Anda di halaman 1dari 3

BELLS’ PALSY

No. Dokumen:
PPK/UKP/001/ I/2021
PP No. :00
Revisi
K
Tanggal :02/01/2021
Terbit
Halaman :1/2

A. Pengertian Bells’ palsy adalah paralisis fasialis perifer idiopatik yang


(Definisi) merupakan penyebab terserang dari paralisis perifer
unilateral.

Keluhan bells’ palsy antara lain:


1. Paralisi otot fasialis atas dan bawah unilateral
dengan onset akut (periode 48 jam)
2. Nyeri auricular posterior atau otalgia
ipsilateral
B. Anamnesis 3. Peningkatan produksi air mata (epifora) yang
diikuti penurunan produksi air mata dapat
mengakibatkan mata kering (dry eye)
ipsilateral
4. Hiperakusis ipsilateral
5. Penurunan rasa pengecapan pada lidah
ipsilateral
C. Pemeriksaan Pemeriksaan yang teliti pada kepala ,telinga,mata hidung
Fisik dan mulut harus di lakukan paa semua pasien dengan
paralisis fasial.
1. Kelemahan atau paralisis yang melibatkan saraf
fasial (N VII) mengakibatkan kelemahan wajah
(atas dan bawah) satu sisi ( unilateral).
2. Saat pasien di minta untuk tersenyum akan tampak
kelumpuhan otot orbikularis oris unilateral ,dan bibir
akan tertarik ke sisi wajah yang normal
(kontralateral).
3. Pada saat pasien di minta untuk mengangkat
alis,sisi dahi yang lumpuh terlihat datar .
4. Pada fase awal pasien juga dapat melaporkan
adanya peningkatn salivasi.

Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan


D. Diagnosis pemeriksaan fisik umum dan neurologis (saraf
kranialis ,motorik,sensorik,serebelum)

E. Kriteria
N91 facial paralysis/balls’ palsy
Diagnosis
G51.0 bells’ palsy
F. Pemeriksaan Laboratorium darah: darah lengkap ,gula darah
Penunjang sewaktu,tes faal ginjal (BUN/kreatinin serum)
1. Stroke vertebrasilaris
2. Acoustic neuroma danlesi cerebellopontine angle
3. Otitis media akut atau kronik
4. Sindroma Ramsy Hunt
5. Amiloidosis
6. Aneurisma a. Vertebralis,a. Basilaris,atau a. Carotis
G. Diagnosis 7. Sindroma autoimun
Banding 8. Botulismus
9. Karsinomatosis
10. Cholesteatoma telinga tengah
11. Malformasi congenital
12. Schwannoma n. Fasialis
13. Infeksi gangion genikulatum
14. Penyebab lain, misalny trauma kepala
H. Terapi & Terapi bells’ palsy:
Tujuan 1. Pengobatan inisial
a. Kortikosteroid (prednison) dosi 1mg/kg atau
60 mg/day selama 6 hari diikuti penurunan
bertahap total selama 10 hari
b. Steroid dan asiklovir (dengan prednison)
mungkin efektif untuk pengobatan Bells’
palsy (Amarican Academy Neurology?
AAN,2011)
c. Steroid kemungkinan kuat efektif dan
meningkatkan perbaikan fungsi saraf
kranial,jika di berikan pada onset awal
(AAN,2012)
d. Apabila tidak ada gangguan fungsi
ginjal ,antiviral
e. (Asiklovir) dapat diberikan dengan dosis
400 mg oral 5x/sehari selama 7-10 hari jika
virus vricella zoster dicurigai dosis tinggi
800mg oral 5x/hari
2. Lindungi mata
3. Perawatan mata: lubrikasi okular topikal dengan
air mata artificial (tetes air mata buatan) dapat
mencegah corneal exposure.
4. Fisioterapi atau akupuntur dapat dilakukan setelah
melawati fase akut (+/- 2minggu) rencana tidak
lanjut

I. Edukasi 
1. Stetoskop untuk mengetahui hiperakusis
2. Palu reflex
3. Tes pengecapan
J. Sarana &
4. Tes lakrimasi
Prasarana
5. Kapas
6. Obat steroid
7. Obat antiviral
K. Prognosis Dubia ad bonam
L. Penelaah Dokterumum Puskesmas
Kritis
Panduan Praktek Klinis bagi dokter difasilitas pelayanan
M. Kepustakaan
kesehatan primer Edisi I, Jakarta, 2017

Anda mungkin juga menyukai