No. Dokumen:
PPK/UKP/001/ I/2021
PP No. :00
Revisi
K
Tanggal :02/01/2021
Terbit
Halaman :1/2
E. Kriteria
N91 facial paralysis/balls’ palsy
Diagnosis
G51.0 bells’ palsy
F. Pemeriksaan Laboratorium darah: darah lengkap ,gula darah
Penunjang sewaktu,tes faal ginjal (BUN/kreatinin serum)
1. Stroke vertebrasilaris
2. Acoustic neuroma danlesi cerebellopontine angle
3. Otitis media akut atau kronik
4. Sindroma Ramsy Hunt
5. Amiloidosis
6. Aneurisma a. Vertebralis,a. Basilaris,atau a. Carotis
G. Diagnosis 7. Sindroma autoimun
Banding 8. Botulismus
9. Karsinomatosis
10. Cholesteatoma telinga tengah
11. Malformasi congenital
12. Schwannoma n. Fasialis
13. Infeksi gangion genikulatum
14. Penyebab lain, misalny trauma kepala
H. Terapi & Terapi bells’ palsy:
Tujuan 1. Pengobatan inisial
a. Kortikosteroid (prednison) dosi 1mg/kg atau
60 mg/day selama 6 hari diikuti penurunan
bertahap total selama 10 hari
b. Steroid dan asiklovir (dengan prednison)
mungkin efektif untuk pengobatan Bells’
palsy (Amarican Academy Neurology?
AAN,2011)
c. Steroid kemungkinan kuat efektif dan
meningkatkan perbaikan fungsi saraf
kranial,jika di berikan pada onset awal
(AAN,2012)
d. Apabila tidak ada gangguan fungsi
ginjal ,antiviral
e. (Asiklovir) dapat diberikan dengan dosis
400 mg oral 5x/sehari selama 7-10 hari jika
virus vricella zoster dicurigai dosis tinggi
800mg oral 5x/hari
2. Lindungi mata
3. Perawatan mata: lubrikasi okular topikal dengan
air mata artificial (tetes air mata buatan) dapat
mencegah corneal exposure.
4. Fisioterapi atau akupuntur dapat dilakukan setelah
melawati fase akut (+/- 2minggu) rencana tidak
lanjut
I. Edukasi
1. Stetoskop untuk mengetahui hiperakusis
2. Palu reflex
3. Tes pengecapan
J. Sarana &
4. Tes lakrimasi
Prasarana
5. Kapas
6. Obat steroid
7. Obat antiviral
K. Prognosis Dubia ad bonam
L. Penelaah Dokterumum Puskesmas
Kritis
Panduan Praktek Klinis bagi dokter difasilitas pelayanan
M. Kepustakaan
kesehatan primer Edisi I, Jakarta, 2017