Anda di halaman 1dari 3

Nama: Royan Bagus Alexander

NIM: 06021282126034

Kelas: Indralaya

Mata Kuliah: Perkembangan Peserta Didik

Studi Kasus: Kenakalan berujung Tindak Kriminal

Sumber gambar: Tribunsumsel

Kasus:

MFA adalah murid pindahan dari suatu daerah ke sebuah sekolah negeri di Palembang,
Sumatera Selatan. Dia pindah di bangku kelas sebelas menengah atas. Sebelumnya MFA
yang berusia tujuh belas tahun ini bersekolah di Palembang tapi karena suatu alasan dia
pindah ke sebuah daerah di Sumatera Selatan. Awal masuk sekolah tidak ada yang aneh
dengan tingkah laku MFA, seperti murid pindahan lainnya yang baru mencoba membaur
dengan lingkungan barunya. Beberapa minggu berlalu, ternyata MFA adalah anak yang
mudah berteman. Dia tidak tampak seperti murid baru lagi karena sudah akrab dengan teman
kelasnya. Namun, di balik sifat mudah berbaur itu ada hal buruk di diri MFA. Mencuri adalah
tindakan yang sering dia lakukan, padahal sosok MFA bisa dikatakan berangkat dari keluarga
yang berkecukupan. Mungkin penyakit klepto yang MFA derita. Lingkungan kelas juga
seakan tidak menyalahkan tindakan MFA, mereka bahkan sering memesan sebuah barang
untuk dicuri MFA yang akhirnya akan MFA jual dengan harga murah. Dari pihak guru atau
sekolah pun tidak menyadari kenakalan MFA ini, sampai pada akhirnya sebuah tindak pidana
berat dilakukan MFA. Kasus pembunuhan disertai kekerasan seksual bermotif ingin
menguasai barang berharga korban dilakukan MFA pada 6 Juli 2020 di penginapan yang
terletak di Macan Kumbang Residence, Jalan Macan Kumbang, Ilir Barat (IB), Kota
Palembang, Sumatera Selatan.

Pembunuhan ini bermodus lowongan pekerjaan palsu yang MFA unggah di sosial media.
Korban V yang merupakan alumni sebuah SMK di kota Palembang tertarik dengan lowongan
tersebut, akhirnya korban V dan tersangka MFA sepakat bertemu di sebuah penginapan
dengan maksud wawancara pekerjaan. MFA menyewa kamar dengan identitas orang lain,
dan berjanji bertemu V pada pukul dua siang. Di tempat kejadian perkara MFA dan V terlibat
cekcok karena MFA melakukan hal tidak senonoh. Tersangka yang tersulut emosi akhirnya
melakukan penganiayaan dan mencekik leher korban dengan tali yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Setelah korban tidak bernyawa lagi, MFA melakukan kekerasaan seksusal
terhadap jasad V. Puas dengan tindak bejatnya, MFA keluar penginapan jam tiga sore dengan
meminjam motor temannya dengan alasan mengambil kunci. Sore hatinya MFA datang lagi
dengan membawa koper berwarna merah muda. Sepertinya MFA bermaksud memasukkan
jasad korban ke dalam koper tapi tidak muat, akhirnya jasad korban di taruh MFA di bawah
tempat tidur. MFA keluar penginapan lagi pada jam enam sore, kali ini dia menggunakan
motor milik korban untuk melarikan diri. Jasad korban baru ditemukan petugas penginapan
keesokan harinya dan MFA ditangkap tanpa perlawanan di Bengkulu tanggal 8 Juli 2020
dengan ancaman Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan hukuman lima belas tahun penjara.

Analisis dan Solusi:

Faktor keluarga jelas sangat berpengaruh di sini. Kurangnya perhatian dari orang tua
membuat MFA melakukan begitu banyak kenakalan untuk mendapatkan perhatian, orang tua
MFA hanya memberikan perhatian dari uang tanpa adanya waktu yang berharga. Bahkan
seakan tanpa rasa bersalah, orang tua MFA bisa memasukkan handphone ke penjara untuk
MFA gunakan. MFA sendiri beberapa kali mengunggah aktivitasnya di dalam penjara ke
Instagram miliknya. Inilah jika anak terlalu dimanja dengan uang, sampai tindakan yang
begitu keji seakan hanya mainan.

Solusi dari studi kasus ini adalah baik orang tua dan guru harus mampu memberikan
perhatian lebih, apalagi jika murid sudah terindikasi terkena penyakit klepto. Murid yang
mengidap penyakit tersebut perlu dukungan dari segala pihak untuk bisa sembuh, dan lebih
baik lagi jika berkonsultasi pada psikolog anak.
Dilansir oleh Healthline, orang dengan kleptomania sangat sulit untuk mengatasi kondisi
sendiri tanpa bantuan medis. Perawatan untuk orang kleptomania biasanya meliputi
kombinasi psikoterapi dan obat-obatan yang bisa mengatasi pemicu serta penyebabnya.

Perawatan paling umum adalah terapi perilaku kognitif untuk mengobati kleptomania. Pada
terapi perilaku kognitif ini, terapis akan membantu Anda belajar menghentikan perilaku
buruk dan mengatasi kognisi yang menyebabkannya.

Terapi juga biasanya akan menggunakan dua metode dalam menangani orang kleptomania,
antara lain:

1. Desensitisasi sistematis, yakni kondisi di mana Anda berlatih teknik relaksasi untuk
belajar mengendalikan dorongan mencuri.

2. Kepekaan terselubung, yakni kondisi di mana Anda membayangkan diri sendiri mencuri
dan menghadapi konsekuensi negatif dari tindakan tersebut.

Kemudian, kasus pembunuhan disertai pelecehan seksual adalah tindak pidana berat. Tidak
boleh ada pemakluman atas tindak pidana itu, MFA wajib menjalani hukumannya dan orang
tua MFA tidak boleh lagi memanjakannya sewaktu menjalani pembinaan di lembaga
pemasyarakatan anak.

Anda mungkin juga menyukai