Genus Anopheles
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Bekang
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat
400 spesies nyamuk Anopheles, tetapi hanya 30-40 menyebarkan malaria
merupakan "vektor” secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal
akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria contohnya Plasmodium
falciparum dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus
adalah penyebar malaria di Asia.
Menurut World Health Organization WHO (2021) Malaria adalah penyakit
demam akut yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi . Ada 5
spesies parasit yang menyebabkan malaria pada manusia, dan dua di antaranya
– P. falciparum dan P. vivax – merupakan ancaman terbesar. P.
falciparum adalah parasit malaria paling mematikan dan paling umum di benua
Afrika. P. vivax adalah parasit malaria yang dominan di sebagian besar negara di
luar sub-Sahara Afrika.
Gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi menularkan parasit yang masuk
ke sistem darah korban dan berjalan ke hati orang tersebut di mana parasit
berkembang biak. Di sana parasit menyebabkan demam tinggi yang melibatkan
gemetar menggigil dan nyeri. Dalam kasus terburuk malaria menyebabkan koma
dan kematian (Roser and Ritchie 2019).
Jumlah kematian tahunan tentu saja mencapai ratusan ribu, tetapi perkiraan
berbeda secara substansial antara organisasi kesehatan global yang berbeda:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 438.000 orang
meninggal karena malaria pada tahun 2015; Institute of Health Metrics and
Evaluation (IHME) menempatkan perkiraan ini pada 620.000 pada tahun 2017.
Kebanyakan korban adalah anak-anak. 57% kematian akibat malaria adalah anak-
anak di bawah 5 tahun. Ini adalah salah satu penyebab utama kematian anak.
Setiap dua belas anak yang meninggal pada tahun 2017, meninggal karena
malaria.
Kejadian atau penularan penyakit dalam epidemiologi, sangat tergantung
pada interaksi antara host, agent, dan environment. Lingkungan merupakan faktor
penting dalam penularan penyakit tular vektor yaitu sebagai tempat kelangsungan
hidup vektor. Kondisi geografis Indonesia yang luas dan bionomik vektor yang
beraneka ragam untuk itu pengendalian vektor harus dilakukan secara Rational,
Effective, Efisien, Suntainable, Affective and Affordable (REESAA) sehingga
pemetaan breeding places dan perilaku nyamuk menjadi sangat penting
Ruliansyah ed al (2019).
Target SDGs 3.3 (Sustainable Development Goals) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional IV (RPJMN) serta Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan RI tahun 2020-2024 menyebutkan bahwa malaria
merupakan salah satu prevalensi penyakit menular utama yang tinggi dan disertai
mobilitas penduduk sehingga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat
(Asmiani, Windusari, and Hasyim 2021).
Strategi dalam pengendalian vektor malaria terdiri dari pengumpulan data
dukung, penggalangan kemitraan lintas sektor dan lintas program, peningkatan
advokasi kepada pemerintah dan stakeholders dan peningkatan sumber daya dari
berbagai potensi. Upaya pengendalian vektor penanggulangan penyakit tular
vektor yaitu dengan cara memutus mata rantai siklus hidup vektor. Hal ini bisa
dilakukan apabila lokasi sebaran dari habitat suatu vektor telah diketahui. Akan
tetapi, luasnya wilayah sebaran habitat vektor sering menjadi kendala dalam
melakukan pengendalian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdarakan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah dalam
penulisan ini yaitu bagaiman implementasi Program pengendalian Terpadu pada
Genus Anopheles
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Ingin mengatuhi bagaimana implementasi Program pengendalian Terpadu
pada Genus Anopheles
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Ingin mengatuhi bagaimana implementasi pengendalian terpadu secara
biologi pada Genus Anopheles
2. Ingin mengatuhi bagaimana implementasi pengendalian terpadu secara
Kimia pada Genus Anopheles
3. Ingin mengatuhi bagaimana implementasi pengendalian terpadu secara
Genetik Genus Anopheles
4. Ingin mengatuhi bagaimana implementasi pengendalian terpadu secara
Fisik pada Genus Anopheles
5. Ingin mengatuhi bagaimana pengelolaan lingkungan pada Genus
Anopheles
6. Ingin mengatuhi bagaimana pendidikan masyarakat.
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika Nyamuk Famili Culicidae
Nyamuk merupakan vektor penular utama dari penyakit tertentu. Menurut
Harbach (2007), klasifikasi nyamuk dalam Famili Culicidae dibagi menjadi dua
subfamili yaitu Anophelinae yang terdiri dari 3 genus dan Culicinae yang terdiri
dari 41 genus (Tabel 2.1). Famili Culicidae termasuk kelompok nyamuk yang
banyak ditemukan pada daerah beriklim tropis di seluruh dunia karena
keanekaragamannya yang berlimpah. Jenis nyamuk yang sudah diketahui hingga
saat ini yaitu mencapai 3.490 jenis (Harbach and Howard 2007). Genus-genus
nyamuk yang dapat berkembang dengan baik di hutan tropis, salah satunya
Indonesia dan termasuk dalam genus terbesar serta berperan sebagai vektor
penyakit yaitu Anopheles, Aedes, Culex, Mansonia, Caquillettidia, dan Culiseta .
Tabel 2.1 Genus-genus nyamuk dalam Famili Culicidae
Jumlah Jumlah
Subfamili Tribus Genus Distribusi
Subgenus Spesies
Anophelinae Anopheles 7 455 Cosmopolitan
Bironella 3 8 Australasian
Chagasia - 4 Neotropical
Culicinae
Afrotropical,
Aedeomyiini Aedeomyia 2 6 Australasian,Oriental,
Neotropical
Aedini Aedes 23 363 Old World, Nearctic
Armigeres 2 58 Australasian, Oriental
Ayurakitia - 2 Oriental
Borichinda - 1 Oriental
Eretmapodites - 48 Afrotropical
Haemagogus 2 28 Principally Neotropical
Heizmannia 2 39 Oriental
Ochlerotatus 22 550 Cosmopolitan
Opifex - 1 New Zealand
Psorophora 3 48 New World
Udaya - 3 Oriental
Principally Australasian,
Verrallina 3 95
Oriental
Zeugnomyia - 4 Oriental
Culicini Culex 23 763 Cosmopolitan
Subfamili Jumlah Jumlah Distribusi
Genus
Tribus Subgenus Spesies
Deinocerites - 18 Principally Neotropical
Galindomyia - 1 Neotropical
Afrotropical,Australasian
,Oriental,Neotropical,
Lutzia 3 7
eastern Palaearctic