Anda di halaman 1dari 40

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR KLINIK PRATAMA

SANTO YOSEF

2022

Jl. Ganggeng VI No.9, RT.11/RW.1, Sungai Bambu, Kec. Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus
Jakarta 14330
SOP ALUR PELAYANAN PASIEN

Klinik
Pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
Santo
Yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik Pratama
07 April 2022 Santo Yosef

dr. Wilko William


NIP: 199102022019031013
Proses urutan pelayanan pasien di Klinik pratama santo
Pengertian yosef sesuai kebutuhan pasien berdasarkan dengan
ketentuan yang
berlaku
Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan paham
Tujuan
terhadap tahapan dan prosedur pelayanan klinis
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang
untuk mengambil nomor urut dan meminta pasien
untuk menunggu di ruang tunggu
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor
urut dan mendaftarkan pasien
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di
buku rekam medis (bila pasien baru) atau
menyiapkan rekam medis bila pasien lama
4. Dokter dan perawat melakukan pemeriksaan kepada
pasien
Prosedur 5. Bila diperlukan pasien melakukan pemerikaan
laboratorium sederhana
6. Berdasarkan pemeriksaan, dokter menentukan
diagnosa medis dan perawat menetukan diagnosa
keperawatan prioritas
7. Dokter memberikan terapi atau resep obat (jika obat
yang diperlukan tidak tersedia) dan berkolaborasi
dengan perawat memberikan edukasi kesehatan
kepada pasien dan keluarga
8. Dokter atau perawat memberikan obat kepada pasien
atau keluarga dan menjelaskan prosedur
mengkonsumsinya.
9. Jika kondisi pasien membutuhkan fasilitas khusus
atau tidak dapat ditangani di Klinik Islam Sulthan,
SOP ALUR PELAYANAN PASIEN

Klinik
Pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
Santo
Yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik Pratama
07 April 2022 Santo Yosef

dr. Wilko William


NIP: 199102022019031013
dokter akan menyiapkan resume medis dan merujuk
pasien
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENDAFTARAN PASIEN

Klinik
Pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
Santo
Yosef
Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab
Standar Prosedur Klinik pratama
Operasional (SPO) Tanggal Terbit santo yosef
07 April 2022

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Proses awal bagi pasien yang akan mendapatkan layanan
Pengertian
kesehatan di klinik pratama santo yosef
Sebagai acuan dalam menertibkan urutan pelayanan dan
Tujuan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi
seluruh fasilitas pelayanan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk
mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk
menunggu di ruang tunggu.
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor
urut dan mendaftarkan pasien
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku
Prosedur
rekam medis dan buku register
4. Pasien dibuatkan kartu kontrol dan kartu status pasien
5. Dokter atau perawat menanyakan keluhan pasien
6. Dokter atau perawat melakukan pemeriksaan kepada
pasien
7. Dokter atau perawat menuliskan hasil pengkajian
pasien di buku status
8. Kartu status akan disimpan kembali sesuai dengan
nomor index
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN FISIK

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab Klinik Islam
Operasional Tanggal Terbit Sulthan
(SPO) 07 April 2022
dr. Wilko William
NIP: 199102022019031013
Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian
Pengertian
tertentu yang dianggap perlu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Informed Consent
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4. Cuci Tangan
5. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
b. Keadaan Umum
6. Melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh atau sesuai
kebutuhan dengan cara :
Lakukan pemeriksaan dengan
cara melihat ( inspeksi )
Prosedur
Lakukan pemeriksaan dengan cara
Meraba (palpasi)
Posisikan
Klien
Sesuai
Lakukan pemeriksaan dengan
kebutuhan
cara Mengetuk(perkusi )

Lakukan pemeriksaan dengan


cara mendengar ( auskultasi )

7. Menjelaskan Hasil Pemeriksaan


Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK
Klinik
pratama
santo No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
yosef

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional Tanggal Terbit Klinik pratama
(SPO) 07 April 2022 santo yosef

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Syok Anafilaktik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang
Pengertian ditandai dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan
penyempitan saluran pernafasan, menyebabkan penderita jatuh pingsan
dan tidak sadarkan diri.
Sebagai Pedoman kerja bagi Dokter/Perawat dalam melakukan pelayanan
Tujuan penanganan Syok Anafilaktik.
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan

Prosedur
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENATALAKSANAAN HEACTING

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional Tanggal Terbit Klinik pratama
(SPO) 07 April 2022 santo yosef

dr. Wilko William


NIP: 199102022019031013
Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka
Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup
Tujuan
oleh jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Persiapan Peralatan

1. Handscoen
2. Duk Lubang steril
3. Kasa steril
4. Lidokain steril
5. Spuit 3 cc
6. Betadine
7. Alcohol 70%
8. Benang Silk Kulit
Prosedur 9. Benang Catgut
10. Bak instrumen steril berisi :
a. Pinset chirugis d. Nalvouder
b. Pinset anatomi e. Jarum Kulit
c. klem arteri kecil f. Gunting
12. Cairan Na Cl
13. Cairan H2O2 hodrogen peroksida

Prosedur
1. Siapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau
keluarga pasien (informed concern)
2. Cuci tangan dan memakai handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan
cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi  2
cc disekitar pingiran luka tunggu  5 menit kemudian
Anastesi
6. Pasang Duk bolong sesuaikan dengan ukuran luka
7. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh
darah yang terpotong diklem diikiat dengan benang catgut
8. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran
ambil dengan pinset anatomi
9. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit
bibir luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan
betadine. Lalu tutup dengan kasa steril dan verband.
10. Bersihkan daerah bekas luka
11. Duk bolong dibuka
12. Cuci tangan dan Rapihkan alat
13. Konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas
didaerah luka)

- Klinik Pratama Santo Yosef


Unit terkait
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENATALAKSANAAN ANESTESI LOKAL

Klinik
Pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman:
Santo 1/2
Yosef

Ditetapkan Oleh:
Standar
Penanggung Jawab
Prosedur Tanggal Terbit Klinik pratama
Operasional 07 April 2022 santo yosef
(SPO)
dr. Tri Wibowo
NIP: 199102022019031013
Anastesi Lokal adalah teknik memasukan Obat yang mampu
Pengertian
menghambat konduksi syaraf
Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri pada tubuh ketika
Tujuan
dilakukan tindakan pembedahan atau heacting
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan

1. Pasien masuk ke dalam ruangan tindakan


2. Setelah pasien mengisi dan menandatangani lembar informed
consecnt petugas menyiapkan alat, diantaranya: spuit 3/5 cc,
Lidokain 1%, Kassa sterile, betadine dan sarung tangan.
3. Dokter atau perawat memberi tahu pasien akan dilakukan
penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat tindakan panjahitan
atau pembedahan minor lainnya
4. Dokter atau perawat Cuci tangan terlebih dahulu kemudian
Prosedur menggunakan sarung tangan. Bersihkan area yang akan dilakukan
tindakan dengan kassa sterile dan betadine.
5. Pasang doek atau kain steril untuk memperkecil ruang tindakan.
6. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan dorong masuk
kearah bawah antara mukosa dan kulit sepanjang luka mengikuti
garis dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar
7. Aspirasi dan kemudian injeksikan anastesi tersebut sambil
menarik jarum ke titik dimana jarum masuk. Atau jika tidak
dilakukan aspirasi maka setelah spuit dimasukkan sampai dalam
kemudian ditarik sambil disemprotkan perlahan-lahan
8. Hentikan penginjeksiaan anastesi atau jarum dicabut tapi
dibelokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana
direncanakan akan dibuat jahitan.
9. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya,
sehingga seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah
dianastesi.
10. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan dengan
gaas pada luka
11. Tanyakan apakah pasien merasa nyeri atau tidak
12. Jika pasien merasa nyeri jangan dulu melakukan penjahitan
13. jika pasien sudah tidak merasa nyeri,lakukan penjahitan luka atau
tindakan pembedahan minor lainnya
- Klinik pratama santo yosef
Unit terkait
- Kartu status pasien
Dokumen
- Buku Register
terkait
- Buku rekam medis
SOP PENATALAKSANAAN PEMASANGAN INFUS

Klinik
pratama No. Dokument No.Revisi Halaman: 1/2
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional Tanggal Terbit Klinik pratama
(SPO) 07 April 2022 santo yosef

dr. Wilko William


NIP: 199102022019031013
Pemasangan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah
Pengertian vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan
menggunakan infuse
Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan memberikan obat
Tujuan
langsung melalui vena pasien
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Persiapan alat
a. Standard infuse f. Gunting
b. Cairan infuse g. Plester
c. Handscoon h. Pengalas
d. Kapas alcohol i. Bengkok
e. Gaas Bethadine
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan
b. Perawat cuci tangan
c. Bawa alat kedekat pasien
Prosedur d. Cek dan pasang cairan yang akan diberikan, gantungkan
di standard infuse
e. Pasang pengalas
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Siapkan area yang akan dipasang
c. Tekan vena yang akan ditusuk
d. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10
cm
e. Tusukkan jarum / abocath pada vena yang telah ditentukan
f. Tutup bagian yang ditusuk dengan gaas bethadine, fiksasi
yang kuat
g. Atur tetesan infuse sesuai program pengobatan
h. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan
i. Rapihkan Pasien,bereskan alat-alat kemudian mencuci
tangan
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN ASAM URAT DENGAN STIK

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 April 2022 santo yosef

dr. Wilko William


NIP: 199102022019031013
Pemeriksaan untuk menilai kadar Asam urat didalam tubuh dengan
Pengertian
pengambilan sampel darah perifer
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Asam Urat Pasien dan
Tujuan sebagai data dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta
pengobatannya
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan asam urat
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip asam urat
2. Langkah-langkah
Prosedur a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip asam urat pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang
telah terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN GULA DARAH DENGAN STIK

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik Islam Sulthan
07 April 2022
dr. Wilko william
NIP: 199102022019031013
Pemeriksaan untuk menilai kadar Gula Darah didalam tubuh
Pengertian
dengan pengambilan sampel darah perifer
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Gula Darah Pasien dan
Tujuan sebagai data dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta
pengobatannya
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan Gula Darah
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip Gula Darah
2. Langkah-langkah
Prosedur a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip Gula Darah pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang
telah terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN KOLESTEROL DENGAN STIK

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 April 2022 santo yosef

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Pemeriksaan untuk menilai kadar Kolesterol didalam tubuh dengan
Pengertian
pengambilan sampel darah perifer
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Kolesterol Pasien dan
Tujuan sebagai data dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta
pengobatannya
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan Kolesterol
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip Kolesterol
2. Langkah-langkah
Prosedur a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip Kolesterol pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang
telah terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP SURAT KETERANGAN SEHAT

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab
Standar Prosedur Tanggal Terbit Klinik pratama
Operasional (SPO) 07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Wilko William


NIP: 199102022019031013
Pembuatan surat keterangan seseorang dinyatakan sehat oleh
Pengertian
Dokter
Tujuan Sebagai pedoman pembuuatan surat keterangan sehat
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
1. Petugas Memastikan Identitas Pasien dengan pengisian
Data
2. Menanyakan adakah keluhan kepada pasien
3. Melakukan pemeriksaan pada tanda-tanda vital (Tekanan
Darah, Nadi, Suhu, Pernafasan) ,Mengukur berat dan
tinggi badan
Prosedur
4. Melakukan pemeriksaan golongan darah bila pasien belum
mengetahui golongan darahnya.
5. Dokter melakukan pemeriksaan kepada Pasien (anamnesis
dan pemeriksaan fisik)
6. Menyiapkan Surat Keterangan Sehat (mengisi biodata
Pasien)
7. Dokter menandatangi surat keterangan sehat dilengkapi
dengan cap basah nama dan NIP dokter yang
memeriksan dan stempel basah Klinik Islam Sulthan
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Arsip surat keluar
Dokumen terkait - Blanko surat keterangan sehat
- Buku Register
SOP SURAT KETERANGAN SAKIT

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab
Standar Prosedur Tanggal Terbit Klinik pratama
Operasional (SPO) 07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Pembuatan surat keterangan seseorang dinyatakan Sakit
Pengertian
oleh Dokter
Tujuan Sebagai pedoman pembuuatan Surat Keterangan Sakit
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
1. Petugas Memastikan Identitas Pasien dengan pengisian
Data
2. Menanyakan adakah keluhan kepada pasien
3. Melakukan pemeriksaan pada tanda-tanda vital (Tekanan
Prosedur Darah, Nadi, Suhu, Pernafasan)
4. Dokter melakukan pemeriksaan kepada Pasien
(anamnesis, pemeriksaan fisik, Diagnosa, dan terapi )
6. Menyiapkan Surat Keterangan Sakit
7. Dokter menandatangi surat keterangan sakit dilengkapi
dengan cap basah Nama dan NIP dokter yang
memeriksan dan stempel basah Klinik Islam Sulthan
Unit terkait - Klinik Islam Sulthan,
- Arsip surat keluar
Dokumen terkait - Blanko surat keterangan Sakit
- Buku Register
- Rekam Medis
SOP PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensi
Pengertian
meter untuk mengetahui tekanan darah
Tujuan Sebagai acuan untuk mengukur tekanan darah
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Stetoskop
b. Tensi Meter
c. Buku Catatan
d. Alat Tulis

2. Langkah-langkah
a. Informed Consent
Prosedur b. Lengan baju dibuka atau digulung
c. Manset tensi meter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan.
d. Pompa tensi meter dipasang
e. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop di tempatkan
pada daerah tersebut.
f. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
g. Sekrup balon dibuka perlahan – lahan sambil
memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan
bunyi denyutan pertama dan terakhir.
h. Hasil dicatat
Unit terkait - Klinik Islam Sulthan
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN SUHU AKSILA

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Wilko William


NIP: 199102022019031013
Suhu tubuh adalah indikator untuk menilai keseimbangan antara
Pengertian pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh dapat
diukur dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral,
rektal, maupun axila dan menggunakan termometer digital.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu
Tujuan
tubuh
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Thermometer
b. Tiga buah botol
- Botol pertama berisi larutan sabun
- Botol kedua berisi larutan desinfektan
- Botol ketiga berisi larutan air bersih
c. Kertas/tissue
d. Buku catatan suhu
e. Sarung tangan
Prosedur
2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien.
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
f. Letakan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien
fleksi diatas dada.
g. Setelah 3-10 menit angkat termometer dan baca hasilnya.
h. Catat hasil.
i. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
j. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air
bersih, dan keringkan.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait - Klinik pratama santo yosef


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN DENYUT NADI

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem
Pengertian
kardiovaskuler.
Tujuan Untuk mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan)
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Arloji (jam) atau stop-watch.
b. Buku catatan nadi.
c. Pena

2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
Prosedur
c. Atur posisi pasien.
d. Letakkan kedua tangan penderita telentang disisi tubuh.
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung
jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
g. Tentukan frekuensi permenit, keteraturan irama dan
kekuatan denyutan.
h. Catat hasil
i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait - Klinik pratama santo yosef


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMERIKSAAN PERNAFASAN

Klinik
Pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
Pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
Pengertian
sistem pernapasan.
Tujuan Mengetahui irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Alat
a. Arloji (jam) atau stop-watch.
b. Buku catatan.
c. Pena
Prosedur 2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
e. Catat hasil.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait - Klinik pratama santo yosef


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat
Pengertian
yang mempunyai
Tujuan Untuk mencegah penularan infeksi
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Persiapan Alat :
a. Sarung Tangan (Gloves)
b. Masker

2. Langkah-langkah Pemakaian APD Sarung Tangan :


a. Cuci tangan
Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk
membuka paket sarung tangan. Perhatikan tempat
menaruhnya (steril atau meinimal DTT).
b. Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan petugas lain
untuk membuka pembungkus sarung tangan letakkan sarung
Prosedur tangan dengan bagian telapak tangan menghadap keatas.
c. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi
sebelah dalam lipatannya, yaitu bagian yang akan bersentuhan
dengan kulit tangan saat dipakai.
d. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung
ke lantai, sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka.
Masukkan tangan (jaga sarung tangan supaya tetap tidak
menyentuh permukaan.
e. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari
tangan yang sudah memakai sarung tangan ke bagian lipatan
yaitu bagian yang tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan
saat dipakai
f. Lepas sarung tangan setelah menggunakan secara perlahan
rendam pada cairan desinfektan
g. Cuci Tangan
3. Langkah-langkah Pemakaian APD Masker
a. Ikatkan tali masker bagian atas pada kepala tepat diatas
telinga
b. Ikatkan tali masker bagian bawah pada kepala tepat di leher
sisi belakang
c. Posisikan masker terutama pada bagian yang terdapat
kawat pipih sehingga letak akan stabil pada hidung
d. Pastikan masker dengan sempurna menutupi hidung dan
mulut dimana batas tepi atas menutup hidung setinggi
kelopak matabawah dan batas bawah menutup sampai
dagu
e. Ganti masker setiap 4 jam atau jika masker sudah lembab
atau rusak.
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP INJJEKSI INTRAVENA

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
Proses pemasukan terapi melalui pembuluh darah vena
Pengertian
(pembuluh darah)
1. Pasien yang tidak bisa mendapatkan terapi secara oral
Tujuan 2. Pasien dengan kontraindikasi obat oral
3. Pasien tidak sadar
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
1. Persiapan Tempat:
a. Pasang tirai untuk privasi dokter

2. Persiapan alat dan obat


a. Buku catatan pemberian obat
b. Alkohol swab
c. Sarung tangan steril
d. Obat injeksi
e. Spuit sesuai kebutuhan
f. Bak instrumen
Prosedur g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Plester
j. Kasa Steril
k. Tempat sampah
l. Safety Box
m. Torniquet

3. Langkah- langkah penyuntikan


a. Beri salam dan perkenalkan diri pada pasien
dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuntikan
c. Cuci tangan
d. Dekatkan alat-alat ke pasien
e. Jaga Privacy
f. Atur posisi nyaman pasien
g. Tentukan area insersi.
h. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
i. Pasang torniquet 5-10 cm di lokasi yang akan di
insersi
j. Pasang sarung tangan
k. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan
tekhik sekali usap atau memutar dari dalam ke
luar sekali usap
l. Tusukkan needle pada area yang telah di
desinfeksi dengan sudut 15-30°
m. Cek kebenaran jarum dengan melakukan aspirasi,
bila cairan darah keluar.tidak diperkenankan
menyuntik
n. Masukkan obat Intra vena secara perlahan
o. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan
sudut yang sama ketika memasukkan jarum
p. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
q. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan
alkohol
r. Rapikan alat-alat
s. Lepaskan sarungan tangan
t. Cuci tangan
u. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur
telah selesai
v. Pasien dirapihkan dan diatur posisi senyaman
mungkin

Unit terkait - Klinik pratama santo yosef


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP INJJEKSI INTRAMUSCULAR

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam
Pengertian otot, dengan tujuan dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh
darah.
Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan otot agar cepat
Tujuan
terserap oleh tubuh
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
A. Persiapan Tempat:
1. Pasang tirai untuk privasi dokter

B. Persiapan alat dan obat


1. Buku catatan pemberian obat
2. Alkohol swab
3. Sarung tangan steril
4. Obat injeksi
5. Spuit sesuai kebutuhan
6. Bak instrumen
Prosedur 7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Plester
10. Kasa Steril
11. Tempat sampah
12. Safety Box

C. Langkah- langkah penyuntikan


1. Beri salam dan perkenalkan diri pada pasien
dan keluarga
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuntikan
3. Cuci tangan
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Jaga Privacy
6. Atur posisi nyaman pasien
7. Tentukan area insersi.
8. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
9. Pasang sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan tekhik
sekali usap atau memutar dari dalam ke luar sekali usap
11. Tusukkan needle pada area yang telah di desinfeksi
dengan sudut 90°
12. Cek kebenaran jarum dengan melakukan aspirasi, bila
cairan darah keluar.tidak diperkenankan menyuntik
13. Masukkan obat intramuscular secara perlahan
14. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan sudut
yang sama ketika memas\ukkan jarum
15. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
16. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan alkohol
17. Rapikan alat-alat
18. Lepaskan sarungan tangan
19. Cuci tangan
20. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur telah selesai
21. Pasien dirapihkan dan diatur posisi senyaman mungkin

Unit terkait - Klinik pratama santo yosef


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP INJJEKSI SUBCUTAN

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Wilko william


NIP: 199102022019031013
Penyuntikan obat atau vaksin ke dalam hipodermis, yaitu
Pengertian
lapisan kulit yang berada di antara dermis dan epidermis.
Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan subcutan
Tujuan
(dibawah kulit) untuk diarbsorbsi
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
A. Persiapan Tempat:
1. Pasang tirai untuk privasi dokter

B. Persiapan alat dan obat


1. catatan pemberian obat
2. Alkohol swab
3. Sarung tangan steril
4. Obat injeksi
5. Spuit sesuai kebutuhan
6. Bak instrumen
Prosedur 7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Plester
10. Kasa Steril
11. Tempat sampah
12. Safety Box

C. Langkah- langkah penyuntikan


1. Beri salam dan perkenalkan diri pada pasien
dan keluarga
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuntikan
3. Cuci tangan
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Jaga Privacy
6. Atur posisi nyaman pasien
7. Tentukan area insersi.
8. Pasang perlak di area yang akan di injeksi
9. Pasang sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan di insersi dengan tekhik
sekali usap atau memutar dari dalam ke luar sekali
usap
11. Tusukkan needle pada area yang telah di desinfeksi
dengan sudut 45°
12. Cek kebenaran jarum dengan melakukan aspirasi,
bila cairan darah keluar.tidak diperkenankan
menyuntik
13. Masukkan obat Subcutan secara perlahan
14. Tarik jarum dan spuit secara cepat dengan
sudut yang sama ketika memas\ukkan jarum
15. Tekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
16. Tutup bekas suntikan dengan kassa steril dan
alkohol
17. Rapikan alat-alat
18. Lepaskan sarungan tangan
19. Cuci tangan
20. Beritahu pasien dan keluarga bila prosedur
telah selesai
21. Pasien dirapihkan dan diatur posisi
senyaman mungkin

Unit terkait - Klinik pratama santo yosef


- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMBERIAN OKSIGEN

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
Memasukan oksigen ke dalam paru – paru melalui saluran
Pengertian
pernafasan dengan menggunakan alat
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas mencuci tangan
2. Mengontrol flow meter dan humidifier
3. Mengontrol apakah peralatan berfungsi
4. Cara pemasangan :
Nasal Kanul
a. Memasang kanul secara tepat pada hidung
b. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan
c. Beri posisi yang
Prosedur nyaman Masker
a. Memasang selang masker pada perangkat oksigen
b. Mengatur aliran oksigen sesuai keubutuhan
c. Memakaikan masker pada wajah pasien
d. Mengontrol apakah pasien sudah merasa nyaman

5. Melakukan fiksasi dengan plester


6. Melakukan pencatatan :
a. Reaksi pasien, pernafasan dan nadi
b. Cara pemberian
c. Jumlah liter oksigen yang digunakan
- Observasi pasien tiap 15 menit
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENGGUNAAN APAR

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
APAR ( Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta
Pengertian mudah dilayani untuk satu orang guna memadamkan api/kebakaran
pada mula terjadi kebakaran
Pedoman langkah – langkah pemakaian APAR ( Alat Pemadam
Tujuan
Api Ringan)
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Penggunaan APA ( Alat Pemadam Api Ringan) /
Tabung Pemadam Kebakaran :
a. Tarik / Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.
b. Arahkan selang ke titik pusat api
c. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung
Pemadam.
Prosedur
d. Sapukan secara merata sampai api padam

2. Hal – hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :


a. Perhatikan arah angin ( Usahakan badan/ muka menghadap
searah dengan arah angin) supaya media pemadam benar –
benar efektif menuju ke pusat api dan jilatan api tidak
mengenai tubuh petugas pemadam.
b. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR
yang sesuai dengan klasifikasi sumber kebakaran.
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP STERILISASI ALAT

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
Kursi beroda dua yang dapat didorong yang berfungsi untuk
Pengertian
memindahkan / mobilisasi klien dari satu tempat ke tempat lainnya
Tujuan Untuk transportasi memindahkan pasien
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas mencuci tangan
2. Petugas menyiapkan peralatan yang akan disteril
3. Petugas memastikan kondisi sterilisator berfungsi
dengan baik
4. Petugas memasukan peralatan yang akan disteril
Prosedur kedalam sterilisator
5. Petugas menghidupkan sterilisator dan menunggu proses
sterilisasi selesai kurang lebih 20 menit
6. Petugas membuka pintu sterilisator dan mengeluarkan
peralatan yang sudah steril menggunakan korentang
steril.
7. Petugas meletakan peralatan yang sudah disteril
ditempat yang semestinya.
8. Petugas mencuci tangan.
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
Dokumen terkait - Kartu pemeliharaan alat
SOP ANAMNESA

Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1
santo
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama santo
07 Oktober 2019 yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
Tanya jawab antara petugas dan pasien untuk mendapatkan
Pengertian
gambaran kesehatan pasien secara sistematis
Mengetahui tentang riwayat kesehatan pasien dan digunakan untuk
Tujuan
menentukan tindakan dokter/perawat dan menentukan diagnosa
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Menerima pasien datang
2. Memanggil pasien sesuai nomor urut
3. Bia hubungan saling percaya dengan memberi senyum, salam
dan sapa pada pasien dan keluarga
4. Mempersilahkan pasien duduk
5. Menjaga privacy pasien
Prosedur 6. Memulai anamnesa dengan menanyakan biodata pasien
7. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien
8. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
9. Menanyakan keluhan atau riwayat penyakit terdahulu
10. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
11. Riwayat alergi
12. Mengisi status pasien dengan data – data yang ditemukan
13. Melakukan kegiatan selanjutnya ( pemeriksaan fisik)
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Kartu status pasien
Dokumen terkait - Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN
PELABELAN
Klinik
pratama No. Dokumen No.Revisi
santo Halaman: 1/1
yosef
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik pratama
07 Oktober 2019 santo yosef

dr. Willko william


NIP: 199102022019031013
Pemberian obat kepada pasien merupakan proses kegiatan dimulai
Pengertian dari penyimpanan obat dengan tepat, pengecekan kembali terhadap
jenis obat dan dosis sesuai resep dokter sampai dengan penyerahan
obat yang telah di beri etiket/label
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjamin
Tujuan ketepatan pemberian obat kepada pasien dalam dosis dan cara
pemakaian yang benar
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Petugas menerima resep dari pasien dan menuliskan nomor
antrian
2. Petugas memeriksa kelengkapan resep
3. Petugas memeriksa ketersediaan obat, jika obat yang diresepkan
tersedia maka resep dapat langsung dikerjakan, apabila terdapat
obat yang tidak tersedia, konsultasikan dengan dokter penulis
resep
Prosedur 4. Petugas meracik/menyiapkan obat
5. Petugas memberi etiket/label, dengan mencantumkan :
a. Nama Pasien
b. Tanggal pemberian obat
c. Waktu pemberian obat
d. Frekuensi pemberian obat
e. Informasi obat
6. Petugas memeriksa kembali resep yang dikerjakan dengan obat
yang telah disiapkan oleh petugas
7. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan urutannya
8. Petugas menyerahkan obat satu persatu kepada pasien dengan
menjelaskan cara pemakaian obat dan indikasinya
Unit terkait - Klinik pratama santo yosef
- Buku Obat
Dokumen terkait
SOP PENYIMAPANAN OBAT

No. Dokumen No.Revisi


Klinik Islam Halaman: 1/1
Sulthan
Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik Islam Sulthan
07 Oktober 2019
dr. Tri Wibowo
NIP: 199102022019031013
Prosedur penyimpanan obat – obat ( obat paten, obat generik,
Pengertian
injeksi, infus, di instalasi farmasi
1. Untuk menjaga mutu sediaan farmasi
Tujuan
2. Untuk memudahkan pelayanan
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Pisahkan penyimpanan obat – obat kategori V ( Vital) ditempat
sendiri, beri tanda khusus, susun menurut alfabet
2. Obat disimpan berdasarkan jenisnya, tablet, syrup, injeksi dalam
ampul, vial, cairan infus dan sebagainya, disusun menurut
alfabet
3. Jangan meletakan sediaan farmasi langsung diatas lantai,
Prosedur
simpanlah dalam rak/lemari atau diatas palet
4. Periksa tanggal kadaluarsanya obat yang tanggal kadaluarsanya
pendek sebaiknya digunakan terlebih dahulu
5. Beri tanda/label nama obat pada wadah penyimpanan
6. Stock disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
7. Bila obat disimpan dalam dus/kardus besar, maka pada dus harus
serta : jumlah isi, nama obat, tanggal expire date, nama pabrik,
tanggal penerimaan.
Unit terkait - Klinik Islam Sulthan
- Buku Obat
Dokumen terkait
SOP PENGGUNAAN KURSI RODA

Klinik Islam No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1


Sulthan

Ditetapkan Oleh:
Standar Prosedur Penanggung Jawab
Operasional (SPO) Tanggal Terbit Klinik Islam Sulthan
07 Oktober 2019
dr. Tri Wibowo
NIP: 199102022019031013
Kursi beroda dua yang dapat didorong yang berfungsi untuk
Pengertian
memindahkan / mobilisasi klien dari satu tempat ke tempat lainnya
Tujuan Untuk transportasi memindahkan pasien
1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
1. Pastikan kunci roda aman dan siap pakai
2. Kunci rem pada roda dengan benar
3. Bantu pasien untuk duduk diatas kursi roda dengan benar
4. Buka kunci rem roda sebelum menjalankan kursi roda
Prosedur
5. Dorong kursi dengan pasien diatasnya dengan tenang dan hati -
hati
6. Sebelum menurunkan pasien kunci rem roda lagi
7. Bantu pasien untuk turun dari kursi roda
8. Beresekan kursi roda dan kembalikan ketempat semula
Unit terkait - Klinik Islam Sulthan

Anda mungkin juga menyukai