Anda di halaman 1dari 4

BAB III PELAKSANAAN

3.1 Bentuk Kegiatan Praktek


3.1.1 Pedoman Penyelenggaraan Gizi di Rumah Sakit Umum Madina Bukittinggi
Kebijakan yang menjadi dasar bagi seluruh rumah sakit dalam penyelenggaraan pelayanan gizi
yaitu Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, undang – undang nomor 26 tahun
2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan dan praktik tenaga gizi,Permenkes RI nomor 78 tahun 2013
tentang pedoman pelayanan gizi rumah sakit dan Permenkes RI nomor 41 tahun 2014 tentang pedoman
gizi seimbang.Dalam melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit diperlukan sumber daya manusia
yang kompoten, sarana dan prasarana yang memadai, agar pelayanan gizi yang di laksanakan
memenuhi standar yang telah di tetapkan. Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit, yang saling menunjang dan tidak dipisahkan dengan pelayanan. Kesehatan
dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di
suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai oleh orang yang sehat dan berstatus
gizi baik.

Pelayanan gizi di Rumah Sakit Umum Madina, memerlukan adanya sebuah pedoman
agar diperoleh hasil pelayanan yang bermutu.Pedoman tersebut ialah sebagaimana yang
dimaksud dalam surat keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Madina yang terdiri atas standar
ketenaga, standar fasilitas, tata laksanan pelayanan, logistic, keselamatan pasien, keselamatan
kerja dan penegendalian mutu. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu
mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama hari rawat
sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah
mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarganya. Sehingga pelayanan
gizi yang disesuaikan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi klien/ pasien semakin buruk karena tidak di perhatikan keadaan gizi.
3.1.2 visi dan Misi Penyelenggaraan Gizi di Rumah Sakit Umum Madina Bukittinggi
Visi
Penyelenggaraan pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna
Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan gzi yang berorientasi kebutuahan dan kepuasan pasien
dalam aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan
c. Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

4 Tujuan Penyelenggaraan Gizi di Rumah Sakit Umum Madina Bukittinggi


Tujuan umum
Pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistem pelayanan gizi di rumah sakit dengan
memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi di
rumah sakit.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin di capai adalah adanya peningkatan pelayanan gizi yang
mencakup :
a. Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan anamnesis,
antropometri, gejala klinis, dan biokimia tubuh (laboratorium).
b. Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan berdasarkan anamnesis diet dan
pola makan.
c. Penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien.
d. Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan, jumlah
pemberian serta cara pengelolaan bahan makanan.
e. Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai perubahan
keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium
f. Penterjemahan preskripsi diet, penyediaan dan pengolahan sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan penyakit
g. Penciptaan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dapat membantu penyembuhan penyakit.
h. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada klien/ pasien
dan keluarga.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tenaga pelayanan gizi yang mempunyai
kompetensi dan kemampuan sebagai berikut:
a. Menegakkan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan.
b. Menentukan kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta pemberian makanan
yang sesuai dengan keadaan klinis dan metabolisme pasien.
c. Melakukan pengkajian diet dan pola makan dengan cara anamnesa diet (sistim
recall dan record)
d. Mengubah dan menterjemahkan perskripsi diet, dari mulai perencanaan menu sampai
menyajikan makanan sesuai dengan keadaan pasien.
e. Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
f. Memberikan pelayanan dan penyuluhan gizi dan konseling gizi pada pasien dan
keluarganya.

3.1.3 Ruang Lingkup Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Madina Bukittinggi

Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari :
a. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
b. Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap
c. Penyelenggaraan Makanan
3.2 Bidang Kerja
3.2.1 Struktur Organisasi Unit Gizi di Rumah Sakit Umum Madina Bukittinggi

Diredektur

Wakil Direktur
Pelayanan
Medis

Kepala Bidang
Pelayanan
Medis

Kepala Gizi

Ahli Gizi

Proses Gizi Distribusi Gizi


Bab II BIDANG KERJA

Anda mungkin juga menyukai