Anda di halaman 1dari 82

A.

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Data Organisasi Perusahaan

PT. GLOBAL MADANINDO KONSULTAN merupakan perusahaan swasta nasional yang berperan aktif
memberikan layanan jasa konsultansi. Sejak didirikan, perusahaan senantiasa menunjukkan dedikasi yang
tinggi dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai sumbangan untuk meningkatkan daya saing bangsa menghadapi persaingan global.

PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN didukung penuh oleh para staf ahli yang berasal dari berbagai
disiplin ilmu dalam melaksanakan layanan jasa konsultasi dan training dengan lingkup pekerjaan meliputi
manajemen proyek, jasa survey, studi kelayakan, pengelolaan dan pengawasan teknik, peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, pelatihan dan pendampingan, alih teknologi dan pengetahuan, analisis dan
pengelolaan lingkungan dan pengelolaan informasi.

Sejak didirikan, PT. GLOBAL MADANINDO KONSULTAN telah mengerjakan berbagai proyek layanan jasa
konsultansi dan training pada berbagai sektor baik di lembaga pemerintah maupun swasta di seluruh
Indonesia.

PT. GLOBAL MADANINDO KONSULTAN senantiasa memberikan layanan jasa konsultansi dan training
secara profesional. Pengalaman dalam melaksanakan proyek di berbagai bidang dan dukungan tenaga ahli
dari berbagai bidang ilmu menjadi bukti kehandalan sebagai perusahaan jasa konsultansi dan training yang
siap bersaing di era global. Bidang layanan dan lingkup kegiatan meliputi:

PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTANmemberikan layanan jasa


profesional dalam bidang perencanaan dan pengawasan yang berhubungan dengan perencanaan-
rekayasa dan supervisi proyek-proyek jalan dan jembatan dari jaringan jalan kabupaten sampai jalan
negara. divisi jalan dan jembatan kami memiliki pengalaman dan telah mengenal kondisi setiap medan
dan tantangan teknis di wilayah indonesia timur sehingga mampu merekomendasikan alternatif yang Jalan dan Jembatan
tepat berdasarkan pertimbangan teknis dan non-teknis.
layanan bidang jalan dan jembatan ini meliputi antara lain :
jalan raya, jembatan, pelabuhan, lapangan terbang, survey dan soil investigation, studi kelayakan,
perencanaan teknis, dan pengawasan pelaksanaan

dalam analisis dan perencanaan teknis proyek arsitektur dan rekayasa, PT.GLOBAL Arsitektur dan
MADANINDO KONSULTANmemanfaatkan teknologi dan prosedur mutakhir Rekayasa
termasuk cad (computer aided design) dan cadd (computer aided design and drafting). selain
menggunakan piranti lunak komputer standar, PT.GLOBAL MADANINDO
KONSULTANtelah mengembangkan sendiri piranti lunak yang dapat digunakan untuk
keperluan khusus antara lain analisa statis dan dinamis struktur, desain optimum, desain perkerasan
jalan, desain geometrik, analisis hidrologi, analisis drainase, dan lain-lain. selain itu untuk keperluan
khusus, PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTANmempunyai akses
pemakaian piranti lunak rekayasa yang harus dijalankan pada komputer mainframe. pemanfaatan
teknologi mutakhir tersebut akan memberikan hasil yang akurat dan cepat yang amat membantu
dalam pengambilan keputusan.
layanan bidang arsitektur dan rekayasa ini meliputi antara lain : arsitektur bangunan, perencanaan
rencana induk, rekayasa struktur, rekayasa listrik, rekayasa industri, perumahan/permukiman, survey
dan soil investigation, analisa dan studi, perencanaan, pengawasan pelaksanaan, dan manajemen
konstruksi
PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTANmempunyai tenaga yang
berpengalaman dalam membuat analisis dampak lingkungan untuk berbagai proyek. dari program
pelestarian lingkungan tersebut maka diperlukan investasi berupa infrastruktur perlindungan
lingkungan seperti misalnya yang menyangkut sistem pengadaan air, pembuangan air limbah, Pengelolaan
reklamasi lahan, pengontrol pencemaran udara, dan lain-lain. selain itu ada komponen program Lingkungan
lainnya seperti dampak ekonomi, sosial, dan budaya terhadap penduduk setempat.
layanan bidang lingkungan hidup ini meliputi antara lain : analisa dampak lingkungan, pelestarian
sumber daya alamiah, penanganan limbah, survey, analisa dan studi, dan perencanaan.
PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTANmempunyai tenaga yang Perencanaan
berpengalaman dalam bidang perencanaan kota/wilayah dan pemukiman transmigrasi. Kota/Wilayah dan
layanan bidang perencanaan kota/wilayah dan pemukiman transmigrasi ini meliputi antara lain : Pemukiman
survey dan penelitian, analisa dan studi, perencanaan teknis, dan pengawasan pelaksanaan Transmigrasi

mencakup sub-sektor tanaman pangan & hortikultura, perikanan dan kelautan, perkebunan,
peternakan dan agroindustrinya. layanan PT.GLOBAL MADANINDO
KONSULTANmencakup :
a) pengembangan infrastruktur, irigasi, teknologi, dll;
Pengembangan
b) manajemen pelatihan dan pendampingan;
Agribisnis
c) pengembangan masyarakat dan kelembagaan;
d) pemetaan zona agroekologi;
e) penelitian, survey dan study;
f) penyuluhan, pengujian dan transfer teknologi.
pembangunan memerlukan dukungan dan kesiapan sumberdaya manusia dan kelembagaan yang
berkualitas. PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTANmemberikan
bantuan dalam program capacity building (pengembangan kapasitas) baik kepada pemerintah dan
masyarakat dalam :
Pengembangan
a) fasilitasi pengembangan kapasitas kelembagaan;
Kelembagaan
b) evaluasi produktivitas, kinerja dan kebutuhan organisasi;
c) penerapan pendekatan partisipatif;
d) pengembangan sistem & prosedur;
program aksi & pendampingan.

peningkatan daya saing bangsa ditentutukan oleh kualitas sdm yang handal. konsultan menawarkan Pendidikan dan
bantuan kepada pemerintah dan sektor swasta dalam hal : Pengembangan SDM
a) pengembangan kelembagaan dan manajemen sdm;
b) pengembangan kurikulum dan bahan instruksional;
c) program-program training, scholarship dan fellowship;
pengembangan ketenagakerjaan.

krisis ekonomi memberikan pelajaran bahwa ukm & koperasi relatif tahan terhadap gejolak
perubahan lingkungan strategis dalam proses pembangunan ekonomi global. ukm & koperasi yang
kuat merupakan dasar bagi pengembangan industri-industri besar. pengembangan ukm & koperasi
didorong untuk dapat bekerjasama sebagai mitra strategis industri besar, konsultan membantu dalam
hal : Usaha Kecil,
a) perencanaan dan manajemen usaha; Menengah & Koperasi
b) analisis pasar dan pengembangan pemasaran;
c) manajemen keuangan dan pengembangan skema kredit;
d) pembentukan kemitraan dan pembangunan kewiraswastaan;
e) manajemen dana bergulir.

percepatan pembangunan memberikan dampak pada penurunan kualitas daya dukung lingkungan.
oleh karena itu diperlukan program peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan kesehatan
dan lingkungan yang sehat. konsultan menyedianan jasa konsultansi dalam hal :
Kesehatan dan
a) sanitasi dan penyediaan air bersih;
Kependudukan
b) kesehatan masyarakat;
c) pengendalian penyakit;
d) manajemen rumah sakit, puskesmas, dll.

perkembangan global bidang informasi dan komunikasi telah mendorong tuntutan untuk
mengembangkan sistem informasi manajemen yang selalu terbuka terhadap perubahan-perubahan.
konsultan memberikan bantuan dalam hal :
a) pengembangan sistem informasi manajemen (mis) Sistem Informasi
b) pengembangan sistem informasi geografis (gis);
c) pengembangan jaringan, integrasi system, intranet & internet;
d) sistem pertukaran data dan informasi secara elektronik.

Bidang layanan
Bidang Layanan
Kesehatan dan Kependudukan
Pengembangan Kelembagaan

Pengembangan Agribisnis

Pengelolaan Lingkungan
Pengembangan Wilayah

Pengembangan SDM

UKM & Koperasi

Sistem Informasi
Jasa Engineering

Cakupan Pekerjaan

Studi Kebijakan

Investigasi & Identifikasi Proyek

Penyiapan & Formulasi Proyek

Perencanaan Proyek

Studi Kelayakan

Rancang Bangun

Supervisi & Manajemen Proyek

Monitoring, Evaluasi & Audit Proyek

Analisa Mengani Dampak Lingkungan

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Pelatihan & Fellowship

Bantuan Teknis
Pengembalian Dana

Organisasi Manajemen

PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTANmemiliki struktur organisasi yang dirancang dan direncanakan


berdasarkan pertumbuhan organisasi, tujuan dan strategi perusahaan dengan mempertimbangkan efisiensi
jangka panjang dan produktivitas manajemen secara keseluruhan.

Tabel Daftar Pengurus Organisasi Perusahaan

No. Nama No. KTP Alamat (%)

1. MUH. ISMIR NUR 7371090910690009 Jl. Drs. Aruddin Hasan No.23 Mks 80 %
Ir. MUHAMMAD Jl. Al-Markas Blok F 38
2. 737107.190474.00006 5%
ASHAR
NIKEN HAPSARINI Jl. Drs. Aruddin Hasan No.23 Mks
3 7371094412750012 15%
DEWI

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR UTAMA
MUH ISMIR NUR, SS.ST

WAKIL DIREKTUR KOMISARIS


Niken Hapsarini Dewiu
Ir. Ashar Ilyas

MANAJER UMUM
Ir. Muh. Nur

BID PERENCANAAN BID PENGAWASAN BID NON KONSTRUKSI

Study Investigasi &Kelayakan

ARSITEKTUR SURVEYOR TEAM SUPERVISOR

DRAFTER
Bentuk Organisasi PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN adalah Perusahaan Perseroan Terbatas dan
memiliki Dewan Komisaris (terdiri dari Satu komisaris), yang menetapkan kebijaksanaan umum
perusahaan, dan Dewan Direksi, yang bertanggungjawab atas semua kegiatan perusahaan dan Team
Penasehat yang memberi nasihat-nasihat serta masukan-masukan teknik.

Saat ini PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN memiliki kira - kira 70 orang tenaga ahli dan
pendukung berkebangsaan Indonesia berada sebagian besar di Indonesia bagian Timur, dari berbagai
disiplin ilmu antara lain Sipil, Arsitektur, Planologi, Mekanikal Elektrical, Ekonomi dan lain lain yang
kemampuan profesionalnya dibutuhkan dalam manajemen proyek tertentu. PT.GLOBAL MADANINDO
KONSULTANtelah membuktikan kemampuannya dalam memanfaatkan keahlian tenaga ahli.

Dalam hal pengalaman pekerjaan sejenis sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan saat ini yaitu
Perencanaan Jalan DAK T.A 2019 (Paket 1) maka PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN Telah
beberapa kali melaksanakan pekerjaan sejenis .
Jasa Konsultansi Perencana Pembangunan Gedung Dosen, spesifik dalam layanan jasa konsultansi
merupakan Bidang Layanan
Jasa Perencanaan Sipil Sub bidang Jasa Desain untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi:
Rekayasa

Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan DAK T.A 2019 (Paket 1) merupakan Jasa Desain untuk Pekerjaan
Teknik Sipil Arsitektur adalah pekerjaan khusus yang melibatkan tenaga ahli dengan sertifikasi keahlian
Ahli Sipil, Ahli Arsitektur, Ahli Struktur, Ahli Mekanikal dan Ahli Elektrikal.

Pengalaman Pekerjaan

Pengalaman Pekerjaan PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN sejak berdiri sampai sekarang telah
melaksanakan berbagai jenis pekerjaan pada bidang perencanaan, pengawasan, survey investigasi,Study
kelayakan, pendampingan masyarakat (community development). Adapun garis besar jenis pekerjaan
adalah sebagai berikut :
 Survey Investigasi Design dan Perencanaan Teknis Kegiatan Rehabilitasi
sedang/berat Rumah Dinas Pada Bagian Umum Sekretariat Daerak Kab.
Bulukumba Ta. 2009
 Pek. Study kelayakan Pelabuhan Rakyat Munte Kec. Bone-Bone
 Pek.Study Kelayakan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palipi
 Pek. Penelitian dan Perencanaan TPO (Tanggul Penahan Ombak) Paket II
 Pek. Perencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor Kementrian Agama Kota
makassar
 Pek. Perencanaan Peningkatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di Kab.
Majene
 Pek. Penyusunan Master Plan Drainase Kota Bantaeng
 Pek. DED 1 unit Rehab sedang SMP 1 Malunda, 2 RKB SMP 6 Majene, 3
rehab.Sedang Ruang Belajar SMP 4 Majene, 4 Unit Rehab sedang SMP 3
malunda
 Pek. Penyusunan DED.Kawasan Agropolitan Kelara
 Pek. Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah Kab. Bantaeng
 Pek. Per.Prasarana dan Sarana Air Bersih Sistem Perpipaan dan Pembuatan
Sumur Bor
 Pek. Perencanaan Pembangunan Gedung Operasional Type 45915 Unit,
Lanjutan)
 Pek Survey Design Pembangunan Gedung Kantor
 Penysunan RDTR Kota Masamba Kab Luwu Utara
 Pek. Perencanaan teknis (DED) lingkup dinas kesehatan kabupaten luwu
timur
 Pek. Perencanaan teknis peningkatan jalan ruas malaka – mari-mari+ruas
dabbare - lempa
 Pek.DED Penyusunan DD Tahun 2012 Kawasan permukiman Perdesaan
Potensial yang Meningkat Kualitasnya (Kab. Majene 04) Ta. 2011
 Pek. Penyusunan DED Kawasan Permukiman RSH
 Pek.DED Pembangunan /Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
 Pek. Perecanaan Teknis Pembangunan/Rehabilitasi sekolah Kab. Majene
 Pek. DED Pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Mikro hidro
 Pek.DED Lingkup Dinas Kesehatan Kab. Luwu timur
 Rehabilitasi Saluran Pembuangan DI.kanjiro
 Penyusunan master plan dan desain teknis drainase kota nduga proyek
pengembangan saluran irigasi yang tersebar di kabupaten nduga - papua
 DED pembangunan rumah negara/rumah dinas kanwil kemenkumham
sulawesi barat
 Perencanaan lanjutan pembangunan rumah operasional T.45, 4 unit
 Pek.DED Kawasan Pusat KTM Sarudu Baras
 Pek.Per DED Lingkungan Rumah Sederhana Sehat
 Pekerjaan SID PELABUHAN ASDP MUNTE
 Pek. DED Pembangunan Gedung RSUD Polewali (Gedung Poliklinik,
Radiologi,Gedung ICU, Pemulasaran Jenasah dan Peningkatan Kualitas
Bangunan Rumah Sakit
 Pek. Per Pembangunann Pasar Tradisional Modern Rappang Kec.
Pancarijang Kab.Sidrap
 Pek. Per.teknis Pembangunan Sarana dan Prasarana Kantor Sekkretariat
DPRD Kab. Majene
 Pek. Per DED Lingkup Dinas Klesehatan Kab. Luwu Timur
 Pek.Per.DED Teknis Rehabilitasi SD Dinas Pendidikan Kab,Majene
 Pek.Per Selasar Pembangunan Selasar RSUD Polewali
 Pek. Per lanjutan Pembangunan nRumah Operasional (Type 45, 6 Unit)
 Pek.Per Teknis Pembangunan Takud Jalan
 Pek.Per (DED) Pembangunan Gedung Ponek RSUD Polewali
 Pek. Per Lanjutan pembangunan Rumah Operasional Type 45 8 Unit
 Pek.Perencanan Pembangunan Jaringan Irigasi Kab. Pinrang
 Pek.Per Teknis Peningkatan Jalan Hotmiks Ruas Uwea-Sawakong
 Pek. Per Pembuatan Jaringan Air Bersih dan reservoir
 Pek Per.teknis Pembangunan Gedung Ruang Rapat Direksi dan Dharma
wanita PDAM Kota makassar
 Pek.Per.Pembangunann Rumah Op. Type 50 2 Unit
 Identifikasi Calon Lokasi Transmigrasi di Kab. Mamasa (lokasi Masoso
Kec. Bambang)
 Pek.Per. Paving Blok Pusdiklat mendagri Regional Makassar
 Pek.Per Teknis Pembangunan gedung Istalasi Gisi dan laundry RSUD
Ajjapange Kab.Soppeng
 Peke.Petr Teknis Rehab gedung Pendidikan dan Rehab lantai Pedestrian
 Pek.Per Teknis Jalan terseba di kab.takalar
 Pek.Per teknis Ruas Dalam Dusn Walimpong dan Ruas Cendranae sawille
 Pek.Penyusunan DED Kawasan Rumah Sederhana Sehat
 Survey dan Desain Pompanisasi Jaringan Irigasi sawah tada hujan
 Pekr Per. Rehabilitasi Rumah Jaga TMS Pulau Dewakkang Kab.
Pangkajene
 Pekr Per. Rehabilitasi Rumah Jaga TMS Pulau Dewakkang Kab. Mamuju
Utara
 Pek.Per.gedung Workshop 550 M2
 Perencanaan Jembatan Pembangunan Jembatan Beton Sungai Mappakkae
 Perencanaan Jembatan Pembangunan Jembatan Beton Sungai Tobukkang
 Perencanaan Teknis Jembatan Bajeng, dan Ofrit
 Review Master Plan dan RTT Bandara Kabare & Limalas
 Identifikasi Inprastruktur Jalan Lingkungan Lintas Kab\Kota
 Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Tokalimbo
 Penyunan Dokumen Rencana Induk pelabuhan Kalukalukuang
 Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk pelabuhan Merauke
 Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan
 Pek.Peredncanaan Peningkatan Kuialitas Perumahan
 Pe.Perencanaan Tanggul Kolam Ikan
 Pengukuran dan Pemasaran Tanda Batas Calon Areal HPL Lokasi Kimtrans
Sarambu Magadang Kab.Toraja Utara
 Pekerjaan Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Ruas Beton Jl.Ince
Dg.Parani
 Perencanaan Penyusunan Master Plan dan Per arsitektur
 SID Embung Kab.Bone
 Perencanaan Peningkatan Jalan Poros Monro-Monro Taman Roya Kec
Tamalate
 Perencanmaan Peningkatan Jalan Poros Pandang – Pandang –Bungung-
Bungung
 Perencanaan Jalan Peningkatan Jalan Poros Belokkalong Embo
Kec.Binamu
 Inventarisasi Luasan Irigasi Mikro dalam Peningkatan daya Dukung Air
Pada Perkumpulan Petani Pemakai air (P3A) di Kab.Soppeng
 Perencanaan Teknis wilayah 6
 Perencanaan Teknis Pengembangan Irigasi Wilayah I
 Perencanaan Jembatan Muara Sungai Bialo (Situ Baru)
 Per. Teknis Ruas sp Mading –Anetue
 Pek.Perencanaan Peningkatan Kuialitas Perumahan
 Per. /Design Kegiatan pembangunan Jembatan (DAU)
 Perncanaan Pengadaan Kapal Purse saine
 Perencanaan pembangunan Gedung Poliklinik dan UGD RSUD Morowali
 Pekerjaan Paket II Per/DED Pem. Jalan DAK TA.2018
 Sondir Penambahan Titik Sondir, Boring Testep Bandara
Pengguna Jasa Kontrak Tanggal Selesai
Menurut
Bidang /
Ringkasan
Nama Paket Sub Berit
NO Lingkup Lokasi
Pekerjaan Bidang Acar
Pekerjaan Alamat/No. No. / Nilai
Pekerjaan Nama Kontrak Penyer
Telepon Tanggal ( Rp )
n Lapo
Akhi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TAHUN 2010
 Survey Jl.jend
Pek. Perencanaan  Worskhop 06.6.2/
Dinas ahmad Yani
Peningkatan  Seminar KONT.KON
Sipil Kabupaten pekerjaan (Km 4) Pros
01 Pembangunan Jalan  Pelaporan ST/BM- 65.000.000,- 20/04/2010 21/05/201
Transfortasi Majene Umum Majene
dan Jembatan di Kab. DPU/IV/
Kab.Majene Mamuju
Majene 2010
(0422)-21008
 Survey Departemen
 Worskhop PU Dirjen Jl. Jend Urif
 Seminar No.
Cipta karya SumoharjoK
Pek. Penyusunan  Pelaporan KU.08.08/05
Arsitektur/ Kab. Satker m. 6
05 DED.Kawasan /DED/PPK.P 73.390.000,- 15/03/2010 15/06/201
Sipil Jrneponto Pengembanga Panaikang
Agropolitan Kelara TPP-SS/201
n Kawasan Tlp. (0411)-
0
permukiman 442593
Sulsel
TAHUN 2011
 Survey Dinas
Pek. Perencanaan  Worskhop Jl. Salotungo Nomor:
Pekerjaan
teknis peningkatan  Seminar No. 78 14/SPMK-
Sipil Kec. Lalabata Umum
01 jalan ruas malaka –  Pelaporan Watangsopp JK/PPK/PU/ 25.000.000,- 12/09/2011 11/10/201
Transfortasi Kab. Soppeng pemerintah
mari-mari+ruas eng Tlp. IX/2011
kabupaten
dabbare - lempa (0484) 21591 12/Sep/2011
soppeng
 Survey Kementrian
 Worskhop Jl. Jend Urif
PU.Dirjen No.
 Seminar SumoharjoK
Pek. Penyusunan Cipta Satker KU.08.08/01
Arsitektur/  Pelaporan m. 6
02 DED Kawasan Kab. Gowa Pengembanga 3-4/SPK/PP 99.341.000,- 10/02/2011 27 /02/20
sipil Panaikang
Permukiman RSH n Kawasan K.PTPP-
Tlp. (0411)-
Permukiman SS/2011 Tgl
442593
Prov.Sulsel
 Survey Jl pros Trans
 Worskhop Dinas Sosial No.
Pek.DED Kawasan Sulawesi
Arsitektur/  Seminar dan Tenaga 560/43/SPK/
03 Pusat KTM Sarudu Mamuju Utara Pasang Kayu 49.995.000,- 27/10/2011 27/11/201
Sipil  Pelaporan Kerja Ka. X/2011 Tgl
Baras Kod Pos
Mamuju Utara 27 Okt 2011
91571`
 Survey Jl pros Trans No.
Penyusunan Site Plan  Worskhop Dinas Sosial
Sulawesi 560/41/SPK/
Kawasan Kota Arsitektur/  Seminar dan Tenaga
04 Mamuju Utara Pasang Kayu X/2011/SOS 49.995.000,- 27/10/2011 27/11/201
Terpadu Mandiri Sipil  Pelaporan Kerja Ka.
Kod Pos NAKERTRA
(KTM) Sarudu Baras Mamuju Utara
91571` NS
Kawasan  Survey
 Worskhop Satuan
Permukiman No.
 Seminar Pengembanga
Perdesaan Jl. Gatot 22.06/14/Ko
Penyusunan Detail  Pelaporan n Permukiman
05 Potensial Kab. Majene Subroto No. ntrak/APBN 95.000.000,- 22/06/2011 21/10/201
Desain Tahun 2012 Perdesaan
yang 1 Mamuju /PKP-DB/VI/
Provinsi
meningkatka 2011
Sulawesi Barat
n Kualitasnya
TAHUN 2012
 Survey
Dinas Bina Jl. Sam No.
Pek.Per Teknis  Worskhop
Kab.Bulukumb Marga Ratulangi No. 40/SPK/PPK
01 Pembangunan Talud Sipil  Seminar 29.900.000,- 28/05/2012 16/06/201
a Kab.Bulukumb 20 Tlp.0413- /DBM/V/201
Jalan  Pelaporan
a 81095 2

TAHUN 2013
 Survey
Pek.Per Teknis Jl.
 Worskhop 24/KTR/
Peningkatan Jalan Sipil Dinas PU Diponegoro
01  Seminar Kab. Takalar PUD-BM/ 31.650.000,- 04 /03/2013 04/05/201
Hotmiks Ruas Uwea- Transportasi Kab.Takalar No. 78 A Tlp
 Pelaporan III/2013
Sawakong 0418-21148
 Survey
Jl.
 Worskhop 1225/KTR-
Perencanaan Teknis Sipil Dinas PU Diponegoro
02  Seminar Kab. Takalar DAU/PUD- 32.000.000,- 28/10/2013 11/11/201
Jalan Yang tersebar Transportasi  Kab.Takalar No. 78 A Tlp
Pelaporan BM?X/2013
di Kab Takalar 0418-21148
 Survey
Pemasangan Paving Kementrian
 Worskhop Jl. 027/118/
Blok Pudiklat Sipil dlam Negeri
03  Seminar Makassar Paccerakkan Pusdiklatre 28.550.000,- 04/03/2013 02/04/201
Kemendagri Regional Transportasi Pusdiklat
 Pelaporan g Daya g
Makassar Regional
 Survey
Dinas Tata
Penyusunan DED  Worskhop Jl. A.
Ruang dan 056/407/.A/
04 Kawasan Rumah Sipil  Seminar Kab. Wajo Pettarani No. 97.730.000,- 11/11/2013 15/12/201
Permukiman PP
Sederhan Sehat  Pelaporan 90
Sulsel
 Survey
Perencanaan Teknis
 Worskhop 089/SPK-
Ruas Dalam Dusun Sipil Dinas PU Kab, Jl.Salutungo
05  Seminar Kab. Soppeng Konslt/PU/ 49.115.000,- 23/03/2013 25/04/201
Walimpong dan Ruas Transportasi Soppeng No. 78
 Pelaporan III/2013
Cennae Sawile

TAHUN 2014
Perencanaan  Survey Dinas Sosial, No.595/52/
 Worskhop Jl. Bau
Jembatan Tenaga Kerja SPK/
 Seminar Baharuddin
02 Pembangunan Sipil Wajo dan Dinsosnake 49.750.000,- 04/08/2014 04/12/201
 Pelaporan No. 11
Jembatan Beton Transmigrasi rtrans/VIII/
(0485)21104
Sungai Mappakkae Kab. Wajo 2014
Perencanaan  Survey Dinas Sosial, No.595/54/
 Worskhop Jl. Bau
Jembatan Tenaga Kerja SPK/
 Seminar Baharuddin
02 Pembangunan Sipil Wajo dan Dinsosnake 45.000.000,- 04/08/2014 04/12/201
 Pelaporan No. 11
Jembatan Beton Transmigrasi rtrans/VIII/
(0485)21104
Sungai Tobukkang Kab. Wajo 2014
 Survey
Perencanaan Teknis Dinas Jl/
 Worskhop 20/KTR-
Jembatan Bajeng, pekerjaan Diponegoro
03 Sipil  Seminar Takalar DAU/PUD- 23.900.000,- 10/03/2014 08/04/201
dan Ofrit Umum Kab. No. 78 (0418-
 Pelaporan BM/III/2014
Massamaturu Takalar 21148
TAHUN 2015
 Survey
Identifikasi Dinas Tata
 Worskhop Jl.A.Pettarani
Inprastruktur Jalan Ruang dan 056/396/
01 Sipil  Seminar Kab.Barru No.90 Tlp. 49.550.000,- 09/03/2015 09/07/201
Lingkungan Lintas Permukiman AB&PLP
 Pelaporan (0411)458489
Kab\Kota Prov.Sulsel
Pekerjaan  Survey
 Worskhop Jl. 408/KTR-
Perencanaan Teknis
 Seminar Dinas PU Diponegoro DAK/PUK-
02 Peningkatan Jalan Sipil Kab.Takalar 22.400.000,- 31/07/2015 29/08/201
 Pelaporan Kab.Takalar No. 78 A Tlp. SDA/VII/
Ruas Beton Jl.Ince
0418-21148 2015
Dg.Parani
Perencanaan  Survey Jl. Pelita No. 05/SPK/
Peningkatan Jalan  Worskhop 15 Bonto DPU-BM/
 Seminar Kab. Dinas PU kab.
03 Poros Monro-Monro Sipil sungguh RENC-PL/ 29.850.000,- 20/07/2015 13/08/201
 Pelaporan Jeneponto Jeneponto
Taman Roya Kec Kab.Jenepon DAK.T-UD/
Tamalate to VII/2015
Perencanmaan  Survey Jl. Pelita No. 05/SPK/
Peningkatan Jalan  Worskhop 15 Bonto DPU-BM/
 Seminar Kab. Dinas PU kab.
13 Poros Pandang – Sipil sungguh RENC-PL/ 49.625.000,- 20/07/2015 13/08/201
 Pelaporan Jeneponto Jeneponto
Pandang –Bungung- Kab.Jenepon DAK.T-UD/
Bungung to VII/2015
 Survey Jl. Pelita No. 04/SPK/
Perencanaan Jalan  Worskhop 15 Bonto DPU-BM/
Peningkatan Jalan  Seminar Kab. Dinas PU kab.
14 Sipil sungguh RENC-PL/ 49.450.000,- 20/07/2015 13/08/201
Poros Belokkalong  Pelaporan Jeneponto Jeneponto
Kab.Jenepon DAK.T-UD/
Embo Kec.Binamu
to VII/2015
 Survey
Perencanaan Jl. Sam 01-
 Worskhop Dinas Bina
Jembatan Muara Kab.Bulukumb Ratulangi No. Renc.Jbtn/
18 Sipil  Seminar Marga Kab. 349.950.000,- 13/08/2015 10/11/2
Sungai Bialo (Situ a 20 Tlp. (0413) SPK/DBM/
 Pelaporan Bulukumba
Baru) 81095 VII/2015
 Survey
03/SPK/
 Worskhop Jl.Salotungo
Per. Teknis Ruas sp Dinas PU KSLT/RPJ-
19 Sipil  Seminar Kab.soppeng No.78 Tlp. 49.813.000,- 02/02/2015 03/03/2
Mading –Anetue Kab.Suppeng DAK/PU/II/
 Pelaporan (0484) 21591
2015
 Survey
Jl. 02/SPMK-
Per. /Design Kegiatan  Worskhop Dinas Bina
Jend.Sudirm KONS/PPK
21 pembangunan Sipil  Seminar Kab.Luwu Marga 21.300.000,- 26/01/2015 24/02/201
an Tlp 0471- —PJB/DAU-
Jembatan (DAU)  Pelaporan Kab.Luwu
3314177 BM/I2015
Pengukuran dan  Survey
Pemsangan Batas  Worskhop Dinas Tenaga Jl. Perintis
Calon Areal HPL  Seminar Kab.Toraja Kerja dan Kemerdekaa 139/X/
22 Sipil  Pelaporan 48.790.000,- 23/10/2015 22/12/201
Lokasi Kimtrans Utara Transmigrasi n 12 No. 69 PKP2T/2015
Sarambu Magandang Prov. Sulsel Makassar
Kab. Toja Utara
TAHUN 2016
Peningkatan Jl. Beton  Survey
Ruas Tana-  Worskhop
Tana )Lanjutan ,  Seminar
Peningkatan Jalan  Pelaporan
Jl.
Beton Tuas 2042/KTR-
Sipil DPU Kab. Diponegoro 30/09/201614/
01 Bontopoko Jab. Takalar DAU/PUK- 49.800.000,- 20/08/201
Transportasu Takalar No. 78A 10/2016
Pallantukan dan BM/IX/2016
Takalar
Peningkatan Jalan
Beton Ruas
Kompleks Pasar
Sentral Lanjutan
TAHUN 2017
 Survey
Dinas Jl.Tumanuru 06/DPUPR-
Pekerjaan Paket II  Worskhop
Sipil penataan ng No. 2 PJ.DAK/ 1.250.575.000
01 Per/DED Pem. Jalan  Seminar Kab. Gowa 05/09/2017 03/12/201
Transportasi Ruang Kab. sungguminas KONT/IX/ ,-
DAK TA.2018  Pelaporan
Gowa a 2017
 Survey 13/SPP-
 Worskhop Jl. Trikora KONTRAK/
Sondir Penambahan  Seminar Dinas PU Kab.
Sipil Bukit PERENCAN 1.088.000.000
02 Titik Sondir, Boring  Pelaporan Kab. Halteng Halmahera 24/08/2017 22/09/201
Transfortasi Laoteglas, AAN/DAU/ ,-
Testep Bandara tengah
Weda DPUPR-
HY/VIII/2017
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 ( SEPULUH ) TAHUN TERAKHIR .

Sejak berdiri sampai sekarang telah melaksanakan berbagai jenis pekerjaan pada bidang perencanaan,
pengawasan, survey investigasi, pendampingan masyarakat / community development. Adapun garis
besar jenis pekerjaan adalah sebagai berikut :
 Survey Investigasi Design dan Perencanaan Teknis Kegiatan Rehabilitasi sedang/berat
Rumah Dinas Pada Bagian Umum Sekretariat Daerak Kab. Bulukumba Ta. 2009
 Pek. Study kelayakan Pelabuhan Rakyat Munte Kec. Bone-Bone
 Pek.Study Kelayakan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palipi
 Pek. Penelitian dan Perencanaan TPO (Tanggul Penahan Ombak) Paket II
 Pek. Perencanaan Pemeliharaan Gedung Kantor Kementrian Agama Kota makassar
 Pek. Perencanaan Peningkatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di Kab. Majene
 Pek. Penyusunan Master Plan Drainase Kota Bantaeng
 Pek. DED 1 unit Rehab sedang SMP 1 Malunda, 2 RKB SMP 6 Majene, 3 rehab.Sedang
Ruang Belajar SMP 4 Majene, 4 Unit Rehab sedang SMP 3 malunda
 Pek. Penyusunan DED.Kawasan Agropolitan Kelara
 Pek. Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah Kab. Bantaeng
 Pek. Per.Prasarana dan Sarana Air Bersih Sistem Perpipaan dan Pembuatan Sumur Bor
 Pek. Perencanaan Pembangunan Gedung Operasional Type 45915 Unit, Lanjutan)
 Pek Survey Design Pembangunan Gedung Kantor
 Penysunan RDTR Kota Masamba Kab Luwu Utara
 Pek. Perencanaan teknis (DED) lingkup dinas kesehatan kabupaten luwu timur
 Pek. Perencanaan teknis peningkatan jalan ruas malaka – mari-mari+ruas dabbare - lempa
 Pek.DED Penyusunan DD Tahun 2012 Kawasan permukiman Perdesaan Potensial yang
Meningkat Kualitasnya (Kab. Majene 04) Ta. 2011
 Pek. Penyusunan DED Kawasan Permukiman RSH
 Pek.DED Pembangunan /Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
 Pek. Perecanaan Teknis Pembangunan/Rehabilitasi sekolah Kab. Majene
 Pek. DED Pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Mikro hidro
 Pek.DED Lingkup Dinas Kesehatan Kab. Luwu timur
 Rehabilitasi Saluran Pembuangan DI.kanjiro
 Penyusunan master plan dan desain teknis drainase kota nduga proyek pengembangan
saluran irigasi yang tersebar di kabupaten nduga - papua
 DED pembangunan rumah negara/rumah dinas kanwil kemenkumham sulawesi barat
 Perencanaan lanjutan pembangunan rumah operasional T.45, 4 unit
 Pek.DED Kawasan Pusat KTM Sarudu Baras
 Pek.Per DED Lingkungan Rumah Sederhana Sehat
 Pekerjaan SID PELABUHAN ASDP MUNTE
 Pek. DED Pembangunan Gedung RSUD Polewali (Gedung Poliklinik, Radiologi,Gedung
ICU, Pemulasaran Jenasah dan Peningkatan Kualitas Bangunan Rumah Sakit
 Pek. Per Pembangunann Pasar Tradisional Modern Rappang Kec. Pancarijang Kab.Sidrap
 Pek. Per.teknis Pembangunan Sarana dan Prasarana Kantor Sekkretariat DPRD Kab.
Majene
 Pek. Per DED Lingkup Dinas Klesehatan Kab. Luwu Timur
 Pek.Per.DED Teknis Rehabilitasi SD Dinas Pendidikan Kab,Majene
 Pek.Per Selasar Pembangunan Selasar RSUD Polewali
 Pek. Per lanjutan Pembangunan nRumah Operasional (Type 45, 6 Unit)
 Pek.Per Teknis Pembangunan Takud Jalan
 Pek.Per (DED) Pembangunan Gedung Ponek RSUD Polewali
 Pek. Per Lanjutan pembangunan Rumah Operasional Type 45 8 Unit
 Pek.Perencanan Pembangunan Jaringan Irigasi Kab. Pinrang
 Pek.Per Teknis Peningkatan Jalan Hotmiks Ruas Uwea-Sawakong
 Pek. Per Pembuatan Jaringan Air Bersih dan reservoir
 Pek Per.teknis Pembangunan Gedung Ruang Rapat Direksi dan Dharma wanita PDAM
Kota makassar
 Pek.Per.Pembangunann Rumah Op. Type 50 2 Unit
 Identifikasi Calon Lokasi Transmigrasi di Kab. Mamasa (lokasi Masoso Kec. Bambang)
 Pek.Per. Paving Blok Pusdiklat mendagri Regional Makassar
 Pek.Per Teknis Pembangunan gedung Istalasi Gisi dan laundry RSUD Ajjapange
Kab.Soppeng
 Peke.Petr Teknis Rehab gedung Pendidikan dan Rehab lantai Pedestrian
 Pek.Per Teknis Jalan terseba di kab.takalar
 Pek.Per teknis Ruas Dalam Dusn Walimpong dan Ruas Cendranae sawille
 Pek.Penyusunan DED Kawasan Rumah Sederhana Sehat
 Survey dan Desain Pompanisasi Jaringan Irigasi sawah tada hujan
 Pekr Per. Rehabilitasi Rumah Jaga TMS Pulau Dewakkang Kab. Pangkajene
 Pekr Per. Rehabilitasi Rumah Jaga TMS Pulau Dewakkang Kab. Mamuju Utara
 Pek.Per.gedung Workshop 550 M2
 Perencanaan Jembatan Pembangunan Jembatan Beton Sungai Mappakkae
 Perencanaan Jembatan Pembangunan Jembatan Beton Sungai Tobukkang
 Perencanaan Teknis Jembatan Bajeng, dan Ofrit
 Review Master Plan dan RTT Bandara Kabare & Limalas
 Identifikasi Inprastruktur Jalan Lingkungan Lintas Kab\Kota
 Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Tokalimbo
 Penyunan Dokumen Rencana Induk pelabuhan Kalukalukuang
 Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk pelabuhan Merauke
 Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan
 Pek.Peredncanaan Peningkatan Kuialitas Perumahan
 Pe.Perencanaan Tanggul Kolam Ikan
 Pengukuran dan Pemasaran Tanda Batas Calon Areal HPL Lokasi Kimtrans Sarambu
Magadang Kab.Toraja Utara
 Pekerjaan Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Ruas Beton Jl.Ince Dg.Parani
 Perencanaan Penyusunan Master Plan dan Per arsitektur
 SID Embung Kab.Bone
 Perencanaan Peningkatan Jalan Poros Monro-Monro Taman Roya Kec Tamalate
 Perencanmaan Peningkatan Jalan Poros Pandang – Pandang –Bungung-Bungung
 Perencanaan Jalan Peningkatan Jalan Poros Belokkalong Embo Kec.Binamu
 Inventarisasi Luasan Irigasi Mikro dalam Peningkatan daya Dukung Air Pada Perkumpulan
Petani Pemakai air (P3A) di Kab.Soppeng
 Perencanaan Teknis wilayah 6
 Perencanaan Teknis Pengembangan Irigasi Wilayah I
 Perencanaan Jembatan Muara Sungai Bialo (Situ Baru)
 Per. Teknis Ruas sp Mading –Anetue
 Pek.Perencanaan Peningkatan Kuialitas Perumahan
 Per. /Design Kegiatan pembangunan Jembatan (DAU)
 Perncanaan Pengadaan Kapal Purse saine
 Perencanaan pembangunan Gedung Poliklinik dan UGD RSUD Morowali
 Pekerjaan Paket II Per/DED Pem. Jalan DAK TA.2018
 Sondir Penambahan Titik Sondir, Boring Testep Bandara
PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN
SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
Pekerjaan Rencana Induk Pelabuhan Tokalimbo Luwu
1. Nama Pekerjaan :
Timur Tahun Anggaran 2015

2. Pengguna Jasa : Pemerintah Prov. Sulawesi Selatan Dinas Perhubungan

3. Lokasi Proyek : Tukalimbo-Luwu Timur , Provinsi Sulawesi Selatan


 
4. Nilai Kontrak : Rp. 780.000.000,-
 
5. No. Kontrak : SP.30/PLLASDP-SS/III/2015

6. Periode : Tgl 12 April 2006-31 Mei 2006

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA 

Tenaga Ahli Asing …………. OB


8. Jumlah Tenaga Ahli :  Tenaga Ahli Indonesia 08 OB
 
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) 
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
 
  Posisi Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan emprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional 
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 

  f. Membuat Album Peta 

Pekerjaan Master Plan Banda Udara Kabare dan Lamalas


1. Nama Pekerjaan :
di Kabupaten Raja Ampat Propinsi Papua Barat
2. Pengguna Jasa : Kementrian PU Balai Sumber Daya Air

3. Lokasi Proyek : Kabupaten Raja Ampat Papua Barat


 
4. Nilai Kontrak : Rp. 1.250.000.000,-
 
5. No. Kontrak : 050.1/13/180/KONTRAK/RMRKL/IV/2014

6. Periode : Tgl 23 April 2014-22Agustus2014

PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
7. Alamat :
JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal :
INDONESIA 
Tenaga Ahli Asing …………. OB
8. Jumlah Tenaga Ahli :  Tenaga Ahli Indonesia 08 OB
 
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) 
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
 
  Posisi Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan emprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional 
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 

PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN


SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
Study Amdal Penyusunan Daerah Irigasi (D.I) Linomoi
1. Nama Pekerjaan :
Kabupaten Konawe Utara Tahun Anggaran 2015.

2. Pengguna Jasa : Sumber Daya Air Kementrian PU


3. Lokasi Proyek : Konawe Utara – Sulawesi Tenggara

 
4. Nilai Kontrak : Rp.593.000.000,-
 

5. No. Kontrak : 05.d.1/KONTRAK /PSPK/N/08/2005 25 Agustus 2015

6. Periode : Tgl 21 April. 2005

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing  …………. OB
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli  --------------OB
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) 
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
   
  Posisi Keahlian Jumlah Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan Pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional 
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta  

PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN


SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
Penyusunan master plan dan desain teknis drainase kota
1. Nama Pekerjaan : nduga proyek pengembangan saluran irigasi yang
tersebar di kabupaten nduga – papua
Pemerintah Provinsi Sulawesi BaratDinas Perikanan
2. Pengguna Jasa :
dan Kelautan

3. Lokasi Proyek : Dinas PU dan Perhubungan Kab. Mduga


4. Nilai Kontrak : Rp.950. 000.000,-  
 
No. 06/KONTRAK/KONS-PJPPG/BM/PU-DG/2011
5. No. Kontrak :
01 april 2011

6. Periode : Tgl 21 Nop. 2005

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing  …………. OB
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli  --------------OB
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) 
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. OB ………….. OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
   
  Posisi Keahlian Jumlah Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan Pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional 
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta  

PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN


SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
Pekerjaan Penyusunan Master Plan Drainase Kota
1. Nama Pekerjaan :
Bantaeng
2. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar

3. Lokasi Proyek : Kota Makassar , Provinsi Sulawesi Selatan

4. Nilai Kontrak : Rp.590. 250.000,- 

5. No. Kontrak : No. 600/03/SP-REN-PSDG/PP/PUK/IV/2010

6. Periode : Tgl 01/04/2010-30/06/2010

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing …………. OB  
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 

PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN


SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
Pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan Master Plan
1. Nama Pekerjaan :
Kesehatan Tana Toraja Tahun Anggaran 2011
2. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar

3. Lokasi Proyek : Kota Makassar , Provinsi Sulawesi Selatan

4. Nilai Kontrak : Rp.549.578.000,- 

5. No. Kontrak : 050/7/10.130/SP/MPK/Bappeda/VIII/2011

6. Periode : Tanggal 06 06 Agustus 2011

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing …………. OB  
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 

PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN


SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
Survey Hidro Oceonografi
(Tidal,Topografi ,Wave,Current,Soil Quality,Geologi,
1. Nama Pekerjaan : dan Climate)Assist company to analisis, data collection,
Reporting avalaible on english , and assits to Get Permit
Port
2. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar

3. Lokasi Proyek : Kota Makassar , Provinsi Sulawesi Selatan

4. Nilai Kontrak : Rp.349.578.000,- 

5. No. Kontrak : 050/313/KONT/BM/2005 tgl 10 Agt 2005

6. Periode : Tgl 05 Des. 2013

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
8. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing …………. OB  
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 

PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN


SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
Pekerjaan Penyusunan Detail Desain (SID)
1. Nama Pekerjaan : Pembangunan Pelabuhan Fery Pamatata Tahun
Anggaran 2010
2. Pengguna Jasa : Dinas Perhubungan dan Komimfo

3. Lokasi Proyek : Kabupaten Selayar

4. Nilai Kontrak : Rp.90. 500.000,- 

5. No. Kontrak : 02/Kont-Pgws.DP2ID/V/2010

6. Periode : Tgl 03 Mei 2010

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing …………. OB  
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) …………..…………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 

PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN


SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR

1. Nama Pekerjaan : Penysunan RDTR Kota Masamba Kab Luwu Utara


2. Pengguna Jasa : Dinas Perhubungan dan Komimfo

3. Lokasi Proyek : Kabupaten Luwu Utara

4. Nilai Kontrak : Rp.540. 000.000,- 

5. No. Kontrak : No. 002/PPK/RDTR/DPU-LU/VI/2010

6. Periode : Tgl 17/07/2010-20/09/2010

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing …………. OB  
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 
PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN
SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR

1. Nama Pekerjaan : Pekerjaan SID PELABUHAN ASDP MUNTE


2. Pengguna Jasa : Dinas Perhubungan dan Komimfo

3. Lokasi Proyek : Kabupaten Luwu Utara

4. Nilai Kontrak : Rp.266. 000.000,- 

5. No. Kontrak : No. 002/PPK/RDTR/DPU-LU/VIII/2010

6. Periode : Tgl 23/08/2010-20/12/2010

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing …………. OB  
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 
PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN
SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR

Pekerjaan Study Kelayakan Pengembangan Pelabuhan


1. Nama Pekerjaan :
Perikanan Nusantara Palipi
2. Pengguna Jasa : Dinas Perhubungan Propinsi Sulawesi Barat

3. Lokasi Proyek : Majene – Sulbar

4. Nilai Kontrak : Rp.299. 365.000,- 

5. No. Kontrak : 523/1114/DKP/X/2009

6. Periode : Tgl 01 Oktober 2009

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing …………. OB  
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1
b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1
c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 
PENGALAMAN PERUSAHAAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN
SEJENIS KURUN WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR

Pekerjaan Study kelayakan Pelabuhan Rakyat Munte


1. Nama Pekerjaan :
Kec. Bone-Bone
2. Pengguna Jasa : Dinas Perhubungan dan Komimfo Luwu Utara

3. Lokasi Proyek : Luwu Utara - Masamba

4. Nilai Kontrak : Rp.255. 000.000,- 

5. No. Kontrak : 06/SPP-KONT/FS/DISHUB/VII/2009

6. Periode : Tgl 01 Juliu– 26 Sep. 2009

Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) : PT.GLOBAL MADANINDO KONSULTAN


7. Alamat : JL. PERDAMAIAN III NO. 23 MAKASSAR
Negara Asal : INDONESIA   
Tenaga Ahli Asing …………. OB  
8. Jumlah Tenaga Ahli :
Tenaga Ahli Indonesia 08 OB  
9. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah atu)  
  Asing Indonesia
  a. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  b. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  c. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  d. (Nama Perusahaan) ………….. …………..
OB OB
  Tenaga ahli tetap yang terlibat :  
Jumlah
  Posisi Keahlian
Orang
 a. Team Leader Ahli Perencanaan Wilayah 1

b. Ahli Analis Sistem Ahli Analis Sistem 1


c. Ahli Database Ahli Database Dan pemprograman 1
d. Ahli Sistem Informasi Geografis Ahli Sistem Informasi Geografis 1
  Uraian Pekerjaan :  
  a. Mengumpulkan data - data lapangan dan instansional  
  b. Membuat Laporan Pendahuluan 
  c. Membuat Laporan Antara 
  d. Membuat Laporan Draft Rencana 
  e. Membuat Laporan Rencana 
  f. Membuat Album Peta 

B.
TANGGAPAN DAN PEMAHAMAN
TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA
1. Latar Bealakang

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan merupakan salah satu usaha pemerintah Kabupaten
Halmahera Tengah untuk menunjang pencapaian sasaran Pembangunan Nasional.
Salah satu Aspek Pembangunan Jalan dan Jembatan sangat terkait dengan pemerataan pembangunan
beserta hasil- hasilnya adalah pengembangan Prasarana Jalan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi
permukaan jalan sesuai dengan tingkat laju pertumbuhan lalu lintas yang diakibatkan dengan
pertumbuhan ekonomi yang makin meningkat.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Halmahera Tengah adalah aparat dari Pemerintah
Kabupaten Halmahera Tengah yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam Program
Pembangunan Jalan dan Jembatan pada kawasan Kabupaten Halmahera Tengah.
Berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi dan Peraturan Pemerintah
nomor 28 tahun 2000, tentang usaha dan peran masyarakat konstruksi serta keterbatasn personil Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, maka untuk mengoptimalkan hasil program tersebut diatas, maka
perlu pelibatan konsultan dalam melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Teknis Pekerjaan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud kegiatan ini adalah adanya pelibatan konsultan sebagai perpanjangan tangan dari Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam melakukan Perencanaan Teknis.
Sedangkan Tujuan kegiatan ini adalah melaksanakan Perencanaan Teknis, agar perencanaan pekerjaan
dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan tepat desain.

3. SASARAN
1) Tersedianya dokumen perencanaan teknis jembatan untuk penanganan/pelaksanaan fisik jembatan
kabupaten.
2) Tersedianya dokumen pengadaan termasuk dokumen analisa harga satuan, spesifikasi eknik dan
gambar rencana sebelum jadwal penanganan/pelaksanaan fisik.

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMENB

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Halmahera Tengah.

5. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan dibiayai APBD Kabupaten Halmahera Tengah Tahun Anggaran 2018
Sebesar Rp. 200.000.000,-.

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG, SERTA ALIH


PENGETAHUAN

a. Lingkup Kegiatan

1. Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi topografi,
geologi, tata guna lahan, lalulintas, serta lingkungan
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000, daerah rawan bencana, dokumen
tanah terdahulu, dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi proyek

c) Keluaran Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :


(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),
(2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan,
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil atau lembar rencana, bagian-bagian yang
umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan), dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.

2. Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan
aspekaspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survey detail/survey berikutnya
dan harus dilakukan oleh seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah disetujui sebagai panduan
pelaksanaan survey recon dilapangan yang meliputi kegiatan:
(a) Studi literature
Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data pendukung perencanaan baik data sekunder
maupun data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal (bila ada).
(b) Koordinasi dengan instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi/ unsur-unsur terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan.
(c) Diskusi perencanaan di lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya dan membuat usul
perencanaan di lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda di
lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing- masing
yang akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali.
(d) Survey pendahuluan upah, harga satuan danperalatan
Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga satuan, dan data peralatan yang akan
digunakan.
(e) Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan sungai, dengan pengamatan secara visual atau
menentukan jenis pengujian dengan peralatan yang sesuai.
(f) Menentukan jenis dan metoda penanganan yang sesuai.
(g) Menetapkan lokasi/ posisi jembatan untuk penggantian jembatan/ pembangunan jembatan
baru/ duplikasi jembatan, setelah berdiskusi dengan Bridge Engineer, Geoteknik Engineering,
Hidrologi Engineering dan Tenaga Ahli lain berdasarkan pengamatan lapangan.
(h) Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan/konfigurasi bentang jembatan serta teknik
pelaksanaan atau ereksinya.
(i) Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan :
1. Menentukan perkiraan pondasi yang paling baik untuk lokasi tersebut sehubungan dengan
material dan kondisi tanah.
2. Memperkirakan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi jembatan baru dan lokasi
jembatan baru.
3. Mencatat banjir terbesar serta erosi yang pernah terjadi, apabila survai pendahuluan ini
dilaksanakan untuk pekerjaan perencanaan teknis pada lokasi sulit, dimana jembatan tersebut
akan melintasi sungai.
4. Membuat sketsa situasi rencana jembatan baru serta profil sungai pada lokasi jembatan baru.
5. Mencatat material yang tersedia di sekitar lokasi jembatan, dan menyarankan jenis jembatan
yang paling efisien sesuai dengan material yang tersedia.
6. Mencatat harga-harga satuan yang ada pada daerah tersebut.
7. Memberikan rekomendasi untuk tahapan
8. pekerjaan selanjutnya serta menyarankan lokasi dan jumlah titik bor yang harus dilaksanakan.
9. Survey pendahuluan Hidrologi/ Hidrolika.

(j) Survey pendahuluan topografi Kegiatan yang dilakukan pada survey topografi adalah
 Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark di awal
dan akhir Pelaksanaan.
 Mengamati kondisi topografi.
 Mencatat daerah - daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus serta morfologi dan
lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor.
 Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
 Menyarankan posisi patok Benchmark pada lokasi/titik yang akan dijadikan referensi.

(k) Survey pendahuluan Drainase Kegiatan survey pendahuluan drainase diantaranya:


1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan dengan bentuk dan
kemirngan yang akan mempengaruhi pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
6. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
7. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang mungkin berpengaruh terhadap konstruksi
dan saran-saran yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan berikut.

(l) Survey pendahuluan Geologi & Geoteknik Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan
geologi dan geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber material,
dan mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan batasan-batasan
proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi lain
seperti GPS.

(m) Survey Pendahuluan Geometri Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan adalah :
 Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinyemen
horisontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya
oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimut dan kemiringan dengan helling meter)
dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara khusus untuk lokasi-
lokasi yang dianggap sulit, untuk memastikan trase yang dipilih akan dapat memenuhi
persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang
rencana trase jalan.
 Didalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal arus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi :
galian dan timbunan.
 Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam
pemilihan lokasi jembatan dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.

Dan setelah kami membaca dan memahami secara keseluruhan Kerangka


Acuan Kerja (KAK) yang ditawarkan pada pekerjaan tersebut. pada dasarnya kami konsultan
menyanggupi dan mengapreasiasi KAK tersebut di atas. Dan Konsultan berkeyakinan bias menyanggupi
dan mengikuti pedoman dan petunjuk berdasarkan KAK.
C.
PENDEKETAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

1. STANDAR / PEDOMAN PERENCANAAN


Dalam hal melaksanakan perencanaan, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini
ditetapkan dan dipakai sebagai dasar perhitungan. Referensi dimaksud adalah :

a. Tata Cara Pelaksanaan Survei Lalu Lintas, No. 01/T/BNKT/1990


b. Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota, No. 05/T/BNTK/1991
c. Tata Cara Survei Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota, No. 16/T/BNTK/1990
d. Petunjuk Perencanaan Trotoar, No. 07/T/BNTK/1990
e. Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Sk. SNI T-22-1991-03
f. Tata Cara Perencanaan Pemisah Jalan Kota, No. 14/T/BNTK/1990
g. Petunjuk Perencanaan Marka Jalan, No. 21/T/BNTK/1990
h. Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sesederhana Jalan Perkotaan, No.
002/T/BNTK/1991
i. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan, Maret 1992
j. Spesifikasi Perencanaan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan, No.
010/T/BNTK/1990

k. Peraturan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen,
SNI – 1732 – 1989 – F(SK BI – 2.3.26.1987)
l. Tata Cara Perencanaan Teknis Landscape Jalan, No. 033/T/BM/1996
m. Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan/Jalan Raya, SNI-1725-1989 F (SK
BI-1.3.28.1987)
n. Spesifikasi Umum Bina Marga 2010
o. Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.

2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Pada pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan dengan beberapa tahap diantaranya sebagai
berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN DAN DESAIN

a) Pengumpulan/Survai Data Sekunder dan Primer Survai lapangan dan


investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data sampai pada tingkat
ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi
lapangan aktual dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Penyedia Jasa
dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindari suatu kondisi bahwa
informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.

1). Pekerjaan Survey Pendahuluan


Dalam survai pendahuluan, konsultan wajib mengumpulkan sebanyak
mungkin data-data yang diperlukan untuk perencanaan lebih lanjut.
Untuk itu konsultan wajib melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengumpulkan dan meriview data-data mengenai alinyemen jalan
dan situasinya serta informasi lainnya secara umum, termasuk
didalamnya konfirmasi ruas yang akan ditangani.
2. Mengumpulkan dan mereview data lalu lintas.
3. Mengumpulkan dan mereview data banjir, erosi dan daerah
tergenang pada lokasi dari Dinas Bina Marga Kab. Bulukumba.
4. Mengumpulkan dan mereview pemilihan lokasi atau daerah-daerah
khusus yang diperkirakan banyak membantu dalam tahap
selanjutnya.
5. Mengumpulakan dan mereview data mengenai bahan-bahan /
materialmaupun peralatan yang tersedia yang dapat menentukan
jenis konstruksi.
6. Mengumpulkan dan mereview data harga satuan bahan dan
material dilokasi.
7. Membuat foto-foto dokumentasi mengenai kondisi lapangan
yangbersangkutan dan khusus untuk kepentingan lansekap jalan.
8. Memperhatikan usulan lainnya dari Dinas Bina Marga Kab.
Bulukumba.
9. Menyusun jadwal pelaksanaan dilapangan.
10. Mengumpulkan data-data sekunder lainnya yang diperlukan dan
dianggap penting.

Dari survai pendahuluan ini diharapkan konsultan sudah dapat mengusulkan


metode penelitian dan perencanaan yang akan di tetapkan dan
mengidentifikasi masalah- masalah yang mungkin timbul. Semua hasil survai
pendahuluan harus dilaporkan dalam Laporan Bulanan ( Bulan 01 ) lengkap
dengan foto ( asli ) untuk dikonsultasikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen sebagai dasar persiapan langkah selanjutnya.

2.) Survey dan Analisa Data Lapangan


A. Pekerjaan Jalan
Survey kondisi jalan yang diperlukan dan persyaratan teknis
yangtercakup di dalam pekerjaan ini, secara garis besarnya terdiri dari
bagian-bagian pekerjaan sebagai berikut :
I. Survey Lapangan :
1. Penelitian Perkerasan jalan
2. Inventarisasi Geometrik
3. Pengukuran Topografi
4. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material
5. Penelitian Hidrologi
II. Perencanaan Teknis
III. Penyusunan Dokumen Lelang
Selanjutnya, uraian selengkapnya dari masing-masing bagian
pekerjaan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

I. Survey Lapangan
a. Penelitian Perkerasan Jalan.
1. Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR
lapisan tanah dasar badan jalan yang dilakukan pada
ruas-ruas jalan yang belum beraspal, seperti jalan
tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang telah rusak
hingga tampak lapisan pondasinya.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan
ketentuanketentuan sebagai berikut :
 Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan
ketentuan - ketentuan ukuran yang berlaku
(sesuai standar yang dikeluarkan Bina
Marga).
 Pemeriksaan dilakukan dengan interval
pemeriksaan 100 m.
 Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan
dan permukaan lapisan tanah dasar.
 Harus dicatat ketebalan dan setiap bahan
perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu,
lapisan Telford, lapisan pasir dan
sebagainya.
 Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman
90 cm, dari permukaan lapisan tanah dasar,
kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang
sangat keras (lapis batuan).
 Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-
keadaan khusus yang perlu diperhatikan
seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca,
waktu dan sebagainya.
 Lokasi awal dan akhir harus dicatat dengan
jelas.
 Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini,
dicatat dalam sebuah formulir.

2. Benkelman Beam
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
besarnya lendutan balik dari konstruksi perkerasan
aspal yang ada.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 Truk yang dipakai harus dibebani sehingga
tercapai beban gandar belakang sebesar 8.2
Ton dengan tekanan angin ban sebesar 80
psi atau 5.5 kg/cm2.
 Pengukuran beban gandar belakang harus
dilakukan dengan menggunakan alat lain
yang telah terbukti dapat dipakai untuk
pengukuran beban gandar, dan hasil
pengukuran beba gandar harus dicatat
dengan jelas dalam formulir.
 Alat benkelman beam yang dipakai harus
mempunyai ukuran yang standar.
 Misalnya perbandingan batang 1:2, dimensi
geometric dari Benkelman Beam harus
dicatat dengan jelas pada formulir.
 Alat pembacaan (dial gauge) lendutan harus
dengan kondisi yang baik dan skala
ketelitian pembaca jarum penunjuk harus
dicatat.
 Pemeriksaan lendutan balik dilakukan
dengan interval

pemeriksaan setiap 100 m sepanjang ruas


jalan beraspal yang telah ditetapkan.
 Selama pemeriksaan, Konsultan harus
mencatat hal-hal khusu yang dijumpai
seperti kondisi drainase, nama daerah yang
dilalui, cuaca, waktu, peninggian permukaan
jalan dan sebagainya.
 Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus
dicatat dengan jelas (patok Km. Sta).
 Semua data yang diperoleh dicatat dalam
sebuah formulir.

b. Inventarisasi Geometrik
1. Inventarisasi Geometrik Jalan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
mendapatkan data umum mengenai kondisi
perkerasan yang ada dan kondisi geometrik jalan
yang bersangkutan.
Pemeriksaan dilakukan dengan metoda yang
disederhanakan, yaitu cukup mencatat kondisi rata-
rata setiap 1.0 km.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini
adalah :
 Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
 Nilai Kekasaran Jalan (Road Condition
Index), yang dapat diperoleh dari hasil
survey NAASRA Roughness Meter atau
ditentukan secara visual dengan ketentuan
skala sebagai berikut :

 Kondisi daerah samping jalan serta sarana


utilitas yang ada seperti saluran samping,
gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase
samping, jarak pagar/bangunan
penduduk/tebing kepinggir perkerasan.
 Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus
jelas dan sesuai dengan lokasi yang
ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnva.
 Data yang diperoleh dicatat didalam sebuah
formulir.
 Membuat foto dokumentasi inventarisasi
geometrik jalan minimal l (satu) buah foto
per 100 meter.
 Foto ditempel pada sebuah formulir dengan
mencatumkan hal-hal yang diperlukan
seperti nomor dan nama ruas jalan, arah
pengambilan foto, tanggal pengambilan foto
dan tinggi petugas yang memegang nomor
station.

2. Inventarisasi Geometrik Jembatan


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan
informasi mengenai kondisi jembatan yang terdapat
pada ruas jalan yang ditinjau dengan bentang  10
meter.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini
adalah sebagai berikut :
 Nama dan lokasi jembatan.
 Dimensi jembatan yang meliputi bentang,
lebar, kebebasan.jenis lantai dan kondisi
jembatan.
 Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan
pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.
 Data yang diperoleh dicatat dalam sebuah
formulir.
 Foto dokumentasi sebanyak 2(dua) lembar
untuk setiap jembatan yang diambil dari
arah memanjang dan melintang.Foto
ditempel pada sebuah formulir.

c. Pengukuran Topografi
Pekerjaan pengukuran Tofografi adalah kegiatan
pengumpulan data permukaan bumi, penghitungan dan
memetakannya dengan skala tertentu serta disajikan pada
lembaran kertas.
Pekerjaan pengukuran topografi ini, terdiri dari :
1. Pekerjaan rintisan
Pekerjaan ini berupa kegiatan merintis atau membuka
sebagian daerah yang akan diukur sehingga
pengukuran dapat berjalan lancar dan tidak terhalang
oleh pohon, semak belukar atau tanaman umumnya.
Perintisan ini diusahakan mengikuti jalur atau koridor
yang telah direncanakan sebagai trace yang dipilih
atau atas petunjuk Pemimpin Proyek/Pengawas.

2. Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan ini terdiri dari
 Pengukuran titik kontrol horizontal dan
vertikal.
 Pengukuran situasi.
 Pengukuran penampang memanjangdan
melintang.
 Pengukuran khusus.
 Perhitungan dan penggambaran peta.
Pekerjaan ini diusahakan mengikuti jalur atau koridor
rintisan dan mengadakan pengukuran tambahan pada daerah
persilangan dengan sungai dan jalan lain, sehingga
memungkinkan diperoleh sumbu jalan yang sesuai dengan
standar yang ditentukan
Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah
dikenali dan aman
Awal dan akhir proyek hendaknya diikatkan pada titik-titik
tetap Ketentuan dan tata-cara pelaksanaan pengukuran
dilapangan dan cara penggambarannya, adalah sebagai
berikut :
a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur :
 Sebelum dilakukan pengukuran, harus
dilakukan pemeriksaan dan koreksi
terhadap alat-alat ukur yang akan
digunakan. Pemeriksaan harus dilakukan
dilokasi pekerjaan.
 Alat ukur theodolit harus memenuhi syarat-
syarat :
 Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo
kotak & nivo tabung.
 Sumbu II tegak lurus Sumbu I.
 Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
 Kesalahan index vertikal = 0
 Alat ukur waterpass, harus memenuhi
syarat-syarat :
 Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo
kotak & nivo tabung.
 Garis bidik harus sejajar dengan garis arah
nivo.
 Cara pemeriksaan dan koreksi alat
berdasarkan pada standar teori ilmu ukur
tanah, atau buku petunjuk pemakaian alat.
 Hasil pemeriksaan dan koreksinya serta
hasil akhir setelah dikoreksi harus dicatat
dalam buku ukur sesuai pekerjaannya, dan
dilampirkan dalarn laporan.

b) Pemasangan Patok-patok
 Patok-patok kayu yang digunakan untuk
pengukuran poligon, sipat datar dan detail-
detail situasi, harus dipilih kayu yang
cukup keras, lurus dengan diameter sekitar
5 Cm, panjang 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas dan bagian
tengahnya diratakan untuk penulisan nomor
patok. Patok harus ditanam cukup kuat
sedalam lebih kurang 30 cm.
 Patok-patok kayu diberi tanda cat kuning,
dan diberi nomor urut dengan tulisan hitam
yang diletakkan pada lokasi yang
diperkirakan aman dari kegiatan konstruksi
dikemudian hari.
 Untuk memudahkan pencarian patok-patok
sebaiknya pada pohon-pohon disekitar
patok diberi cat atau pita atau tanda-- tanda
tertentu yang dapat terlihat dengan jelas.
 Khusus untuk profil memanjang yang titik-
titiknya terletak disumbu jalan, diberi paku
dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda
dan nomor urut/STA (bila badan jalannya
sudah beraspal).

c) Pengukuran titik kontrol horizontal


 Pengukuran titik kontrol horizontal
dilakukan dalam bentuk poligon.
 Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimal 100 meter dan jarak ini diukur
dengan menggunakan pegas ukur (meteran)
atau alat ukur jarak elektronis.
 Patok-patok untuk titik-titik poligon dan
titik-titik ikat terbuat dari kayu.
 Sudut-sudut poligon diukur menggunakan
alat ukur theodolit dengan ketelitian dalam
detik terbaca.
 Tingkat ketelitian pengukuran poligon
tersebut adalah :
 Kesalahan sudut horizontal yang diijinkan
adalah 10 detik kali akar jumlah titik
polygon.
 Batas kesalahan azimuth adalah tidak lebih
dari 5 detik.
 Pengamatan matahari dilakukan pada titik
awal dan akhir proyek serta pada setiap
jarak 5 kilometer jalur pengukuran.Setiap
pengamatan matahari dilakukan dalam 4
seri rangkap (4 biasa dan 4 luar biasa).

d) Pengukuran titik kontrol vertikal.


 Pekerjaan pengukuran titik kontrol vertikal
menggunakan alat pengukur ketinggian
(waterpas) orde II.
 Pelaksanaan pengukurannya dilakukan
dengan cara dua kali mendirikan alat.
 Batas ketelitian yang dicapai tidak lebih
besar dari 10 kali akar D (milimeter).D
adalah panjang pengukuran (km) dalam I
(satu) hari.
 Menggunakan rambu ukur yang baik
kondisinya.
 Setiap kali pembacaan, dicatat bacaan
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT)
dan Benang Bawah (BB) dalam satuan
millimeter.

e) Pengukuran Situasi.
 Pengukuran situasi dilakukan dengan cara
Tachymetri.
 Ketelitian alat yang digunakan adalah 30
detik terbaca.
 Pengukuran mencakup semua keterangan
yang ada di daerah sepanjang rencana jalan
tersebut.
 Pada tempat-tempat yang merupakan
perpotongan dengan sungai atau dengan
jalan lain, pengukurannya diperluas.
 Tempat-tempat yang merupakan sumber
material jalan yang terdapat di sekitar jalur
pengukuran, dilakukan pengukurannya dan
dicatat untuk dipetakan serta di foto.
f) Pengukuran Penampang Memanjang dan
Melintang.
Tujuan pengukuran ini adalah untuk menentukan
volume galian dan timbunan.
 Pengukuran Penampang Memanjang
 Pengukuran ini dilakukan sepanjang sumbu
rencana jalan.
 Peralatan yang digunakan sama dengan
peralatan vane digunakan pada pengukuran
situasi.
 Pengukuran Penampang Melintang.
 Pengukuran ini dilakukan setiap 25 meter
baik pada jalur lurus maupun pada jalur
menikung atau pegunungan.
 Rentang atau lebar pengukuran penampang
melintang 15 meter ke kiri dan ke kanan
dari sumbu rencana atau sampai Batas
daerah milik jalan.
 Peralatan yang digunakan sama dengan
peralatan yang digunakan pada pengukuran
situasi.

g) Perhitungan dan Penggambaran


 Pengamatan Matahari.
Pencatatan pengamatan dan perhitungan
azimuth matahari menggunakan formulir
standar.Tabel almanak matahari
menggunakan tabel yang diterbitkan oleh
Dit.Top. TNI-AD atau penerbitan lainnya
pada tahun yang sama dengan tahun
pengamatannya.
 Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi, antara pengamatan matahari yang
satu dengan pengamatan berikutnya, dan
diikatkan pada titik-titik ikat (BM). Koreksi
sudut diberikan tidak sama rata, melainkan
pada sisi yang lebih pendek diberikan
koreksi yang lebih besar.
 Perhitungan sipat datar/Waterpass.
Perhitungan sipat datar/waterpass dengan 3
desimal harus dilakukan kontrol pada setiap
halaman, yaitu jumlah beda tinggi harus
sama dengan jumlah pembacaan benang
tengah rambu belakang dikurangi dengan
jumlah pembacaan benang tengah rambu
muka.
 Perhitungan ketinggian detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail, dihitung secara
tachymetris.
 Penggambaran titik-titik polygon.
oPenggambaran titik-titik poligon harus
digambar pada kertas milimeter,
dengan skala 1 : 1000.
o Garis-garis "grid" harus digambar
pada setiap jarak 10 cm pada
gambar, dan diberi angka absis (x)
maupun ordinat (y), serta
dicantumkan arah Utara pada tiap 2
meter digambar.
oPenggambaran titik-titik poligon
didasarkan pada hasil perhitungan
koordinat, tidak secara grafis.
oUntuk titik-titik ikat (BM), atau titik-
titik baru harus dicantumkan
koordinatnya (x, y, z).
 Penggambaran detail situasi.
o Gambar ukur yang berupa gambar
situasi harus digambar berdasarkan
titik-titik poligon dengan skala I :
1000 dan interval kontur 1 meter.
oKetinggian titik-titik detail harus
tercantum dalam gambar ukur.
begitu pula semua keterangan-
keterangan yang penting.
o Penulisan data ketinggian dengan
dua desimal (sampai dengan
centimeter).

d. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material.


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
informasi mengenai bahan-bahan perkerasan yang
dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi pada ruas jalan yang akan dikerjakan.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan
ini adalah :
 Jenis bahan untuk perkerasan yang ada,
misalnya pasir, kerikil, tanah timbunan,
batu.
 Lokasi quarry setiap jenis bahan
perkerasan berikut perkiraan jumlah yang
ada.
 Perkiraan harga satuan tiap jenis
perkerasan.
 Perkiraan jarak pengangkutan bahan dari
quarry ke base camp proyek.
 Peta lokasi quarry berikut keterangan
lokasinya (Km, Sta).
 Data yang diperoleh dicatat dalam sebuah
formulir.

e. Penelitian Hidrologi.
Penelitian Hidrologi dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
analisa Hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai
untuk perencanaan drainase sepanjang
jalan.Sedangkan perencanaan drainase sangat
diperlukan untuk penentuan jenis dan dimensi dari
bangunan-bangunan saluran samping, serta bentuk
potongan jalan yang direncanakan.
1. Teknis Penelitian.
Penelitian dilakukan dengan bantuan data
statistik yang ada didaerah setempat serta
mengindentifikasi curah hujan yang paling
berpengaruh terhadap daerah tangkapan
sehingga akan mendapatkan data yang
paling optimal.
2. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan kegiatan penelitian
Hidrologi ini, secara umum meliputi
kegiatan-kegiatan:
a) Mengambil peta topografi pada
daerah sekitar ruas jalan yang ada
dengan skala 1 : 250.000 serta peta
situasi skala 1 :1000.
b) Mengambil data curah hujan dan
banjir tahunan dari sumber-- sumber
yang bersangkutan (data dalam 10
tahun terakhir).
c) Menginventarisir gorong-gorong
dan saluran samping existing (bila
ada), meliputi :
 STA / KM.
 Dimensi gorong-gorong.
 Kondisi gorong-gorong.
d) Menginventarisir konstruksi
jembatan bentang < 10 meter (bila
ada), meliputi :
 STA/KM.
 Dimensi.
 Kondisi Jembatan/pola aliran
sungai.
e) Memprediksi kemungkinan
terjadinya curah hujan yang paling
besar agar dapat memperkirakan
besarnya intensitas curah hujan dan
banjir rencana dengan metoda-
metoda yang ada.
f) Dari data lapangan dan hasil
perhitungan tersebut di atas,
selanjutnya menentukan.
 Jenis dan dimensi bangunan
drainase yang diperlukan,
seperti saluran samping dan
sejenisnya.
 Jenis dan dimensi gorong-
gorong tambahan yang
diperlukan serta lokasinya.
g) Membuat laporan lengkap mengenai
perihal tersebut di atas. yang
meliputi :
 Perhitungan-perhitungan
perencanaan saluran dan
gorong gorong, box culvert
(jika diperlukan) lengkap
dengan kapasitas, STA, dan
dimensi, gambar-gambar
potongan dan saran-saran
yang diperlukan (dalam
bentuk tabel).
 Grafik-grafik dan tabel
intensitas curah hujan pada
sekitar ruas jalan yang
bersangkutan.
 Pemilihan type sarana
Drainase Standar berdasarkan
kelas jalan.
h) Laporan disajikan dengan lengkap
dan jelas.

II. PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN TEKNIS


a. Standard Perencanaan Geometrik
Dalam merencanakan geometrik jalan, sejauh mungkin
berpegang pada buku peraturan Standard Spesifikasi
Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 008-1/BM/2008
Edisi Desember 2010 dari Direktorat Jenderal Bina Marga.

b. Perencanaan Perkerasan Jalan


Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, konsultan
harus mengadakan analisa data dan perencanaan perkerasan
jalan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut
:
1. Analisa lendutan balik atau CBR.
Lendutan balik rencana atau CBR rencana, ditentukan
dengan menggunakan program komputer yang
tersedia, dimana untuk Lendutan balik (D) ditentukan
berdasarkan formula:
D = x + 1,0s
dimana : D = lendutan balik rencana pada section
tertentu. x = lendutan balik rata-rata pada section
tertentu
s = standar deviasi pada section tertentu
Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :
CBR(desain) = CBR (rata-rata) – 1 Standar Deviasi.
2. Analisa data lalu lintas, untuk menghitung besarnya
beban gandar kumulatif selama umur rencana dan
menghitung besarnya ADT pada pertengahan umur
rencana.
3. Penentuan unique section, yaitu suatu seksi jalan yang
mempunyai karakteristik kurang Iebih seragam dalam
beberapa variabel desain seperti :
 lebar perkerasan yang ada.
 Lendutan balik rencana atau.
 Nilai CBR Rencana.
 Nilai beban lalu lntas.
 Perubahan camber/kemiringan melintang.
4. Mempelajari kemungkinan pemakaian tipe bahan
perkerasan yang sesuai untuk suatu daerah tertentu.
Type perkerasan yang diijinkan dalam pekerjaan ini
adalah type yang sekarang dipakai Direktorat Jenderal
Prasarana Wilayah.
5. Melakukan disain tebal perkerasan tambahan menurut
metoda Road Design System yaitu program komputer
yang dikembangkan oleh Ditjen Bina Marga dengan
menggunakan umur rencana 10 (sepuluh) tahun.
6. Menyiapkan gambar-gambar khusus yang diperlukan
untuk setiap ruas jalan tertentu/setiap paket proyek
yaitu :
a.) Gambar 1.01 Alignment dan Cakupan
Kontrak. b.) Gambar 1.04 Jadwal/Daftar
Kuantitas.
c.) Gambar 1.06 Sumber Material.
d.) Gambar 2.01 Ukuran Perkerasan.

c. Konsep Detail Perencanaan (Draft Desain).


Konsultan wajib membuat konsep perencanaan teknis
(Draft Design) dari setiap detail perencanaan kemudian
melaporkannya kepada Koordinator Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya.
Konsep perencanaan tersebut digambar di atas kertas
milimeter atau langsung di atas kertas standard sheet yang
telah ditetapkan oleh Pemberi Tugas.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep
perencanaannya, antara lain :
1. Plan (alinyemen horizontal) digambar di atas peta
situasi skala 1 : 1000 dengan interval garis tinggi I
(satu) meter dan dilengkapi dengan index, antara
lain :
 Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol
horizontal vertikal.
 Lokasi dari semua data topografis yang
penting seperti batas rawa, kebun, hutan
lindung, rumah, sungai dan lain-lain.
 Elemen-elemen lengkung horizontal (curva
data) yang direncanakan dengan bentuk
tikungan full circle atau lengkungperalihan
untuk sudut lengkung > 20°.
 Lokasi dari gorong-gorong dan jembatan.
Setelah disetujui Koordinator Pengawas maka
draft desain tersebut dapat langsung
dipindahkan ke kertas standard sheet.
2. Profil (alinyemen vertikal).
Konsep alinyemen vertikal dapat langsung digambar
(dengan pensil) di atas standard sheet dibagian bawah
dari gambar alinyemen horizontal.
Alinyemen vertikal digambar dengan skala horizontal
1 : 1000 dan skala vertikal 1 : 100 yang mencakup
hal-hal sebagai berikut :
 Tinggi elevasi sumbu jalan dan tinggi nomor
potongan melintang.
 Kondisi dan rencana kemiringan maksimum
dari lengkung horizontal (diagram
superelevasi).
 Elemen-elemen/data-data lengkung vertical.
3. Potongan melintang (Cross Section).
Gambar potongan melintang dibuat menurut peta
topografi sesuai keadaan pada lokasi yang ditentukan
di atas kertas standard sheet dengan skala horizontal
1 : 100 dan skala vertikal 1 : 50.
Stationing dilakukan setiap interval 25-50 meter.
4. Bangunan Standard Pelengkap dan Drainase(Skala 1 :
10).
Gambar ini mencakup semua detail bangunan-
bangunan lengkap dengan bangunan-bangunan
Drainase seperti lump pelindung talud, gorong-
gorong, saluran pasangan batu dan lain-lain.

d. Gambar Perencanaan Akhir (Final Design).


Pembuatan gambar trase jalan selengkapnya, dilakukan
setelah Draft Design mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas dengan mencantumkan koreksi-koreksi dan saran-
saran yang diberikan oleh Pemberi Tugas, berikut posisi
alternatif trace yang pernah diteliti.
Final Design digambar di atas kertas standard sheet.
Gambar perencanaan akhir tersebut selengkapnya terdiri
dari :
1. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
2. Lembar judul yang memuat lay-out jalan skala 1 :
50.000.
3. Lembar simbol dan singkatan.
4. Gambar center line jalan skala 1 : 5000 dilengkapi
dengan jalur polygon serta koordinat dari semua
patok pengukuran.
5. Lembar daftar volume pekerjaan.
6. Typical cross section skala 1 : 100 dilengkapi dengan
detail konstruksi perkerasan dan saluran samping.
7. Plan dan Profil.
 Skala horizontal 1 : 1000, skala vertikal 1 :
100
 Dilengkapi dengan detail situasi yang ada,
letak dan tanda patok kayu, letak dan ukuran
jembatan/gorong gorong, tanda-tanda lalu-
lintas dan sebagainya.
8. Potongan Melintang (Cross Section).
 Skala horisontal 1 : 100, skala vertikal 1 : 50
 Dibuat setiap jarak 25 m.
9. Lembar daftar jembatan dan gorong-gorong.
10. Lembar gambar bangunan pelengkap lainnya (jika
diperlukan).
Gambar rencana jalan ini sebelum digandakan, agar
dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas.

e. Perhitungan Volume Pekerjaan Fisik.


 Daftar volume pekerjaan disusun menurut pay
item/mata pembayaran didalam Dokumen Kontrak.
 Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross
section

f. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Fisik.


 Perhitungan Harga Satuan untuk setiap pay item.
 Perkiraan biaya untuk setiap segmen jalan.
 Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah dilampirkan.

III. PENYUSUNAN DOKUMEN LELANG


Dokumen lelang tersebut dibuat dan diserahkan sebanyak 3
(tiga) set untuk setiap paket pekerjaan.

2. METODE PELAKSANAAN
Survey yang diperlukan dan pelaksanaan pekerjaan yang tercakup dalam proyek ini
meliputi :
I. Sebelum memulai kegiatan, konsultan yang melaksanakan pekerjaan ini harus
mengadakan konsultasi dengan Pengendali Kegiatan dengan maksud untuk mendapatkan
konfirmasi mengenai jembatan-jembatan yang akan ditangani.
II. Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi
jembatan yang akan disurvey, dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
melaksanakan survey lapangan.
III. Pekerjaan perencanaan teknis jembatan harus sesuai dengan standar Perencanaan
yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen pekerjaan
Umum. Sedangkan untuk merencanakan jalan masuk jembatan (oprit) harus berpedoman
pada standar Perencanaan Geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga No. 008-1/BM/2008 Edisi Desember 2010 bersifat mengikat.
IV. Survey Pendahuluan seperti peninjauan lapangan terhadap jembatan- jembatan
yang akan direncanakan, penentuan relokasi (bila ada) foto-foto kondisi/situasinya dan
pekerjaan lain yang diperlukan.
V. Pekerjaan Perencanaan Teknis antara lain pengukuran topografi, penyelidikan
tanah, survey hidrologi/drainase, desain bangunan atas nonstandar, desain bangunan
bawah ( sub struktur) yang disesuaikan dengan type bangunan yang ditentukan oleh Sub
Dit Perencanaan Teknis Jembatan Direktorat Bina Program Jalan, perhitungan volume dan
biaya pelaksanaan, pembuatan spesifikasi, pembuatan dokumen lelang, laporan- laporan
dan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan lengkap akan diuraikan
tentang standar perencanaan, uraian dan ketentuan detail pelaksanaan pekerjaan,
dokumen-dokumen pelelangan dan laporan yang diperlukan.

1. Standar Perencanaan.
Secara garis besarnya perencanaan teknis jembatan terdiri atasPerencanaan Bangunan
Atas, Perencanaan Bangunan Bawah dan Perencanaan Jalan masuk ke jembatan (oprit).
Untuk penghematan biaya, dianjurkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin
bangunana lama yang kondisinya masih baik dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Panduan yang digunakan untuk perencanaan teknis jembatan sebagai berikut :
a. Desain Bangunan Atas harus disesuaikan dengan type bangunan atas yang telah
ditentukan oleh Sub Dit Perencanaan Teknis Jembatan Direktorat Bina Program Jalan
dan/atau produsen fabrikasi yang telah mempunyai lisensi produk dan ISO.
b. Untuk Perencanaan Bangunan Bawah dihitung berdasarkan Pedoman Perencanaan
Pembangunan Jembatan Jalan Raya SKBI No. 1.3.28.1987. UDC + 624.024 = 624.21 dan
type bangunan
atas yang digunakan kelas jembatan yang menyangkut prosentase muatan yang akan
ditetapkan kemudian bersama-sama dengan koordinator pengawas. Untuk perencanaan
jalan masuk ke jembatan (oprit/jalan pendekat) berpedoman pada standar Perencanaan
geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum No. 008-1/BM/2008 Edisi Desember 2010. Sedangkan untuk
perencanaan tebal perkerasan jalan masuk ke jembatan mengacu pada Buku Peraturan
Tebal Perkerasan (fleksibel) Jalan Raya Direktorat Jenderal Bina Marga dengan perkiraan
beban biaya lalu lintas Muatan Sumbu Terberat (MST) 10 ton. Ketentuan-ketentuan
mengenai kelas Jalan dan pemilihan type bangunan atas jembatan akan ditetapkan
kemudian bersama-sama dengan koordinator pengawas. Material untuk lapisan perkerasan
hendaknya dipilih sesuai dengan quarry yang tersedia atau di sekitar lingkungan proyek.

2. Uraian dan ketentuan pelaksanaan pekerjaan


Uraian dan ketentuan pelaksanaan pekerjaan ditentukan hal-hal sebagai berikut :
a. Survey Pendahuluan ( Reconnaisance Survey )
Untuk keperluan desain, konsultan wajib mengumpulkan data yang
diperlukan tetapi tidak terbatas pada :
1. Data kondisi jembatan dan bagian-bagian yang rusak dengan sebab
kerusakannya serta kemungkinan digunakan sebagai jembatan
darurat.
2. Data banjir dan erosi.
3. Bahan yang tersedia untuk menetukan konstruksi yang
menguntungkan.
4. Usulan dari Dinas PU Kab. Wajo.
5. Memeriksa semua data mengenai keadaan lapangan yang sebenarnya
dan memberikan koreksi seperlunya untuk mengambil keputusan
yang harus dilakukan pada saat mendesain.
Tugas konsultan meliputi tetapi tidak terbatas pada :
1. Mencatat kondisi jembatan lama, termasuk bila ada kerusakan dan
penyebabnya serta kemungkinan digunakan sebagai jembatan
darurat.
2. Menetukan jenis pondasi yang baik.
3. Menetukan letak, jumlah panjang bentang, elevasi dan lokasi
jembatan baru.
4. mencatat banjir dan erosi yang terjadi.
5. Mencatat material yang tersedia.
6. Membuat sketsa profil sungai pada lokasi jembatan baru dan
jembatan lama.
7. Membuat sketsa situasi jembatan baru terhadap jembatan lama.
8. membuat foto-foto berwarna dengan posisi minimal menunjukkan
jalan masuk jembatan dari kedua sisi (hilir dan hulu sungai).
Semua hasil survey pendahuluan harus dilaporkan dalam bentuk
“Laporan Survey Pendahuluan”, lengkap dengan foto-foto (asli)

b. Pekerjaan Perencanaan Teknis


Uraian detail untuk pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan tetapi tidak
terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. Rencana penanganan pekerjaanSebelum memulai pekerjaan
konsultan wajib berkonsultasi teknis dengan Pihak Pemberi Tugas
atau pejabat yang ditunjuknya (Koordinaor Pengawas).
2. Pengukuran Topographi
Pengukuran topographi dilakukan pada lokasi as jalan dan jembatan
dengan mengadakan tambahan pengukuran detail di tempat yang
memerlukan.Misalnya pada lokasi jembatan baru yang diperkirakan
adanya relokasi atau perubahan alignment.
Jenis-jenis pengukuran topographi meliputi :
a. Pengukuran Khusus JembatanPengukuran ini mencakup :
1. Pengukuran titik kontrol horisontal & vertikal
2. Pengukuran situasi jembatan
3. Pengukuran penampang jembatan & melintang
4. Perhitungan & Penggambaran peta
5. Pengukuran ditempat realignment jembatan (bila ada)
6. Lingkup pengukuran antara lain :
a. 200 m pada kiri dan kanan sungai sepanjang
jalan.
b. 100 m pada kiri dan kanan as jalan pada
daerah sungai.
c. 50 m pada kiri dan kanan bahu jalan
b. Pengukuran titik kontrol horisontal.
1. Pengukuran titik kontrol disini dapat berupa jaring
poligon rangkaian segitiga.
Pemilihan jenis horisontal tersebut tergantung pada
lebar sungai.Sedangkan untuk lebar sungai melebihi
100 m digunakan rangkaian segitiga.
2. Titik kontrol tersebut diletakkan antara 50 – 100 m.
3. Pengukuran situasi jembatan meliputi :
a. Pengukuran situasi sepanjang jembatan/jalan
harus mencakup semua keterangan yang ada
pada daerah- daerah tersebut. Misalnya
rumah, pohon-pohon pelindung jalan,
gorong-gorong serta dimensinya, tiang
listrik/telepon, batas sawah/kebun, aliran ini
dan lain sebagainya.
Untuk itu, pengukuran dapat dilakukan
dengan cara Tachymetri.
b. Patok kilometer dan hektometer yang ada di
tepi badan jalan harus diambil serta dihitung
koordinasinya. Hal ini dimaksudkan untuk
memperbanyak titik referensi agar sumbu
jalan yang direncanakan dapat ditemukan
kembali.
c. Tempat sumber material yang terdapat di
sekitar jalur jalan tersebut supaya diberi tanda
pada peta.
c. Pengukuran profil melintang & profil memanjang
1. Pengukuran profil melintang jalan.
Pelaksanaan pengukuran profil melintang jalan
dilakukan sebagai berikut :
a. Dilakukan pada setiap petak poligon dan
patok Bench Mark (BM) sepanjang jalan
yang diukur. Jarak antara profil akan
ditentukan dahulu oleh koordinator
pengawas.
b. Bentang profil melintang jalan 50 m ke kiri
dan 50 m ke kanan dari sumbu jalan yang
lurus. Sedangkan untuk jalan yang menikung
diukur 50 m ke sisi luar tikungan dan 75 m ke
sisi dalam tikungan dari as jalan.
c. Titik yang diukur antara lain; sumbu jalan,
tepi jalan, (tepi aspal), bahu jalan, tepi atas
saluran, as saluran, pagar halaman, dan
bagian-bagian permukaan tanah yang
mengalami perubahan keadaan.
d. Posisi profil melintang ini tegak lurus dengan
as jalan dan mempunyai orientasi arah pada
poligon setempat.
2. Pengukuran profil melintang sungai
Pelaksanaan pengukuran profil melintang sungai
dilakukan sebagai berikut :
a. Dilakukan pada setiap titik poligon dan patok
BM (Bench Mark) sepanjang sungai yang
diukur jarak antara profil akan ditentukan
terlebih dahulu oleh koordinator pengawas.
b. Posisi profil melintang ini tegak lurus pada
sumbu sungai dan mempunyai orientasi arah
terhadap poligon setempat.
c. Bentang profil melintang sejauh 50 m ke kiri
dan 50 m ke kanan terhitung dari tepi atas
sungai. Sedangkan titik yang diukur adalah
tepi atas sungai, tepi bawah sungai, as sungai,
permukaan air terdalam, tinggi muka air rata-
rata.Pengukuran profil melintang harus
disertai keterangan- keterangan, gambar-
gambar yang jelas, menggunakan
bagan/denah dan dilakukan juga pada tempat-
tempat yang direncanakan untuk realignment.
3. Profil memanjang.
Profil memanjang dalam pekerjaan ini adalah :
a. Potongan memanjang yang melalui titik-titik
tinggi sumbu jalan.
b. Potongan memanjang yang melalui titik-titik
sumbu sungai.
Untuk tempat-tempat yang menikung, baik
pada jalanmaupun pada sungai, harus
diperbanyak pengambilan titik- titik detail
sumbunya.
Pengukuran profil memanjang harus disertai
keterangan- keterangan, gambar yang jelas,
menggunakan bagan/denah dan dilakukan
juga pada tempat-tempat yang direncanakan
untuk realignment.

d. Patok-patok.
Patok-patok dengan ukuran 20 x 20 x 60 cm harus ditanam
sedemikian rupa sehingga bagian patok yang diatas tanah
tersisa kurang lebih 10 cm. Patok untuk poligon dan profil
dibuat dari kayu dengan ukuran 4 x 6 x 50 cm.
Patok beton dan patok kayu harus diberi tanda BM dan
nomor urut.
Untuk memperbanyak titik tinggi yang tetap, perlu
ditetapkan titik tinggi referensi pada patok pohon atau
tempat lain yang permanen dan mudah ditemukan kembali.

e. Perhitungan dan Penggambaran Peta


Titik poligon utama harus dihitung koordinatnya berdasarkan
titik ikat yang digunakan perhitungan harus berdasarkan
metode kuadrat terkecil.Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan pada hasil perhitungan koordinat dan tidak
diperkenankan secara grafis.
Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambar
pada kertas millimeter dengan skala 1 : 500 dan garis tinggi
dengan interval 0.50 m.
Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur
termasuk semua keterangan yang penting. Titik ikatnya
harus dimasukkan dalam gambar dengan diberi tanda khusus
termasuk ketinggiannya.
Daftar koordinat beserta ketinggian titik poligon utama harus
dilampirkan.

3. Penyelidikan Tanah dan Material Jembatan


Penyelidikan tanah dan material jembatan merupakan kegiatan peninjauan terhadap
semua data tanah dan material yang ada disepanjang lokasi proyek.Selanjutnya
dilakukan penyelidikan tanah dan material tersebut berdasarkan survey lansung di
lapangan maupun di laboratorium. Pada lokasi rencana pondasi jembatan dan
bangunan lain yang besar harus diadakan penyelidikan kondisi sub surfacenya.
Dalam memperkirakan jumlah material yang akan digunakan untuk pekerjaan
jembatan termasuk pembuatan jalan pendekat jembatan maka perlu menyelidiki
sumber material yang ada di sekitar proyek dan harus dibuat petanya.
Kegiatan yang dilakukan penyelidikan tanah dan material jembatan sebagai berikut :

1. Umum
a. Tim yang akan ditugaskan ke lapangan harus dilengkapi alat-alat yang
sesuai keperluannya, agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
sempurna.
b. Tim harus dipimpin oleh seorang yang terpercaya dan ahli dalam
bidangnya. Ia harus bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
c. Pengambilan contoh tanah dan material hendaknya dilakukan sesuai
aturan yang berlaku dengan ketelitian yang tinggi agar interpretasi
atau percobaan yang akan dilakukan berjalan tanpa kendala.
d. Cara klasifikasi jenis tanah hendaknya dilakukan menurut USCS.
e. Penamaan jenis tanah, kalau digunakan bahasa Indonesia hendaknya
diberi penjelasan istilah dalam bahasa Inggrisnya dengan cara ditulis
dalam kurung. Dalam hal ini dimaksudkan untuk keseragaman
penggunaan istilah.
f. Pada tiap lobang bor yang dikerjakan harus dilakukan pencatatan :
lokasi, elevasi permukaan, pemboran, tanggal dimulainya/selesainya
pemboran dan alat yang digunakan.

2. Boring dan Sampling.


Untuk mendapatkan informasi yang teliti mengenai jenis tanah, struktur
lapisan tanah, indek dan struktural propertis sub surfaces perlu dilaksanakan
pemboran dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Boring harus dikerjakan sampai kedalaman yang ditentukan atau
setelah mendapat informasi yang cukup mengenai letak lapisan tanah
keras, jenis batuan dan tebalnya.
b. Jika sebelum mencapai kedalaman yang ditentukan telah ditemukan
lapisan tanah keras/batu, boring harus diteruskan menembus lapisan-
lapisan keras ini sedalam lebih kurang 3 m lagi (tergantung jenis
batuannya dan beban bangunan atasnya).
c. Untuk jembatan dengan bentang kurang dari 35 m penyelidikan
tanahnya dilakukan sebagai berikut :
1. Boring dilakukan dengan alat test sondir yaitu test yang
dilakukan untuk melihat daya dukung tanah, daya tambahan
lekat dan lokasi perkerasan adanya tanah keras.
2. Alat sondir yang dipakai tidak perlu selalu type Gouda tetapi
boleh type lain dari Dutch Cone Penetrometer asalkan masih
menggunakan metrik dengan ketelitian yang sama. Alat
tersebut harus dilengkapi dengan friction jacket cone dengan
minimun 2 ton (pembacaan tegangan conus maksimun 200
kg/cm2).
3. Pembacaan harga tegangan konus dan geser dilakukan pada
setiap interval kedalaman 20 cm.
4. Kalau dipakai alat sondir dengan kapasitas 2 ton, sounding
ini harus dikerjakan sampai mencapai lapisan tanah dengan
tegangan konus yang lebih besar dari 150 kg/cm2 atau
sampai kedalaman maksimun 25 m, kalau dijumpai lapisan
dengan tegangan konus yang kurang dari 50 kg/cm2.
5. Sebagai hasil dari pekerjaan sounding dibuat diagramsondir
yang memperlihatkanharga tegangan konus, serta jumlah
hambatan pelekat pada berbagao lapisan keadaan tanah.
6. Untuk mendapatkan informasi yang teliti mengenai jenis
tanah dan struktur properties dari sub surfaces, maka titik-
titik yang ditentukan (dekat titik sondir) perlu dikerjakan
dengan Hand Boring dan untuk medapatkan undisturbed
sample dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Boring dan sampling harus dikerjakan memakai
manually operated auger sampai kedalaman
maksimun 10 m atau sampai mata bor tidak dapat
menembus tanah lagi (lapisan tanah keras).
b. Penamaan dari masing-masing jenis tanah harus
dilakukan pada saat itu juga, sesuai dengan
kedalaman maupun sifat-sifat tanah tersebut yang
dapat ditinjau secara visual.
c. Kalau tanah yang dibor dalam hal ini cenderung
mudah runtuh, maka persiapan untuk itu (casing)
harus segera dilakukan.
d. Pekerjaan pengambilan contoh tanah dimaskdus
dengan tujuan penyelidikan lebih lanjut di
laboratorium.
e. Untuk setiap lubang bor diambil minimun 3
contoh tanah asli.
f. Pengambilan contoh tanah pondasi jembatan harus
diatur sedemikian sehingga setiap lapisan tanah
cukup terwakili.
g. Terhadap undisturbed sample harus dikerjakan test
laboratorium untuk menentukan index dan
struktural properties tanah antara lain :
1. Besaran index Dimaksudkan sebagai data
untuk menetapkan klasifikasi dan
sensitivity tanah.
Data tersebut meliputi :
 Spesific grafity
 Bulk density
 Moisture Content
 Attrberg limits
 Grain Sixe Analysis
2. Besaran-besaran struktural tanah antara
lain :
 Triaxial compression test,
unconsolidated undrained.
Test ini dimaksudkan untuk
menentukan strengthproperties dan
hubungan antara stress strain dari
tanah.
 Unconfined compressive strength
Ini dimaksudkan untuk mengukur
kekuatan tekan bebas suatu benda
uji berbentuk silinder dari tanah
kohesif/batuan.
 Direct shear test
Dimaksudkan untuk mengukur
kohesif dan sudut geser tanah.Data
ini dapat digunakan untuk
mennetukan daya dukung pondasi
(pondasi langsung, sumuran dan
tinag).
 Consolidation test
Dimaksudkan untuk mendapatkan
besaran- besaran yang dapat
digunakan untuk perhitungan
settlement bangunan bawah
jembatan.

7. Test-test hendaknya dikerjakan berdasarkan spesifikasi


ASTM/AASHTO.
8. Ketentuan lain :
 Penyelidikan tanah dengan lubang bor yang harus
diatur sedemikian sehingga dapat memberikan
data-data maksimal pada tanah dasar penampang
sungai.
 Sebagai hasil penelitian lapangan yang
memerlukan pemboran, letak lubang bor, jumlah
dan kedalaman harus sesuai dengan keperluannya.
 Yang dimaksud satu pasang lubang bor adalah satu
sondir dan satu boring.
 Lokasi titik bor diusahakan sedekat mungkin
dengan lokasi titik sondir.

3. Penyelidikan lokasi sumber bahan/material.


Tujuan penyelidikan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
bahan-bahan yang dapat digunakan untuk pekerjaan struktur jembatan dan
bangunan pelengkap lainnya, termasuk pembuatan jalan pendekat (oprit)
jembatan.

4. Penyusunan laporan.
Konsultan harus memberikan perhatian khusus dalam pengumpulan dan
pengujian data yang didapat untuk digunakan analisa persoalan drainase
jembatan mencakup :
a. Daerah aliran (catchment area) dari setiap gejala aliran harus
dipelajari dengan cermat dari petatopografi/geologis maupun
pemeriksaan langsung ditempat.
b. Analisa frekuensi curah hujan rencana dipilih dari beberapa metode
analisa yang umum digunakan di Indonesia dengan membandingkan
secara statistik berdasarkan data pengamatan curah hujan/debit banjir
disekitar jembatan (daerah aliran sungai). Pilihlah metode yang paling
cocok dari 3 metode yang dipilih.
c. Untuk analisa hidrologi/drainase ditetapkan return periode 25/50
tahun yang pemilihannya terlebih dahulu dikonsultasikan dengan
pihak pemberi tugas/koordinator pengawas.

5. Perhitungan rencana.
Dalam phase perencanaan ini, konsultan wajib melaksanakan proses tetapi
tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Penyusunan konsep detail perencanaan untuk selanjutnya dimintakan
persetujuan koordinator pengawas.
b. Pembuatan perencanaan akhir, dilakukan setelah konsep tersebut
dalam butir (a) ini mendapat persetujuan koordinator pengawas
dengan mencantumkan koreksi dan saran yang diberikan.

c. Semua perencanaan harus mengikuti ketentuan-ketentuan standar


perencanaan yang berlaku. (seperti pada butir a.2.1).
Tahapan perhitungan rencana akan diatur sebagai berikut :
a. Konsep detail perencanaan
1. Dalam proses ini konsultan menetukan semua
kesimpulan hasil survey lapangan dari semua bagian
proyek antara lain mencakup :
a. Penetapan lokasi jembatan baru dengan
memperhatikan standar perencanaan yang
telah ditetapkan.
Untuk realignment harus dicantumkan titik-
titik pada jarak setiap 25 m sepanjang as jalan
baru, tangent point, SC, CS danbeberapa titik
lainnya yang perlu.Rncana bangunan drainase
harus ditetapkan konsultan berdasarkan
pertimbangan yang sesuai dengan keadaan
setempat.
b. Untuk perhitungan konstruksi pondasi dan
bangunan bawah harus disesuaikan dengan
hasil-hasil penyelidikan tanah maupun
keadaan bahan bangunan.
Untuk jumlal dan panjang bentang, harus
sesuai dengan keadaan topography setempat
dengan memperhatikan jenis bangunan atas
yang standar (standar Bina Marga) yang akan
ditentukan oleh koordinastor pengawas kecuali
ditentukan lain.

2. Laporan konsep detail perencanaan


Konsultan wajib membuat dan menyampaikan kepada
koordinator pengawas laporan yang berisi kesimpulan
dan saran atas semua bagian perencanaan untuk setiap
jembatan, terutama yang menyangkut hal-hal sebagai
berikut :
a. Gambar situasi (Plan)
Plan diatas peta lokasi dengan letak jembatan
lama dan jembatan baru pada daerah cukup
lebar sehingga jelas kedudukan jembatan
tersebut.
Plan diatas digambar pada skalan 1 : 500 yang
berisi antara lain :
1. Lokasi dan nomor titik kontrol
horisontal dan vertikal
2. Lokasi dan nomor penomoran
(stationing) melintang
3. Elemen-elemen lengkung horisontal
4. Batas daerah penguasaan (ROW) dan
penggunaannya
5. Semua data topography yang penting
(misalnya rumah, jalan lama, jenis
bangunan/tanaman dll)
6. Patok-patok pengukuran

b. Potongan memanjangDigambar dengan skala


1 : 500 yang mencakup hal-hal sebagai berikut
:
1. Tinggi muka air asli, muka air normal,
muka air banjirdan elevasi jembatan
2. Normal potongan melintang
3. Jarak partial progressive
4. Elemen-elemen / data lengkung
vertikal dan horisontal
5. Elemen-leemen data jalan pendekat
(oprit)

c. Potongan melintang
Gambar potongan dibuat menurut letak
topography sesuai dengan keadaan lokasi yang
ditentukan diatas kertas dengan skala 1 : 200
dan vertikal 1 : 20. stationing dilakukan pada
jarak 0, 10, 20 meter dan seterusnya masing-
masing dari kepala jembatan.

d. Bangunan jembatan
Untuk setiap jembatan dibuat gambar sebagai
berikut:
1. Plan seta potongan pada butir a, b, c
diatas.
2. Denah potongan memanjang dan
melintang jembatan.
3. Detail-detail bangunan bawah dan
bangunan atas jembatan
4. Keterangan mengenai kelas
pembebanan dan mutu bahan harus
dicantumkan pada setiap gambar
jembatan.
e. Standar bangunan pengamanBangunan
pengaman harus digambar sesuai dengan
standar dari bangunan pengaman lainnya,
misalnya bangunan penahan erosi dan lain-
lainnya.
f. Kelengkapan-kelengkapan lain Untuk
melengkapi sarana jembatan, maka gambar
harus dilengkapi antara lain :
1. Title sheet lengkap dengan lokasi
proyek
2. Gambar lokasi jembatan lengkap
dengan nama jembatan dan lokasinya
3. Simbol dan singkatan
4. Jadual pelaksanaan dan perkiraan
kuantitas
5. tipikal potongan melintang dan lain-
lainnya.
3. Penyerahan konsep hasil perencanaan
Semua dokumen detail perencanaan
sementara harus sudah diserahkan
kepada koordinator pengawas sesuai
jadual yang telah ditetapkan.

b. Perencanaan akhir
1. Setiap revisi/variasi atas detail perencanaan sementara
yang dilakukan oleh pemberi tugas harus dimasukkan
kedalam final design melalui penelitian konsultan.
2. Cetak perencanaan akhir pada kertas standar Bina
Marga diserahkan konsultan ke pemberi tugas dalam
waktu yang telah ditetapkan.
3. Semua catatan dan perhitungan pada survey lapangan
serta semua kalkir perencanaan proyek ini diserahkan
kepada pemberi tugas bersamaan dengan penyerahan
akhir.

c. Dokumen pelelangan
Dokumen lelang tersebut dibuat dan diserahkan sebanyak 3
(tiga)set untuk setiap paket pekerjaan

2. SURVEY DAN INVESTIGASI

Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data dilapangan
sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti
kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai.

Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan suatu


kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal. Jenis-jenis survey atau
investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai
acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil
Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh
Konsultan Perencana adalah sebagaimana di bawah ini.

Tabel Ruang Lingkup Survey dan Investigasi


 Pelebaran
Jenis Survey atau perkerasan
No Investigasi Pelapisan Ulang perkerasan  Rekonstruksi
lama perkerasan
 Realinyemen
 Konstruksi baru
(Jembatan)
Penggantian
Jembatan
1 Survey Pendahuluan Ya Ya
2 I Inventarisasi Jalan dan Jembatan Ya Ya
3 Survey Topografi Lokasi tertentu Ya
4 Investigasi Geoteknik & Jika perlu Ya
Geologi
5 Survey Hidrologi & Jika perlu Ya
Hidrolika
6 Survey Lalu Lintas dan Jika perlu Ya
Angkutan Berat
7 Inve Investigasi Jalan dan Jembatan Jika perlu Ya

Lingkup
Sub-bagian ini dari Pnaduan membahas prinsip dasar dalampemilihan lokasi jembatan yang
sesuai, sebelum melangkah ke penyelidikan lokasi secara rinci.

Prosedur
Harus disadari bahwa proses pemilihan sebuah lokasi jalan yang cocok adalah dengan
perosedur setahap demi setahap dengan informasi yang dikumpulkan dari lapangan dan
selanjutnya dianalisa di kantor. Siklus pekerjaan lapangan diikuti dengan pekerjaan kantor
yang mungkin saja harusdiulang beberapa kali. Oleh karena itu penting sekali bagi
perencana jembatan yang bekerja di kantor untuk mempunyai check list mengenai hal-hal
dimana data masih diperlukan untuk perencanaan detil jembatan akhir liat Panduan
Perencanaan Jalan. Tentunya juga harus ditekankan bahwa jika ada orang-orang yang
berbeda antara kedua orang tersebut harus adakomunikasi yang baik. Dalam banyak hal
pekerja kantor harus dating ke loksai utnuk memperoleh penaksiran pribadi mengenai
kondisi lapangan.

Pertimbangan
Dalam memilih sebuah lokasi jembatan, sejumlah faktor harus dipertimbangan. Faktor-
faktor utama yang harus dipertimbangkan:
 Geometri jalan dan as jembatan
 Sifat dari persilangan
 Fondasi
 Ekonomi

Dalam banyak kasus, tidak mungkin semua persyaratan dapat dipenuhi, perencana jalan
hanya dapat memilih solusi terbaik.

1). Pengukuran Topografi

1) Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi
awal mengenai kondisi topografi, geologi , tata guna lahan , lalu
lintas, serta lingkungan.

b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan skala minimum
1:50.000
(2) Peta jaringan jalan ,dokumen leger jalan , data base
jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta Kondisi tanah ,peta geologi dengan skala minimal
1:250000, daerah rawan bencana ,dokumen tanah
terdahulu ,dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta guna lahan
(6) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dengan di
sekitar lokasi proyek

c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),
(2) Laporan studi rancang-bangun pendahiuluan,
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil
atau lembar rencana, bagian – bagian yang umum, materi
pekerjaan utama yang di kenali dan di alokasikan), dan
(4) Pekerjaan biaya kobstruksi pendahuluan untuk alternatif
desain.

2) Survey Lapangan
a.) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan
dta-data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan
yang akan digunakan sebagai dasar/refrensi servey
detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang
ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil
persiapan desain yang sudah disetujui sebagai panduan
pelaksanaan survey recon di lapangan yang meliputi
kegiatan :
a. Studi Literatur
Pada tahapan ini tim harus mengumpulkan data
pendukung perencanaan baik data sekunder
maupun data laporan studi kelayakan (FS) ,
laporan studi Amdal (bila ada)
b. Koordinasi dengan Instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi
dengan instansi/ unsur-unsur terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakannya survey
pendahuluan.
c. Diskusi perencanaan di Lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survey dan
mendiskusikannya dan membuat usul sesuai
dengan bidang keahliannya masing-masing serta
membuat sketsa dilengkapi catatan-catatan dan
kalau perlu membuat tanda di lapangan berupa
patok serta dilengkapi foto-foto penting dan
indentitasnya masing-masing yang akan difinalkan
di kantor sebagai bahan penyusunan laporan
setelah kembali.
d. Survey Pendahuluan Upah, harga satuan dan
peralatan Tim melaksanakan pengumpulan data
upah , harga satuan dan data peralatan yang akan
digunakan.
e. Mengidentifikasi kondisi existing Jembatan dan
Sungai, dengan pengamatan secara visual atau
menentukan jenis pengujian dengan peralatan
yang sesuai.
f. Menentukan jenis pengujian dan metode
penanganan yang sesuai.
g. Menetapkan lokasi / posisi Jembatan untuk
penggantian jembatan/ pembanguan jembatan
baru/ duplikasi jembatan , setelah berdiskusi
dengan bredge engineer, geoteknik engineering,
hidrologi engineering dan tenaga ahli lainnya
berdasarkan pengamatan lapangan.
h. Menetapkan perkiran elevasi, jenis dan susunan/
konfigurasi bentang jembatan serta teknik
pelaksanaan atau ereksinya.
i. Menetapkan jenis soil investigation yang
diperlukan :
1. Menetukan perkiraan pondasi yang paling
baik untuk lokasi tersebut sehubungan
dengan material dan kondisi tanah.
2. Memperkirakan letak, jumlah serta panjang
bentang, elevasi jembatan baru dan lokasi
jembatan baru.
3. Mencatat banjir terbesar serta erosi yang
pernah terjadi, apabila survey pendahuluan
ini dilaksanakan untuk pekerjaan
perencanaan teknis pada lokasi sulit,
dimana jembatan tersebut akan melintasi
sungai.
4. Membuat sketsa situasi rencana jembatan
baru serta profil sungai pada lokasi
jembatan baru.
5. Mencatat material yang tersedia di sekitar
lokasi jembatan, dan menyarankan jenis
jembatan yangpaling efisien sesuai dengan
material yang tersedia.
6. Mencatat harga-harga satuan yang ada pada
daerah tersebut.
7. Memberikan rekomendasi untuk tahapan
pekerjaan selanjutnya serta menyarankan
lokasi dan jumlah titik bor yang harus
dilaksanakan.
8. Survey pendahuluan/ Hidrolika

j. Survey Pendahuluan Topografi.


Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer
pada survey Pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran
serta pemasangan patok beton Bench Mark
di awal dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan
dilakukan pengukuran khusus serta,
morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail
pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark
pada lokasi/titik yang akan dijadikan
refrensi.

k. Survey Pendahuluan Drainase


Kegiatan yang dilakuakn pada survey pendahuluan
Drainase adalah :
1. Mengumpulkan data curah hujan
2. Menganalisa luas daerah tangkapan
(Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah
tangkapan sehubungan dengan bentuk dan
kemiringan yang akan mempengaruhi pola
aliran .
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi
penting.
6. Membuat rencana kerja untuk survey
detail.
7. Mengamati karakter aliran sungai/
morfologi yang mungkin berpengaruh
terhadap konstruksi dan saran-saran yang
diperlukan untuk menjadi pertimbangan
dalam perencanaan berikutnya.

l. Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan
geologi dan geoteknik adalah :

1. Melakukan pengambilan data mengenai


karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber
material,dan mengantisipasi dan
mengindentifikasi lokasi yang akan
longsor;
2. Mengindentifikasi lokasi/ titik pengujian
antara lain Bor, Sordir , DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase
alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah
geoteknik ,bahaya, resiko-resiko, dan
batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut
stasiun, patok kilometer atau informasi
lokasi lain seperti GPS.

m. Survey Pendahuluan Geometrik


Kegiatan yang dilakuakan pada survey
pendahuluan adalah
 Mengidentifikasi/ memperkirakan secara
tepat penerpan desain geometrik (Aliyemen
horisontal danvertikal ) berdasarkan
pengalaman dan keahlian yang harus
dikuasai sepenuhnya oleh Highway
Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini
dengan melakukan pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar ( jarak, azimut,
dan kemiringan dengan helling meter) dan
membuat sketsa desain aliyemen horisontal
maupun vertikal secara khusus untuk
lokasi- lokasi yang dianggap sulit, untuk
memastikan trase yang dipilih akan dapat
memenuhi persyaratan geometrik yang
dibuktikan dengan sketsa horisontal dan
penampang memanjang rencana trase jalan.
 Di dalam penarikan perkiraan desain
aliyemen horisontal dan vertikal harus
sudah di perhitungkan dengan cermat
sesuai dengan kebutuhan perencanaan
untuk lokasi-lokasi : galian dan timbunan.
 Semua kegiatan ini harus sudah
dikonfirmasikan sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan lokasi jembatan
dengan anggota team yang saling terkait
dalam pekerjaan ini.
 Di lapangan harus diberi /dibuat tanda-
tanda berupa patok dan tanda banjir dengan
diberi tanda bendera sepanjang daerah
rencana dengan interval 50 m untuk
memudahkan tim pengukuran, serta
pembuatan foto-foto penting untuk
pelaporan dan panduan dalam melakukan
survey detail selanjutnya.
 Dari hasil survey recon ini, secara kasar
harus sudah bisa dihitung perkiraan volume
pekerjaan yangakan timbul serta bisa dibuat
perkiraan rencana biaya secara sederhana
dan diharapkan dapat mendekati desain
final.
n. Survey Pendahuluan Dampak Lingkungan
Survey pendahuluan / identifikasi rona lingkungan
awal dilakukan apabila tidak terdapat dokumen
lingkungan pada saat Pra.FS/FS.
1. Mengidentifikasi komponen lingkungan dari
berbagai aspek (biologi, fisik-kimia, sosial,
ekonomi dan kesehatan masyarakat )
2. Mengumpulkan data mengenai lokasi
bangunan bersejarah/ bangunan budaya serta
benda cagar budaya.
3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas
wilayah kawasan lindung disekitar rencana
trase jalan.
4. Memperkirakan kebutuhan lahan untuk
rumija rencana trase jalan.
5. Menentukan jenis dokumen lingkungan yang
harus disusun (AMDAL/UKL-UPL/SPPL)
6. Survey pendahuluan /identifikasi Rona
Lingkungan Awal dilakuakn apabila tidak
terdapat data FS.

3). Keluaran Survey Pendahuluan meliputi :


a. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep
desain yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berdasarkan seluruh hasil survey.
b. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang di
dalamnya membuat beberapa survey detail yang harus dilakukan
termasuk batasan koridor pengambilan data.

b) Survey Topografi
1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan
dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1:500.

2) Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran
10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi
dengan adukan beton dan atasnya dipasang nut dari baut
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.
Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap
lokasi rencana jembatan dipasang serta pada pada awal
dan akhir proyek minimal 4 (empat), masing-masing 1
(satu) pasang di setiap sisi sungai disekitar sungai yang
posisinya aman dari gerusan air sungai.
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang
tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Bina Marga dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, lurus,dengan diameter
sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm , bagian
bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam kuat, bagian yang masih nampak diberi
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus,
perlu ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada
daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin
dipasang patok, misalnya diatas permukaan jalan beraspal
atau diatas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat
kuning dan diberi nomor.

b) Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan
sistem poligon, dan semua titik ikat( BM) harus dijadikan
sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur
secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit
dengan ketelitian baca dalam detik. Disarakan untuk
menggunakan Elekctronic Distance Meter/ Theodolit
jenis T2 atau yang setingkat.

c) Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/ pembacaan pergi – pulang
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran ( poligon, sifat datar, dan potongan melintang
) dan titik BM.
- Rambu- rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan
baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi :
2BT = BA+BB
Dalam satu deksi ( satu hari pengukuran) harus dalam
jumlah slag (pengamatan)yang genap .

d) Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri,
yang mencakup semua obyek yangdibentuk oleh alam
maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran,
seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus
(misalnya : sungai ,persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harys dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

e. Pengukuran pada potongan rencana trase jembatan dengan


sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing
minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau
daerah sekitar sungai (hulu/ hilir ) yang masih
berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan
interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar
25 m.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan
masing-masing minimum 250 m dari garis tepi sungai /
jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit
jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 m.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran
penampang melintang dan memanjang baik terhadap
sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.

Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala objek yang


dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut

3) Persyaratan
a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan
harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dandilampirkan
dalam laporan.
b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang di[erbolehkan adalah 10” √ n, (n adalah jumlah
titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari
selanjutnya atau dari pengukuran Global Position System (GPS)
geoteknic yang mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi sudut tidak
boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut ( kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar ), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5
mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggiian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang
dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara techimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistem komputerisasi.

d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1:500
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm
- Koordinat grid terluar ( dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x)
dan ordinat (y) nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang gambar
harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis .
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda
khusus.

e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode penentuan


posisi Global Positioning System (GPS) secaradiferensial. GPS atau
nama lengkapnya NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation
Satelite Timing and Ranging Global Positioning System. Metode yang
digunakan adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih dari
satu receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagaititik
referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang
akan diukur. Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi
Bakosurtanal ataupun Badan Pertahanan Nasional. Untuk merapatkan
titik kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran metode poligon
dengan menggunakan alat Total Station;
f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem
koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator ( UTM).

Ketentuan proyeksi UTM :


 Proyeksi adalah Transverse Mercator
 Lebar zona adalah 6°
 Titik awal setiap zone adalah perpotongan meridian tengah dan ekuator
 Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
 Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter kepada nilai
x yang dihitung dari meridian tengah.
 Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.000 meter kepada
nilai yang dihitung dari ekuator selatan.
 Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan bujur 174 ° barat
dan seterusnya ke arah Timur sampai dengan 180° timur.
 Satuan dalam meter
 Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan
 Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakan didepan Utara (U)
 Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona Dalam UTM di Wilayah Indonesia

a) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap interval 5000 m


( setiap 5 Km)
b) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan Jenis Total
Station (TS) dengan ketelitian 10
√ n untuk sudut serta 10 √ Duntuk jarak ;
c) Pengukuran untuk titik kontrol Vertikal harus menggunakan peralatan
Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2mm.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi , dan


penampang ,melintang harus digambarkan pada gambar polygon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian
(contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada Pedoman
Pengukuran Topografi No. 010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.
4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan Survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topograti yang telah diterima
- Data Koordinat dan Elevasi Bench Mark
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark.
(b) Peta topografi (peta trasies) dengan skala yang disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang akan dilakukan.
c) Survey Drainase

(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan) , guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air
banjir), perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman terhadap
gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.

(2) Lingkup
survey hidrologi lengkap digunakan untuk melengkapi parameter-
parameter desain jembatan yang dalam hal ini jembatan yang dimaksud
adalah jembatan diatas lalu lintas sungai atau saluran air. Untuk itu
pengumpulan data untukanalisa hidrologi yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
a. Karakteristik daerah aliran atau (catchment area) dari setiap gejala aliran
yang harus dipelajari dengan cermat dari peta topografi maupun
pemeriksaan langsung di tempat meliputi data curah hujan, tata guna
lahan, jenis permukaan tanah , kemiringan dan lain-lain.

b. Karakteristik sungai yang meliputi :


- Kecepatan aliran dan gejala arah
- Debit dan daerah pengaruh banjir
- Tinggi air banjir, air rendah, dan air normal
- Lokasi penggerusan (scoring) serta jenis /sifat erosi maupun
pengendapan .
- Kondisi aliran permukaan pada saat banjir.

c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk yang melintas sungai, sebelum


tahap perhitungan/perencanaan hidrolika dari alur sungai, adalah untuk
menentukan :
- Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau debit
maksimumsungai selama periode ulang banjir rencana yang
sesuai.
- Perkiraan tinggi maksimum muka air yang mungkin terjadi dan
semua karekteristiknya.
- Kedalaman : air banjir, air rendah dan air normal.
d. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (retum periode) 25 tahun
dan 50 tahun yang pemilihannya terlebih dulu dikonsultasikan dari pihak
pemberi tugas.
Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain dapat
ditentukan elevasi jembatan dan bangunan pengaman terhadap gerusan,
tumbukan air dan debris.

(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia
(SNI) No : 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perecanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika untuk
Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.

(4) Keluaran Survey


Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa Laporan
Drainase yang didalamnya memuat :
a. Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-
lintasan drainase.
b. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi
c. Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
tanggal kejadian)
d. Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan
banjir
e. Acuan banjir/sumber informasi drainase
f. Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang
akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan.
g. Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase
h. Dimensi saluran dan gorong-gorong
i. Potensi erosi baik erosi tebibg maupun erosi dasar sungai/
saluran baik erosi umum maupun lokal.

d) Survey Geologi dan Geoteknik


(1) Tujuan
a. Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan
bawah permukaan adalah untuk memberikan informasi
tentang kondisi bawah permukaan tanah, bahaya
geoteknik ,dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan
pada perencana.
b. Sangat disarankan untuk menggunakan Pedoman
Geoteknik untuk penyelidikan tanah lunak Pd.T-9-2002-
B dan pengujian labraturium untuk lunak Pt.M-01-2002-
B bilaman terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak
(Soft Oil).

(1) Lingkup Pekerjaan

(a) Penyelidikan Geologi


Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta
dasar topografi Skala 1:250.000 sampai dengan Skala 1:100.000. Pencatatan
kondisi geoteknik di sepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500
– 1000 meter dan pada lokasi jembatan dilakukan menggunakan lembar isian
seperti terlihat pada daftar lampiran.
(b) Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, wama, perkiraan
prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.

(c) Penyelidikan Tanah


Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian dari penyelidikan tanah yang
mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi jenis
tanah yang didapat dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali
terhadap semua data tanah dan material guna menentukan jenis/tipe pondasi
yang tepat dan sesuai tahapan kegiatannya, sebagai berikut :
a). Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi
pelaksanaan yang akan dibangun dengan menetapkan lokasi
titik-titik bor yang diperlukan langsung di lapangan.
b). Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface)
sehubungan dengan pondasi jembatan yang akan
dibangun.
c). Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi
pelaksanaan, kemudian dituangkan dalam bentuk
penggambaran peta termasuk sarana lain yang ada seperti
jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan
lain sebagainya.
d). Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran
(umumnya terhadap undisturbed sampling) dimaksudkan
untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium
untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang
parameter-parameter tanah dari pengetesan Index
Properties (Besaran Indeks) dan Engineering Properties
(Besaran Struktural Indeks).
e). Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum
dilaksanakan di lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60
m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan
bor-mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) dimana
kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat
split spoon sampler untuk Standar Penetration Test ( SPT )
menurut AASHTO T 206 - 74. Sedangkan untuk bentang <
60 m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan
peralatan utama lapangan yang terdiri atas :
- Alat sondir dengan bor tangan
(digerakkan dengan tangan). Pengeboran harus
dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan (bila
tidak ditentukan lain) untuk mendapatkan letak
lapisan tanah dan jenis batuan beserta ukurannya
dan harus mencapai tanah keras/batu dan
menembus sedalam kurang lebih 3.00 m.
- Boring dan sampling harus dikerjakan dengan
memakai "Manual OperatedAuger" dengan
kapasitas hingga kedalaman 10 m.
- Alat tes sondir type "Gouda' stau sejenisnya,
antara lain "Dutch Cone Penetrometer” yang
memakai sistem metrik dan harus dilengkapi
dengan Friction Jacket Cone', kapasitas
tegangan konus minimum 250 kg/cm 2 dan
kedalamannya dapat mencapai 25 m.

(f) penyelidikan tanah yang dibutuhkan pada masing-masing lokasi rencana pondasi
harus sudah menetapkan penggunaan jenis bor dan posisi lubang bor yang
direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik boring
g). SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50m s/d 2,00 m untuk diambil
contohnya (undisturbed dan disturbed).
h). Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor
steel biituntuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel.
i). Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung mudah runtuh.
j). Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari contoh-
contoh tanah, baik yang terganggu (disturbed) maupun yang asli
(undisturbed) tersebut di atas dan contoh material (quarry), maka
pengujian di laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi SNI, SK
SNI, AASHTO, ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas
pertamanya.
Laporan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi 'analisa dan hasil'
daya dukung tanah serta rekomendasi jenis pondasi yang sesuai dengan daya
dukung tanah tersebut dan hasil bor log dituangkan dalam bentuk tabel/formulir
bor log dan form drilling log yang dilengkapi dengan keterangan/data
diantaranya tentang tipe bor yang digunakan, kedalaman lapisan tanah, tinggi
muka air tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis sample, nilai SPT,
tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/ plastis limit, perhitungan pukulan dan lain
sebagainya.

(d) Lokasi Quarry


Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur, maupun untuk
bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain
yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin
timbull dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.

(3) Keluaran survey Geologi/Geoteknik


Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik berupa
(a) Laporan penyelidikan tanah yang didalamnya memuat :
- Nilai CBR
- Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog
- Properties Tanah berupa nilai Unconfined,
- Kadar air,
- Berat Jenis.
(b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat:
- Kondisi lapisan tanah
- Daerah rawan longsor

(c) Foto dokumentasi


g.Survey Lingkungan
(1) Tujuan
(a) Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
(b) Mengidentifikasi komponen lingkungan yang cliperkirakan akan
terkena, dampak sebagai akibat adanya proyek peningkatan/
pembangunan jalan.
(c) Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan
yang terjadi.
(d) Merumuskan saran tindak lanjut (pengelolaan dan pemantauan) yang
dapat dilaksanakan oleh proyek atau instansi lain yang terkait guna
mengurangi dampak negatif atau meningkatkan dampak positif.
Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang ditindaklanjuti
dengan penyusunan dokumen lingkungan baik berupa AMDAL, UKL-
UPL maupun SPPL harus mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Lingkup
(a) Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisik-kimia, biologi, sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat.
(b) Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan komponen
lingkungan yang ada (aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat)
(c) Merumuskan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan
(d) Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait masalah
lingkungan

(3) Persyaratan
n Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.

n Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang


Kehutanan.
n Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air.
n Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
n Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan.
n Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
n Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
n Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
n Undang-undang No. 41 Tahun 2009tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.
n Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang
Jalan.
n Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wlayah Nasional
n Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum.
n Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun
2006 tentang Pedoman Panyusunan AMDAL.
n Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11
Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan
AMDAL.
n Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
10/PRT/W2008 tentang Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL.
n Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13
Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan SPPL.
n Acuan yang dapat digunakan Pedoman
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
No.008/BM/2009, No. 009/BM/2009, NO.
010/BM/2009, dan 011/BM/2009, atau pedoman
lain yang dipersyaratkan.

(4) Keluaran survey lingkungan


Keluaran yang dihasilkan pada identifikasi lingkungan berupa :
(a) Laporan AMDAL
(b) Laporan UKLIUPL
(c) Laporan SPPL

Identifikasi kebutuhan lingkup kegiatan baik survey pendahuluan maupun


survey detail disesuaikan dengankebutuhan dengan memperhatikan
keluaran yang akan dihasilkan serta durasi waktu yang tersedia.

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail. Pengendalian survey


bertujuan sebagai kendali mutu.

pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :


a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun
survey detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal
kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin
melakukan survey baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.

b) Proses survey balk pendahuluan maupun survey detail


wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pads
proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala
Satuan Keda atau Pejabat Pembuat Komitmen.

c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa


kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. proses
desain dapat dilakukan apabila data hasil survey detail
sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.

d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey


pendahuluan maupun survey detail yang dikeluakan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.

4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai
sebagai panduan survey pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.

b) Lingkup Pekerjaan

c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman yang
berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif
atau referensi Iain yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain:
· Alinyemen Hodsontal dengan Skala 1:500
· Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:50
· Potongan Melintang Skala Hodsontal 1: 100, Skala Vertikal 1:50

5) Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian pads saat proses perencanaan dilakukan agar desain yang
dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian
dilakukan terhadap:
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat persetujuan
dan Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail yang
merupakan review terhadap: desain awal harus diperiksa dan diasistensikan
kepada Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib
dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan Keda /Pejabat
Pembuat Komitmen.
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus
mendapat persetujuan dad pejabat setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima oleh Tim
yang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan dad Direktorat
Jenderal Bina Marga.

b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Lokasi tempat tugas Penyedia jasa adalah,
Provinsi Sulawesi Selatan

2. Survey Lalu Lintas


a) Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas,
kecepatan kendaraan ratarata, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas tertentu dalam satuan waktu,sehingga dapat
dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan.

b) Ruang Lingkup
Survey lalu lintas meliputi kegiatan:

(1) Survey volume kendaraan


Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun
dari arah belakang harus dicatat. Setiap lajur minimal 2 orang
dengan peralatan yang digunakan 1 orang 1 counter serta format
survey yang telah ditentukan.

(1.1) Pos-pos perhitungan lalu lintas yang terbagi dalam beberapa tipe
pos :
a Pos Kelas A :
yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas
dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai
LHR > 10.000 kendaraan.
b Pos Kelas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang
terletak pada ruas dengan jumlah lalu lintas yang sedang
dan mempunyai 5.000 < LHR< 10.000 kendaaan.
c Pos Kelas C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang
terletak pada ruas dengan jumlah lalu lintas yang rendah
dan mempunyai LHR < 5.000 kendaraan.

(1.2) Pemilihan Lokasi Pos


a. Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian rata-rata
dari ruas tidak terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang
tidak mewakili ruas (commuter traffic).
b. Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup
untuk kedua arah, sehingga memungkinkan pencatatan
kendaraan dengan mudah dan jelas.
c. Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan.

(1.3) Tanda Pengenal Pos


Setiap pos perhitungan lalu lintas rutin mempunyai nomor pengenal,
terdiri dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit angka. Huruf
besar A,B,dan C memberikan identitas mengenai tipe kelas pos
perhitungan. Tiga digit angka berikutnya identik dengan nomor ruas
Jembatandimana pos-pos tersebut terletak. Apabila pada suatu ruas
Jembatan mempunyai
pos perhitungan lebih dari satu, maka kode untuk pos kedua, digit
pertama diganti dengan 4 dan seterusnya. Urutan pos hendaknya
dimulai dari kilometer kecil kearah kilometer besar pada ruas
Jembatan tersebut.

(1.4) Pengelompokan Kendaraan


Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 10
Kelompok mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor.

Golongan/
Jenis Kendaraan yang masuk kelompok
Kelompok
Sepeda Motor, Skuter, Sepeda kumbang dan
1
kendaraan bermotor roda 3
2 Sedan, Jeep dan Station Wagon
Opelet, Pick Up Opelet, Suburban, Combi dan
3
minibus
Pick Up, Micro Truk, Mobil Hantaran atau pick
4
up box
5a Bus Kecil
5b Bus Besar
6 Truk 2 Sumbu
7a Truk 3 Sumbu
7b Truk Gandengan
7c Truk Semi Trailer
Kendaraan tidak bermotor, sepeda, becak,
8
andong/dokar,gerobak sapi

3). Survey Penyelidikan Tanah (Mekanika Tanah)


a) Tujuan
Tujuan penyelidikan tanah dalam pekerjaan ini adalah untuk
memenentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan, serta
mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

3.1 Pengukuran Topografi


Pengamatan Matahari :

Pencatatan pengamatan dan perhitungan azimuth matahari menggunakan formulir


standar.Tabel almanak matahari menggunakan tabel yang diterbitkan oleh Dit.Top. TNI-
AD atau penerbitan lainnya pada tahun yang sama dengan tahun pengamatannya.

Perhitungan Koordinat :

Sistem koordinat yang digunakan sebagai acuan penggambaran diatas kertas adalah sistem
koordinat lokal. Untuk menghindari angka minus yang kemungkinan akan diperoleh dari
proses perhitungan maka diambil koordinat yang besar.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya, dan diikatkan pada titik-titik ikat (BM). Koreksi sudut
diberikan tidak sama rata, melainkan pada sisi yang lebih pendek diberikan koreksi yang
lebih besar.

Perhitungan Poligon:

Sistem poligon umumnya pengukuran untuk route Jalan dan Jembatan raya dilakukan
dengan poligon bersambung yang tidak sempurna (hanya terikat pada satu titik ikat).
Untuk mendefinisikan besaran koordinat titik polygon digunakan rumus sebagai berikut :

Gambar sistim poligon :

Y
PI.1 (X1,Y1)

12

U d12
PI.0 (X0,Y0)
d01
Y01
A PI.2 (X2,Y2)
1 01
A dA0 X01
A YA
0
XA0 0
(XA,YA)

Diketahui : koordinat titik A (XA,YA)


Azimuth awal = A0
dA0 = diukur dengan pita ukur
Koordinat titik PI.0 (X0,Y0) diperoleh dengan :

X0 = XA + dA0 Cos (90o – A0)


= XA + dA0 SinAO
Y0 = YA + dA0 Sin (90o – A0)
= YA + dA0 CosAO azz
Koordinat PI.1 (X1,Y1) diperoleh dengan mengambil sudut jurusan 01 yang diikat
pada titik A.
X1 = X0 + d01 Sin01
Y1 = Y0 + d01 Cos01
01 = (180o - 01) +’A0
’A0 = arc tang X0 - XA
Y0 - YA
Koordinat titik PI.2 ((X2,Y2) diperoleh dengan mengambil sudut jurusan 12 terhadap
titik ikat PI.1

X2 = X1 + d12 Sin12
Y2 = X2 + d12 Cos12
12 = (180o - 12) +’12

’12 = arc tang X1 – X0


Y1 – Y0

Perhitungan Sipat Datar/Waterpass

Perhitungan sipat datar/waterpass dengan desimal harus dilakukan kontrol pada setiap
halaman, yaitu jumlah beda tinggi harus sama dengan jumlah pembacaan benang tengah
rambu belakang dikurangi dengan jumlah pembacaan benang tengah rambu muka.

a. Perhitungan Ketinggian Detail


Untuk mengetahui elevasi dari titik yang ditinjau (titik-titik kontrol), dilakukan dengan
cara pengukuran beda tinggi atau sipat datar yang perhitungannya dilakukan dengan
cara sederhana yaitu dengan metode perataan yang merata-ratakan beda tinggi dari
posisi 1 dan posisi 2.

H1

H2

H

H2 = H1 + H
H1 = Titik kontrol (titik polygon) yang sudah diketahui tingginya /
elevasi.
H2 = Titik yang akan ditentukan elevasinya.
H = Beda tinggi yang diperoleh dari selisih pembacaan rambu titik 1
dan titik 2.

b.Perhitungan Situasi Topografi


Ketinggian titik detail dihitung dengan metode tachymetri. Jarak detail diukur secara
optis.
Posisi titik detail diikatkan pada titik polygon utama..

HB = HA D x ½ Sin 2  + TA – BT
HA = Elevasi titik A
HB = Elevasi titik B
= Bacaan sudut vertical alat
TA = Tinggi Alat
D = Jarak – (BA-BB) x 100 x (Sin )2
BA = Bacaan Benang Atas
BT = Bacaan Benang Tengah

BB = Bacaan Benang Bawah


c. Penggambaran Titik Polygon
 Titik-titik poligon digambar pada kertas milimeter, dengan skala 1:1000.
 Garis-garis “grid” harus digambar pada setiap jarak 10 Cm pada gambar, dan
diberi angka absis (x) maupun ordinat (y), serta dicantumkan arah Utara pada
tiap 2 meter digambar.
 Penggambaran titik-titik poligon didasarkan pada hasil perhitungan koordinat,
tidak secara grafis.
 Untuk titik-titik ikat (BM), atau titik-titik baru harus dicantumkan koordinatnya
(x,y,z).

3.2 Analisis Lokasi Sumber Material

Salah satu aspek yang menentukan dalam pelaksanaan suatu Konstruksi Jalan adalah
ketersediaan material alam yang secara teknis memenuhi syarat sebagai material
konstruksi pekerjaan Jalan
Sebagaimana diketahui suatu konstruksi Jembatan terdiri dari :
Material-material tersebut diatas yang kemudian diperiksa di laboratorium untuk
mengetahui karakteristik sesuai desain yang telah dipersyaratkan. Selain itu beberapa item
pekerjaan lain yang merupakan bagian dari struktur Jembatan menggunakan material alam
tersebut diatas antara lain :

a) Saluran diperkeras/Pasangan batu atau beton yang menggunakan batu dan pasir.
b) Tembok penahan (Retaining Wall) dan pengaman tebing (sloef protection)
menggunakan batu dan pasir.
c) Bronjong yang berfungsi pula sebagai penahan gerusan, menggunakan batu.
d) Pondasi Jembatan yang menggunakan batu dan pasir
e) Struktur beton yang menggunakan pasir, kerikil dan batu pecah.

Bila diteliti referensi yang telah diperoleh sebelumnya maka syarat-syarat mutlak setiap

material untuk kebutuhan struktur Jembatan dapat disebutkan sebagai berikut :

a) Material Urugan Biasa


Pada umumnya material urugan biasa dapat diperoleh disekitar lokasi pekerjaan,

dapat juga diambil dari galian bahan tanah atau bahan berbutir.

Penggunaan tanah ekspansif atau tanah dengan fleksibilitas tinggi sebagaimana

yang diklasifikasikan sebagai A-5 dan A-7 oleh spesifikasi AASHTOM.145 atau

sebagai CH dan OH dibawah sistem klasifikasi Cassagrande atau unified harus

dihindari.

b) Material Urugan Pilihan


Material yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau

bahan batu-batu yang memenuhi syarat yang jika diuji di laboratorium nilai CBR

diperoleh minimum 10 % (sepuluh persen) berdasrkan AASTHO.T193-81.

Apabila harus dilakukan pemadatan dibawah kondis banjir atau kondisi jenuh air,
urugan pilihan sebaiknya berupa pasir berbatu/sirtu yang indeks plastisitasnya <

6%.

c) Batu
Batu yang digunakan baik untuk konstruksi pasangan batu maupun sebagai bahan mentah

stone crusher harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

 Harus bersih, kerasa tanpa lapisan yang lemah atau retak


 Batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval sehingga
dapat saling mengunci apabila dipasang untuk struktur pasangan batu.

1. Sifat Material
SIFAT KLAS A KLAS B KLAS C

Nilai abrasi Aggregat Kasar AASHTO


0 – 40 % 0 – 50 % -
T90-81

IP
0–6 4 – 10 6 – 20
AASHTO T90-81

Hasil Kali IP dengan Lolos Ayakan No.


25 Mak - -
200

Batas Cair LL AASHTO T89-81


0 – 35 - 40 Mak
SNI 03-1744-1989

CBR

AASHTO T 193-81 80 Min 35 Min -

SNI 03-1744-1989

Rongga dalam aggregat mineral pada


14 Min 10 Min -
kepadatan maksimum

Bagian yang lunak


0-5% - -
AASHTO T 112-81

Untuk meningkatkan mutu aggregat, dalam pelaksanaan seringkali dilakukan

pencampuran.

3.1. Pemeriksaan Hidrologi


Analisa Curah Hujan dan Distribusi Frekuensi

a. Analisa Curah Hujan


Data curah hujan yang digunakan dalam analisis ini diambil berdasarkan data curah
hujan yang terletak pada station yang terdekat dari lokasi Jalan dan Jembatan yang
akan didisain.
b. Analisa Frekuensi
Perhitungan analisis frekuensi ini dilakukan untuk menghitung curah hujan rencana
yang akan digunakan dalam menghitung debit rencana untuk perencanaan
salurandrainase dengan menggunakan metode Log Pearson Type III.
Adapun langkah-langkah analisa adalah :
a) Urutkan data dari kecil ke data yang terbesar dan ubah data (X1, X2, X3, …dst)
dalam bentuk logaritma (log X1, log X2, log X3,…. Log Xn).
b) Hitung nilai rata-rata dengan menggunakan persamaan :
I =n
1 ∑ (log Xi )
Log Xr = n I= I

c) Hitung nilai standar deviasi dengan menggunakan persamaan :


d)
2

Si2 = ----------------------------
n -1

e) Hitung koefisien kepencengan dengan persamaan :


I =n
∑ (log Xi−log Xr )
n. I−i 3

Cs = ----------------------------
(n - 1) ( n –2) (Si) 3

f) Hitung logaritma X dengan persamaan :


Log X = log Xr + G. (Si)

g) Hitung anti logaritma


X = anti log X

Dimana :
- log X = logaritma debit curah hujan.
- log Xr = logaritma rata-rata dari debit atau curah hujan.
- log Xi = logaritma debit atau curah hujan tahun ke i.
-G = Konstanta log Pearson Type III, berdasarkan koefisien
kepencengan sebagaimana ditunjukkan pada table
- Si = Simpangan baku.
- Cs = Koefisien kepencengan sebagaimana table 2.1 a dan b.
-n = Jumlah data.

4. PERENCANAAN GEOMETRIK
Parameter Perencanaan
Kriteria perencanaan Jembatan berpedoman pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum dan Buku-Buku Teknik Jalan dan Jembatan lainnya antara lain :

Analisa perhitungan harus mengacu pada :


1. RSNI T-02-2005 Pembebanan pada Jembatan
2. Sk SNI 03 – xxx- 2002 untuk beton
3. AASTHO Transportation code
4. SKBI- 1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di
Sungai).

Selain dari referensi diatas, juga yang paling menentukan adalah ketersediaan data-data lapangan
yang akurat, dan diperoleh dari beberapa survai yaitu :

 Penyelidikan tanah dan material yaitu untuk mendapatkan daya dukung tanah dasar serta
kuantitas dan kualitas material yang akan digunakan.
 Survai hidrologi, yaitu untuk menentukan berapa besar debit banjir yang terjadi dan dimensi
saluran serta besarnya peninggian Jembatan yang diperlukan.
 Survai topografis, yaitu untuk mendapatkan bentuk topografi Jembatan dan sepanjang koridor
pengukuran.
 Survai lalu lintas, yaitu untuk mendapatkan jumlah lalu lintas harian rata-rata dan persentase
dari beberapa jenis kendaraan yang dicatat selama sehari penuh.
 Serta informasi lain yang diperlukan dari data base IRMS Dinas Bina Marga.

3. TINJAUAN TEKNIK

Untuk menentuakan atau memilih suatu tipe jembatan Jembatan raya dapat kita lihat dari
segi yang menguntungkan misalnya ekonomis, keawetan konstruksi, pemeliharaan,
keamanan dan kelayakan bagi pemakai jembatan.

Jembatan dirancang komposit penuh, dalam hal ini sesuai dengan kriteria-kriteria di atas
yaitu segi teknis maupun segi ekonomis dan juga jembatan ini dibuat atau direncanakan
agar dapat berguna untuk jangka panjang.

Jembatan composite merupakan perpaduan antara konstruksi beton pada lantai kendaraan
dan konstruksi baja pada gelagar induk dan diafragma.Beton pada lantai jembatan ditumpu
oleh gelagar induk dengan sayapnya dan untuk mengadakan beton dan baja diberi satu
penghubung geser (shear connector). Baja dan beton ini merupakan satu kesatuan yang
homogen sehingga dapat bersama-sama menahan gaya – gaya yang timbul. Kontruksi
jembatan dibagi menjadi 2 (dua) bagian pokok yaitu :

a. Bangunan Atas (Upper Structure)

 Lantai kendaraan.
 Trotoir.
 Gelagar Diafragma.
 Gelagar Induk.
 Andas Roll dan Sendi.
b. Bangunan Bawah ( Sub Structure )

 Abutment ( Kepala Jembatan ).


 Pondasi.

Pilar.

1. Lantai Kendaraan.
Merupakan bagian dari konstruksi jembatan yang memikul beban akibat
jalur lalu lintas secara langsung untuk kemudian disalurkan kepada
konstruksi di bawahnya.Lantai ini harus diberi saluran yang baik untuk
mengalirkan air hujan dengan cepat.Untuk keperluan ini maka permukaan
Jembatan diberi kemiringan sebesar 2 % kearah kiri dan kanan tepi
Jembatan.Lantai kendaraan untuk jembatan komposit ditopang oleh gelagar
memanjang dan diperkuat oleh diafragma.

2. Trotoar.
Merupakan bagian dari konstruksi jembatan yang ada pada ke dua samping
jalur lalu lintas. Trotoar ini berfungsi sebagai jalur peJembatan kaki dan
terbuat dari beton tumbuk, yang menyatu dan homogen dengan plat lantai
kendaraan dan sekaligus berfungsi sebagai balok pengeras plat
lantai kendaraan.

3. Gelagar Diafragma.
Merupakan gelagar dengan arah melintang yang mempunyai fungsi untuk
mengikat atau perkakuan antara gelagar – gelagar memanjang.Gelagar
diafragma ini dipikul profil C.

4. Gelagar Memanjang.
Gelagar memanjang ini merupakan tumpuan plat lantai kendaraan dalam
arah memanjang. Gelagar ini dipakai profil IWF.
5. Perletakan ( Andas).
Perletakan (andas) merupakan tumpuan perletakan atau landasan gelagar
pada Abutment. Landasan ini terdiri dari landasan roll dan landasan sendi.
Landasan sendi dipakai untuk menahan dan menerima beban vertikal
maupun horizontal dari gelagar memanjang, sedangkan landasan roll dipakai
untuk menerima beban vertikal sekaligus beban getaran.

6. Abutment.
Abutment merupakan tumpuan dari gelagar jembatan pada bagian ujung
beton atau muatan yang diberikan pada abutment dari bagian atas.Beban
jembatan dilimpahkan kepondasi di bawahnya yang kemudian diteruskan ke
tanah.

7. Pilar.
Pilar merupakan tumpuan gelagar yang terletak di antara ke dua abutment,
dimana tujuannya untuk membagi kedua bentang jembatan agar di dapatkan
bentang jembatan yang kecil atau tidak terlalu panjang untuk menghindari
adanya penurunan yang besar pada bangunan atas.

8. Pondasi.
Tipe pondasi ditentukan setelah mengetahui keadaan tanah dasarnya melalui
data – data hasil sondir atau boring yang dipakai.Konstruksi pondasi harus
cukup kokoh atau kuat untuk menerima beban diatasnya atau
melimpahkannya pada tanah keras dibawahnya.

Selain ditentukan oleh faktor teknis, sistem dan konstruksi pondasi juga
dipilih yang ekonomis dan biaya pembuatan serta pemeliharaannya mudah
tanpa mengurangi kekokohan konstruksi bangunan keseluruhan .

Pada perencanaan jembatan ini digunakan pondasi tiang pancang mengingat


letak tanah kerasnya yang terlalu dalam.

3.1. Sistem Struktur


Sistem struktur adalah sistem jembatan Indonesia serta dalam buku “ Indonesia Steel
Bridge Proyec” , Jembatan di bedakan menjadi 3 (tiga) macam :

1. Kelas A.

 Jumlah Jalur = 2 jalur

 Lebar Jalur = 2 x 3,5 m

 Trotoir = 2 x 1,0 m

2. Kelas B.

 Jumlah Jalur = 2 jalur

 Lebar Jalur = 2 x 3,0 m

 Trotoir = 2 x 0,5 m

3. Kelas C.

 Jumlah Jalur = 1 jalur

 Lebar Jalur = 4,5 m

 Trotoir = 2 x 0,5 m
D.

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka harus dibuat jadwal
pelaksanaan pekerjaan Perencanaan yang terstruktur. Jadwal pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Jalan DAK dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang berisikan kegiatan pengawasan
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Penyusunan Rencana
3. Penyusunan Pengembangan Rencana
4. Penyusunan Rencana Detail
5. Membantu Panitia Mengadakan Persiapan Lelang
6. Diskusi dan Laporan
7. Mengadakan Pengawasan Berkala selama Pelaksanaan
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
NO URAIAN KEGIATAN
BULAN I BULAN II BULAN III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PEKERJAN PERSIAPAN
2 PENYUSUNAN PRA-RENCANA
3 PENYUSUNAN PENGEMBANGAN RENCANA
4 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL
5 MEMBANTU PANITIA MENGADAKAN PERSIAPAN LELANG
6 DISKUSI DAN LAPORAN
7 MENGADAKAN PENGAWASAN BERKALA SELAMA
PELAKSANAAN
E.

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASANNYA

STRUKTUR ORGANISASI
PT. GLOBAL MADANINDO KONSULTAN
PEKERJAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN DAK TA. 2019
PAKET 1

PEMBERI KERJA
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
MANAGEMENT Kabupaten Halmahera Tengah
PERUSAHAAN
PT. GLOBAL MADANINDO Adm. & Tim. Teknis
KONSULTAN Manajemen

TENAGA AHLI ASISTEN TENAGA AHLI

Op. Cad
Team Leader Surveyor Topografi
1. Muhammad Saleh ST Surveyor DCP

Ahli Jalan
1. Ir. Abdul Rahman

Perencanaan Jalan DAK T.A 2019 (Paket 1)


Susunan personil yang akan melaksanakan tugas pada untuk analisa tugas dan fungsi lingkup Pekerjaan
Perencanaan Jalan DAK T.A 2019 (Paket 1) adalah sebagai berikut :

Professional Staf
Tenaga
Ahli Jumlah Orang
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian
Lokal Bulan
/Asing
Muhammad Saleh St Pt. Global Team Leader 2.00 Ob
Madanindo Lokal
Ir. Abdul Rahman Konsultan Ahli Jalan 2.00 Ob

Assisten Profesional Staf

Ridwan A.Md Pt. Global Ass. Team Leader 1.00 Ob


Rizki Usman A.Md Madanindo Lokal Ass. Design Engineer 1.00 Ob
Adam A.Md Konsultan Ass. Design Engineer 1.00 Ob

1. Ketua Tim (Team Leader.)


Sarjana Teknik Sipil dari suatu Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang telah
disamakan, harus lulus ujian yang diselenggarakan olehNegara. Team Leader harus memiliki
pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam bidang Perencanaan Pekerjaan Jalan dan jembatan,
mengetahui dengan baik proses perencanaan dan permasalahannya, serta memiliki sertifikasi
keahlian /SKA.
Tugas dan tanggung jawab Team Leader/Ahli Jalan Raya meliputi:
a. Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga bisa
mengerjaan pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan data,
pengolahan maupun penyajian akhir dari seluruh hasil pekerjaan.
c. Meneliti dan menyarankan bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk semua ruas
jalan yang direncanakan.
d. Meyetujui keseluruhan hasil perencanaan.

2. Ahli Jalan
Ahli Sipil harus seorang Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman dalam pekerjaan teknik
jalan raya, mempunyai pengalaman minimal 5 tahun dibidangnya.
Tugas dan tanggung jawab Design Engineer meliputi:
a. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pengumpulan data lapangan.
b. Memeriksa hasil pengumpulan data lapangan dan menganalisanya.
c. Bertanggung jawab atas hasil perhitungan dan gambar-gambar perencanaan.
d. Melakukan perhitungan terhadap struktur jalan yang direncanakan, baik dengan
perhitungan manual maupun perhitungan dengan menggunakan program komputer.
F.

JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Keberadaan dan ketepatan penempatan tenaga ahli adalah sangat menentukan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan, penentuan jadwal penugasan personil sangatlah penting karena ketidaktepatan
waktu personil merupakan pemborosan dana dan berisiko terhadap penyelesaian, kualitas dan
kuantitas pekerjaan.

Dalam hal kebutuhan jumlah tenaga ahli, dalam dokumen telah jelas jenis tenaga yang dibutuhkan,
sedangkan jumlah waktu masing-masing tenaga tergantung dari hasili analisis teknis yang dilakukan
oleh konsultan seperti yang tertera pada jadwal penugasan dibawah ini :
TABEL JADWAL PENUGASAN PERSONIL

JADWAL PERSONIL
NO NAMA PERSONIL BULAN KE - ORG /
BLN
I II III
TENAGA AHLI
1 Muhammad Saleh Kamil ST 2.0 OB
2 Ir. Abdul Rahman 2.0 OB
3 Muhammad Ridwan A.Md 1.0 OB
4 Rizki Usman A.Md 1.0 OB
5 Adam A.Md 1.0 OB

TOTAL 7.0 OB

NO. JENIS ALAT JUMLAH MEREK STATUS KET


01. PERALATAN  
  KANTOR  
  - Ruang Kantor 50 M2 - Milik  
  - Ruang Studio 20 M2 - Milik  
  - Kursi / Meja 1 Set Olympic Milik  
  Tamu 1 Buah Olympic Milik  
  - Meja Biro 2 Buah Olympic Milik  
  - Meja 1/2 Biro 2 Set Milik  
  - Komputer PC 8 Unit Intel Dual Core Milik  
  - Printer A3+ 1 Unit Canon DeskJet ix Milik  
4100  
- Printer A4 5 Unit Canon DeskJet Milik  
1800  
   
02. PERALATAN STUDIO  
  - Meja Gambar 2 Buah Plan Master Milik  
  - Mesin Gambar 1 Buah Plan Master Milik
  - Mesin Gambar 1 Buah Mutoh Milik
  - Meja Kerja Utama 1 Buah Lokal Milik
   
03.  PERALATAN
  LAPANGAN
  - Water Pas 1 Unit Sokhisa Milik
  - Theodolith 1 Unit Sokhisa Milik
  - Camera 6 Buah Nikon F50 Milik
  - Kompas 2 Buah Suntho Milik
  - Rool Meter 2 Buah - Milik
  - Counter 2 Buah - Milik
- Curvimeter 2 Buah - Milik
- Planimeter 2 Buah - Milik
- GPS 1 Unit Etrex Milik
- Hammer test 1 Unit Milik
04. KENDARAAN
- Mobil 1 Unit Honda Milik
- Motor 1 Unit Yamaha Milik
-

Anda mungkin juga menyukai