang lebih global dengan mata pelajaran lain.

3. Model Keterpaduan (Integrated)


Menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara
menggabungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan
keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata
pelajaran.
Kekuatan model integrated:
1) Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai
mata pelajaran.
2) Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap
pengetahuan dan keahlian.
3) Mampu membangun motivasi.
Kelemahan model keterpaduan antara lain:
1) Model yang sangat sulit diterapkan secara penuh.
2) Menghendaki guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan
keterampilan yang sangat di prioritaskan.
3) Menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: berpusat
pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung, serta pemisah antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran
terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran.
Jadi, pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan
mengemukakan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Kurikulum terpadu merupakan undang-undang/peraturan yang telah ditetapkan
sedangkan pembelajaran terpadu merupakan pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilakukan
atau dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi.
Terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yang telah dikemukakan oleh Robin
Forgarty dan Jacobs, akan tetapi hanya ada tiga model pembelajaran yang dapat diterapkan di
Sekolah Dasar di Indonesia yaitu: Model Jaring Laba-laba (Webbed), Model Keterhubungan
(Connected), dan Model Keterpaduan (Intergrated).
Setiap model pembelajaran memiliki diri khusus masing-masing yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sebagai pendidik sebaiknya memiliki kemampuan
dalam menentukan pembelajaran yang sesuai dan dapat dipahami oleh peserta didik.

B. SARAN
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk
itu para pendidik khususnya guru di SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, agar
dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Modul PDGK 4205 – Pembelajaran Terpadu di SD, Universitas Terbuka.

11

Anda mungkin juga menyukai