Anda di halaman 1dari 71

DAFTAR PAKET-PAKET PERENCANAAN DAN PENGAWASAN/SUPERVISI

LINGKUP BIDANG BINA MARGA DINAS PU & PERHUBUNGAN KAB. KONAWE KEPULAUAN

PERENCANAAN TEKNIK PEMBANGUNAN JALAN 691,200,000


1 Perencanaan Jalan Ruas Langara - Lansilowo 112,000,000 16 KM
2 Perencanaan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 2 112,000,000 16 KM
3 Penyusunan Data Base Jalan/Jembatan Kabupaten 120,000,000 116 KM
4 Perencanaan Jalan Ruas Langara - Kompleks Perkantoran 50,000,000 4 KM
5 Perencanaan Jalan Ruas Ladianta - Munse, dan Ruas Munse - Batulu 147,200,000 8.8+10 KM
6 Perencanaan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 90,000,000 10 KM
7 Perencanaan Jalan Ruas Ruas Dalam Kota Langara 60,000,000 1,5 KM
PERENCANAAN TEKNIK PEMBANGUNAN JEMBATAN 1,053,750,000 1,053,750,000
1 Perencanaan Jembatan S. Lansilowo 250,000,000 50 M
2 Perencanaan Jembatan S. Wungkolo 150,000,000 30 M
3 Perencanaan Jembatan S. Bobolio, dan S. Wawouso 200,000,000 20M+20M
4 Perencanaan Jembatan S. Lantula. 1, dan Lantula. 2 140,000,000 (2*6)+(2*8) M
5 Perencanaan Jembatan S. Mokokolaro 1, dan Mokokolaro 2 160,000,000 (2*8)+(2*8) M
6 Perencanaan Jembatan S. Kombala 100,000,000 20 M
7 Perencanaan Jembatan S. Langara Indah 10,000,000 8M
8 Perencanaan Jembatan S. Noko, dan S. Kombala 43,750,000 (15 + 20) M

PENGAWASAN/SUPERVISI TEKNIK PEMBANGUNAN JALAN 489,000,000


1 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jalan Ruas Langara - Kompleks 134,000,000 4.0+1,5 KM
Perkantoran, dan Ruas Dalam Kota Langara
2 Pengawasan/Supervisi Peningkatan Jalan Ruas Ladianta - Munse, dan 220,000,000 8.8+10 KM
Pembangunan Jalan Ruas Munse - Batulu
1 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 135,000,000 10 KM

PENGAWASAN/SUPERVISI TEKNIK PEMBANGUNAN JEMBATAN 61,800,000


1 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jembatan S. Langara Indah 12,800,000 8M
2 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jembatan S. Noko, dan S. Kombala 49,000,000 (15 + 20) M
PERENCANAAN TEKNIK PENGAIRAN/IRIGASI 441,100,000
1 Perencanaan / Detail Desain Daerah Irigasi (D.I) Lampeapi 200,000,000
2 Perencanaan / Detail Desain Daerah.Irigasi (D.I) Ladianta 100,000,000
3 Perencanaan / Detail Desain Daerah.Irigasi (D.I) Wawouso 100,000,000
4 Perencanaan / DED Rehabilitasi D.I Labeau, D.I Lansilowo ( 250 Ha ) 26,150,000
14,950,000
PENGAWASAN/SUPERVISI TEKNIK PENGAIRAN/IRIGASI 26,150,000
1 Pengawasan/Supervisi Rehabilitasi D.I. Labeau, D.I Lansilowo ( 250 Ha ) 26,150,000

PERENCANAAN JALAN 691,200,000 1,744,950,000


PERENCANAAN JEMBATAN 1,053,750,000
PERENCANAAN IRIGASI 441,100,000
PENGAWASAN JALAN 489,000,000 550,800,000
PENGAWASAN JEMBATAN 61,800,000
PENGAWASAN IRIGASI 26,150,000 2,763,000,000
RENCANAAN DAN PENGAWASAN/SUPERVISI
AS PU & PERHUBUNGAN KAB. KONAWE KEPULAUAN
DAFTAR PAKET-PAKET PERENCANAAN DAN PENGAWASAN/SUPERVISI
LINGKUP BIDANG BINA MARGA DINAS PU & PERHUBUNGAN KAB. KONAWE KEPULAUAN

KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN/SUPERVISI (KONSULTANSI) KEGIATAN PELAKSANAAN (FISIK)


No.
Paket NAMA PAKET KONSULTANSI NILAI HPS WP NAMA PAKET KONSTRUKSI TARGET WP
1 Perencanaan Jalan Ruas Langara - Lansilowo 112,000,000 2.0 Bln 4 hari
2 Perencanaan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 2 112,000,000 2.0 Bln 4 hari
3 Penyusunan Data Base Jalan/Jembatan Kabupaten 120,000,000 12 Bln Penyusunan Data 4 hari
4 Perencanaan Jalan Ruas Langara - Kompleks Perkantoran 50,000,000 1.5 bulan 4 hari
5 Perencanaan Jalan Ruas Ladianta - Munse, dan Ruas Munse - Batulu 147,200,000 2 Bln 4 hari
6 Perencanaan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 90,000,000 1.5 Bln 4 hari
7 Perencanaan Jalan Ruas Ruas Dalam Kota Langara 60,000,000 2 Bln 4 hari
8 Perencanaan Jembatan S. Lansilowo 250,000,000 2 Bln 4 hari
9 Perencanaan Jembatan S. Wungkolo 150,000,000 2 Bln 4 hari
10 Perencanaan Jembatan S. Bobolio, dan S. Wawouso 200,000,000 2 Bln 4 hari
11 Perencanaan Jembatan S. Lantula. 1, dan Lantula. 2 140,000,000 2 Bln 4 hari
12 Perencanaan Jembatan S. Mokokolaro 1, dan Mokokolaro 2 160,000,000 2 Bln 4 hari
13 Perencanaan Jembatan S. Kombala 100,000,000 1.5 Bln 4 hari
14 Perencanaan Jembatan S. Langara Indah 10,000,000 0.5 bulan 4 hari
15 Perencanaan Jembatan S. Noko, dan S. Kombala 43,750,000 1 Bln 4 hari
16 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jalan Ruas Langara - Kompleks 134,000,000 1.0 Bln Pembangunan Jalan Ruas Langara - Kompleks Perkantoran 4 hari
Perkantoran, dan Ruas Dalam Kota Langara Pembangunan Jalan Ruas Dalam Kota Langara
17 Pengawasan/Supervisi Peningkatan Jalan Ruas Ladianta - Munse, dan 220,000,000 1.0 Bln Peningkatan Jalan Ruas Ladianta - Munse 4 hari
Pembangunan Jalan Ruas Munse - Batulu Pembangunan Jalan Ruas Munse - Batulu 4 hari
3 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 135,000,000 1.0 Bln Pembangunan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 4 hari
4 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jembatan S. Langara Indah 12,800,000 1.0 Bln Pembangunan Jembatan S. Langara Indah 4 hari
5 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jembatan S. Noko, dan S. Kombala 49,000,000 1.0 Bln Pembangunan Jembatan S. Noko 4 hari
Pembangunan Jembatan S. Dimba 4 hari
1 Perencanaan / Detail Desain Daerah Irigasi (D.I) Lampeapi 200,000,000 2 Bln 4 hari
2 Perencanaan / Detail Desain Daerah.Irigasi (D.I) Ladianta 100,000,000 2 Bln 4 hari
3 Perencanaan / Detail Desain Daerah.Irigasi (D.I) Wawouso 100,000,000 2 Bln 4 hari
4 Perencanaan / DED Rehabilitasi D.I Labeau, D.I Lansilowo ( 250 Ha ) 26,150,000 1 Bln 4 hari
5 Pengawasan/Supervisi Rehabilitasi D.I. Labeau, D.I Lansilowo ( 250 Ha ) 26,150,000 1.0 Bln Rehabilitasi D.I. Labeau ( 150 Ha ) 150 Ha 4 hari
Rehabilitasi D.I. Lansilowo ( 200 Ha ) 200 Ha 4 hari
JUMLAH PAKET PENGAWASAN P2JN PROV.SULTRA 2,748,050,000
DAFTAR PAKET-PAKET PERENCANAAN DAN PENGAWASAN/SUPERVISI
LINGKUP BIDANG BINA MARGA DINAS PU & PERHUBUNGAN KAB. KONAWE KEPULAUAN

TENAGA AHLI TENAGA PENDUKUNG Waktu


No. NAMA PAKET / KEGIATAN PAGU (RUPIAH) NILAI PAKET KETERANGAN
SE QT/QL Jmlh Insp Surv Mat Jmlh Pelaks
A. PERENCANAAN TEKNIK (DED) JALAN/JEMBATAN 1,744,950,000 15 79 94 - - - -
1 Perencanaan Jalan Ruas Langara - Lansilowo 112,000,000 1 6 7 - - - - 2
2 Perencanaan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 2 112,000,000 1 6 7 - - - - 2
3 Penyusunan Data Base Jalan/Jembatan Kabupaten 120,000,000 1 6 7 - - - - 12 Swakelola
4 Perencanaan Jalan Ruas Langara - Kompleks Perkantoran 50,000,000 1 6 7 - - - - 1.5
5 Perencanaan Jalan Ruas Ladianta - Munse, dan Ruas Munse - Batulu 147,200,000 1 5 6 - - - - 2

1 Perencanaan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 90,000,000 1 5 6 - - - - 1.5


2 Perencanaan Jalan Ruas Ruas Dalam Kota Langara 60,000,000 1 5 6 - - - - 1.5
3 Perencanaan Jembatan S. Lansilowo 250,000,000 1 5 6 - - - - 2
4 Perencanaan Jembatan S. Wungkolo 150,000,000 1 5 6 - - - - 2
5 Perencanaan Jembatan S. Bobolio, dan S. Wawouso 200,000,000 1 5 6 - - - - 2

1 Perencanaan Jembatan S. Lantula. 1, dan Lantula. 2 140,000,000 1 5 6 - - - - 2

1 Perencanaan Jembatan S. Mokokolaro 1, dan Mokokolaro 2 160,000,000 1 5 6 - - - - 2

1 Perencanaan Jembatan S. Kombala 100,000,000 1 5 6 - - - - 1.5


2 Perencanaan Jembatan S. Langara Indah 10,000,000 1 5 6 - - - - 0.5
3 Perencanaan Jembatan S. Noko, dan S. Kombala 43,750,000 1 5 6 - - - - 1

B. PENGAWASAN TEKNIS / SUPERVISI JALAN JEMBATAN 550,800,000 5 30 35 - - - - 5


1 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jalan Ruas Langara - Kompleks Perkantoran, 134,000,000 1 6 7 - - - - 1
2 Pengawasan/Supervisi Peningkatan Jalan Ruas Ladianta - Munse, dan Pembangunan 220,000,000 1 6 7 - - - - 1

1 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jalan Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 135,000,000 1 6 7 - - - - 1

1 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jembatan S. Langara Indah 12,800,000 1 6 7 - - - - 1


2 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Jembatan S. Noko, dan S. Kombala 49,000,000 1 6 7 - - - - 1

C. PERENCANAAN TEKNIK (DED) IRIGASI 426,150,000 4 24 28 - - - - 7


1 Perencanaan / Detail Desain Daerah Irigasi (D.I) Lampeapi 200,000,000 1 6 7 - - - - 2
2 Perencanaan / Detail Desain Daerah.Irigasi (D.I) Ladianta 100,000,000 1 6 7 - - - - 2
3 Perencanaan / Detail Desain Daerah.Irigasi (D.I) Wawouso 100,000,000 1 6 7 - - - - 2
4 Perencanaan / DED Rehabilitasi D.I Labeau, D.I Lansilowo ( 250 Ha ) 26,150,000 1 6 7 - - - - 1

D. PENGAWASAN TEKNIS / SUPERVISI IRIGASI 26,150,000 1 6 7 - - - - 1


1 Pengawasan/Supervisi Rehabilitasi D.I. Labeau, D.I Lansilowo ( 250 Ha ) 26,150,000 1 6 7 - - - - 1
JUMLAH 2,748,050,000 25 139 164 - - - - 13
Surat Edaran Menteri PU No. 22/SE/M/2007 tgl. 12 Desember 2007
Pedoman Besaran Biaya Personil dalam Penyusunan HPS/RAB Paket Pekerjaan Konsultansi di Lingkungan Dep. PU

No. Tenaga Ahli Pengalaman (Thn) Billing Rate

1 Ahli Muda 1 - 4 7,500,000.00 s/d 10,000,000.00


2 Ahli 5 - 8 10,900,000.00 s/d 13,700,000.00
3 Ahli Utama 9 - 12 14,600,000.00 s/d 17,350,000.00
4 Ahli Kepala 13 - 16 18,300,000.00 s/d 21,050,000.00
5 Ahli Kepala 17 - 20 21,950,000.00 s/d 24,700,000.00
Indeks Wilayah Prov. Sultra = 1.084

A. BIAYA LANGSUNG PERSONIL


PILIH….
INTERPOLASI
URAIAN HARGA / SAT. INTERPOLASI KET.
+ INDEKS WIL.
Biaya Langsung Personil 9 tahun 14,600,000 15,826,400 Ahli Utama
Team Leader Ahli 14,000,000 8 tahun 13,700,000 14,850,800 Ahli
PME ( BE & HE ) 13,000,000 7 tahun 12,766,667 13,839,067 Ahli
Site Engineer 12,500,000 7 tahun 12,766,667 13,839,067 Ahli
Site Engineer 12,500,000 7 tahun 12,766,667 13,839,067 Ahli
Quantity Engineer 12,500,000 5 tahun 10,900,000 11,815,600 Ahli
CI/Quality Engineer 12,500,000 5 tahun 10,833,333 11,743,333 Ahli Muda

Asisten Teknik 5,000,000


Draft CAD 5,000,000
Inspector 5,000,000
Material/Lab Technician 5,000,000
Surveyor 5,000,000
Sekretaris/Operator Komputer 2,500,000
Drafman CAD 2,500,000
Office Boy 1,250,000
Sopir 650,000

B. BIAYA NON PERSONIL

Sewa Roda 4 (Site Engineer - Luar Kota) 9,000,000 / bulan 9,000,000.00


Sewa Roda 4 (Team Leader - Dalam Kota) 9,000,000 / bulan
Sewa Roda 2 1,000,000 / bulan 1,000,000.00
Dump Truck 1,250,000 / hari
Depresiasi Theodolite 3,500,000 / hari
Depresiasi Water Pass 2,000,000 / hari
Depresiasi Alat DCP 5,000,000 / hari 5,000,000.00
Depresiasi Alat Benkelman Beam 1,500,000 / hari
Depresiasi Alat Sondir 5,000,000 / hari
Sewa Kantor,Telpon/Fax, Listrik, air, dll 2,750,000 / Bulan
Sewa Mess, Listrik, air, dll 2,250,000 / Bulan
Sewa Komputer + Printer + Alat Gambar 750,000 / Bulan
Bahan Oprs. Kantor (ATK dll) 750,000 / Bulan
Bahan Oprs. Lapangan (BBM) 250,000 / Trip
Patok Kilometer 100,000 / Buah
Laporan Pendahuluan 50,000 / Buku
Laporan Antara 50,000 / Buku
Laporan Bulanan 50,000 / Buku
Laporan Triwulan 75,000 / Buku
Draft Laporan Akhir 85,000 / Buku
Laporan Akhir 125,000 / Buku
Laporan Berupa CD 15,000 / Buah
Cetak Foto Dokumentasi 2,500 / Lembar
Alat Pelindung Diri (APD) 1,000,000 / Orang

Perjalan Dinas
Transport ke Pusat 3,750,000 / PP 4,180,000.00
Transport ke Makassar 1,300,000 / PP
Transport Sultra 250,000 / PP
Penyeberangan Kapal Cepat 250,000 / PP
Uang Penginapan Pusat 610,000 / hari
Uang Penginapan Makassar 495,000 / hari
Uang Penginapan Sultra 150,000 / hari
Uang Harian Pusat 450,000 / hari 530,000
Uang Harian Makassar 350,000 / hari 430,000
Uang Harian Sultra 320,000 / hari 380,000
Upah Buruh 60,000 / hari 60,000.00
Upah Labour 60,000 / hari .

BBM, Oprs Lap. dan lain-lain 15,000,000 / LS


RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN JALAN DAN JEMBATAN
TAHUN ANGGARAN 2013

HARGA JUMLAH
NO. URAIAN TARGET
SATUAN HARGA
A. MONITORING SATUA KERJA
1 Belanja perjalanan lainnya (DN) 156,494,000.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 3 kali /PP 3 OK 4,180,000.00 12,540,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 3 kali x 5 Hari 15 OH 530,000.00 7,950,000.00
Uang Penginapan 1 Kmr x 3 kali x 4 Hari 12 OH 610,000.00 7,320,000.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 2 Org x 2 kali /PP 4 OK 1,786,000.00 7,144,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 Org x 2 kali x 3 Hari 16 OH 430,000.00 6,880,000.00
Uang Penginapan 2 Kmr x 2 kali x 2 Hari 12 OH 495,000.00 5,940,000.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 3 Lokasi x 3 Org x 4 kali x 4 Hari 144 OH 380,000.00 54,720,000.00
Uang Penginapan 3 Lokasi x 3 Kmr x 4 kali x 3 Hari 108 OH 450,000.00 48,600,000.00
Transportasi Laut/Penyeberangan 1 Lokasi x 4 Org x 4 kali x 2 PP 24 OH 225,000.00 5,400,000.00

B. MONITORING DAK
1 Belanja perjalanan lainnya (DN) 272,166,000.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 2 Org x 3 kali /PP 6 OK 4,180,000.00 25,080,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 Org x 3 kali x 5 Hari 30 OH 530,000.00 15,900,000.00
Uang Penginapan 2 Kmr x 3 kali x 4 Hari 24 OH 610,000.00 14,640,000.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 2 Org x 3 kali /PP 6 OK 1,786,000.00 10,716,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 Org x 3 kali x 3 Hari 24 OH 430,000.00 10,320,000.00
Uang Penginapan 2 Kmr x 3 kali x 2 Hari 18 OH 495,000.00 8,910,000.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 5 Lokasi x 3 Org x 4 kali x 4 Hari 240 OH 380,000.00 91,200,000.00
Uang Penginapan 5 Lokasi x 3 Kmr x 4 kali x 3 Hari 180 OH 450,000.00 81,000,000.00
Transportasi Laut/Penyeberangan 1 Lokasi x 4 Org x 4 kali x 2 PP 64 OH 225,000.00 14,400,000.00
TOTAL MONITORING DAN EVALUASI 12 BLN 428,660,000.00

###

Kepala Satker P2JN Prov. Sultra,

H. SOENDIARTO, ST, MT.


NIP. 19700724 199703 1 002
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DESAIN / PERENCANAAN TEKNIS
PEMBANGUNAN JALAN POROS LANGARA - LANSILOWO

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan
dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk.

Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.

Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk
mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah
mengalokasikan dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum
dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail
Engineering Design (DED) Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi
prioritas.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka acuan kerja ini adalah untuk pekerjaan Perencanaan
Teknis Pembangunan/Peningkatan Jalan.
2. Tujuan
Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga konsultan, pelaksanaan jasa akan diatur
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan harapan atau tingkat kegiatan penyedia jasa dilokasi proyek.

3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, Poros /
Ruas Langara - Lansilowo sepanjang 16.00 Km.

4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan
Provinsi Sulawesi Tenggara.

6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 112.000.000,- (Seratus dua belas juta rupiah),- termasuk PPN
dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.

7. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini :
Tersedianya desain yang mendetail/terinci sesuai program penanganan ruas jalan/pembangunan jembatan
yang ada.
BAB II
METODOLOGI

I. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN


A. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
c. Menetapkan ruas jalan yang akan disurvey.
B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan di desain.

b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)


1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
2. Peta Tata guna tanah.

c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi
harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.

II. SURVEY DAN INVESTIGASI


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan
tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan
sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus
menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.

Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan
investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel Ruang Lingkup Survey dan Investigasi


F Pelebaran perkerasan
Pelapisan ulang F Rekonstruksi perkerasan
No. Jenis survey atau investigasi Perkerasan lama F Realinyemen
F Konstruksi baru
1 Survey Pendahuluan ya ya
2 Inventarisasi Jalan ya ya
3 Survey Topografi Lokasi Tertentu ya
4 Investigasi Perkerasan Lama ya ya
5 Investigasi Geoteknik & Geologi Jika Perlu ya

II.1. Survey Pendahuluan


1. Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey adalah :
a. Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada, termasuk data
sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya
yang diperlukan
b. Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan
mungkin akan terjadi
c. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan maupun pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase,
perbaikan lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan, dan bangunan-bangunan struktur
lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan

d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan
(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan
mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :

a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.

Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan

3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang menguta­ra­kan antara lain
lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran
:
a. Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang

Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya sungai,
danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.

II.2. Inventarisasi Jalan


1. Tujuan
Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama dan bangunan-
bangunan struktur utama pada ruas jalan yang sedang akan didisain, dan melengkapi hasil Survey
Pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan survey detail yang
akan dilakukan berikutnya.
2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :
a. pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m dengan menggunakan kendaraan. Untuk
kondisi tertentu yang memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek.
b. pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (rumaja) dan ruang milik jalan (rumija),
mencakup :

i) bangunan-bangunan pelengkap jalan (drainase, saluran, gorong-gorong, guard-rail, dsb.);


ii) bangunan atau instalasi utilitas (seperti gardu/boks/tiang telepon, tiang listrik, kabel telepon,
kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb.);
iii) pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb.;
iv) papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang bersifat permanen atau non permanen;
v) dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat
pelaksanaan konstruksi.
c. pengambilan foto-foto kondisi existing di dalam rumaja atau rumija setiap jarak paling jauh 200 meter;
jarak tersebut harus diperpendek apabila ditemukan perubahan yang signifikan.
Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir (i) di atas, inventarisasi jalan harus mengacu juga
kepada pedoman-pedoman IIRMS untuk kegiatan survey jalan
3. Keluaran
Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jalan, untuk dipergunakan sebagai input untuk
tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk estimasi awal kuantitas sebagian
pekerjaan yang diperlukan; dan diharapkan dituangkan dalam format-format yang kompatibel dengan
bahan masukan untuk program IIRMS

II.3. Pengukuran Topografi


1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:2000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik.

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.
F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal


F Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM)
harus dijadikan sebagai titik poligon.

F Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau
dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.

F Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.

F Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap
interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa
dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).

2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal


F Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 stan pembacaan.
F Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
F Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
F Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
F Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.
2.4. Pengukuran situasi
F Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
F Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
F Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
2.5. Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang menggunakan alat Theodolit dan harus dilakukan dengan
persyaratan:
Lebar koridor (m) Interval (m) Interval (m)
Kondisi Luar Dalam Jalan baru Jembatan/Longsoran
Datar, landai, & lurus 50 50 100 25
Pegunungan 50 50 50 25
Tikungan 50 100 25 25

2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia
disekitar persilangan tersebut.

3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

3.2. Ketelitian dalam pengukuran


a. Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
b. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
c. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

3.3. Perhitungan
? Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
? Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
? Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Q Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Q Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
II.4. Survey Perkerasan Jalan
Survey Perkerasan Jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang sudah ada. Untuk perkerasan jalan
aspal yang masih utuh, pengukuran nilai sisa perkerasan dilakukan dengan mengukur lendutan balik dengan
alat Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah rusak atau jalan kerikil/tanah, nilai struktural
didapat dengan mengukur CBR tanah dasar dengan DCP test.

II.5. Survey Geologi dan Geoteknik


Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan penyebaran
tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah,
menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta mengidentifikasi
lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/ polusi
peralatan dan lain-lain.

Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk
jalan kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus
direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/
penumpukan material yang akan mengurangi kapasitas drainase.

Perencanaan drainase meliputi :


a. mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana jalan
b. mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase
c. menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah manfaat jalan
d. merencanakan alinyemen saluran
e. merencanakan saluran pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan
pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan pada daerah sekitar
menuju daerah buangan
f. merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfungsi untuk mencegah rembesan air dari
atas.
g. merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjunan atau pematah arus pada daerah curam.
3. Keselamatan Lalu-lintas
Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen
yang direncanakan memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat.
4. Perangkat Lunak Perencanaan
Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak yang
kompatibel seperti perangkat lunak MOSS atau AD-CAD.
A.2. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
1. Standar
Rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan dalam pekerjaan ini adalah:
a. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa
Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)).
b. Road Design Sistem (RDS).
2. Pemilihan Jenis Bahan Material
Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai dengan masukan dari
laporan/pengamatan geoteknik.
Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim harus
mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai
bahan konstruksi .

A.3. PERENCANAAN AKSESORIS JALAN, BANGUNAN STRUKTUR DAN BANGUNAN


PELENGKAP LAINNYA
Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam
pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang – Undang Lalu lintas No.14
Tahun 1992.
b. Standar Box Culvert.
c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

A.4. PERENCANAAN STABILITAS LERENG


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan
kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat
isi tanah
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

C
Fk = ------------
Na x ɣw x H

Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor


C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
ɣw = Berat isi tanah basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan (FK > 1,251 =====> lereng aman)

A.5. PERENCANAAN STABILITAS BADAN JALAN


Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan
karekteristik batuan dan kondisi lereng.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau
longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis)
akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat
pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor
penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya.

IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun pada
segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan
skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

A.2. Gambar Rencana (Final Desain)


Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna
jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:

a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.


b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar simbol dan singkatan.
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
BAB III
PERSYARATAN TENAGA PELAKSANA

3.1. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN


Posisi dan jumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
ini, adalah sebagai berikut :

No. Posisi / Jabatan Jumlah Tenaga Jumlah MM


A. Profesional Staf
1 Team Leader 1 orang 2.00 OB
2 Highway Engineer 1 orang 1.50 OB
3 Geotechnical Engineer - orang - OB
4 Cost & Quantity Engineer 1 orang 1.50 OB
Jumlah Profesional Staff 3 orang 5.00 OB

B. Sub Profesional Staf


1 Asisten Ahli - orang - OB
2 Juru gambar (Drafter) 1 orang 1.00 OB
3 Surveyor 1 orang 1.00 OB
Jumlah Sub Profesional Staff 2 orang 2.00 OB

Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi
yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.

URAIAN SINGKAT TUGAS TENAGA AHLI :


1. Pimpinan Tim /Ahli Teknik Jalan
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun dalam bidang Teknik Jalan
Raya dengan berpengalaman pada Perencanaan Teknis Jalan Raya.
Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Tim adalah :
a. Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan lancar.
b. Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap pelaporan kemajuan proyek agar tepat
waktu.
c. Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan.
d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis
e. Memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja Konsultan.

2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.

3. Cost & Quantity Engineer


Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang jalan tugasnya
adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data quantitas/volume pekerjaan,
analisis dan penyusunan rencana mengenai hal-hal yang menyangkut volume dalam pelaksanaan
konstruksi jalan.
4. Tenaga Penunjang terdiri atas :
Asisten Ahli dengan pendidikan minimal D3 Teknik Sipil dan telah berpengalaman dibidangnya, juru
gambar (Drafter), surveyor, sekretaris/operator komputer, pelayan kantor dan buruh/tenaga lokal yang
diperlukan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
3.2. PERALATAN DAN MATERIAL
Peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi : perangkat komputer, sewa kantor dan mess,
sewa mobil, rol meter, Theodolit, Water Pas, DCP, dan peralatan penunjang lainnya yang dicantumkan dalam
OE.

3.3. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini 2 (dua) Bulan

3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain
meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga
pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah
diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 45 (empat puluh lima) setelah diterbitkan
SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

3. Draft Laporan Akhir


Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna
Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari ke 55 (lima puluh lima) setelah dikeluarkannya
SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada
akhir masa kontrak pada hari ke 60 (enam puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5
(lima) buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.

5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk
foto-foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.

6. Cuci cetak foto


Semua hasil dokumentasi di lapangan, di cuci/cetak dan diserahkan bersama dengan laporan lainnya.

Langara, Maret 2014


Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran (PA) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Bidang Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Konawe Kepulauan,

Ir. H. AMRULLAH, MT. E R O, ST., MT


NIP. 19650303 199504 1 00 2 NIP. 19660115 199803 1 002
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENGAWASAN TEKNIS JEMBATAN WILAYAH KEPULAUAN
( PAKET 25 )

1. LATAR BELAKANG
Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Sulawesi Tenggara, bermaksud untuk melakanakan pekerjaan Pengawasan Teknis
Jembatan Wilayah Kepulauan (Paket 25) di Provinsi Sulawesi Tenggara yang akan
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya,
volume dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan
adanya suatu team yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan membantu
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara
didalam melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung.

Team pengawas dimaksud, adalah penyedia jasa konsultansi pekerjaan pengawasan


teknis/supervisi.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud pengadaan penyedia jasa konsultansi pekerjaan pengawasan teknis ini, adalah
untuk :
a. Membantu Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Prov.
Sulawesi Tenggara didalam melakukan pengawasan teknis terhadap kegiatan
pekerjaan konstruksi di lapangan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi
(Kontraktor), berhubung adanya keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang
bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasinya.

b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh penyedia jasa


konstruksi di lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan
spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada pengguna jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan teknis yang tercantum dalam dokumen kontrak.
d. Membantu menyelesaikan revisi desain, bilamana terdapat perbedaan antara desain
yang ada dengan kondisi dilapangan.

Adapun tujuannya adalah pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk


mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di
dalam spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.

3. SASARAN
Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan teknis jalan dan jembatan ini, adalah
tercapainya hasil pekerjaan Pengawasan Teknis Jembatan Wilayah Kepulauan (Paket 25)
tersebut di atas sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga kinerja jalan yang ditangani
diharapkan dapat memberikan layanannya sampai akhir umur rencana.

Disamping itu, sebagian tugas Satuan Kerja Fisik yang bersangkutan. Khususnya dalam hal
menyangkut masalah pengendalian teknis di lapangan dan administrasi teknik pada
umumnya, dilimpahkan kepada penyedia jasa ini.
4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Nama dan Organisasi Pengguna jasa adalah Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan
Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai pengendali kontrak pengawasan teknis.

5. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 1,137,031,000 (satu
milyar seratus tiga puluh tujuh juta tiga puluh satu ribu rupiah) termasuk PPN, sumber dana
APBN tahun anggaran 2012 (Single Year).

6. NAMA / LOKASI KEGIATAN


039 Penggantian Jembatan Labuan - Maligano, CS.
039 Penggantian Jembatan S.Wakorumba

7. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN DAN DATA & FASILITAS PENUNJANG


7.1. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan ini adalah :
1 Melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis pada ruas jalan dan jembatan yang
ditangani agar diperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi, sehingga
terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
2 Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pekerjaan di lapangan secara
profesional, efektif dan efisien, pada setiap tahapan kegiatan.
3 Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan prosedur kerja dan
uji mutu pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
4 Membuat laporan progress pekerjaan dilapangan dan membuat rekomendasi
setiap permasalahan yang timbul dilapangan.
5 Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan kinerja
pekerjaan.
6 Verifikasi progres fisik dan progres keuangan yang diajukan oleh penyedia jasa
konstruksi (Kontraktor).

7.2. Lokasi Kegiatan


Kegiatan pekerjaan pengawasan teknis jalan dan jembatan ini harus dilaksanakan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan lokasi tempat tugas
penyedia jasa ini, seperti tercantum pada Lampiran Kerangka Acuan Kerja ini.

7.3. Data dan Fasilitas Penunjang


1. Penyediaan oleh Pengguna jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan
harus dipelihara oleh penyedia jasa.
a. Laporan dan Data
Laporan dan data, yaitu berupa dokumen hasil perencanaan teknis.
b. Akomodasi dan Ruangan Kantor/Mess
Akomodasi yang berupa kendaraan roda dua, roda empat dan fasilitas lainnya
termasuk kantor/mess dan lain-lain harus disediakan sendiri oleh Penyedia
jasa dengan cara sewa yang akan dibayarkan melalui kontrak, Akomodasi dan
fasilitas dimaksud, selengkapnya seperti tercantum pada Rincian Biaya
Langsung Non Personil.
c. Staf Pengawas/Pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakil yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi ini, penyediaan oleh penyedia jasa.
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakil yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi ini, penyediaan oleh penyedia jasa.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

8. METODOLOGI
Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi:
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor agar
hasil pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang ada.
b. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan melakukan
pemeriksaan untuk pembayaran akhir pekerjaan.
c. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan mutu hasil
pekerjaannya.
d. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi syarat,
e. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan (claims),
f. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan peralatan yang
digunakan.
g. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana.
h. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang / terbangun secara bertahap sesuai
progres mutual check dan MC yang dicapai sampai dengan 100%.
i. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan dan permasalahannya, mutu
pekerjaan serta status keuangan proyek, berikut kondisi lainnya yang dapat
diantisipasi.

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 8 (delapan) bulan kalender tahun
anggaran 2012.

10. TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG


Posisi dan jumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan ini, adalah sebagai berikut :

No. Posisi / Jabatan Jumlah Tenaga Jumlah MM


A. Profesional Staf
1 Site Engineer ### orang #REF! OB
2 Quality/Quantity Engineer ### orang #REF! OB
Jumlah Profesional Staff ### orang #REF! OB

B. Sub Profesional Staf


1 Material Technician 2 orang 16.00 OB
2 Inspector 2 orang 16.00 OB
3 Surveyor 2 orang 16.00 OB
Jumlah Sub Profesional Staff 6 orang 48.00 OB

Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian
(SKA) dari asosiasi yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis
pekerjaannya.

Keahlian yang diperlukan, tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli, yaitu
sebagi berikut :

10.1. Site Engineer


Site Engineer adalah sebagai pemimpin tim (Team Leader) konsultan atau Direksi
Teknis yang bertanggung jawab langsung kepada Satuan Kerja Fisik dimana timnya
ditugaskan untuk melaksanakan jasa.
Site Engineer sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian negara.

Site Engineer harus memiliki pengalaman selama 7 (tujuh) tahun dalam bidang
pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan dan/atau jembatan sejak lulus.

Tugas dan tanggung jawab Site Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut di bawah ini :

a. Mengawasi dan meneliti ketepatan dari pengukuran/rekayasa lapangan yang


dilakukan sehingga dapat memudahkan Satuan Kerja Fisik mengambil keputusan-
keputusan yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan
pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa terperinci lainnya.

b. Melakukan pengawasan secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua


lokasi di lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang dilaksanakan serta
memberi penjelasan tertulis kepada Kontraktor mengenai apa yang sebenarnya
dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara
umum.

c. Mengupayakan bahwa kontraktor memahami dokumen kontrak secara benar,


melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-ganbar, dan
kontraktor menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok dengan
keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan pekerjaan.
d. Membuat rekomendasi kepada Satuan Kerja Fisik untuk menerima atau menolak
pekerjaan dan material.
e. Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai kontraktor pada lembar kemajuan
pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui,
f. Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan melaporkannya
segera/tepat waktu bila kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum
pada buku Spesifikasi Umum dan hal itu benar-benar berpengaruh terhadap
jadual penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka Site Engineer
juga membuat rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut.

g. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan yang
telah selesai yang disampaikan oleh Quantity Engineer/Chief Inspector.
h. Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan sudah memenuhi
persyaratan dalam dokumen kontrak.
i. Memberi rekomendasi kepada Satuan Kerja Fisik menyangkut mutu dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap sertifikat
pembayaran bulanan kontraktor.
j. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan Satuan Kerja
Fisik pada setiap akan memerintahkan perubahan pekerjaan.
k. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar sebenarnya terbangun/ terpasang
(as built drawing) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat
diselesaikan sebelum penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
l. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan,
m. Menyusun/memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian, laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-gambar dan lainnya.
n. Membuat laporan-laporan seperti tersebut pada Bagian 12 Kerangka Acuan Kerja
ini, mengenai kemajuan fisik dan keuangan proyek yang ada dibawah
wewenangnya dan menyerahkan kepada Satuan Kerja Fisik serta instansi lain
yang terkait tepat pada waktunya,

10.2. Quality Engineer


Quality Engineer tugas utamanya harus menjamin bahwa mutu material, mutu hasil
pelaksanaan oleh kontraktor memenuhi persyaratan/ketentuan dalam Dokumen
Kontrak. Ia harus benar-benar paham mengenai semua standar prosedur pengujian
laboratorium yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak dan mempunyai pengetahuan
mengenai teknologi bahan serta kendali mutu.

Quality Engineer, sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian negara.

Quality Engineer harus memiliki pengalaman selama 5 (lima) tahun dalam bidang
pengawasan pelaksanaan jalan dan/atau jembatan sejak lulus.

Tugas dan tanggung jawab Quality Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada
apa yang tersebut di bawah ini :
a. Bila dalam dokumen kontrak kontraktor yang bersangkutan harus mengadakan
peralatan laboratorium, maka Quality Engineer harus melakukan pengawasan
yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan penempatan peralatan
laboratorium lapangan kontraktor serta memantau alat-alat pengujian sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada sudah siap
dioperasikan.

b. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian


yang dikerjakan oleh kontraktor dan tenaga-tenaganya dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil pekerjaannya, dan memberitahukan
dengan segera secara tertulis kepada Site Engineer tentang kekurangan-
kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang dipakai maupun
setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu pekerjaannya.

c. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta menyerahkannya


kepada Site Engineer rekomendasi secara tertulis tentang disetujui atau ditolaknya
material dan hasil pekerjaan yang bersangkutan.
d. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian dilapangan yang dilakukan oleh
Kontraktor, dan dapat memastikan bahwa jumlah core yang diambil itu atau
lubang uji yang dibuat tidak kurang dari syarat minimum yang ditetapkan
spesifikasi, sehingga cukup memungkinkan melakukan suatu evaluasi statistik
untuk mengukur/menghitung ketebalan lapisan perkerasan yang telah
dilaksanakan.

e. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek sehingga


sebelum material tersebut digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi.
f. Menyerahkan kepada Site Engineer sebelum tanggal 14 setiap bulan, suatu
risalah bulanan mengenai semua hasil pengujian yang diperoleh selama bulan
sebelumnya, untuk diserahkan oleh Site Engineer kepada Satuan Kerja Fisik.
Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium serta pengujian dilapangan
berikut risalah/kesimpulan dari data yang ada.
g. Memberikan panduan dilapangan bagi personil teknisi kontraktor dan teknisi
konsultan mengenai metodologi pengujian yang terkait/diperlukan,
10.3. Quantity Engineer/Chief Inspector
Quantity Engineer/Chief Inspector tugas utamanya harus menjamin bahwa metoda
pelaksanaan pekerjaan kontraktor dilapangan sesuai dengan ketentuan yang ada, dan
cara pengukuran kuantitas hasil pekerjaan kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen kontrak.

Ia harus benar-benar paham mengenai semua metoda pelaksanaan dan cara


pengukuran kuantitas yang ditetapkan dalam dokumen kontrak.

Quantity Engineer/Chief Inspector, sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Sipil


(S1) dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang
belum disamakan, harus telah lulus ujian negara.

Quantity Engineer/Chief Inspector harus memiliki pengalaman selama 5 (lima) tahun


dalam bidang pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan dan/atau jembatan sejak
lulus.

Tugas dan tanggung jawab Quantity Engineering akan meliputi, namun tidak terbatas
pada apa yang tersebut di bawah ini :
a. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium.
b. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera
kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai
dokumen kontrak.
c. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer
pada hari itu juga.
d. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil
pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertiflkat pembayaran serta menjamin
bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak.
e. Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang kegiatan
konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga
kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran dilapangan, Kejadian-kejadian khusus dan sebagainya dengan
menggunakan formulir laporan standar (Laporan Harian) yang harus
diserahkan/dikirim kepada Site Engineer dan Satuan Kerja Fisik tiap hari setelah
selesai kerja.

f. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua


pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan harian tersebut.
g. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Kontraktor dan evaluasi hasil
pekerjaan (performa pekerjaan) dilapangan.
h. Membantu Site Engineer mengadakan pengukuran akhir secara keseluruhan dari
bagian pekerjaan yang telah diselesaikan yang mutunya memenuhi syarat.

Untuk menunjang kelancaran tanaga ahli dalam melaksanakan masing-masing tugasnya


tersebut di atas, maka dipandang perlu penambahan tenaga pendukung (Sub Profesional
Staff) sesuai kebutuhan dilapangan, antara lain :
10.4. Material Technician
Adalah sekurang-kurangnya Sarjana Muda Teknik Sipil (D3) yang mempunyai
pengalaman dibidang pengawasan teknik jalan dan ditugaskan untuk membantu
Quality/Quantity Engineer melakukan pengujian terhadap mutu hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan dokumen kontrak dan spesifikasi
yang ada.

10.5. Inspektor dan Surveyor


Adalah sekurang-kurangnya Sarjana Muda Teknik Sipil (D3) yang mempunyai
pengalaman dibidang pengawasan teknik jalan dan ditugaskan untuk membantu
Quality/Quantity Engineer untuk melakukan pengawasan dan survey/pengukuran di
lapangan.

10.6. Supporting Staff


Untuk menunjang kelancaran tanaga ahli dalam melaksanakan masing-masing
tugasnya tersebut di atas, maka perlu penambahan tenaga pendukung sesuai dengan
kebutuhan, yang terdiri dari operator komputer dan pelayan kantor.

11. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa laporan pendahuluan, laporan
bulanan, triwulan dan laporan akhir serta laporan dalam bentuk CD.

12. LAPORAN
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa Indonesia
dengan tata bahasa yang baik dan benar.

Ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman
laporan ditetapkan sebagai berikut :

12.1. Laporan Pertama (Pendahuluan)


Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya Jasa. Konsultan harus
menyerahkan 7 (tujuh) rangkap/buku untuk setiap paket laporan pertama yang
isinya melaporkan mengenai jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan
pekerjaan secara lengkap dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing
pekerjaan serta personil-personil pendukung Konsultan yang telah disetujui aktif
dilapangan.

12.2. Laporan Bulanan


Pada setiap akhir bulan kalender kecuali pada saat harus membuat laporan
kemajuan triwulan, konsultan harus membuat kemajuan laporan bulanan
sebanyak 7 (tujuh) rangkap/buku setiap paket pekerjaan fisik. Laporan ini
merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan Kontraktor, keadaan
cuaca, juga permasalahan yang dialami oleh kontraktor/konsultan bila ada
(menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan memberikan rekomendasi
atau sran-saran bagaimana menanggulangi/menyelesaikan permasalahan
tersebut.

12.3. Laporan Triwulan


Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan sebanyak 7 (tujuh)
rangkap/buku.

Isi laporan ini lebih lengkap dari laporan kemajuan bulanan karena termasuk
ringkasan atau risalah mengenai variasi dan perintah perubahan (change order)
kontrak bila ada, risalah hasil pengendalian mutu, status tuntutan-tuntutan
kontraktor dan hal-hal lain yang menyangkut isi kontrak pada periode laporan yang
bersangkutan.
Isi laporan ini lebih lengkap dari laporan kemajuan bulanan karena termasuk
ringkasan atau risalah mengenai variasi dan perintah perubahan (change order)
kontrak bila ada, risalah hasil pengendalian mutu, status tuntutan-tuntutan
kontraktor dan hal-hal lain yang menyangkut isi kontrak pada periode laporan yang
bersangkutan.

12.4. Laporan Akhir


Pada akhir masa layanan jasa, konsultan harus menyerahkan laporan akhir
sebanyak 7 (tujuh) set untuk setiap paket fisik bersama-sama dengan gambar
sebenarnya Terbangun/terpasang (as built drawing) dan dilengkapi dengan foto
dokumentasi proyek.

Kalkir gambar tersebut dan negatif film serta cetakannya akan dikirim ke instansi
yang diberi tugas untuk menyimpan dan memelihara dan bila diperlukan sewaktu-
waktu dapat dipinjam.

Isi laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara ringkas dan
jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya pekerjaan dan
perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber material dan hasil
pengujian mutu pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor yang terlibat,
pelaksanaan pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi
tentang cara pemeliharaan dikemudian hari dan segala permasalahan yang
kemungkinan besar akan timbul pada pekerjaan yang baru saja dilaksanakan,
serta saran-saran tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek-proyek
berikutnya untuk pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh Dinas
Bina Marga atau Direktorat Jenderal Bina Marga.

Untuk memudahkan penjilidan dan Penggunaannya, laporan akhir ini dapat dibuat
menjadi beberapa buku yang terpisah.

12.5. Laporan berupa CD


Pada akhir masa layanan jasa, konsultan harus menyerahkan rekapitulasi laporan
akhir berupa CD sebanyak 1 (satu) buah.

Kepala Satker P2JN Prov. Sultra,

H. SOENDIARTO, ST, MT.


Nip. 110 054 271
REKAPITULASI BIAYA

SATUAN KERJA : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN


NAMA PAKET : #REF!
NOMOR PAKET : ###
PROVINSI : SULAWESI TENGGARA

NO. URAIAN JUMLAH HARGA (Rp)

I. BIAYA LANGSUNG PERSONIL #REF!


I. 1. BIAYA PERSONIL / TENAGA AHLI #REF!
I. 2. BIAYA TENAGA PENDUKUNG #REF!

II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL #REF!


II.1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI #REF!
II.2. FASILITAS KANTOR #REF!
II.3. PERJALANAN DINAS DAN UANG HARIAN #REF!
II.4. AKOMODASI #REF!
II.5. PELAPORAN DAN LAIN-LAIN #REF!

A Jumlah Harga #REF!


B Pajak Pertambahan Nilai (PPN 10 %) #REF!
C Jumlah Total (A + B) #REF!
D Dibulatkan #REF!

Terbilang : Sembilan ratus tujuh puluh juta rupiah

Kendari, Juni 2012

Kepala Satker P2JN Prov. Sultra,

H. SOENDIARTO, ST, MT.


NIP. 19700724 199703 1 002
RINCIAN BIAYA

I. BIAYA LANGSUNG PERSONIL


(Harga satuan tetap )

HARGA JUMLAH
NO. JABATAN NAMA VOLUME SATUAN SATUAN (Rp). HARGA (RP.)

1.1. Profesional Staf


1 Site Engineer #REF! #REF! OB 14,000,000 #REF!
2 Quality/Quantity Engineer #REF! #REF! OB 12,500,000 #REF!
Sub Jumlah 1.1. #REF! OB #REF!

I.2. Sub Profesional Staf


1 Inspektor #REF! Tobe Named #REF! OB 5,000,000 #REF!
2 Surveyor #REF! Tobe Named #REF! OB 5,000,000 #REF!
3 Material Technician #REF! Tobe Named #REF! OB 5,000,000 #REF!

Sub Jumlah 1.2 #REF! OB #REF!

1.3. Supporting Staff


1 Operator Computer/Draftman #REF! Tobe Named #REF! OB 2,500,000 #REF!
2 Office Boy #REF! Tobe Named #REF! OB 1,250,000 #REF!

Sub Jumlah 1.3. #REF!


JUMLAH BIAYA LANGSUNG PERSONIL #REF!
II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

HARGA JUMLAH
NO. URAIAN VOLUME SATUAN
SATUAN (Rp). HARGA (Rp).

II.1 Mobilisasi dan Demobilisasi


1 Tiket Prof Staff dari Jakarta-Kendari-Jakarta /PP #REF! OT 3,750,000 #REF!
2 Transport Prof Staff ke Lokasi /PP #REF! OT 250,000 #REF!
3 Uang harian prof Staff #REF! Hari 320,000 #REF!
4 Transport Sub Prof Staff ke Lokasi /PP #REF! OT 250,000 #REF!
5 Uang harian Sub Prof Staff #REF! Hari 320,000 #REF!
6 Transport Laut /PP #REF! OT 250,000 #REF!

Sub Jumlah II.1 #REF!

II.2 Fasilitas Kantor


1 Sewa Komputer + Printer + Alat Gambar #REF! #REF! Bulan 750,000 #REF!
2 Bahan Operasional Kantor (Alat Tulis Kantor d #REF! #REF! Bulan 750,000 #REF!
3 Peralatan/Perlengkapan kantor 1.00 Ls #REF! #REF!
4 Peralatan/Perlengkapan lapangan (Alat Pelindung Diri) #REF! Org 1,000,000 #REF!

Sub Jumlah II.2 #REF!

II.3 Perjalanan Dinas


Tiket/Ongkos Jalan ke Makassar (3 Kali) #REF! OT 1,300,000 #REF!
Uang Harian #REF! Hari 350,000 #REF!
Uang Penginapan #REF! Hari 495,000 #REF!

#REF! #REF! OT 250,000 #REF!


Uang Harian #REF! Hari 350,000 #REF!
Uang Penginapan #REF! Hari 300,000 #REF!

Sub Jumlah II.3 #REF!

II.4 Akomodasi
1 Sewa Kendaraan :
### #REF! #REF! Bulan 9,000,000 #REF!
#REF! #REF! Bulan 1,000,000 #REF!
2 Sewa Kantor/Mess :
#REF! #REF! Bulan 2,750,000 #REF!
3 Bahan Operasional Lapangan (BBM dll.) 1.00 Ls 27,500,000 27,500,000

Sub Jumlah II.4 #REF!

II.5 Biaya Lain-Lain/Pelaporan


1 Laporan Pendahuluan #REF! #REF! Buku 50,000 #REF!
2 Laporan Bulanan #REF! #REF! Buku 50,000 #REF!
3 Laporan Triwulan #REF! #REF! Buku 75,000 #REF!
4 Laporan Akhir #REF! #REF! Buku 125,000 #REF!
5 Laporan Berupa CD #REF! Buah 15,000 #REF!

Sub Jumlah II.5 #REF!


TOTAL BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL #REF!
REKAPITULASI BIAYA

SATUAN KERJA : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL SULTRA


PAKET : PERENCANAAN TEKNIK JALAN WILAYAH DARATAN 1
NO. PAKET : 30
PROPINSI : SULAWESI TENGGARA

NO. URAIAN JUMLAH HARGA (Rp)

I. BIAYA LANGSUNG PERSONIL 532,850,000.00


I. 1. BIAYA PERSONIL / TENAGA AHLI 279,250,000.00
I. 2. BIAYA TENAGA PENDUKUNG 253,600,000.00

II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL 181,796,979.17


II.1. MOBILSASI DAN DEMOBILISASI 24,500,000.00
II.2. MATERIAL DAN PERALATAN 146,259,425.00
II.3. PERJALANAN DINAS DAN UANG HARIAN 5,500,000.00
II.4. PELAPORAN DAN LAIN LAIN 5,537,554.17

A Jumlah Harga 714,646,979.17


B Pajak Pertambahan Nilai (PPN 10 %) 71,464,697.92
C Jumlah Total (A + B) 786,111,677.09
D Dibulatkan 786,111,000.00

Terbilang : #VALUE!

Kendari, Juni 2012

Kepala Satker P2JN Prov. Sultra,

H. SOENDIARTO, ST, MT.


NIP. 19700724 199703 1 002
RINCIAN BIAYA

I. BIAYA LANGSUNG PERSONIL


(Harga satuan tetap )

HARGA JUMLAH
NO. JABATAN NAMA VOLUME SATUAN SATUAN (Rp). HARGA (RP.)

1.1. Profesional Staf


1 Team Leader 6.00 OB 13,000,000 78,000,000
2 Highway Engineer 5.50 OB 11,500,000 63,250,000
3 Geodetic Engineer 3.50 OB 11,500,000 40,250,000
4 Geotechnical Engineer 3.00 OB 11,500,000 34,500,000
5 Traffik Engineer 1.50 OB 11,500,000 17,250,000
6 Cost & Quantity Engineer 2.00 OB 11,500,000 23,000,000
7 Hidrologi Engineer 2.00 OB 11,500,000 23,000,000

Sub Jumlah 1.1. 23.50 279,250,000

1.2. Sub. Profesional Staf


1 Ass. Highway Engineer 5.50 OB 5,000,000 27,500,000
2 Ass. Geodetic Engineer 3.50 OB 5,000,000 17,500,000
3 Ass. Geotechnical Engineer 3.00 OB 5,000,000 15,000,000
4 Ass. Traffik Engineer 1.50 OB 5,000,000 7,500,000
5 Ass. Cost & Quantity Engineer 2.00 OB 5,000,000 10,000,000
6 Ass. Hidrologi Engineer 2.00 OB 5,000,000 10,000,000
7 Drafter CAD 5.50 OB 5,000,000 27,500,000
8 Surveyor 4 Org 13.50 OB 5,000,000 67,500,000

Sub Jumlah 1.2 36.50 182,500,000

1.3. Supporting Staff


1 Secretaris/Operator Computer to be name 6.00 OB 2,500,000 15,000,000
2 Office Boy to be name 6.00 OB 1,250,000 7,500,000

Sub Jumlah 1.3. 12.00 22,500,000


1.4. Tenaga Lokal/Buruh
1 Buruh Highway Engineer 2 Org to be name 330.00 OH 60,000 19,800,000
2 Buruh Geodetic Engineer 2 Org to be name 210.00 OH 60,000 12,600,000
3 Buruh Geotechnical Engineer 2 Org to be name 180.00 OH 60,000 10,800,000
4 Buruh Traffik Engineer 2 Org to be name 90.00 OH 60,000 5,400,000
Sub Jumlah 1.4 810.00 48,600,000
JUMLAH BIAYA LANGSUNG PERSONIL 532,850,000
II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

HARGA JUMLAH
NO. URAIAN VOLUME SATUAN SATUAN (Rp). HARGA (Rp).

II.1 Mobilisasi dan Demobilisasi


1 Tiket Prof Staff dari Jakarta-Kendari-Jakarta /PP 14.00 OT 1,750,000 24,500,000
2 Transport Prof Staff ke Lokasi /PP - OT 250,000 -
Uang harian prof Staff - Hari 300,000 -
3 Transport Sub Prof Staff ke Lokasi /PP - OT 250,000 -

Sub Jumlah II.1 24,500,000

II.2 Material dan Peralatan


1 Depresiasi Komputer (2 Unit) 12.00 Bulan 850,000 10,200,000
2 Sewa Kantor/Tlp./Fax/dll 6.00 Bulan 2,750,000 16,500,000
3 Sewa Mobil Untuk Team Leader 6.00 Bulan 5,000,000 30,000,000
4 Sewa Mobil untuk Tim lapangan 3.50 Bulan 5,000,000 17,500,000
5 Sewa Dump Truck + Beban BB 25.00 Hari 1,250,000 31,250,000
6 Bahan operasional kantor 6.00 Bulan 750,000 4,500,000
7 Depresiasi Theodolite 3.50 Bulan 2,100,000 7,350,000
8 Depresiasi Water Pass 3.50 Bulan 1,650,000 5,775,000
9 Depriasi Alat DCP 1.00 Bulan 3,500,000 3,500,000
10 Depresiasi Alat Benkelman Beam 0.83 Bulan 1,500,000 1,245,000
11 Bahan dan perlengkapan Lapangan 1.00 Ls 15,000,000 15,000,000
12 Pemasangan Patok BM 45.86 Buah 75,000 3,439,425

Sub Jumlah II.2 146,259,425

II.3 Perjalanan Dinas

1. Tiket/Ongkos Jalan ke Makassar /PP 2.00 OT 1,250,000 2,500,000


Uang Harian 6.00 Hari 300,000 1,800,000
Uang Penginapan 4.00 Hari 300,000 1,200,000

Sub Jumlah II.3 5,500,000

II.4 Biaya Lain-Lain/Pelaporan (Harga Satuan Tetap)


1 Laporan Pendahuluan 5.00 Buku 50,000 250,000
2 Laporan Antara 5.00 Buku 50,000 250,000
3 Draf Laporan Akhir 5.00 Buku 50,000 250,000
4 Laporan Akhir 5.00 Buku 100,000 500,000
5 Laporan Berupa CD 5.00 Bh 50,000 250,000
6 Pembuatan Dokumen Lelang 5.00 Set 500,000 2,500,000
7 Reproduksi Gambar dari A1-A3 dan dijid 615 Lbr 2,500 1,537,554

Sub Jumlah II.4 5,537,554


TOTAL BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL 181,796,979
Kepala Satker P2JN Prov. Sultra,

H. SOENDIARTO, ST, MT.


NIP. 19700724 199703 1 002
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
PENGUMPULAN DATA JALAN DAN JEMBATAN
TAHUN ANGGARAN 2013

HARGA JUMLAH
NO. URAIAN TARGET
SATUAN HARGA
A. SURVEY ATC TEMPORARY 367,242.00
Belanja Bahan 22,500.00
1. Alat Tulis Kantor 1 Ls 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 Ls 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 Ls 16,500.00 16,500.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 4,100.00
1. Penanggung Jawab 1 orang 2 OB 450.00 900.00
2. Ketua 2 orang 2 OB 400.00 800.00
3. Anggota 4 orang 8 OB 300.00 2,400.00
Belanja Sewa 29,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 58 UH 500.00 29,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 311,642.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 2 kali /PP 1 OK 4,180.00 4,180.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 5 Hari 5 OH 530.00 2,650.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 4 Hari 4 OH 610.00 2,440.00
2. Tiket pesawat ke antar Provinsi 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 3 Hari 6 OH 430.00 2,580.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 2 Hari 4 OH 495.00 1,980.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 tim x 3 Org x 1 kali x 58 Hari 348 OH 380.00 132,240.00
Uang Penginapan 2 tim 3 Kmr x 1 kali x 58 Hari 348 OH 450.00 156,600.00
Ongkos penyeberangan /PP 2 tim x 3 Org x 2 kali /PP 24 OT 225.00 5,400.00

B. SURVEY BENKELMAN BEAM (BB) 167,024.00


Belanja Bahan 22,202.00
1. Alat Tulis Kantor 1 KEG 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 KEG 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 KEG 16,202.00 16,202.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 2,050.00
1. Penanggung Jawab 1 OB 450.00 450.00
2. Ketua 1 OB 400.00 400.00
3. Anggota 4 OB 300.00 1,200.00
Belanja Sewa 35,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 6, termasuk Beban (Batu) 20 UH 1,500.00 30,000.00
2. Sewa alat BB 20 UH 250.00 5,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 107,772.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 2 kali /PP 1 OK 4,180.00 4,180.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 5 Hari 10 OH 530.00 5,300.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 4 Hari 8 OH 610.00 4,880.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 1 Org x 3 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 3 kali x 3 Hari 9 OH 430.00 3,870.00
Uang Penginapan 1 Org x 3 kali x 2 Hari 6 OH 495.00 2,970.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 5 Org x 1 kali x 20 Hari 100 OH 380.00 38,000.00
Uang Penginapan 5 Kmr x 1 kali x 20 Hari 100 OH 450.00 45,000.00

C. SURVEY BMS (DETAIL) 182,502.00


Belanja Bahan 21,500.00
1. Alat Tulis Kantor 1 Ls 1,500.00 1,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 Ls 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 Ls 16,500.00 16,500.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 4,100.00
1. Penanggung Jawab 1 2 OB 450.00 900.00
2. Ketua 1 2 OB 400.00 800.00
3. Anggota 4 8 OB 300.00 2,400.00
Belanja Sewa 15,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 30 HARI 500.00 15,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 141,902.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 1 kali /PP 1 OK 4,180.00 4,180.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 1 kali x 5 Hari 5 OH 530.00 2,650.00
Uang Penginapan 1 Org x 1 kali x 4 Hari 4 OH 610.00 2,440.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 3 Hari 6 OH 430.00 2,580.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 2 Hari 4 OH 495.00 1,980.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 5 Org x 1 kali x 30 Hari 150 OH 380.00 57,000.00
Uang Penginapan 5 Kmr x 1 kali x 30 Hari 150 OH 450.00 67,500.00

D. SURVEY BMS (RUTIN) 252,102.00


Belanja Bahan 22,500.00
1. Alat Tulis Kantor 1 Ls 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 Ls 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 Ls 16,500.00 16,500.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 2,900.00
1. Penanggung Jawab 1 2 OB 450.00 900.00
2. Ketua 1 2 OB 400.00 800.00
3. Anggota 2 4 OB 300.00 1,200.00
Belanja Sewa 35,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 70 UH 500.00 35,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 191,702.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 1 kali /PP 1 OK 4,180.00 4,180.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 1 kali x 5 Hari 5 OH 530.00 2,650.00
Uang Penginapan 1 Org x 1 kali x 4 Hari 4 OH 610.00 2,440.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 3 Hari 6 OH 430.00 2,580.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 2 Hari 4 OH 495.00 1,980.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 3 Org x 2 kali x 35 Hari 210 OH 380.00 79,800.00
Uang Penginapan 3 Kmr x 2 kali x 35 Hari 210 OH 450.00 94,500.00

E. SURVEY KONDISI RCS 376,052.00


Belanja Bahan 22,500.00
1. Alat Tulis Kantor 1 KEG 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 KEG 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 KEG 16,500.00 16,500.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 7,350.00
1. Penanggung Jawab 1 3 OB 450.00 1,350.00
2. Ketua 2 6 OB 400.00 2,400.00
3. Anggota 4 12 OB 300.00 3,600.00
Belanja Sewa 30,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 60 UH 500.00 30,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 316,202.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 1 kali /PP 1 OK 4,180.00 4,180.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 1 kali x 5 Hari 5 OH 530.00 2,650.00
Uang Penginapan 1 Org x 1 kali x 4 Hari 4 OH 610.00 2,440.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 1 Org x 3 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 3 kali x 4 Hari 6 OH 430.00 2,580.00
Uang Penginapan 1 Org x 3 kali x 3 Hari 4 OH 495.00 1,980.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 6 Org x 2 kali x 30 Hari 360 OH 380.00 136,800.00
Uang Penginapan 6 Kmr x 2 kali x 30 Hari 360 OH 450.00 162,000.00

F. SURVEY NASSRA (KEKASARAN JALAN) 272,602.00


Belanja Bahan 22,500.00
1. Alat Tulis Kantor 1 Ls 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 Ls 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 Ls 16,500.00 16,500.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 3,500.00
1. Penanggung Jawab 1 2 OB 450.00 900.00
2. Ketua 1 2 OB 400.00 800.00
3. Anggota 3 6 OB 300.00 1,800.00
Belanja Sewa 30,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 60 UH 500.00 30,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 216,602.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 1 kali /PP 1 OK 4,180.00 4,180.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 1 kali x 5 Hari 5 OH 530.00 2,650.00
Uang Penginapan 1 Org x 1 kali x 4 Hari 4 OH 610.00 2,440.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 3 Hari 6 OH 430.00 2,580.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 2 Hari 4 OH 495.00 1,980.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 4 Org x 2 kali x 30 Hari 240 OH 380.00 91,200.00
Uang Penginapan 4 Kmr x 2 kali x 30 Hari 240 OH 450.00 108,000.00
TOTAL MONITORING DAN EVALUASI 12 BLN 1,617,524.00

###

Kepala Satker P2JN Prov. Sultra,

H. SOENDIARTO, ST, MT.


NIP. 19700724 199703 1 002
H. SOENDIARTO, ST, MT.
NIP. 19700724 199703 1 002

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


PERENCANAAN TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN SULTRA (SWAKELOLA)
TAHUN ANGGARAN 2013

HARGA JUMLAH
NO. URAIAN TARGET
SATUAN HARGA
Belanja Bahan 19,780.00
1. Alat Tulis Kantor 1 Ls 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 Ls 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 Ls 13,780.00 13,780.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 6,150.00
1. Penanggung Jawab 1 orang 3 OB 450.00 1,350.00
2. Ketua 1 orang 3 OB 400.00 1,200.00
3. Anggota 4 orang 12 OB 300.00 3,600.00
Belanja Sewa 30,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 60 UH 500.00 30,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 274,242.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 4,180.00 8,360.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 5 Hari 10 OH 530.00 5,300.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 4 Hari 10 OH 610.00 6,100.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 4 Hari 8 OH 430.00 3,440.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 3 Hari 6 OH 495.00 2,970.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 5 Org x 4 kali x 15 Hari 300 OH 380.00 114,000.00
Uang Penginapan 5 Kmr x 4 kali x 14 Hari 280 OH 450.00 126,000.00
Ongkos Penyeberangan ke Bau Bau 5 org x 4 kali /PP 20 OK 225.00 4,500.00
TOTAL PERENCANAAN TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 3 BLN 330,172.00

###

Kepala Satker P2JN Prov. Sultra,

H. SOENDIARTO, ST, MT.


NIP. 19700724 199703 1 002
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DESAIN / PERENCANAAN TEKNIS
PEMBANGUNAN JALAN POROS BOBOLIO - BATULU (SEGMEN 2)

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan dan
diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten
Konawe sebagai Kabupaten induk.
Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin meningkatnya
kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.

Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi
perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengalokasikan
dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan
Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi prioritas.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka acuan kerja ini adalah untuk pekerjaan Perencanaan Teknis
Pembangunan/Peningkatan Jalan.
2. Tujuan
Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga konsultan, pelaksanaan jasa akan diatur
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan harapan atau tingkat kegiatan penyedia jasa dilokasi proyek.

3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, Poros /
Ruas Bobolio - Batulu Segmen 2 Sepanjang 16 Km'.

4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi
Sulawesi Tenggara.

6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 112.000.000,- (Seratus dua belas juta rupiah),- termasuk PPN
dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.

7. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini :
Tersedianya desain yang mendetail/terinci sesuai program penanganan ruas jalan/pembangunan jembatan yang
ada.
BAB II
METODOLOGI

I. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN


A. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
c. Menetapkan ruas jalan yang akan disurvey.

B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan di desain.

b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)


1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
2. Peta Tata guna tanah.

c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi
harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.

II. SURVEY DAN INVESTIGASI


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat
ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran
penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus
menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.

Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi
yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel Ruang Lingkup Survey dan Investigasi


F Pelebaran perkerasan
Pelapisan ulang F Rekonstruksi perkerasan
No. Jenis survey atau investigasi Perkerasan lama F Realinyemen
F Konstruksi baru
1 Survey Pendahuluan ya ya
2 Inventarisasi Jalan ya ya
3 Survey Topografi Lokasi Tertentu ya
4 Investigasi Perkerasan Lama ya ya
5 Investigasi Geoteknik & Geologi Jika Perlu ya

II.1. Survey Pendahuluan


1. Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey adalah :
a. Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada, termasuk data
sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya yang
diperlukan
b. Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan
mungkin akan terjadi
c. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan maupun pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase,
perbaikan lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan, dan bangunan-bangunan struktur
lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan

d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan
(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan mempelajari
data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :

a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.
Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan

3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang menguta­ra­kan antara lain
lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran :

a. Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi


b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang

Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya sungai,
danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.

II.2. Inventarisasi Jalan


1. Tujuan
Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama dan bangunan-
bangunan struktur utama pada ruas jalan yang sedang akan didisain, dan melengkapi hasil Survey
Pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan survey detail yang
akan dilakukan berikutnya.

2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :
a. pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m dengan menggunakan kendaraan. Untuk
kondisi tertentu yang memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek.
b. pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (rumaja) dan ruang milik jalan (rumija),
mencakup :

i) bangunan-bangunan pelengkap jalan (drainase, saluran, gorong-gorong, guard-rail, dsb.);


ii) bangunan atau instalasi utilitas (seperti gardu/boks/tiang telepon, tiang listrik, kabel telepon,
kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb.);
iii) pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb.;
iv) papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang bersifat permanen atau non permanen;
v) dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat
pelaksanaan konstruksi.
b. pengambilan foto-foto kondisi existing di dalam rumaja atau rumija setiap jarak paling jauh 200 meter;
jarak tersebut harus diperpendek apabila ditemukan perubahan yang signifikan.
Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir (i) di atas, inventarisasi jalan harus mengacu juga
kepada pedoman-pedoman IIRMS untuk kegiatan survey jalan
3. Keluaran
Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jalan, untuk dipergunakan sebagai input untuk
tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk estimasi awal kuantitas sebagian
pekerjaan yang diperlukan; dan diharapkan dituangkan dalam format-format yang kompatibel dengan bahan
masukan untuk program IIRMS

II.3. Pengukuran Topografi


1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:2000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik.

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.

F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.

Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.

F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.

F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal


F Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM)
harus dijadikan sebagai titik poligon.
F Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau
dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
F Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
F Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap
interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa
dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).

2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal


F Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 stan pembacaan.
F Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
F Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
F Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
F Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.

2.4. Pengukuran situasi


F Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
F Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
F Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
2.5. Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang menggunakan alat Theodolit dan harus dilakukan dengan
persyaratan:

Lebar koridor (m) Interval (m) Interval (m)


Kondisi Luar Dalam Jalan baru Jembatan/Longsoran

Datar, landai, & lurus 50 50 100 25


Pegunungan 50 50 50 25
Tikungan 50 100 25 25

2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.

3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

3.2. Ketelitian dalam pengukuran


a. Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
b. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
c. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

3.3. Perhitungan
? Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
? Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
? Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Q Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Q Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus digambarkan
pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour)
1 meter.

II.4. Survey Perkerasan Jalan


Survey Perkerasan Jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang sudah ada. Untuk perkerasan jalan aspal
yang masih utuh, pengukuran nilai sisa perkerasan dilakukan dengan mengukur lendutan balik dengan alat
Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah rusak atau jalan kerikil/tanah, nilai struktural didapat
dengan mengukur CBR tanah dasar dengan DCP test.

II.5. Survey Geologi dan Geoteknik


Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan penyebaran
tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah,
menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta mengidentifikasi lokasi
sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan
(Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/ polusi
peralatan dan lain-lain.
Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk jalan
kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus direncanakan
agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/ penumpukan material
yang akan mengurangi kapasitas drainase.

Perencanaan drainase meliputi :


a. mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana jalan
b. mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase
c. menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah manfaat jalan
d. merencanakan alinyemen saluran
e. merencanakan saluran pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan
pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan pada daerah sekitar
menuju daerah buangan
f. merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfungsi untuk mencegah rembesan air dari
atas.
g. merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjunan atau pematah arus pada daerah curam.
3. Keselamatan Lalu-lintas
Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen
yang direncanakan memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat.

4. Perangkat Lunak Perencanaan


Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak yang
kompatibel seperti perangkat lunak MOSS atau AD-CAD.
A.2. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
1. Standar
Rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan dalam pekerjaan ini adalah:
a. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa Komponen
(SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)).
b. Road Design Sistem (RDS).

2. Pemilihan Jenis Bahan Material


Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai dengan masukan dari
laporan/pengamatan geoteknik.
Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim harus
mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan
konstruksi .

A.3. PERENCANAAN AKSESORIS JALAN, BANGUNAN STRUKTUR DAN BANGUNAN PELENGKAP


LAINNYA
Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam
pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang – Undang Lalu lintas No.14 Tahun
1992.
b. Standar Box Culvert.
c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

A.4. PERENCANAAN STABILITAS LERENG


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan
kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat
isi tanah

Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

C
Fk = ------------
Na x ɣw x H

Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor


C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
ɣw = Berat isi tanah basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan (FK > 1,251 =====> lereng aman)

A.5. PERENCANAAN STABILITAS BADAN JALAN


Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan
karekteristik batuan dan kondisi lereng.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran
yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis,
arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan.
Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha
penanggulangannya.

IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun pada
segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan
skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)

e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

A.2. Gambar Rencana (Final Desain)


Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna jasa
dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar simbol dan singkatan.
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
BAB III
PERSYARATAN TENAGA PELAKSANA

3.1. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN


Posisi dan jumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini,
adalah sebagai berikut :

No. Posisi / Jabatan Jumlah Tenaga Jumlah MM


A. Profesional Staf
1 Team Leader 1 orang 2.00 OB
2 Highway Engineer 1 orang 1.50 OB
3 Geotechnical Engineer - orang - OB
4 Cost & Quantity Engineer 1 orang 1.50 OB
Jumlah Profesional Staff 3 orang 5.00 OB

B. Sub Profesional Staf


1 Asisten Ahli - orang - OB
2 Juru gambar (Drafter) 1 orang 1.00 OB
3 Surveyor 1 orang 1.00 OB
Jumlah Sub Profesional Staff 2 orang 2.00 OB

Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi yang
berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.

URAIAN SINGKAT TUGAS TENAGA AHLI :


1. Pimpinan Tim /Ahli Teknik Jalan
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun dalam bidang Teknik Jalan
Raya dengan berpengalaman pada Perencanaan Teknis Jalan Raya.
Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Tim adalah :
a. Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan lancar.
b. Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap pelaporan kemajuan proyek agar tepat
waktu.
c. Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan.
d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis
e. Memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja Konsultan.

2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.

3. Cost & Quantity Engineer


Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang jalan tugasnya adalah
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data quantitas/volume pekerjaan, analisis dan
penyusunan rencana mengenai hal-hal yang menyangkut volume dalam pelaksanaan konstruksi jalan.

4. Tenaga Penunjang terdiri atas :


Asisten Ahli dengan pendidikan minimal D3 Teknik Sipil dan telah berpengalaman dibidangnya, juru gambar
(Drafter), surveyor, sekretaris/operator komputer, pelayan kantor dan buruh/tenaga lokal yang diperlukan
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
3.2. PERALATAN DAN MATERIAL
Peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi : perangkat komputer, sewa kantor dan mess, sewa
mobil, rol meter, Theodolit, Water Pas, DCP, dan peralatan penunjang lainnya yang dicantumkan dalam OE.

3.3. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini 2 (dua) Bulan

3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain meliputi
latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara pendekatan, teknik
dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan,
jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK dan
diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 45 (empat puluh lima) setelah diterbitkan
SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

3. Draft Laporan Akhir


Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna
Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari ke 55 (lima puluh lima) setelah dikeluarkannya
SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada akhir
masa kontrak pada hari ke 60 (enam puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima) buku
dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.

5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk foto-
foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.

6. Cuci cetak foto


Semua hasil dokumentasi di lapangan, di cuci/cetak dan diserahkan bersama dengan laporan lainnya.

Langara, Maret 2014


Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran (PA) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Bidang Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Konawe Kepulauan,

Ir. H. AMRULLAH, MT. E R O, ST., MT


NIP. 19650303 199504 1 00 2 NIP. 19660115 199803 1 002
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DESAIN / PERENCANAAN TEKNIS
PENINGKATAN JALAN POROS LADIANTA - MUNSE, DAN
PEMBANGUNAN JALAN POROS MUNSE - BATULU

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan
dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk.

Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.

Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk
mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah
mengalokasikan dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum
dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail
Engineering Design (DED) Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi
prioritas.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka acuan kerja ini adalah untuk pekerjaan Perencanaan
Teknis Pembangunan/Peningkatan Jalan.
2. Tujuan
Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga konsultan, pelaksanaan jasa akan diatur
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan harapan atau tingkat kegiatan penyedia jasa dilokasi proyek.

3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan,
Poros / Ruas Ladianta - Munse dan Munse - Batulu Sepanjang 18.80 Km'.

4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut
:
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan
Provinsi Sulawesi Tenggara.

6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 147.200.000,- (Seratus empat puluh tujuh juta dua ratus ribu
rupiah),- termasuk PPN dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.

7. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini :
Tersedianya desain yang mendetail/terinci sesuai program penanganan ruas jalan/pembangunan jembatan
yang ada.
BAB II
METODOLOGI

I. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN


A. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.

c. Menetapkan ruas jalan yang akan disurvey.

B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan di desain.

b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)


1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
2. Peta Tata guna tanah.
c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan
informasi harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang
berjalan.

d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.

II. SURVEY DAN INVESTIGASI


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan
tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada
dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa
harus menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.

Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan
investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel Ruang Lingkup Survey dan Investigasi


F Pelebaran perkerasan
Pelapisan ulang F Rekonstruksi perkerasan
No. Jenis survey atau investigasi Perkerasan lama F Realinyemen
F Konstruksi baru
1 Survey Pendahuluan ya ya
2 Inventarisasi Jalan ya ya
3 Survey Topografi Lokasi Tertentu ya
4 Investigasi Perkerasan Lama ya ya
5 Investigasi Geoteknik & Geologi Jika Perlu ya

II.1. Survey Pendahuluan


1. Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey adalah :
a. Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada, termasuk data
sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya
yang diperlukan
b. Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan
mungkin akan terjadi
c. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan maupun pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase,
perbaikan lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan, dan bangunan-bangunan struktur
lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan

d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi
lingkungan (Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan
mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :

a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.

Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas

Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan

3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang menguta­ra­kan antara
lain lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat
gambaran :
a. Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang

Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya
sungai, danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.

II.2. Inventarisasi Jalan


1. Tujuan
Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama dan bangunan-
bangunan struktur utama pada ruas jalan yang sedang akan didisain, dan melengkapi hasil Survey
Pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan survey detail yang
akan dilakukan berikutnya.

2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :
a. pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m dengan menggunakan kendaraan. Untuk
kondisi tertentu yang memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek.
b. pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (rumaja) dan ruang milik jalan (rumija),
mencakup :

i) bangunan-bangunan pelengkap jalan (drainase, saluran, gorong-gorong, guard-rail, dsb.);


ii) bangunan atau instalasi utilitas (seperti gardu/boks/tiang telepon, tiang listrik, kabel telepon,
kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb.);
iii) pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb.;
iv) papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang bersifat permanen atau non permanen;
v) dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat
pelaksanaan konstruksi.
b. pengambilan foto-foto kondisi existing di dalam rumaja atau rumija setiap jarak paling jauh 200
meter; jarak tersebut harus diperpendek apabila ditemukan perubahan yang signifikan.
Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir (i) di atas, inventarisasi jalan harus mengacu juga
kepada pedoman-pedoman IIRMS untuk kegiatan survey jalan
3. Keluaran
Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jalan, untuk dipergunakan sebagai input untuk
tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk estimasi awal kuantitas sebagian
pekerjaan yang diperlukan; dan diharapkan dituangkan dalam format-format yang kompatibel dengan
bahan masukan untuk program IIRMS

II.3. Pengukuran Topografi


1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:2000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik.

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.

F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.

Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal


F Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM)
harus dijadikan sebagai titik poligon.
F Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau
dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
F Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
F Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap
interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa
dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).

2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal


F Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 stan pembacaan.
F Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
F Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
F Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
F Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.
2.4. Pengukuran situasi
F Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
F Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
F Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
2.5. Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang menggunakan alat Theodolit dan harus dilakukan dengan
persyaratan:
Lebar koridor (m) Interval (m) Interval (m)
Kondisi
Luar Dalam Jalan baru Jembatan/Longsoran

Datar, landai, & lurus 50 50 100 25


Pegunungan 50 50 50 25
Tikungan 50 100 25 25

2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.

F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia
disekitar persilangan tersebut.

3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan
dikoreksi sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

3.2. Ketelitian dalam pengukuran


a. Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
b. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
c. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

3.3. Perhitungan
? Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
? Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
? Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Q Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Q Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.

II.4. Survey Perkerasan Jalan


Survey Perkerasan Jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang sudah ada. Untuk perkerasan jalan
aspal yang masih utuh, pengukuran nilai sisa perkerasan dilakukan dengan mengukur lendutan balik dengan
alat Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah rusak atau jalan kerikil/tanah, nilai struktural
didapat dengan mengukur CBR tanah dasar dengan DCP test.

II.5. Survey Geologi dan Geoteknik


Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan
penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai
stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta
mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan
Jalan SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/
polusi peralatan dan lain-lain.

Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk
jalan kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus
direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/
penumpukan material yang akan mengurangi kapasitas drainase.

Perencanaan drainase meliputi :


a. mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana jalan
b. mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase
c. menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah manfaat jalan
d. merencanakan alinyemen saluran
e. merencanakan saluran pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan
pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan pada daerah sekitar
menuju daerah buangan
f. merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfungsi untuk mencegah rembesan air dari
atas.
g. merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjunan atau pematah arus pada daerah curam.
3. Keselamatan Lalu-lintas
Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua
elemen yang direncanakan memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan
kondisi lingkungan setempat.

4. Perangkat Lunak Perencanaan


Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak yang
kompatibel seperti perangkat lunak MOSS atau AD-CAD.
A.2. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
1. Standar
Rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan dalam pekerjaan ini adalah:
a. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa
Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)).
b. Road Design Sistem (RDS).

2. Pemilihan Jenis Bahan Material


Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai dengan masukan dari
laporan/pengamatan geoteknik.
Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim harus
mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai
bahan konstruksi .

A.3. PERENCANAAN AKSESORIS JALAN, BANGUNAN STRUKTUR DAN BANGUNAN


PELENGKAP LAINNYA
Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam
pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang – Undang Lalu lintas No.14
Tahun 1992.
b. Standar Box Culvert.
c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

A.4. PERENCANAAN STABILITAS LERENG


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan
kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw =
berat isi tanah

Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

C
Fk = ------------
Na x ɣw x H

Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor


C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
ɣw = Berat isi tanah basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan (FK > 1,251 =====> lereng aman)

A.5. PERENCANAAN STABILITAS BADAN JALAN


Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan
karekteristik batuan dan kondisi lereng.

Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau
longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis)
akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat
pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor
penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya.

IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun
pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat
dengan skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

A.2. Gambar Rencana (Final Desain)


Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna
jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:

a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.


b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar simbol dan singkatan.
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
BAB III
PERSYARATAN TENAGA PELAKSANA

3.1. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN


Posisi dan jumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
ini, adalah sebagai berikut :

No. Posisi / Jabatan Jumlah Tenaga Jumlah MM


A. Profesional Staf
1 Team Leader 1 orang 1.50 OB
2 Highway Engineer 1 orang 1.50 OB
3 Geotechnical Engineer - orang - OB
4 Cost & Quantity Engineer 1 orang 1.50 OB
Jumlah Profesional Staff 3 orang 4.50 OB

B. Sub Profesional Staf


1 Asisten Ahli 2 orang 3.00 OB
2 Juru gambar (Drafter) 2 orang 3.00 OB
3 Surveyor 2 orang 2.00 OB
Jumlah Sub Profesional Staff 6 orang 8.00 OB

Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi
yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.

URAIAN SINGKAT TUGAS TENAGA AHLI :


1. Pimpinan Tim /Ahli Teknik Jalan
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun dalam bidang Teknik Jalan
Raya dengan berpengalaman pada Perencanaan Teknis Jalan Raya.
Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Tim adalah :
a. Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan lancar.
b. Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap pelaporan kemajuan proyek agar tepat
waktu.
c. Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan.
d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis
e. Memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja Konsultan.

2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.

3. Cost & Quantity Engineer


Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang jalan tugasnya
adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data quantitas/volume pekerjaan,
analisis dan penyusunan rencana mengenai hal-hal yang menyangkut volume dalam pelaksanaan
konstruksi jalan.

4. Tenaga Penunjang terdiri atas :


Asisten Ahli dengan pendidikan minimal D3 Teknik Sipil dan telah berpengalaman dibidangnya, juru
gambar (Drafter), surveyor, sekretaris/operator komputer, pelayan kantor dan buruh/tenaga lokal yang
diperlukan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
3.2. PERALATAN DAN MATERIAL
Peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi : perangkat komputer, sewa kantor dan mess,
sewa mobil, rol meter, Theodolit, Water Pas, DCP, dan peralatan penunjang lainnya yang dicantumkan dalam
OE.

3.3. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini 1,5 (satu setengah) Bulan

3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain
meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga
pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 15 (lima belas) setelah
diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK
dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

3. Draft Laporan Akhir


Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna
Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari ke 40 (empat puluh) setelah dikeluarkannya
SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada
akhir masa kontrak pada hari ke 45 (empat puluh lima) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak
5 (lima) buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.

5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk
foto-foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.

6. Cuci cetak foto


Semua hasil dokumentasi di lapangan, di cuci/cetak dan diserahkan bersama dengan laporan lainnya.

Langara, Maret 2014


Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran (PA) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Bidang Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Konawe Kepulauan,

Ir. H. AMRULLAH, MT. E R O, ST., MT


NIP. 19650303 199504 1 00 2 NIP. 19660115 199803 1 002
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DESAIN / PERENCANAAN TEKNIS
PEMBANGUNAN JALAN POROS BOBOLIO - BATULU (SEGMEN 1)

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan dan
diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk.

Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.

Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi
perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengalokasikan
dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan
Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi prioritas.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka acuan kerja ini adalah untuk pekerjaan Perencanaan Teknis
Pembangunan/Peningkatan Jalan.
2. Tujuan
Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga konsultan, pelaksanaan jasa akan diatur
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan harapan atau tingkat kegiatan penyedia jasa dilokasi proyek.

3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, Poros /
Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 Sepanjang 10.00 Km'.

4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi
Sulawesi Tenggara.

6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 90.000.000,- (Sembilan puluh juta rupiah),- termasuk PPN
dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.

7. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini :
Tersedianya desain yang mendetail/terinci sesuai program penanganan ruas jalan/pembangunan jembatan yang
ada.
BAB II
METODOLOGI

I. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN


A. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
c. Menetapkan ruas jalan yang akan disurvey.

B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan di desain.
b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)
1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
2. Peta Tata guna tanah.

c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi
harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.

II. SURVEY DAN INVESTIGASI


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat
ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran
penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus
menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.

Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan
investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel Ruang Lingkup Survey dan Investigasi


F Pelebaran perkerasan
Pelapisan ulang F Rekonstruksi perkerasan
No. Jenis survey atau investigasi Perkerasan lama F Realinyemen
F Konstruksi baru
1 Survey Pendahuluan ya ya
2 Inventarisasi Jalan ya ya
3 Survey Topografi Lokasi Tertentu ya
4 Investigasi Perkerasan Lama ya ya
5 Investigasi Geoteknik & Geologi Jika Perlu ya

II.1. Survey Pendahuluan


1. Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey adalah :
a. Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada, termasuk data
sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya yang
diperlukan
b. Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan
mungkin akan terjadi
c. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan maupun pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase,
perbaikan lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan, dan bangunan-bangunan struktur
lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan

d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan
(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan mempelajari
data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :

a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.

Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan

3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang menguta­ra­kan antara lain
lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran :

a. Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi


b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang

Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya sungai,
danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.

II.2. Inventarisasi Jalan


1. Tujuan
Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama dan bangunan-
bangunan struktur utama pada ruas jalan yang sedang akan didisain, dan melengkapi hasil Survey
Pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan survey detail yang
akan dilakukan berikutnya.
2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :
a. pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m dengan menggunakan kendaraan. Untuk
kondisi tertentu yang memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek.
b. pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (rumaja) dan ruang milik jalan (rumija),
mencakup :

i) bangunan-bangunan pelengkap jalan (drainase, saluran, gorong-gorong, guard-rail, dsb.);


ii) bangunan atau instalasi utilitas (seperti gardu/boks/tiang telepon, tiang listrik, kabel telepon, kabel
listrik, pipa air, pipa gas, dsb.);
iii) pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb.;
iv) papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang bersifat permanen atau non permanen;
v) dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat
pelaksanaan konstruksi.
b. pengambilan foto-foto kondisi existing di dalam rumaja atau rumija setiap jarak paling jauh 200 meter;
jarak tersebut harus diperpendek apabila ditemukan perubahan yang signifikan.
Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir (i) di atas, inventarisasi jalan harus mengacu juga
kepada pedoman-pedoman IIRMS untuk kegiatan survey jalan
3. Keluaran
Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jalan, untuk dipergunakan sebagai input untuk
tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk estimasi awal kuantitas sebagian
pekerjaan yang diperlukan; dan diharapkan dituangkan dalam format-format yang kompatibel dengan bahan
masukan untuk program IIRMS

II.3. Pengukuran Topografi


1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:2000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik.

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.

F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.

Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.

F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.

F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal


F Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM)
harus dijadikan sebagai titik poligon.
F Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau
dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
F Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
F Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap
interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa
dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).

2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal


F Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 stan pembacaan.
F Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
F Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
F Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang
Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap
pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
F Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.
2.4. Pengukuran situasi
F Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
F Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
F Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
2.5. Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang menggunakan alat Theodolit dan harus dilakukan dengan
persyaratan:

Lebar koridor (m) Interval (m) Interval (m)


Kondisi
Luar Dalam Jalan baru Jembatan/Longsoran

Datar, landai, & lurus 50 50 100 25


Pegunungan 50 50 50 25
Tikungan 50 100 25 25

2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap keamanan
jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.

3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

3.2. Ketelitian dalam pengukuran


a. Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
b. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
c. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
3.3. Perhitungan
? Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan
koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
? Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan
kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.

? Perhitungan Ketinggian Detail.


Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Q Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Q Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus digambarkan
pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour)
1 meter.

II.4. Survey Perkerasan Jalan


Survey Perkerasan Jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang sudah ada. Untuk perkerasan jalan
aspal yang masih utuh, pengukuran nilai sisa perkerasan dilakukan dengan mengukur lendutan balik dengan alat
Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah rusak atau jalan kerikil/tanah, nilai struktural didapat
dengan mengukur CBR tanah dasar dengan DCP test.

II.5. Survey Geologi dan Geoteknik


Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan penyebaran
tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah,
menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta mengidentifikasi lokasi
sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/ polusi
peralatan dan lain-lain.

Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk jalan
kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus direncanakan
agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/ penumpukan material
yang akan mengurangi kapasitas drainase.

Perencanaan drainase meliputi :


a. mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana jalan
b. mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase
c. menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah manfaat jalan
d. merencanakan alinyemen saluran
e. merencanakan saluran pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan
pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan pada daerah sekitar menuju
daerah buangan
f. merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfungsi untuk mencegah rembesan air dari
atas.
g. merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjunan atau pematah arus pada daerah curam.
3. Keselamatan Lalu-lintas
Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen
yang direncanakan memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat.

4. Perangkat Lunak Perencanaan


Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak yang
kompatibel seperti perangkat lunak MOSS atau AD-CAD.
A.2. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
1. Standar
Rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan dalam pekerjaan ini adalah:

a. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa Komponen
(SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)).
b. Road Design Sistem (RDS).

2. Pemilihan Jenis Bahan Material


Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai dengan masukan dari
laporan/pengamatan geoteknik.
Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim harus
mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan
konstruksi .

A.3. PERENCANAAN AKSESORIS JALAN, BANGUNAN STRUKTUR DAN BANGUNAN PELENGKAP


LAINNYA
Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan dalam
pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang – Undang Lalu lintas No.14 Tahun
1992.
b. Standar Box Culvert.
c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

A.4. PERENCANAAN STABILITAS LERENG


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan
kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat
isi tanah

Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

C
Fk = ------------
Na x ɣw x H

Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor


C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
ɣw = Berat isi tanah basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan (FK > 1,251 =====> lereng aman)

A.5. PERENCANAAN STABILITAS BADAN JALAN


Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan
karekteristik batuan dan kondisi lereng.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran
yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis,
arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan.
Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha
penanggulangannya.

IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun pada
segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan
skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

A.2. Gambar Rencana (Final Desain)


Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna
jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar simbol dan singkatan.
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
BAB III
PERSYARATAN TENAGA PELAKSANA

3.1. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN


Posisi dan jumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
ini, adalah sebagai berikut :

No. Posisi / Jabatan Jumlah Tenaga Jumlah MM


A. Profesional Staf
1 Team Leader 1 orang 1.50 OB
2 Highway Engineer 1 orang 1.00 OB
3 Geotechnical Engineer - orang - OB
4 Cost & Quantity Engineer 1 orang 1.00 OB
Jumlah Profesional Staff 3 orang 3.50 OB

B. Sub Profesional Staf


1 Asisten Ahli - orang - OB
2 Juru gambar (Drafter) 1 orang 1.25 OB
3 Surveyor 1 orang 1.00 OB
Jumlah Sub Profesional Staff 2 orang 2.25 OB

Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi
yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.

URAIAN SINGKAT TUGAS TENAGA AHLI :


1. Pimpinan Tim /Ahli Teknik Jalan
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun dalam bidang Teknik Jalan
Raya dengan berpengalaman pada Perencanaan Teknis Jalan Raya.
Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Tim adalah :
a. Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan lancar.
b. Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap pelaporan kemajuan proyek agar tepat
waktu.
c. Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan.
d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis
e. Memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja Konsultan.

2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.

3. Cost & Quantity Engineer


Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang jalan tugasnya adalah
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data quantitas/volume pekerjaan, analisis dan
penyusunan rencana mengenai hal-hal yang menyangkut volume dalam pelaksanaan konstruksi jalan.

4. Tenaga Penunjang terdiri atas :


Asisten Ahli dengan pendidikan minimal D3 Teknik Sipil dan telah berpengalaman dibidangnya, juru gambar
(Drafter), surveyor, sekretaris/operator komputer, pelayan kantor dan buruh/tenaga lokal yang diperlukan
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
3.2. PERALATAN DAN MATERIAL
Peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi : perangkat komputer, sewa kantor dan mess, sewa
mobil, rol meter, Theodolit, Water Pas, DCP, dan peralatan penunjang lainnya yang dicantumkan dalam OE.

3.3. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini 1,5 (satu setengah) Bulan

3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain
meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga
pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 15 (lima belas) setelah
diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK dan
dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

3. Draft Laporan Akhir


Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna
Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari ke 40 (empat puluh) setelah dikeluarkannya
SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada akhir
masa kontrak pada hari ke 45 (empat puluh lima) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima)
buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.

5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk foto-
foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.

6. Cuci cetak foto


Semua hasil dokumentasi di lapangan, di cuci/cetak dan diserahkan bersama dengan laporan lainnya.

Langara, Maret 2014


Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran (PA) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Bidang Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Konawe Kepulauan,

Ir. H. AMRULLAH, MT. E R O, ST., MT


NIP. 19650303 199504 1 00 2 NIP. 19660115 199803 1 002
JADWAL SELEKSI JASA KONSULTANSI (PRAKUALIFIKASI)
SATKER PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN ANGGARAN 2013

Paket-Paket Pengawasan Jalan dan Jembatan Sultra

NOPEMBER 2012 DESEMBER 2012


WAKTU
No. KEGIATAN KET.
(HK)

13
14
15
16

17
18
19
20
21
22
23

24
25
26
27
28
29
30

10
11
12
13
1
2
3
4

5
6
7
8
9
1 Pengumuman Prakualifikasi 7 1 1 1 1 1 1 1
2 Pendaftaran dan Pengambilan 7 1 1 1 1 1 1 1
Dokumen Kualifikasi
3 Pemasukan Dokumen Kualifikasi 7 1 1 1 1 1 1 1
4 Evaluasi Dokumen Kualifikasi 8 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Pembuktian Kualifikasi 4 1 1 1 1
6 Penetapan Hasil Kualifikasi 3 1 1 1
7 Pengumuman Hasil Kualifikasi 1 1
8 Masa Sanggah 5 1 1 1 1 1

JUMLAH 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Kendari, September 2012


Pokja Satker. P2JN Prov. Sultra,

I Nyoman Widya, ST.


Sekretaris
JADWAL SELEKSI UMUM JASA KONSULTANSI (PRAKUALIFIKASI)
SATKER PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN ANGGARAN 2013

Paket-Paket Pengawasan Jalan dan Jembatan Sultra

DESEMBER 2012 JANUARI 2013


WAKTU
No. KEGIATAN KET.
(HK)

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 Undangan 1 1

2 Pengambilan Dokumen Pemilihan 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 Pemberian Penjelasan/Adenda 1 1

4 Pemasukan Dokumen Penawaran 7 1 1 1 1 1 1 1

5 Pembukaan Dokumen Sampul I 1 1

6 Evaluasi Dokumen Sampul I 5 1 1 1 1 1

7 Penetapan Peringkat Teknis 3 1 1 1

8 Pemberitauan/Pengumuman Peringkat Teknis 1 1

9 Undangan Pembukaan Dokumen Sampul II 1 1

10 Pembukaan & Evaluasi Dokumen Sampul II 3 1 1 1

11 Penetapan Pemenang 2 1 1

12 Pemberitahuan/Pengumuman Pemenang 1 1

13 Sanggahan 5 1 1 1 1 1

14 Sanggahan Banding (Apabila diperlukan) 0

15 Undangan Klarifikasi & Negosiasi Teknis dan Biaya 1 1

16 Klarifikasi & Negosiasi Teknis Serta Biaya 2 1 1

17 Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi 1 1

18 Penunjukan Penyedia Barang/Jasa 1 1

JUMLAH 38 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

30
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

KERANGKA ACUAN KERJA


( KAK )

PAKET-PAKET PERENCANAAN JALAN DAN


JEMBATAN PROVINSI SULAWESI
TENGGARA

SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN


NASIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN ANGGARAN 2013

Anda mungkin juga menyukai