Anda di halaman 1dari 16

Perkembangan Penokohan Tokoh Utama Pada Cerpen-Cerpen

Karya Rizqi Turama Secara Konvensional Dengan Analisis


Sinkronik: Rentang Waktu 2018-2022

Anisa Widyawatie (06021182126009), Putri Permata Lika (06021182126007),


Elica Alvionita (06021282126031), Royan Bagus Alexander (06021282126034).

0895605512710, 083192427104, 082186384535, 0895421132853

Abstrak

Cerpen adalah sebuah karya sastra yang dibangun dengan tokoh dan
penokohan, tema, latar, dan alur. Dari berbagai unsur intrinsik tersebut, unsur
penokohan adalah salah satu unsur terpenting yang membangun dan menggerakkan
sebuah cerpen. Melalui penokohan, seorang pembaca akan tertarik pada tokoh yang
diceritakan dalam cerpen. Tujuan melakukannya penilitian analisis pada cerpen-
cerpen karya Rizqi Turama yang diterbitkan di kompas.id untuk mengetahui
perkembangan tokoh utama pada cerpen-cerpen karya Rizqi Turama yang
diterbitkan pada tahun 2018-2021 tersebut secara konvesional dengan
menggunakan analisis sinkronik. Cerpen-cerpen yang akan di analisis yaitu:
“Durian Ayah”, “Mek Menolak Memijit”, “Asap-asap itu Telah Menghilang”, dan
“Kelabu di Kepala Anwar”.

Kata Kunci: Cerpen, Penokohan, Tokoh Utama

Abstrack

Short story is a literary work that is built with characters and characterizations,
themes, settings, and plot. Of these various intrinsic elements, characterization is
one of the most important elements that builds and moves a short story. Through
characterizations, a reader will be interested in the characters told in the short
story. The purpose of conducting research analysis on Rizqi Turama's short stories
published on kompas.id is to find out the development of the main character in Rizqi
Turama's short stories published in 2018-2021 conventionally using synchronic
analysis. The short stories that will be analyzed are: “Durian Ayah”, “Mek
Menolak Memijit”, “Asap-asap itu Telah Menghilang”, dan “Kelabu di Kepala
Anwar”.

Keyword: Short Story, Characterization, Main Characters


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Cerpen adalah sebuah karya sastra yang dibangun dengan tokoh dan
penokohan, tema, latar, dan alur. Dari berbagai unsur intrinsik tersebut, unsur
penokohan adalah salah satu unsur terpenting yang membangun dan menggerakkan
sebuah cerpen. Melalui penokohan, seorang pembaca akan tertarik pada tokoh yang
diceritakan dalam cerpen. Namun, tidak semua pembaca mampu menangkap
penokohan yang digambarkan seorang pengarang dengan baik.
Melalui hal tersebut, penulis bermaksud melakukan analisis perkembangan
penokohan tokoh utama pada cerpen-cerpen karya Rizqi Turama agar pembaca
memahami karakteristik dari tokoh-tokoh utama yang ditampilkan. Pada analisis
ini penulis akan meneliti penokohan tokoh utama yang terdapat dalam cerpen
“Durian Ayah”, “Mek Menolak Memijit”, “Asap-asap itu Telah Menghilang”, dan
“Kelabu di Kepala Anwar” karya dari Rizqi Turama. Rizqi Turama adalah seorang
penulis cerpen, novel, dan seorang dosen di Universitas Sriwijaya. Alasan penulis
memilih cerpen-cerpen karya Rizqi Turama tersebut disebabkan masih sedikit
analisis yang membahas cerpen-cerpen itu dan penulis beranggapan bahwa cerpen-
cerpen karya Rizqi Turama tersebut berhasil melukiskan setiap tokoh utama dalam
cerpennya dengan karakteristik yang unik dan menarik untuk dikaji lebih lanjut.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang bisa
didapatkan adalah, Bagaimanakah perkembangan penokohan tokoh utama pada
cerpen-cerpen karya Rizki Turama?

Tujuan Penilitian

Dari rumusan masalah yang sudah dipaparkan oleh penulis, tujuan penilitian
yang dilakukan ini untuk mengetahui perkembangan penokohan tokoh di setiap
cerpen karya Rizqi Turama dari tahun 2018-2019 secara konnesional menggunakan
analisis analitik dan juga analisis dramatik untuk setiap tokohnya. Membantu para
pembaca untuk lebih mendalami setiap penokohan di dalam cerpen dan membantu
menambah pengetahuan penulis tentang penokohan tokoh yang terdapat pada novel
karya Rizqi Turama.

Landasan Teori

Pengertian Cerpen

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang menjadi tempat
pengarang mencurahkan kisah terhadap hakikat hidup dan kehidupan. Cerita
pendek sesuai namanya merupakan cerita yang dituliskan dengan pendek, sebagai
pedoman, cerpen terdiri dari 2.000 kata sampai 10.000 kata atau bisa habis dengan
satu kali duduk. Pada sebuah cerpen dibangun oleh dua unsur yaitu unsur ekstrinsik
dan unsur intrinsik (Milawasri, 2017).

Pengertian Penokohan

Salah satu unsur intrinsik yang membangun sebuah cerpen adalah penokohan
yang memberikan gambaran terhadap suatu karakter. Tokoh dan penokohan
merupakan salah satu intrinsik penting di sebuah karya sastra terutama cerpen. Ada
begitu banyak unsur cerita pendek seperti tema, tokoh, alur, latar, konflik, dan juga
penokohan. Cara bagi seorang penulis menghadirkan karakter karya sastra disebut
penokohan. Karakterisasi penokohan dibagi menjadi dua macam, yaitu
karakterisasi langsung dan karakterisasi tidak langsung (Fitriyani, 2018).
Penokohan harus selalu dipikirkan oleh pengarang dalam membuat cerpen. Tanpa
hadirnya penokohan dalam cerpen, maka karya tersebut tidak memiliki daya tarik
perhatian pembaca. Karena dengan hadirnya penokohan, akan menimbulkan jalan
cerita dan sudut pandang yang ditampilkan antar tokoh dalam karya sastra yang
dibuat oleh sang pengarang. Namun, dalam menampilkan tokohnya, pengarang
sering menampilkan penokohan secara tersirat sehingga tidak semua pembaca dapat
menangkap jalan pikiran seorang tokoh di sebuah karya sastra.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek
penelitian (novel, drama, cerita pendek, puisi) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagan Perkembangan Penokohan Tokoh Utama pada Cerpen-Cerpen Karya


Rizqi Turama

Cerpen-Cerpen
Karya Rizqi Turama

2. Mek Menolak 3. Asap-Asap Itu 4. Kelabu di Kepala


1. Durian Ayah
Memijit Telah Menghilang Anwar

Memiliki sifat yang Memiliki rasa peduli Memiliki sifat


Memiliki sifat yang
pengertian dan dan juga rasa sayang keluarga,
sabar dan kegigihan
pekerja keras khawatir penakut, dan egois

Analisis Penokohan Tokoh Utama pada Cerpen “Durian Ayah” Karya Rizqi
Turama
Cerpen dengan judul “Durian Ayah” karya Rizqi Turama yang telah terbit di
Kompas tahun 2018 ini berkisah mengenai tokoh ayah yang menanam berbagai
jenis tanaman. Namun, hanya pohon durian yang tidak berbuah, padahal tokoh ayah
selalu berhasil dalam bercocok tanam. Lima tahun berlalu, pohon durian masih tak
menunjukkan tanda-tanda akan berbuah. Menyiram, memupuk, dan membersihkan
parasit sudah dilakukan oleh ayah, namun pohon durian masih belum berbuah.
Bahkan ayah melakukan berbagai macam metode-metode seperti menyuntikkan
obat, menyayat batang pohon, namun tetap saja tidak ada gunanya. 23 tahun tidak
berbuah, akhirnya ayah memanggil tukang untuk menebangnya. Teknik bercerita
dalam cerpen “Durian Ayah” menggunakan sudut pandang orang kedua. Di mana,
tokoh utamanya adalah “Aku” dan Ayah. Dari sinopsis singkat tersebut, dilakukan
dua analisis penokohan dengan teknik analitik dan dramatik.

1. Analisis Tokoh Utama dengan Teknik Analitik

Teknik analitik dilakukan dengan secara langsung dituliskan di karya sastra.


Warsari (2020: 23) menyebut teknik analitik dengan die direkre Charakterisierung
(secara langsung). Teknik ini dapat dilakukan melalui penggambaran dari
pengarang itu sendiri, melalui tokoh lain, dan melalui tokoh itu sendiri. Cerpen
“Durian Ayah” menonjolkan dua tokoh utama: Ayah dan “Aku”. Karakter tokoh
Ayah dilukiskan pengarang secara langsung (analitik) pada suatu percakapan.
Dapat dilihat pada kutipan di bawah ini:

"Seperti manusia yang puasanya berhasil, tanaman akan memulai


kehidupannya dari nol di masa itu. Suci. Tanpa dosa." Kadang ayah memang aneh
(Kompas, 208).

Dalam kutipan tersebut, pengarang menggambarkan sifat karakter Ayah


dengan langsung menuliskan bahwa dia memiliki sifat yang aneh melalui
percakapan antar karakter yang diungkapkan karakter “Aku”.

2. Analisis Tokoh Utama dengan Teknik Dramatik

Teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung, artinya pengarang tidak


mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pembaca
hanya dapat mengetahuinya berdasarkan aktivitas yang dilakukan, tindakan atau
tingkah laku, dan juga peristiwa (Warsari, 2020: 23-24). Tokoh Ayah dalam cerpen
“Durian Ayah” secara tersirat digambarkan dengan tindakannya selama hidup.
Tindakan ayah yang terus berjuang supaya pohon durian yang dia tanam berbuah
menunjukkan bahwa karakter Ayah adalah sosok yang penyabar dan gigih. Hal ini
terlihat dalam kutipan:
"Sudah kusiram, kupupuk, kubersihkan dari gulma-gulma, masih saja tak
mau berbuah. Apa kusuntik saja pohon durian ini?"

***

"Paling lama enam bulan lagi durian ini akan berbunga, begitu kata penjual
obat suntik.ini tadi."

***

"Ada yang mengajariku, pohon buah harus sedikit disakiti agar dia merasa
terancam dan kemudian berbuah," jelas ayah tanpa kuminta.

***

Di suatu senja, aku terkejut ketika pulang mendapati ayah sedang memegang
kapak. Dengan wajah marah, ayah mengayunkan kapak itu berkali-kali ke batang
durian. Keringat bercucuran dari dahi dan wajahnya. Tidak sampai sepuluh menit,
ayah berhenti. Napasnya satu-satu. Kapak di tangannya jatuh. Ia pun rubuh,
terduduk di tanah.

***

Sampai setahun lagi berlalu, durian itu tetap tak mau berbunga. Ayah
merutuk.

Dalam kutipan-kutipan di atas, terlihat karakter Ayah digambarkan melalui


tindakannya yang rajin berusaha dengan segala cara untuk membuat pohon
duriannya berbuah. Kesabaran pun dia miliki dengan menunggu bertahun-tahun.
Namun, di suatu kutipan, terlihat karakter Ayah sempat menyerah.

"Aku menyerah," ujar ayah suatu waktu seusai makan malam. Dahiku
mengernyit tanda tak mengerti.

"Dua puluh tiga tahun, dan durian itu tak kunjung berbunga. Seusai lebaran
nanti akan kupanggil dua atau tiga orang tukang untuk menebangnya."
Terlihat karakter Ayah sempat menyerah. Namun, hal ini urang terjadi
disebabkan pohon durian itu akhirnya berbuah dan membuat karakter Ayah kembali
gigih menjaga buah durian yang ditunggu.

Analisis Penokohan Tokoh Utama pada Cerpen “Mek Mencoba Menolak


Memijit” Karya Rizqi Turama

1. Teknik Pelukisan Analitik

Teknik analitik merupakan teknik pelukisan tokoh yang mana pengarang


secara langsung memberikan pemaparan terkait watak atau karakter dari suatu
tokoh, seperti halnya tokoh tersebut disebutkan pengarang sebagai tokoh yang keras
hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya (Zulfahnur, 2007:6.30). Berikut ini,
kutipan karakter tokoh Mek:
“Dan mungkin karena memang sifatnya yang supel, ia mulai menceritakan
detail mimpinya pada Mek. Dua wanita berbeda usia itu sepakat bahwa mereka
telah didatangi oleh orang yang sama. Sama-sama tak jelas siapa. Obrolan mereka
jadi cair setelah menceritakan mimpi aneh tersebut.”
Dalam kutipan cerpen di atas, terdapat kata “supel” yang mana pengarang
secara langsung memberikan atau menampakkan karakter yang dimiliki tokoh Mek,
yaitu karakter yang mudah atau pandai bergaul/bersosialisasi dengan orang baru.

2. Teknik Pelukisan Dramatik

Teknik dramatik merupakan penggambaran perwatakan yang tidak


diceritakan secara langsung, melainkan melalui, pemilihan nama tokoh,
penggambaran fisik atau postur tubuh, cara berpakaian, tingkah laku terhadap
tokoh-tokoh lain, lingkungannya, dan dialog tokoh yang bersangkutan, serta
interaksinya dengan tokoh-tokoh lainnya (Zulfahnur, 2007: 6.30). Pelukisan
karakter tokoh cerita melalui cara dramatik akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Melukiskan Reaksi Tokoh Lain Terhadap Tokoh Utama

Manusia merupakan makhluk sosial maupun ekonomi, yang mana tidak


mungkin terlepas dari kegiatan komunikasi dengan orang lain. Melalui komunikasi
itulah terkadang karakter seseorang dapat kita ketahui. Karakter tokoh Mek dapat
kita lihat pada kutipan berikut ini:

”Bagaimana, Pak?” Mek mengejar.

”Apanya yang bagaimana?”

”Mimpiku itu, lho.”

”Ya sudah. Namanya juga mimpi.”

”Tapi sudah tiga kali, Pak.”

Suami Mek kembali menyeruput kopi.

”Pak?”

Suami Mek menghela napas panjang.

”Pak?!”

”Apa sih, Bu? Itu kan mimpi. Kenyataannya aku sudah tiga kali ditolak

kerja di tempat orang. Garap lahan Pak Minto juga sudah tidak bisa lagi.

Kamu malah bahas mimpi.”

Mek diam. Menatap lantai rumah.

Berdasarkan kutipan dialog antara Mek dan suaminya di atas, dapat


melukiskan karakter tokoh Mek dari reaksi tokoh lawan bicaranya. Tokoh Mek
memiliki karakter yang selalu menjadikan semua hal (dalam artian tidak
berat/kurang logis) menjadi suatu masalah yang berat baginya. Selain itu, Mek juga
masih memiliki pola pikir tradisional, yang mana sangat mempercayai takhayul-
takhayul mengenai mimpi.

b. Melukiskan Keadaan Sekitar Tempat Tokoh Itu Tinggal

Lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap diri seseorang dan begitu


punperwujudan bukti nyata dari watak orang tersebut. Karakter tokoh Mek
tergambar melalui kutipan berikut ini:
“Setelah Mek dan suaminya datang sebagai keluarga jauh yang merantau,
Pak Minto mengizinkan keduanya untuk memanfaatkan lahan itu untuk cocok
tanam. Daripada jadi lahan tak terurus, begitu kata Pak Minto.”

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Mek dan keluarganya merupakan
orang perantauan, sehingga dapat kita melukiskan karakter Mek, yaitu wanita yang
memiliki karakter sebagai wanita tangguh, yang mana kita dapat menafsirkan
bahwa sebagai orang perantauan itu tidaklah mudah. Di wilayah orang, para
perantau harus memiliki tekad yang besar untuk mencari jati diri dan kelanjutan
hidupnya kelak. Selain itu, terdapat kutipan lainnya, yakni:

“Di kota mereka mengontrak petak kecil di sudut gang kumuh. Tak perlu
deskripsi mendetail soal kondisi rumah kontrakan baru mereka. Anda tentu pernah
membaca di berbagai cerpen dan novel mengenai jenis-jenis rumah di tempat
seperti itu. Atau, paling tidak, pernah melihatnya di sinetron dan acara televisi
yang mengeksploitasi kemiskinan. Kurang lebih, seperti itulah kondisi kontrakan
mereka yang terbaru.”

Lingkungan keluarga juga dapat menyiratkan bagaimana karakter seseorang


yang berada di dalamnya. Dalam kutipan di atas, dapat divisualkan bahwa, berasal
dari keluarga yang taraf ekonomi sosialnya rendah, menjadikan karakter Mek
sebagai orang yang menerima apa yang diberikan Tuhan kepadanya dan tidak
memaksakan keadaan untuk mengikuti cara hidup orang yang taraf ekonomi
sosialnya tinggi.

c. Melukiskan Perbuatan Tokoh

Perbuatan seseorang sesungguhnya merupakan bukti nyata dari sikap hidup


dan wataknya. Dalam sebuah cerita, seorang pengarang sering menggunakan cara
ini untuk melukiskan keadaan tokoh ceritanya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
cerpen berikut:

“Tangan mereka telah terbiasa mencangkul, memupuk, dan menyiangi.


Sementara lahan semakin sempit dan kebun orang lain sudah punya penggarapnya
sendiri.”
Berdasarkan kutipan di atas, Mek memiliki watak pekerja keras. Mengapa
demikian? Karena kegiatan mencangkul, memupuk, dan menyiangi kebun itu
merupakan suatu pekerjaan yang menjadikan tenaga sebagai acuan, sehingga tidak
dapat dipungkiri lagi jika wajah dan tubuhnya dipenuhi oleh keringat, dan ditambah
lagi dilakukan di tengah matahari berporos lurus di atas kepala. Selain itu, terdapat
kutipan di baris lainnya, seperti:

“Sekarang, selagi menunggu suaminya mendapatkan pekerjaan, ia sudah


menjadi buruh cuci di tiga rumah berbeda.”

Dari kutipan di atas, Mek memiliki watak yang sangat pengertian, dan
bertekad kuat, serta tidak malu dalam meraup pekerjaan, selagi itu masih halal,
ketika suaminya belum dapat menafkahi ia dan anak-anaknya, maka ia yang
langsung turun tangan menggantikan posisi suaminya sebagai tulang punggung
keluarga semestara waktu.

Analisis Penokohan Tokoh Utama pada Cerpen “Asap-Asap Itu Telah


Menghilang” Karya Rizqi Turama

1. Sinopsis Cerpen Asap-Asap Itu Telah Menghilang

Salah satu cerpen karya Rizqi Turama dengan berjudul “Asap-Asap Itu Telah
Menghilang” yang diterbitkan di kompas.id pada tahun 2020. Asap-Asap Itu Telah
Menghilang menceritakan Basau Jeri merupakan salah satu massa yang demo pada
dua puluh tahun yang lalu, dirinya yang menjadi salah satu buronan petugas
memilih pindah ke pulau seberang yang tidak mengenal dirinya, menjadi salah satu
warga transmigran. Selama bertahun-tahun tinggal disana ia akhirnya menikah dan
memiliki kekeluarga seraya menutup rapat masa lalunya termasuk ke keluarganya.
Namun, tidak disangka sang anak yang meranjak dewasa mirip seperti dirinya
sewaktu muda dan mengetahui kisahnya yang sudah ia tutup dengan rapat. Dari
sinopsis singkat di atas, penulis akan menganalisis penokohan tokoh utama
menggunakan analisis analitik dan juga analisis dramatik.
2. Analisis Tokoh Utama dengan Teknik Analitik

Cerpen Asap-Asap Itu Telah Menghilang menceritakan sang tokoh utama


yang bernama Basau Jeri, berikut merupakan beberapa kutipan yang
menggambarkan watak dari sang tokoh utama:

“Sempat ada rasa bingung di hati Basau: menolong teman yang digebuki
atau ikut yang lain untuk berlari. Basau tak tahu. Satu hal yang ia tahu ketika itu:
bahaya mengancam. Petugas-petugas yang lain menunjuk-nunjuk ke arahnya.
Sebisa mungkin Basau berlari. Sekencang-kencangnya.”

Dari kutipan di atas Basau Jeri memiliki sifat yang tidak bisa berpikir jernih
saat dalam keadaan terdesak, dirinya bingung harus menyelematkan temannya dulu
atau menyelamatkan dirinya sendiri, namun karena kepanikan melihat dirinya di
tunjuk-tunjuk oleh petugas, dirinya lebih memilih kabur duluan untuk
menyelamatkan dirinya. Tapi, dia memiliki rasa simpati dimana dirinya masih
memikirkan untuk menolong temannya yang dalam kesusahan.

“Dalam masa-masa sulit, sering kali Basau menyesali diri. Menganggap


bahwa kata-kata ayahnya dulu benar belaka. Tapi darah muda mengguyurnya
dengan amarah, membalas dengan berkata bahwa ayah terlalu naif serta pengecut
dan tak mau peduli pada nasib bangsa.”

Kutipan berikutnya menggambarkan sesosok Basau yang menyesali sikapnya


dulu yang pemarah, membangkang, dan tidak mendengarkan ucapan sang ayah.
Menyadari diri bahwa dirinya tidak mematuhi perkataan orang tuanya.

“Basau tersenyum. Anaknya kurang ajar. Sama seperti dia di masa muda.”

Kutipan tak langsung selanjutnya Basau melihat anaknya yang


menggambarkan dirinya dulu sewaktu muda, memiliki sikap yang kurang ajar.

3. Analisis Tokoh Utama dengan Teknik Dramatik


Berikutnya merupakan analisis menggunakan teknik dramatik yang dapat
diketahui dengan beberapa kutipan di dalam novel.
”Tak perlu kau tambahi lagi. Asap dari pabrik sudah cukup,” ucap Basau
pada anaknya di suatu pagi.
Kutipan di atas Basau memperingatkan anaknya untuk tidak terlalu banyak
merokok. Dirinya memiliki rasa sikap peduli dengan menasehati anaknya untuk
tidak menghisap banyak asap.
“Di saat itu, ketimbang penasaran dengan nasib temannya, Basau lebih ingin
menceramahi anaknya. Mengatakan bahwa ia harus menghindari kesalahan-
kesalahannya di masa muda. Tapi ia tahu, hal itu hanya akan disangkal oleh si
anak. Seperti ia dulu menyangkal ayahnya.”
Basau ingin sekali memperingatkan anaknya dengan menceramahi, namun
mengingat masa lalunya yang juga menyangkal ayahnya, kata-kata untuk
menasehati anaknya tertahan.
“Asap telah semakin tipis. Bahkan nyaris menghilang, tapi dadanya justru
terasa bertambah sesak. Matanya perih. Perih sekali. Ingatannya melayang pada
kejadian dua puluh tahun lalu.”
Basau merasakan sakit saat melihat berita yang disiarkan di TV mengingatkan
akan dirinya terdahulu pada dua puluh tahun yang lalu dialami kembali oleh sang
anak di kala waktu dirinya masih remaja.
Analisis Penokohan Tokoh Utama pada Cerpen “Kelabu di Kepala Anwar”
Karya Rizqi Turama
Cerpen ini menceritakan tentang Anwar, seorang pekerja di tambang yang
memiliki jabatan tinggi dan di juga seorang ayah yang mengkhawatirkan kehidupan
putrinya. Dia mendapatkan wasiat sang ayah untuk memperbaiki pekerjaan yang
salah di tambang. Anwar bimbang, di satu sisi ia tidak ingin ada korban seperti
ayahnya tapi disisi lain kehidupan materi keluarganya terancam. Akhirnya dia
memilih kehidupan materi keluarganya yang justru membahayakan kehidupan
putrinya yang mulai sakit seperti sang ayah.

1. Analisis Penokohan Tokoh Utama dengan teknik Dramatik

Tokoh Anwar digambarkan sebagai tokoh bulat. Tokoh Bulat adalah tokoh
yang memiliki berbagai sisi kepribadian dan jati dirinya dan diungkapkan sebagai
kemungkinan sisi kehidupannya. Tokoh Anwar sebagai tokoh utama diciptakan
dengan bermacam-macam watak seperti kehidupan nyata. Dia memiliki sisi
penyayang terhadap keluarga terutama anak perempuannya yang masih berumur
lima tahun. Tokoh Anwar selalu mengkhawatirkan kehidupan sang buah hati dan
ia juga ingin menjalankan amanat sang ayah.

Tokoh Anwar juga orang yang tidak memiliki prinsip atau berpendirian kuat.
Hal itu karena ia terlalu sering menuruti kata-kata keluarganya yang terlalu gengsi
dan akhirnya merugikan dirinya sendiri.

Selain itu Tokoh Anwar digambarkan sebagai pengecut karena ia lebih


memilih mengorbankan banyak orang daripada pekerjaannya dan tanpa
sepengetahuannya sang Putri ikut menjadi korban.
KESIMPULAN

Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan kepada cerpen-cerpen karya


Rizqi Turama dari periode tahun 2018-2021 menggunakan analisis sinkronik,
perkembangan penokohan pada setiap cerpen yang dianalisis memiliki
perkembangan masing-masing di setiap ceritaya. Setiap perkembangan
memberikan beberapa nilai-nilai yang positif dan negatif untuk dipelajari. Setelah
di analisis menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik, setiap perkembangan
tokoh mempengaruhi alurnya pada cerpen yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, D. (2018). An Analysis of Idiosyncrasy in Ernest Hemingway's


Characterization in The Selected Short Stories. E3L: Journal of English
Teaching, Linguistic, and Literature, 1(1), 38-46.

Milawasri, F. A. (2017). Analisis Karakter Tokoh Utama Wanita Dalam Cerpen


Mendiang Karya SN Ratmana. Jurnal Bindo Sastra, 1(2), 87-94.

Turama, R. (2018). Durian Ayah. Kompas. 18 Maret 2018.

Turama, R. (2019). Mek Mencoba Menolak Memijit. Kompas. 19 Februari 2019.

Turama, R. (2020). Asap-asap Itu Telah Menghilang. Kompas. 23 Februari 2020.

Turama, R. (2021). Kelabu di Kepala Anwar. Kompas. 18 September 2021.

Warsari, S. A., & Indonesia, P. P. B. D. S. (2020). Analisis tokoh dan penokohan


dalam novel senja & pagi karya Alffy Rev & Linka Angelia.

Anda mungkin juga menyukai