Anda di halaman 1dari 2

Nama: Rahma Wati

NIM:
Kelas:
Perkembangan Psikososial yang Menyimpang
Pada masa remaja, perkembangan psikosial sangat pesat terjadi. Di masa ini
pemberontakan remaja terjadi, hal itulah yang dialami SP, gadis berusia 15 tahun yang kabur
dari rumah dan terdeteksi ikut rombongan punk. SP adalah anak terakhir dari tiga bersaudara.
Anak perempuan sendiri dari saudaranya yang lain, membuat SP merasa kesepian dan sering
keluar main bersama teman sebayanya. Dalam perkembangan sosial remaja maka remaja
mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai memperluas hubungan dengan teman
sebaya. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok usia sebaya (peer group).
Kelompok sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial
remaja. Kelompok sebaya juga merupakan wadah untuk belajar kecakapan-kecakapan sosial,
karena melalui kelompok remaja dapat mengambil berbagai peran. Di dalam kelompok
sebaya, remaja menjadi sangat bergantung kepada teman sebagai sumber kesenangannya dan
keterikatannya dengan teman sebaya begitu kuat. Hal itulah yang SP tengah alami, dia terlalu
asyik dengan teman sebayanya sampai meninggalkan rumah selama beberapa bulan.

Di hari SP menghilang, SP hanya izin untuk pergi bersama temannya, orang tua SP
mengizinkan SP pergi tanpa kecurigaan. Namun, semua berubah setelah magrib SP tidak
kunjung pulang. Teman dekat SP yang menjadi alasan SP pergi juga bilang kalau telah tidak
bersama SP hari ini, kekhawatiran itu membuat orang tua SP bergegas melaporkan hilangnya
SP ke polisi. Pencarian polisi pun nihil, satu bulan SP pergi tanpa memberikan kabar. Orang
tua SP tidak mau menyerah, mereka tetap menyebarkan selebaran berharap ada orang yang
melihat keberadaan SP.

Di bulan ketiga, sebuah postingan di Facebook menjadi petunjuk keberadaan SP,


postingan itu menunjukan tempat kelok sembilan, Sumatera Barat. Di postingan itu tampak
SP sedang bersama teman punknya, penampilan SP juga tampak sangat berantakan. Orang
tua SP kemudian menghubungi akun Facebook itu, syukurlah walaupun yang dihubungi
adalah anak punk tapi dia bersedia mengantarkan SP pulang ke Desa Sakatigo Seberang,
Indralaya. SP akhirnya pulang, dan kumpulan anak punk hanya mengantarkan SP sampai di
batas desa karena tidak mau bertemu orang tua SP.
Faktor yang mendorong SP melakukan pemberontakan remaja ini adalah Kurangnya
perhatian dan pengawasan dari orang tua. Faktor pergaulan yang salah juga membuat SP
melakukan aksi nekat itu, ada baiknya solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tindakan
remaja seperti SP tersebut adalah komunikasi dan perhatian dari orang tua untuk ditingkatkan
lagi serta remaja harus bisa memilih pergaulan yang baik dan menjauhi pengaruh buruk dari
teman sebayanya.

Anda mungkin juga menyukai