Anda di halaman 1dari 15

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARAGA DENGAN MASALAH

DIABETES MELITUS (DM)

DISUSUSN OLEH

NAMA : FIRDA SINTIA

NIM : 190402029

KEPERAWATAN VI B

PRODI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG

2020

1
BAB III

ASKEP KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS

A. Pengkajian

I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. JS
2. Alamat dan telepon :Ulugalung
3. Pekerja kepala keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala keluarga : S1
5. Komposisi keluarga dan genogram
No Nama Umur JK Hub. dengan Tempat/ Pekerjaan Pendidikan
KK tanggal lahir
1. Ny. M 53 P Istri Sumedang, 1 PNS S1
November
1964
2. Tn. I 25 L Anak Bandung, 25 - S1
Februari 1992

Genogram

Tn.S Ny. D Tn.P Ny. N

JANTUNG JANTUNG

Tn.J Ny. M

DM
Tn.I

2
Keterangan :

Laki-Laki Meninggal

Perempuan Serumah

Entry Point

6. Tipe keluarga
Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga keluarga inti atau nuclear family
karena dalam satu rumah terdiri dari ayah yang berusia 55 tahun dan ibu yang
berusia 53 tahun denga satu anak yaitu : anak laki-laki berusia 25 tahun belum
menikah. Tn. J dan Ny. M mengatakan dalam keluarganya tidak ada kendala atau
masalah tertentu yang dirasakan setiap anggota keluarga yang mengganggu
aktivitas mereka sehari-hari.
7. Suku bangsa
Tn. J dan Ny. M berasal dari suku Sunda, hanya saja daerah asal antara Tn. J dan
Ny. M berbeda karena Tn. J berasa dari Bandung, sedangkan Ny. M berasal dari
Sumedang.
8. Agama
Keluarga ini menganut agama Islam. Kedua orangtua rajin sholat 5 waktu dan
sholat Tahajud bersama anaknya. Selain itu, orang tua sering mengajak anak
untuk melakukan puasa senin kamis dengan harapan apa yang dicita-citakan dapat
tercapai sesuai kehendakNya. Tn. J biasanya melaksanakan kewajiban sholat
Jum’at di Masjid di wilayah rumahnya, dan melaksanakan sholat magrib di
mushola di daerah sekitar rumahnya, apabila tidak ada halangan (cuaca buruk,
hujan). Ny. M mengatakan bahwa ia sangat percaya kepada Tuhan YME dan
sangat berserah diri tentang apapun di dalam keluarga baik itu mengenai
kesehatan, keutuhan dalam rumah tangganya, jodoh anaknya, rezeki, dan lainnya.
Tn. J dan Ny. M mengarahkan anaknya untuk selalu taat menjalankan ibadah dan
bertakwa kepada Allah.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial keluarga termasuk keluarga sejahtera 3, dimana keluarga yang telah
dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi
belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau

3
kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan
aktif dalam kegiatan masyarakat. Tn. J dan Ny. M bersama-sama dalam mencari
nafkah untuk keluarga sebagai pegawai negeri sipil yang bergolongan sama-sama
IV A yang berprofesi sebagai guru di SMA Negeri 10 Bandung dengan
pendapatan Tn. J rata-rata Rp 4 jutaan dan Ny. M rata-rata Rp 4 jutaan. Menurut
Ny. M pendapatan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
termasuk dalam pendidikan anak mereka dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-
harinya. Ny. M mengatakan tiap 3 hari sekali, ia belanja kebutuhan makan mereka
dan langsung disimpan di dalam lemari es. Mereka sudah memiliki rumah sendiri,
sehingga tidak memerlukan pengeluaran untuk membayar tambahan seperti
kontrakan dan lainnya, sehingga pengeluaran mereka dapat terkontrol. Tn J
mengatakan bahwa ia dan keluarganya hanya memiliki tabungan seperti halnya
keluarga pada umumnya di bank-bank yang ada, tetapi keluarga tersebut tidak
memiliki asuransi apapun untuk keluarga mereka karena mereka berpikir ada
pemerintah yang akan membantu mereka dengan layanan seperti BPJS.
10. Aktvitas rekreasi keluarga
Keluarga memiliki jadwal rekreasi bersama seluruh anggota keluarga yang ada
khususnya ketika dalam waktu luang dan ketika Tn. J dan Ny M merasa memiliki
cukup uang lebih untuk berekreasi. Keluarga sering berjalan-jalan di sekitar
wilayah Bandung walapun atau hanya dengan menonton TV saja sambil bersenda
gurau di ruang keluarga sering mereka lakukan asalkan seluruh anggota dapat
berkumpul. Menurut Ny M dengan berkumpul bersama walau hanya berbelanja
ke pasar atau dengan menonton TV bersama, mereka merasa senang dan dapat
merasakan lebih tenang dan bebas karena mampu membuang rasa kejenuhan yang
ada.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga adalah tahap keenam dimana keluarga mulai
melepas anak sebagai seorang dewasa.
a. Melepas anak untuk hidup mandiri sebagai individu yang dewasa.
Hal tersebut belum terpenuhi karena anak saat ini masih tinggal bersama
kedua orangtuanya dikarenakan Tn. I hingga saat ini belum mendapatkan

4
pekerjaan, tetapi keluarga menyarankan agar Tn. I untuk ikut kegiatan-
kegiatan les tambahan untuk menambah soft skill yang ada.
b. Membantu anak lebih mandiri untuk memulai keluarga yang baru.
Hal tersebut belum terpenuhi karena Tn. I belum menikah dan belum
berencana untuk menikah, padahal Tn. I sudah memiliki wanita terdekat yang
mendapat restu dari kedua orang tuanya.
c. Mempertahankan keharmonisan keluarga.
Tidak ada masalah dalam keluarga untuk mempertahankan keharmonisan
keluarga hingga saat ini. Antar anggota satu dengan yang lain saling terbuka
dan menguatkan sehingga struktur kekuatan pada keluarga tersebut terjalin
kuat.
d. Penataan kembali sebagai peran orang tua.
Orang tua selalu berusaha untuk memenuhi tugasnya demi keutuhan keluarga
mereka. Orang tua yang andil besar dalam pemenuhan struktur kekuatan
keluarga pun sangat membantu dalam pemenuhan peran sebagai orang tua.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal tugas dalam
memenuhi kebutuhan perkembangan tiap individu sesuai usianya tinggal tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Seperti pada Tn. I yang telah lulus
sarjana, tetapi sudah setahun belum mendapatkan pekerjaan tetap dan waktu-
waktu Tn. I diisi dengan mengikuti beberapa program kursus.
3. Riwayat keluarga inti
Ny. M mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit turunan dalam keluarga
mereka sepanjang yang Ny. M ketahui. Hanya saja kesehatan masing-masing
anggota keluarganya berbeda-beda. Ny. M memiliki penyakit Diabetes Mellitus
yang bukan karena garis keturunan, hanya karena pola hidup Ny. M yang kurang
baik saat masih muda, Tn.J memiliki riwayat maag dan pernah mengalami
kecelakaan hingga dirawat di RSUD Kota Bandung sedangkan Tn. I tidak
memiliki riwayat penyakit apapun.
Menurut Ny. M apabila anggota keluarganya hanya mengalami gangguan
kesehatan yang ringan dan ia merasa mampu untuk menanganinya, maka ia hanya
memberikan penanganan sendiri di rumah tanpa harus ke fasilitas kesehatan yang
ada. Tetapi apabila tahap kesehatan mulai terganggu dengan tahap lebih serius
maka tak jarang Ny. M dan Tn J membawa anggota keluarga mereka ke klinik 24
5
jam, atau apabila keadaan memburuk, keluarga langsung membawanya menuju ke
rumah sakit terdekat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu Ny M pernah menderita sakit jantung dan meninggal di usia 70. Sama halnya
dengan Ibu Ny M, Tn P ayah Ny M juga menderita penyakit jantung. Saat ini ayah
dari Ny. M dipasang ring pada jantungnya.
Tn J mengatakan ayah dan ibunya tidak pernah menderita sakit spesifik. Tn J
mengatakan ayahnya meninggal saat usia 75 tahun, dan ibunya meninggal di umur
55 tahun. Tn J tidak begitu mengetahui secara jelas menganai keadaan ibunya.

III. Pengkajian Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Rumah yang dimiliki saat ini adalah milik sendiri atas nama kepemilikan Ny. M.
Tipe rumah tersebut adalah tipe 60 dengan luas rumah 260 m2 yang terdiri dari 1
ruang tamu, 1 ruang keluarga, 4 ruang kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 2
WC, 1 garasi yang masing-masing ruangan memiliki 1 pasang jendela kecuali
pada toilet, WC dan garasi. Peletakan perabotan rumah diletakkan sesuai
keinginan hati si pemilik, sejak dari tahun awal mereka menempati rumahpun,
peletakkan perabotan rumah tidak pernah di ubah.
Dinding rumah terbuat dari beton, plafon terbuat dari ukiran kayu-kayu sehingga
terlihat indah dan rapi, selain itu pencahayaan dari tiap-tiap ruangan pun cukup
karena ventilasi tiap ruangan dirasa cukup. Antara kamar mandi dan WC dipisah
sehingga arah septic tank berada ± 2 meter dari sumber air. Sumber air minum
yang digunakan berasal dari PDAM dengan kondisi air bersih.
Keadaan umum lingkungan rumah pun bersih dan tertata rapi. Bagian depan
lingkungan rumah terdapat taman yang tertata rapi dengan tempat pembuangan
sampah yang berada di belakang rumah keluarga tersebut. Biasanya keluarga
ketika ingin membuang sampah, mereka membuang dulu dibelakang rumah
mereka kemudian diangkut tiap paginya. Melihat kondisi tersebut, semua anggota
keluarga mengatakan bahwa mereka sangat merasa nyaman dengan kondisi
mereka di rumah tersebut, karena pada dasarnya rumah tersebut telah ditata sesuai
keinginan hati mereka.

6
Untuk pelayanan keamanan yang ada, keluarga mengatakan bahwa di daerah
tersebut aman karena ada poskamling yang selalu stand by tiap malam yang dijaga
oleh salah satu warga yang bertugas dan mendapat gaji bulanan dari tarikan tiap
warga. Tiap anggota keluarga pun merasa sangatlah puas dengan penataan rumah
saat ini karena sesuai dengan karakter dari pemilik rumah. Anggota keluarga pun
menyadari bahwa lingkungan adalah salah satu faktor berpengaruh pada masalah
kesehatan. Keluarga mengatakan bahwa apabila lingkungan bersih maka
warganya pun nyaman dan tenang serta bebas dari bibit penyakit.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya berasal dari daerah sekitar Jawa Barat, walaupun
ada juga keluarga yang bukan berasal dari Jawa Barat. Keluarga dan masyarakat
sekitar pun memiliki kebiasaan yang sama. Ny. M yang juga sering berkumpul
dengan ibu-ibu sekitar rumah sambil berbincang-bincang khususnya saat
berbelanja pada penjual sayur keliling. Lingkungan sekitar rumah pun tampak
bersih karena tiap sebulan sekali ada kerja bakti di lingkungan warga setempat. Di
sekitar wilayah penduduk yang ada tidak ada aturan penduduk tertentu, bahkan
tiap keluarga memiliki aturan budaya yang berbeda-beda. Warga sekitar rata-rata
berpendidikan lulusan S1 dan SMA dengan rata-rata pekerjaan keluarga daerah
tersebut adalah PNS, dan pensiunan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. J tidak pernah berpindah tempat dari rumahnya saat ini, mereka
sudah menempati rumah di daerah tersebut selama ± 15 tahun. Untuk sarana
transportasi, Ny M dan Tn. J mengendarai mobil bersama saat keluar rumah,
sedangkan untuk anak mengendarai sepedah motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. M aktif mengikuti arisan RT 1x/bulan dan Tn. J pun aktif dalam kelompok
kerja bakti di lingkungan RT setempat serta aktif dalam pertemuan 1x/bulan
karena Tn. J termasuk pengurus dari RT yaitu sekretaris RT. Tetapi anaknya
kurang bergaul dengan lingkungan setempat. Keluarga beranggapan bahwa
kegiatan yang ada di perkumpulan sangat di dukung karena keluarga merasa antar
anggota keluarga dan masyarakat sangatlah akrab.

7
IV. Struktur Keluarga
1. Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga tersebut terdapat dua anggota keluarga yang sehat tanpa gangguan
kesehatan yaitu Tn. J dan Tn I. Fasilitas yang dimiliki kelurga untuk menunjang
kesehatan keluarga :
a. Fisik : keluarga memiliki fasilitas-fasilitas seperti mobil dan motor untuk
mempermudah jika bepergian maupun untuk keperluan kesehatan. Rumah
yang cukup nyaman dan sehat untuk dijadikan sebagai tempat berlindung.
b. Psikologis : Tn J mengatakan bahwa keluarga memiliki seseorang kawan
dekat yang merupakan teman dinas Tn. J untuk bercerita tentang masalah dan
mencari solusinya. Selain itu hubungan kedekatan antar anggota keluarga Tn.
J sangat erat sehingga apabila salah satu anggota keluarga mengeluh sakit
maka mereka akan bercerita kepada anggota keluarga yang lain.
c. Sosial : adanya kegiatan senam untuk para ibu di daerah tempat tinggal
keluarga Tn J. Adanya kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan agar
terciptanya lingkungan yang sehat di sekitar tempat tinggal. Askes dari
pemerintah yang sangat membantu untuk memeriksa kesehatan keluarga
secara rutin.
2. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka,
itu berarti tiap anggota keluarga berhak dan bebas menyampaikan pendapat. Cara
komunikasi antar anak dan ibu berlangsung sangat efektif, karena anak sangat
terbuka kepada Ny. M khususnya dibanding kepada Tn. J, yang menurut Ny. M
itu disebabkan Ny. M lebih sangat paham dan mengerti karakter dari anaknya.
Cara komunikasi antar Tn. J dan Ny. M pun terjalin sangat baik dan efektif.
Apabila ada masalah dalam keluarga antar anggota maupun dari pihak luar, maka
diskusi pun dilakukan. Selain itu, komunikasi yang dilakukan bersifat dua arah
sesama anggota keluarga.
3. Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan di keluarga adalah Tn. J selaku sebagai ayah/kepala
keluarga tetapi melalui tahap musyawarah/ diskusi. Apabila ada sesuatu yang
sangat penting dan Tn. J tidak berada di rumah, biasanya Ny. M yang mengambil
keputusan untuk anggota keluarganya. Setelah Tn. J pulang, Ny. M baru
mendiskusiknnya dengan Tn. J selaku ayah dan kepala keluarga.
8
4. Struktur peran
a. Formal : Tn J mengatakan sudah mampu menjalankan perannya sebagai
kepala keluarga dan pencari nafkah serta pelindung keluarga. Ny. M
mengatakan sudah cukup memenuhi perannya sebagai ibu rumah tangga yang
lebih mengerti akan kondisi yang sedang dialami oleh keluarganya serta
sebagai tempat curhat untuk semua anggota keluarga. Ny. M juga turut serta
bekerja sebagai guru bersama dengan suaminya. Namun terkadang Ny. M
merasa bahwa perannya dalam mengarahkan anak untuk menuju kemandirian
belum cukup terpenuhi. An. I sebagai anak telah lulus kuliah, bekerja, namun
kemudian keluar dari pekerjaan. Dalam pembagian tugas di keluarga, tidak
ada pembagian tugas rumah tangga yang jelas di rumah. Hanya saja, setiap
anggota keluarga menyadari untuk saling membantu dalam tugas, contohnya
memasak, menyapu, membersihkan rumah, dan lain-lain.
b. Informal : Ny. M mengatakan selain sebagai Ibu yang mendidik dan mengatur
keuangan keluarga, Ny M juga merupakan sahabat serta motivator bagi
keluarganya. Setiap kali anak maupun suaminya memiliki masalah dan
memerlukan nasehat serta dorongan Ny. M selalu berusaha ada untuk mereka.
5. Nilai atau norma keluarga
Tn. J mengatakan nilai dan norma yang dianut sama seperti yang berlaku di
masyarakat. Contohnya, anak Tn J dilarang pulang melebihi jam 9 malam, apabila
melakukan kesalahan segera minta maaf kepada yang bersangkutan dalam hal
tersebut yang lebih muda selalu menghormati yang lebih tua.

V. Fungsi Keluarga
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Ny. M mengatakan menderita diabetes melitus sejak satu tahun yang lalu. Ny. M
merasakan penurunan berat badan yang signifikan sebesar 11 kg dari 55 Kg
menjadi 44 Kg padahal sering merasa lapar. Setiap malam selalu tebangun karena
ingin buang air kecil. Setelah diperiksakan ke rumah sakit ternyata kadar gula
darah Ny. M sangat tinggi. Akhirnya Ny M baru mengetahui bahwa dia terkena
penyalit diabetes melitus.
Ny M mengatakan bahwa penyakit DM adalah penyakit yang diindikasikan
dengan peningkatan kadar gula darah. Ny M mengetahui bahwa penyakit DM

9
yang dideritanya tipe kering, tetapi Ny. M belum paham tentang diet untuk
diabetes mellitus.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
Sebelum mengetahui bahwa Ny M menderita penyakit DM, Ny. M mengatakan
tertarik dengan chek kesehatan gratis di salah satu rumah sakit. Kemudian Ny. M
memeriksa, ternyata Ny M baru tahu bahwa beliau terkena penyakit tersebut.
Selanjutnya Ny. M berobat ke Dokter, dan oleh Dokter dinyatakan menderita
diabetes. Dan saat ini Ny. M rutin chek up di RSUD setiap bulan sekali.
3. Kemampuan keluarga merawat
Tn J mengatakan bahwa apabila salah satu anggota keluarganya sakit dan pernah
menderita sakit tersebut sebelumnya, Tn J hanya membelikan obat yang serupa
dengan yang diresepkan terdahulu oleh dokter. Sebelumnya, Ny. M memiliki luka,
namun Ny M hanya membiarkan luka tersebut kering sendiri hingga terdapat
bekas luka. Karena saat ini Ny M menderita sakit DM, keluarga mendukung
penyembuhan bagi Ny M dengan cara mengingatkan Ny M untuk minum obat dan
makan secara rutin.
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny, M mampu untuk memodifikasi lingkungan, terlihat rumahnya yang
tampak bersih dan pencahayaan yang cukup. Garasi bercanpur dengan tempat
untuk menjemur pakaian. Dan lingkungan rumah Tn J terasa sejuk karena mereka
memiliki taman dan pohon mangga sebagai rerindangan.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah yaitu BPJS.
Dalam Askes disediakan dokter keluarga. Tn J mengatakan bahwa keluarga
mereka sangat memanfaatkan BPJS, karena dalam pandangan mereka itu adalah
hak mereka yang pembayarannya melalui potongan gaji tiap bulan. Untuk biaya
Chek Up kadar gula darah Ny. M menggunakan fasilitas BPJS sehingga tidak
pernah membayar, serta memanfaatkan rumah sakit pemerintah untuk berobat
secara gratis.

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek
Ny M juga merasa khawatir dengan penyakitnya, jika Ny. M merasa stress kadar
gula darah Ny M cenderung meningkat.
10
2. Stressor jangka panjang
Ny M mengatakan khawatir dengan keadaan Tn I yang sampai saat ini belum
bekerja dan masih meminta bantuan orang tua.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Dalam merespon stress, Ny M lebih mendekatkan diri dengan yang diatas. Begitu
juga dengan Tn J. Ny M mengatakan sering sholat tahajud bersama di malam hari
dan mengundang guru ngaji. Apabila ada masalah, keluarga membicarakan
masalah tersebut bersama-sama serta mencari jalan keluar yang tepat.
4. Strategi Koping yang digunakan
Keluarga memanfaatkan waktu luang untuk sekedar berbelanja bersama atau
jalan-jalan di tempat hiburan. Hal ini ditujukan untuk refreshing dan melepas
kepenatan. Biasanya lebih sering dilakukan di hari minggu karena disaat itulah
semua anggota keluarga berkumpul.
5. Strategi koping disfungsional
Ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh Ny. M saat menceritakan masalah
menganai penyakitnya terlihat sedih.

VII. Pemeriksaan Fisik

NAMA ANGGOTA KELUARGA


PEMERIKSAAN
Tn. J Ny. M
TD (mmHg) 130/80 130/70
Nadi (x/menit) 76 80
RR (x/menit) 18 20
BB (kg) 75 48
TB (cm) 168 157
Kepala Mesocephal Mesocephal
Rambut Sebagian hitam, sebagian Rambut bersih, beruban
beruban, lurus tidak ada sebagian, tidak ada lesi,
ketombe, tidak mudah tidak ada ketombe.
patah.
Konjungtiva Konjungtiva tidak anemis Konjungtiva anemis, di
kornea terlihat seperti ada
selaput
Sklera Sclera tidak ikterik. Sclera tidak ikterik.
Hidung Bersih, tidak ada polip, tidak Bersih, tidak ada polip,
terdapat sekret tidak terdapat sekret
Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak

11
menggunakan alat menggunakan alat
pendengaran, tidak ada pendengaran, tidak ada
serumen. serumen
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak Mukosa bibir lembab, tidak
ada sariawan, gigi bersih. ada sariawan.
Kulit Kulit normal, sudah mulai Kulit sedikit bersisik dan
keriput, tidak ada lesi kering, ada bekas luka
hitam di daerah kaki
diameter 3 cm, dan 2 cm
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada Simetris, sonor seluruh Simetris, sonor seluruh
lapang paru, terdengar bunyi lapang paru, terdengar
vesikuler. bunyi vesikuler.
Abdomen Tidak teraba masa, bising Tidak teraba masa, bising
usus 13x/menit, terdengar usus 10x/menit, terdengar
bunyi tympani bunyi tympani
Ekstremitas Tidak ada luka, tidak ada Terdapat bekas luka DM
edema, tidak ada lesi yang mengering dan
menghitam di ekstrimitas
kaki, tidak ada edema
Turgor kulit Kurang dari 3 detik Kurang dari 3 detik
Keluhan Tidak kuat duduk terlalu Mudah capek
lama

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga berharap sikap perawat lebih baik lagi dalam melayani pasien tanpa melihat
status pasien tersebut. Karena melalui senyum saja dari tim kesehatan, dirasa sedikit
tidaknya sudah membantu penyembuhan pasien secara psikologis.

B. Analisa Data

No Data Etiologi Diagnosa Keperawatan

12
DS Kemampuna Kerusakan integritas kulit
 Ny. M mengatakan penyakit keluarga mengenal pada kaki Ny M keluarga
diabetes melitus yang masalah dan Tn J
diseritanya adalah diabetes merawat keluarga
tipe kering
 Ny M mengira bahwa saat
luka tidak akan membekas
sehingga Ny M hanya
membiarkan luka tersebut
mengering.
 Ny. M mengatakan jarang
memperhatikan atau
merawat anggota tubuhnya
utamanya kaki, karena Ny
M merasa itu tidak perlu.
DO
 Kulit sedikit bersisik dan
kering.
 Ada bekas luka hitam di
daerah kaki.
 Diameter luka 3 cm dan 2
cm.

DS Kemampuan Perubahan nutrisi kurang


 Ny. M mengatakan tidak keluarga megenal dari kebutuhan
mengetahui diet nutrisi yang masalah
baik untuk penderita
diabetes mellitus.
 Ny. Mmengatakan berat
badannya turun, dan sering
merasa lapar.
DO
 BB 44kg
 TB 157cm
 IMT 17.8 (kurang)
 GDS terakhir 300 mg/dl
 konjungtiva anemis

Penapisan

13
1. Kerusakan integritas kulit pada kaki Ny M keluarga Tn J
No Kriteria Perhitungan Skor

1 Sifat masalah : 3/3x1 2/3


Aktual

2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2/2x2 2


Mudah

3 Potensi masalah dapat dicegah : 1/3x1 1/3


Rendah

4 Menonjolnya masalah : 2/2x1 1


Ada masalah tetapi tdak perlu segera
ditangani

Total Skor 4

2. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan pada Ny.M keluarga Tn.J


No Kriteria Perhitungan Skor

1 Sifat masalah : 3/3x1 1


Aktual

2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 1/2x2 1


Sebagian

3 Potensi masalah dapat dicegah : 2/3x1 2/3


Cukup

4 Menonjolnya masalah : 2/2x1 2


Ada masalah harus segera ditangani

Total Skor 2
4
3

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan pada Ny.M keluarga Tn.J


2. Kerusakan integritas kulit pada kaki Ny M keluarga Tn J

14
D. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi

1 Gangguan Setelah dilakukan 3 Setelah dilakukan 2 1. Kaji pengetahuan klien


nutrisi: Kurang kali kunjungan Ny. kali kunjungan, tentang diabetes
dari kebutuhan M mendapatkan diharapkan Ny. M mellitus.
nutrisi yang adekuat, dapat mengetahui 2. Kaji pengetahuan klien
dengan kriteria hasil: dan memahami pola tentang diet nutrisi
 Konjungtiva tidak diet nutrisi pada yang dibutuhkan dan
anemis penderita diabetes yang dihindari pada
 Mukosa bibir melitus penderita diabetes
lembab mellitus
3. Pendidikan kesehatan
 IMT ideal
tentang pengertian,
tanda-gejala, serta
penyebab diabetes
mellitus.
4. Pendidikan kesehatan
tentang pola diet pada
diabetes mellitus.
5. Terapi komplementer:
Contoh menu diet
diabetes mellitus

2. Kerusakan Setelah dilakukan 3 Setelah dilakukan 2 1. Beri penjelasan


integritas kulit kali kunjungan, kali kunjungan, Ny bersama keluarga
pada kaki Ny M integritas kulit pada M mengetahui cara khususnya Ny M
keluarga Tn JS kaki Ny M membaik pemeliharaan kaki tentang pentingnya
dengan kriteria hasil: diabetik dengan perawatan penyakit
 Diameter luka mampu menjawab DM.
berkurang 0,5 cm. 75 % benar dari 8 2. Observasi kulit secara
 Peningkatan item pertanyaan menyeluruh tentang
perawatan kaki mengenai cara adanya edema, kalus,
yang ditunjukkan perawatan kaki agar eritema, bekas luka.
dengan frekuensi 3. Ajarkan pada Ny M
rutinitas cara melakukan
perawatan pencegahan luka
diabeti.
4. Terapi modalitas:
Senam diabetes

15

Anda mungkin juga menyukai