LINGKUP BIDANG BINA MARGA DINAS PU & PERHUBUNGAN KAB. KONAWE KEPULAUAN
Perjalan Dinas
Transport ke Pusat 3,750,000 / PP 4,180,000.00
Transport ke Makassar 1,300,000 / PP
Transport Sultra 250,000 / PP
Penyeberangan Kapal Cepat 250,000 / PP
Uang Penginapan Pusat 610,000 / hari
Uang Penginapan Makassar 495,000 / hari
Uang Penginapan Sultra 150,000 / hari
Uang Harian Pusat 450,000 / hari 530,000
Uang Harian Makassar 350,000 / hari 430,000
Uang Harian Sultra 320,000 / hari 380,000
Upah Buruh 60,000 / hari 60,000.00
Upah Labour 60,000 / hari .
HARGA JUMLAH
NO. URAIAN TARGET
SATUAN HARGA
A. MONITORING SATUA KERJA
1 Belanja perjalanan lainnya (DN) 156,494,000.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 3 kali /PP 3 OK 4,180,000.00 12,540,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 3 kali x 5 Hari 15 OH 530,000.00 7,950,000.00
Uang Penginapan 1 Kmr x 3 kali x 4 Hari 12 OH 610,000.00 7,320,000.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 2 Org x 2 kali /PP 4 OK 1,786,000.00 7,144,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 Org x 2 kali x 3 Hari 16 OH 430,000.00 6,880,000.00
Uang Penginapan 2 Kmr x 2 kali x 2 Hari 12 OH 495,000.00 5,940,000.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 3 Lokasi x 3 Org x 4 kali x 4 Hari 144 OH 380,000.00 54,720,000.00
Uang Penginapan 3 Lokasi x 3 Kmr x 4 kali x 3 Hari 108 OH 450,000.00 48,600,000.00
Transportasi Laut/Penyeberangan 1 Lokasi x 4 Org x 4 kali x 2 PP 24 OH 225,000.00 5,400,000.00
B. MONITORING DAK
1 Belanja perjalanan lainnya (DN) 272,166,000.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 2 Org x 3 kali /PP 6 OK 4,180,000.00 25,080,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 Org x 3 kali x 5 Hari 30 OH 530,000.00 15,900,000.00
Uang Penginapan 2 Kmr x 3 kali x 4 Hari 24 OH 610,000.00 14,640,000.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 2 Org x 3 kali /PP 6 OK 1,786,000.00 10,716,000.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 Org x 3 kali x 3 Hari 24 OH 430,000.00 10,320,000.00
Uang Penginapan 2 Kmr x 3 kali x 2 Hari 18 OH 495,000.00 8,910,000.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 5 Lokasi x 3 Org x 4 kali x 4 Hari 240 OH 380,000.00 91,200,000.00
Uang Penginapan 5 Lokasi x 3 Kmr x 4 kali x 3 Hari 180 OH 450,000.00 81,000,000.00
Transportasi Laut/Penyeberangan 1 Lokasi x 4 Org x 4 kali x 2 PP 64 OH 225,000.00 14,400,000.00
TOTAL MONITORING DAN EVALUASI 12 BLN 428,660,000.00
###
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan
dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk.
Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.
Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk
mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah
mengalokasikan dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum
dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail
Engineering Design (DED) Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi
prioritas.
3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, Poros /
Ruas Langara - Lansilowo sepanjang 16.00 Km.
4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik
6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 112.000.000,- (Seratus dua belas juta rupiah),- termasuk PPN
dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.
c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi
harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan
investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan
(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan
mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :
a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.
Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan
3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang mengutarakan antara lain
lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran
:
a. Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang
Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya sungai,
danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.
F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
F Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau
dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
F Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
F Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap
interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa
dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).
2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia
disekitar persilangan tersebut.
3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
3.3. Perhitungan
? Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
? Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
? Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Q Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Q Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
II.4. Survey Perkerasan Jalan
Survey Perkerasan Jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang sudah ada. Untuk perkerasan jalan
aspal yang masih utuh, pengukuran nilai sisa perkerasan dilakukan dengan mengukur lendutan balik dengan
alat Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah rusak atau jalan kerikil/tanah, nilai struktural
didapat dengan mengukur CBR tanah dasar dengan DCP test.
III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/ polusi
peralatan dan lain-lain.
Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk
jalan kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus
direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/
penumpukan material yang akan mengurangi kapasitas drainase.
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat
isi tanah
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
C
Fk = ------------
Na x ɣw x H
IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun pada
segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan
skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi
yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.
2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.
3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain
meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga
pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah
diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 45 (empat puluh lima) setelah diterbitkan
SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada
akhir masa kontrak pada hari ke 60 (enam puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5
(lima) buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.
5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk
foto-foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.
1. LATAR BELAKANG
Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Sulawesi Tenggara, bermaksud untuk melakanakan pekerjaan Pengawasan Teknis
Jembatan Wilayah Kepulauan (Paket 25) di Provinsi Sulawesi Tenggara yang akan
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya,
volume dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan
adanya suatu team yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan membantu
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara
didalam melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung.
3. SASARAN
Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan teknis jalan dan jembatan ini, adalah
tercapainya hasil pekerjaan Pengawasan Teknis Jembatan Wilayah Kepulauan (Paket 25)
tersebut di atas sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga kinerja jalan yang ditangani
diharapkan dapat memberikan layanannya sampai akhir umur rencana.
Disamping itu, sebagian tugas Satuan Kerja Fisik yang bersangkutan. Khususnya dalam hal
menyangkut masalah pengendalian teknis di lapangan dan administrasi teknik pada
umumnya, dilimpahkan kepada penyedia jasa ini.
4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Nama dan Organisasi Pengguna jasa adalah Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan
Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai pengendali kontrak pengawasan teknis.
5. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 1,137,031,000 (satu
milyar seratus tiga puluh tujuh juta tiga puluh satu ribu rupiah) termasuk PPN, sumber dana
APBN tahun anggaran 2012 (Single Year).
8. METODOLOGI
Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi:
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor agar
hasil pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang ada.
b. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan melakukan
pemeriksaan untuk pembayaran akhir pekerjaan.
c. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan mutu hasil
pekerjaannya.
d. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi syarat,
e. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan (claims),
f. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan peralatan yang
digunakan.
g. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana.
h. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang / terbangun secara bertahap sesuai
progres mutual check dan MC yang dicapai sampai dengan 100%.
i. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan dan permasalahannya, mutu
pekerjaan serta status keuangan proyek, berikut kondisi lainnya yang dapat
diantisipasi.
Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian
(SKA) dari asosiasi yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis
pekerjaannya.
Keahlian yang diperlukan, tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli, yaitu
sebagi berikut :
Site Engineer harus memiliki pengalaman selama 7 (tujuh) tahun dalam bidang
pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan dan/atau jembatan sejak lulus.
Tugas dan tanggung jawab Site Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut di bawah ini :
g. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan yang
telah selesai yang disampaikan oleh Quantity Engineer/Chief Inspector.
h. Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan sudah memenuhi
persyaratan dalam dokumen kontrak.
i. Memberi rekomendasi kepada Satuan Kerja Fisik menyangkut mutu dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap sertifikat
pembayaran bulanan kontraktor.
j. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan Satuan Kerja
Fisik pada setiap akan memerintahkan perubahan pekerjaan.
k. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar sebenarnya terbangun/ terpasang
(as built drawing) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat
diselesaikan sebelum penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
l. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan,
m. Menyusun/memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian, laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-gambar dan lainnya.
n. Membuat laporan-laporan seperti tersebut pada Bagian 12 Kerangka Acuan Kerja
ini, mengenai kemajuan fisik dan keuangan proyek yang ada dibawah
wewenangnya dan menyerahkan kepada Satuan Kerja Fisik serta instansi lain
yang terkait tepat pada waktunya,
Quality Engineer, sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian negara.
Quality Engineer harus memiliki pengalaman selama 5 (lima) tahun dalam bidang
pengawasan pelaksanaan jalan dan/atau jembatan sejak lulus.
Tugas dan tanggung jawab Quality Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada
apa yang tersebut di bawah ini :
a. Bila dalam dokumen kontrak kontraktor yang bersangkutan harus mengadakan
peralatan laboratorium, maka Quality Engineer harus melakukan pengawasan
yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan penempatan peralatan
laboratorium lapangan kontraktor serta memantau alat-alat pengujian sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada sudah siap
dioperasikan.
Tugas dan tanggung jawab Quantity Engineering akan meliputi, namun tidak terbatas
pada apa yang tersebut di bawah ini :
a. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium.
b. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera
kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai
dokumen kontrak.
c. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer
pada hari itu juga.
d. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil
pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertiflkat pembayaran serta menjamin
bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak.
e. Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang kegiatan
konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga
kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran dilapangan, Kejadian-kejadian khusus dan sebagainya dengan
menggunakan formulir laporan standar (Laporan Harian) yang harus
diserahkan/dikirim kepada Site Engineer dan Satuan Kerja Fisik tiap hari setelah
selesai kerja.
11. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa laporan pendahuluan, laporan
bulanan, triwulan dan laporan akhir serta laporan dalam bentuk CD.
12. LAPORAN
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa Indonesia
dengan tata bahasa yang baik dan benar.
Ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman
laporan ditetapkan sebagai berikut :
Isi laporan ini lebih lengkap dari laporan kemajuan bulanan karena termasuk
ringkasan atau risalah mengenai variasi dan perintah perubahan (change order)
kontrak bila ada, risalah hasil pengendalian mutu, status tuntutan-tuntutan
kontraktor dan hal-hal lain yang menyangkut isi kontrak pada periode laporan yang
bersangkutan.
Isi laporan ini lebih lengkap dari laporan kemajuan bulanan karena termasuk
ringkasan atau risalah mengenai variasi dan perintah perubahan (change order)
kontrak bila ada, risalah hasil pengendalian mutu, status tuntutan-tuntutan
kontraktor dan hal-hal lain yang menyangkut isi kontrak pada periode laporan yang
bersangkutan.
Kalkir gambar tersebut dan negatif film serta cetakannya akan dikirim ke instansi
yang diberi tugas untuk menyimpan dan memelihara dan bila diperlukan sewaktu-
waktu dapat dipinjam.
Isi laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara ringkas dan
jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya pekerjaan dan
perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber material dan hasil
pengujian mutu pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor yang terlibat,
pelaksanaan pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi
tentang cara pemeliharaan dikemudian hari dan segala permasalahan yang
kemungkinan besar akan timbul pada pekerjaan yang baru saja dilaksanakan,
serta saran-saran tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek-proyek
berikutnya untuk pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh Dinas
Bina Marga atau Direktorat Jenderal Bina Marga.
Untuk memudahkan penjilidan dan Penggunaannya, laporan akhir ini dapat dibuat
menjadi beberapa buku yang terpisah.
HARGA JUMLAH
NO. JABATAN NAMA VOLUME SATUAN SATUAN (Rp). HARGA (RP.)
HARGA JUMLAH
NO. URAIAN VOLUME SATUAN
SATUAN (Rp). HARGA (Rp).
II.4 Akomodasi
1 Sewa Kendaraan :
### #REF! #REF! Bulan 9,000,000 #REF!
#REF! #REF! Bulan 1,000,000 #REF!
2 Sewa Kantor/Mess :
#REF! #REF! Bulan 2,750,000 #REF!
3 Bahan Operasional Lapangan (BBM dll.) 1.00 Ls 27,500,000 27,500,000
Terbilang : #VALUE!
HARGA JUMLAH
NO. JABATAN NAMA VOLUME SATUAN SATUAN (Rp). HARGA (RP.)
HARGA JUMLAH
NO. URAIAN VOLUME SATUAN SATUAN (Rp). HARGA (Rp).
HARGA JUMLAH
NO. URAIAN TARGET
SATUAN HARGA
A. SURVEY ATC TEMPORARY 367,242.00
Belanja Bahan 22,500.00
1. Alat Tulis Kantor 1 Ls 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 Ls 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 Ls 16,500.00 16,500.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 4,100.00
1. Penanggung Jawab 1 orang 2 OB 450.00 900.00
2. Ketua 2 orang 2 OB 400.00 800.00
3. Anggota 4 orang 8 OB 300.00 2,400.00
Belanja Sewa 29,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 58 UH 500.00 29,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 311,642.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 2 kali /PP 1 OK 4,180.00 4,180.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 5 Hari 5 OH 530.00 2,650.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 4 Hari 4 OH 610.00 2,440.00
2. Tiket pesawat ke antar Provinsi 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 3 Hari 6 OH 430.00 2,580.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 2 Hari 4 OH 495.00 1,980.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 2 tim x 3 Org x 1 kali x 58 Hari 348 OH 380.00 132,240.00
Uang Penginapan 2 tim 3 Kmr x 1 kali x 58 Hari 348 OH 450.00 156,600.00
Ongkos penyeberangan /PP 2 tim x 3 Org x 2 kali /PP 24 OT 225.00 5,400.00
###
HARGA JUMLAH
NO. URAIAN TARGET
SATUAN HARGA
Belanja Bahan 19,780.00
1. Alat Tulis Kantor 1 Ls 2,500.00 2,500.00
2. Penggandaan dan penjilidan,dokumentasi,pelaporan 1 Ls 3,500.00 3,500.00
3. Biaya Bahan Bakar dan Operasional Lapangan 1 Ls 13,780.00 13,780.00
Honor yang terkait dengan output kegiatan 6,150.00
1. Penanggung Jawab 1 orang 3 OB 450.00 1,350.00
2. Ketua 1 orang 3 OB 400.00 1,200.00
3. Anggota 4 orang 12 OB 300.00 3,600.00
Belanja Sewa 30,000.00
1. Sewa Kendaraan Roda 4 60 UH 500.00 30,000.00
Belanja perjalanan lainnya (DN) 274,242.00
1. Tiket pesawat ke Jakarta - Kendari 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 4,180.00 8,360.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 5 Hari 10 OH 530.00 5,300.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 4 Hari 10 OH 610.00 6,100.00
2. Tiket pesawat ke antar provinsi 1 Org x 2 kali /PP 2 OK 1,786.00 3,572.00
Uang Harian Perjalanan Dinas 1 Org x 2 kali x 4 Hari 8 OH 430.00 3,440.00
Uang Penginapan 1 Org x 2 kali x 3 Hari 6 OH 495.00 2,970.00
3. Ongkos ke Lapangan :
Uang Harian Perjalanan Dinas 5 Org x 4 kali x 15 Hari 300 OH 380.00 114,000.00
Uang Penginapan 5 Kmr x 4 kali x 14 Hari 280 OH 450.00 126,000.00
Ongkos Penyeberangan ke Bau Bau 5 org x 4 kali /PP 20 OK 225.00 4,500.00
TOTAL PERENCANAAN TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 3 BLN 330,172.00
###
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan dan
diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten
Konawe sebagai Kabupaten induk.
Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin meningkatnya
kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.
Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi
perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengalokasikan
dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan
Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi prioritas.
3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, Poros /
Ruas Bobolio - Batulu Segmen 2 Sepanjang 16 Km'.
4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik
6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 112.000.000,- (Seratus dua belas juta rupiah),- termasuk PPN
dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.
B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan di desain.
c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi
harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi
yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan
(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan mempelajari
data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :
a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.
Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan
3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang mengutarakan antara lain
lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran :
Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya sungai,
danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.
2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :
a. pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m dengan menggunakan kendaraan. Untuk
kondisi tertentu yang memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek.
b. pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (rumaja) dan ruang milik jalan (rumija),
mencakup :
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.
F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.
3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
3.3. Perhitungan
? Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
? Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
? Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Q Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Q Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus digambarkan
pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour)
1 meter.
III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan
(Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/ polusi
peralatan dan lain-lain.
Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk jalan
kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus direncanakan
agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/ penumpukan material
yang akan mengurangi kapasitas drainase.
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat
isi tanah
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
C
Fk = ------------
Na x ɣw x H
IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun pada
segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan
skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi yang
berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.
2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.
3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain meliputi
latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara pendekatan, teknik
dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan,
jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK dan
diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 45 (empat puluh lima) setelah diterbitkan
SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada akhir
masa kontrak pada hari ke 60 (enam puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima) buku
dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.
5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk foto-
foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan
dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk.
Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.
Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk
mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah
mengalokasikan dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum
dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail
Engineering Design (DED) Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi
prioritas.
3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan,
Poros / Ruas Ladianta - Munse dan Munse - Batulu Sepanjang 18.80 Km'.
4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut
:
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik
6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 147.200.000,- (Seratus empat puluh tujuh juta dua ratus ribu
rupiah),- termasuk PPN dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.
B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan di desain.
d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan
investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi
lingkungan (Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan
mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :
a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.
Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan
3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang mengutarakan antara
lain lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat
gambaran :
a. Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang
Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya
sungai, danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.
2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :
a. pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m dengan menggunakan kendaraan. Untuk
kondisi tertentu yang memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek.
b. pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (rumaja) dan ruang milik jalan (rumija),
mencakup :
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.
F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia
disekitar persilangan tersebut.
3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan
dikoreksi sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
3.3. Perhitungan
? Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
? Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
? Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Q Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Q Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan
Jalan SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/
polusi peralatan dan lain-lain.
Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk
jalan kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus
direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/
penumpukan material yang akan mengurangi kapasitas drainase.
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw =
berat isi tanah
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
C
Fk = ------------
Na x ɣw x H
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau
longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis)
akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat
pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor
penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya.
IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun
pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat
dengan skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi
yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.
2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.
3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain
meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga
pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 15 (lima belas) setelah
diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK
dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada
akhir masa kontrak pada hari ke 45 (empat puluh lima) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak
5 (lima) buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.
5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk
foto-foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan dan
diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013, yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk.
Sebagai Daerah Otonomi Baru dan merupakan wilayah kepulauan, tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.
Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan
jaringan jalan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi
perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengalokasikan
dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan
Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan dan Peningkatan Jalan untuk beberapa ruas jalan yang menjadi prioritas.
3. LOKASI
Ruas Jalan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, Poros /
Ruas Bobolio - Batulu Segmen 1 Sepanjang 10.00 Km'.
4. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan
5. Survey Kondisi Jalan
6. Perencanaan Teknis
7. Penggambaran
8. Perkiraan Harga Sendiri
9. Spesifikasi Teknik
6. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 90.000.000,- (Sembilan puluh juta rupiah),- termasuk PPN
dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.
B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan di desain.
b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)
1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
2. Peta Tata guna tanah.
c. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi
harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan dan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak
ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan
investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
d. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan
(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan mempelajari
data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :
a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b. as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.
Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan
(dari titik stasion awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas), dengan interval paling jauh setiap 100
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan
3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang mengutarakan antara lain
lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran :
Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
b. Batas-batas ruang milik jalan
c. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
d. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya sungai,
danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
e. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km.
F Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
F Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
F Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
F Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 100 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap keamanan
jalan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
F Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
F Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.
3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992).
2. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/ polusi
peralatan dan lain-lain.
Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk jalan
kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus direncanakan
agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/ penumpukan material
yang akan mengurangi kapasitas drainase.
a. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa Komponen
(SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)).
b. Road Design Sistem (RDS).
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat
isi tanah
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
C
Fk = ------------
Na x ɣw x H
IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:2000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:2000 dan skala vertikal 1:200 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun pada
segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan
skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50.
Dalam gambar potogan melintang harus mencakup:
? Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
? Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana
? Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
? Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan
memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
? Gambar konstruksi existing yang ada.
? Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
? Rincian konstruksi perkerasan
? Penampang bangunan pelengkap
? Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
? Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
f. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi
yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.
2. Highway Engineer
Persyaratan :
2.1 Sarjana Teknil Sipil
2.2 Berpengalaman dalam pelaksanaan survai bidang jalan dan jembatan minimal 5 (lima) tahun.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
b. Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jalan sehingga diperoleh data
yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jalan yang
dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
e. Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.
3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain
meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga
pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 15 (lima belas) setelah
diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
2. Laporan Antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK dan
dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
4. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada akhir
masa kontrak pada hari ke 45 (empat puluh lima) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima)
buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.
5. Laporan CD
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk foto-
foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
10
11
12
13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 Pengumuman Prakualifikasi 7 1 1 1 1 1 1 1
2 Pendaftaran dan Pengambilan 7 1 1 1 1 1 1 1
Dokumen Kualifikasi
3 Pemasukan Dokumen Kualifikasi 7 1 1 1 1 1 1 1
4 Evaluasi Dokumen Kualifikasi 8 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Pembuktian Kualifikasi 4 1 1 1 1
6 Penetapan Hasil Kualifikasi 3 1 1 1
7 Pengumuman Hasil Kualifikasi 1 1
8 Masa Sanggah 5 1 1 1 1 1
JUMLAH 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 Undangan 1 1
3 Pemberian Penjelasan/Adenda 1 1
11 Penetapan Pemenang 2 1 1
12 Pemberitahuan/Pengumuman Pemenang 1 1
13 Sanggahan 5 1 1 1 1 1
JUMLAH 38 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
30
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA