Anda di halaman 1dari 3

Stimulasi prenatal adalah suatu proses untuk mendorong proses pembelajaran pada janin sehingga

mengoptimalkan perkembangan fisik, sensoris dan mental pada janin melalui stimulasi eksternal. Proses
pembelajaran pada janin akan optimal jika dilakukan dengan cara teratur dan berulang ulang. Beragam
penelitian menunjukkan bahwa janin yang distimulasi saat dalam kandungan menunjukkan
perkembangan daya lihat, pendengaran, linguistic (Bahasa), motorik, daya belajar, tingkat kecerdasan
dan kreativitas yang lebih baik. Stimulai prenatal dapat dilakukan sejak awal trimester kedua kehamilan.

Calon ibu bisa melakukannya dengan janin sendiri dalam kandungan, bisa pula bersama suami. Peran
suami penting dalam stimulasi perkembangan janin. Demikian pula anggota keluarga lain, khususnya di
lingkaran terdekat ibu hamil.

1. Memperdengarkan Janin dengan Musik

Sistem pendengaran pada janin dapar berespon terhadap bunyi sejak usia sekitar 25 minggu. Awalnya
janin berespon terhadap bunyi frekwensi rendah 250-500 hz pada usia 25-27 minggu dan respon
terhadap bunyi 1000-3000Hz pda usia 29-31 minggu. Beragam penelitian menunjukkan bahwa Paparan
bunyi melodi atau music yang lembut dapat meningkatkan respon sel sel saraf terhadap bunyi sehingga
meningkatkan kemampuan mendengar pada janin dan dampak postif ini dapat berlangsung untuk
jangka panjang. Paparan music pada periode prenatal dan postnatal dapat meningkatkan perkembangan
otak dan memperbaiki kemapuan belajar (learning capacities). Music juga menginduksi aktivitas di
beberapa bagian otak yang berperan dalam pembentukan perilaku dan emosi sehingga music dapat
mepengaruhi maturasi dan perkembangan aspek sosial emosional janin.

Pada tahun 1990-an, banyak calon ibu di Barat yang menempelkan headphone untuk memperdengarkan
musik kepada janin. Tujuannya adalah merangsang indra pendengaran janin. Anda dapat menggunakan
cara tersebut, bisa juga dengan memutar musik biasa tanpa headphone. Musik dapat menstimulasi
berbagai aspek perkembangan janin. Makin dini memperdengarkan musik, makin bagus untuk
memastikan janin tumbuh dan berkembang secara sehat. Tidak ada jenis musik khusus sebagai alat
stimulasi, tapi musik klasik bisa menjadi pilihan karena dapat memunculkan suasana tenang.

2. Membaca Buku

Sebuah penelitian pada 2013 di University of Oregon, Amerika Serikat, menemukan bahwa janin yang
diperdengarkan kata-kata saat dalam kandungan bisa mengenali kata tersebut ketika lahir. Dalam
penelitian, sejumlah ibu hamil diberi rekaman kata-kata yang diperdengarkan menjelang akhir masa
kehamilan. Hasilnya, bayi yang lahir kemudian kenal dengan kata-kata tersebut dan variasinya.
Artinya, membacakan buku untuk janin memberikan manfaat untuk perkembangan janin. Bacalah buku
dengan suara jelas dan keras. Tidak harus buku cerita anak, bisa juga novel atau bacaan lain yang
menarik.

3. Menyentuh dan Memijat

Ibu juga bisa melakukan stimulasi rabaan terhadap janin. Janin sudah bisa merasakan gerakan di luar
rahim pada usia kehamilan 26 minggu. Ibu bersama pasangan bisa memberikan stimulasi dengan
menyentuh dan memijat, juga membelai, menepuk, atau mengusap perut.

Stimulasi ini dapat membuat rileks dan menenangkan bayi dalam kandungan. Janin itu akan merespons
stimulasi dengan menyentuh dinding rahim, mengubah posisi, serta menendang atau mendorong
tubuhnya ke belakang.

4. Berolahraga

Ibu yang rajin berolahraga selama kehamilan tidak hanya bisa meningkatkan kesehatannya, tapi juga
dapat menstimulasi perkembangan janin. Sebuah studi dari University of Montreal, Kanada,
menemukan bahwa wanita hamil yang berolahraga setidaknya selama 20 menit sehari, tiga kali
seminggu, memiliki bayi yang lahir dengan tingkat aktivitas otak lebih tinggi.Jadi berolahraga secara
rutin bisa merangsang perkembangan otak janin. Olahraga yang bisa dilakukan antara lain berjalan,
berenang, aerobik ringan, dan bersepeda statis namun harus dengan pengawasan dari orang ahli

5. Mengajak Berbicara

Stimulasi perkembangan janin ini juga bisa dilakukan bersama oleh ibu dan pasangannya. Konsepnya
mirip dengan membacakan buku untuk bayi dalam kandungan. Bayi akan menerima rangsangan itu dan
memberikan respons. Selain meningkatkan perkembangan janin, mengajak bicara bayi dalam
kandungan bisa menguatkan jalinan batin.

Ibu pun bisa merasa tenang dan jauh dari kecemasan saat berkomunikasi dengan buah hati di dalam
perutnya. Stimulasi ini mesti berlanjut hingga bayi lahir

Anda mungkin juga menyukai