Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FILM PENDEK

PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN UNTUK KELAS XI SMA


NEGERI 11 PALEMBANG

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

Royan Bagus Alexander, Raden Ayu Alya Fadilah, Putri Permata Lika,
Nurhaliza

NIM:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Media Pembelajaran

2.1.1 Definisi Media Pembelajarn


2.1.2 Fungsi Media Pembelajaran
2.1.3 Manfaat Media Pembelajaran
2.1.4 Karakteristik Media Pembelajaran

2.2 Film Pendek


2.2.1 Definisi Film Pendek
2.2.2 Fungsi Film Pendek Dalam Pembelajaran
2.2.3 Karakteristik Film Pendek
2.2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Penggunaan Media Film Pendek Dalam
Pembelajaran
1. Kelebihan
Menurut Arsyad (2014:50), kelebihan film dalam proses pembelajaran
terkait dengan tujuh hal. Pertama film dan video dapat melengkapi
pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi,
berpraktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan
dapat meninjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara
kerja jantung ketika berdenyut. Kedua, film dan video dapat menggambarkan
suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang.
Keempat, film dan video mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan film dan video
seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
Kelima, film dan video menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat
secara langsung, seperti lahar gunung berapi atau perlakuan binatang buas.
Keenam, film dan video dapat dapat ditunjukkan pada kelompok besar atau
kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan. Ketujuh,
dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film
yang dalam kecepatan normal memakan waktu seminggu dapat ditampilkan
dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang
mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan kelebihan media film adalah dapat digunakan untuk
menggambarkan tindakan secara jelas, cermat, dan menarik perhatian.
2. Kekurangan
Kekurangan media film adalah selain biaya pembutannya cukup tinggi, media
film pada saat diputar tidak dapat diulang kembali dan tidak diselingi dengan
keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputarkan.
2.3 Fitur-Fitur Pengembangan Media Pembelajaran
2.4 Cerpen
2.4.1 Definisi Cerpen
Wacana yang utuh adalah wacana yang memiliki kelengkapan, memiliki
aspek yang saling padu dan memiliki kesatuan. Salah satu bentuk wacana ialah
cerpen atau cerita pendek. (Darmawati, 2019) mengemukakan bahwa cerpen
merupakan karya berupa rekaan, merupakan tulisan singkat yang mengisahkan
manusia dan seluk-beluknya. Dengan begitu, jelas bahwa cerita pendek berbeda
dengan karya sastra fiksi imajinatif lainnya meskipun cerita pendek merupakan karya
dengan isi yang pendek.

Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novelet dan novel.
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita
mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau
pengertian cerpen yang lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai
kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat
yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Jadi, cerpen adalah sebuah karya berbentuk prosa baru yang menceritakan
suatu peristiwa secara singkat, namun telah mencakup bagian awal, konflik, dan
penyelesaian dalam suatu cerita atau peristiwa. Cerpen juga dapat dibaca dalam
suasana santai karena tidak perlu waktu yang lama sehingga dapat diminati oleh
semua kalangan yang ingin membaca karya sastra. Di era digital ini, cerita pendek
tidak sulit dicari. Cerpen atau cerita pendek dapat ditemui melalui berbagai media,
seperti buku pelajaran, buku kumpulan cerpen ataupun platform digital yang saat ini
dapat diakses di mana saja dengan mudah hanya dengan menggunakan gawai atau
telepon genggam.

2.4.2 Ciri-Ciri Cerpen


Cerita pendek merupakan bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif atau yang
sering disebut sebagai prosa fiksi. Cerpen memiliki ciri-ciri yang membedakannya
dengan karya prosa fiksi lain. Menurut (Wintala, 2016) mengatakan, “Suatu karya
sastra dikategorikan sebagai cerpen apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri kurang dari 10.000 kata.
2. Bentuk tulisannya singkat dan lebih pendek dari novel.
3. Isi cerita berasal dari kehidupan keseharian;
4. Penokohan sangat sederhana.
5. Bersifat fiktif.
6. Hanya memiliki satu alur.
7. Habis dibaca sekali duduk.
8. Kata-kata yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca.
9. Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangat mendalam hingga pembaca ikut
merasakan kandungan di dalam cerpen tersebut.
Berdasarkan ciri-ciri cerita pendek di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen
merupakan cerita pendek. Pendek disini bisa berarti cerita yang habis dibaca selama
sekitar 10 menit, atau sekitar setengah jam. Bersifat naratif, artinya cerpen harus
bersifat menceritakan bukan argumen, ajakan, analisa, atau deskripsi, dan berkesan
fiksi”. Artinya, cerpen ciptaan atau rekaan dan hanya mengandung satu kejadian.
2.4.3 Unsur-Unsur Cerpen
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak memberikan
penjelasan secara jelas tentang nilai. Nilai yang mengungkapkan perbuatan apa yang
dipuji dan dicela, pandangan hidup mana yang dianut dan dijauhi, dan hal apa saja
yang dijunjung tinggi. Cerpen memiliki unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Unsur di dalam cerpen meliputi: tema, tokoh, penokohan, setting, alur,
amanat dan gaya bahasa. Melalui unsur tersebut, peserta didik dapat dengan mudah
memahami nilai toleransi yang ingin disampaikan oleh pendidik.
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan atau permasalahan yang mendasari suatu cerita
yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra.
2. Alur
Alur merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra sedangkan penokohan adalah cara pengarang
mengambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
4. Latar atau Setting
Latar atau Setting secara singkat dapat dikatakan bahwa latar adalah latar belakang
fisik, unsur tempat dan ruang dalam sebuah cerita.
5. Amanat
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca atau pendengar.
6. Sudut Pandang
Sudut Pandang diartikan sebagai cara pengarang menampilkan para pelaku dalam
cerita yang dipaparkannya.
7. Gaya Bahasa
Gaya adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa.
2.5 Menulis Teks Cerpen
2.5.1 Definisi Menulis
Menulis adalah salah satu bentuk ekspresi diri yang paling mendasar dan
efektif. Melalui proses menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, perasaan, dan
pemikiran mereka dengan menggunakan simbol-simbol seperti huruf, angka, dan
tanda baca. Dalam hal ini, menulis dapat berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan
informasi, mengekspresikan perasaan, mengikat kenangan, atau menciptakan karya
seni. Menulis juga dapat berfungsi sebagai proses terapeutik bagi pengarang. Dalam
proses menulis, pengarang dapat memproses perasaan dan memahami diri mereka
sendiri. Menulis juga dapat dianggap sebagai proses kreatif. Hadiyanto dalam Misra
(2014) menjelaskan bahwa Menulis merupakan usaha atau kegiatan yang dillakukan
seorang penulis untuk Mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi
pikirannya secara jelas dan efektif kepada para pembaca.

Penulisan sebagai sebuah proses kreatif sangat penting dalam membentuk


karya yang unik dan bermakna bagi pengarang dan masyarakat. Dalam menulis,
pengarang memiliki kebebasan untuk mengejar ide-ide mereka dan membentuk karya
yang sesuai dengan imajinasinya. Proses ini merupakan suatu bentuk ekspresi bagi
pengarang, yang melalui kreativitas dan imajinasi, dapat membentuk karya yang
memiliki dampak besar bagi diri mereka sendiri dan masyarakat.

Menulis sebagai sebuah proses kreatif sangat penting bagi pengembangan diri
dan pemahaman pengarang terhadap dunia sekitar. Dalam proses ini, pengarang
memiliki kesempatan untuk mengejar ide-ide mereka dan membentuk karya yang
unik dan bermakna. Keunikan ini terbentuk melalui kreativitas dan imajinasi
pengarang, yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk karya yang memiliki
nilai lebih bagi pengarang dan masyarakat.

Menulis juga dapat membantu pengarang untuk mengejar tujuan dan


memperoleh kepuasan pribadi. Dalam proses menulis, pengarang dapat mengejar
imajinasi dan membentuk karya yang berdampak positif bagi diri mereka sendiri dan
masyarakat. Hal ini merupakan suatu bentuk terapi bagi pengarang, dimana mereka
dapat mengejar tujuan dan memperoleh kepuasan pribadi melalui proses kreatif ini.

Secara keseluruhan, penulisan sebagai sebuah proses kreatif sangat penting bagi
pengembangan diri dan masyarakat. Melalui proses ini, pengarang dapat mengejar
ide-ide mereka dan membentuk karya yang unik dan bermakna bagi diri mereka
sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu, proses penulisan harus diterima dan
didukung sebagai suatu bentuk ekspresi dan pengembangan diri bagi pengarang dan
masyarakat.

2.5.2 Definisi Menulis Cerpen


Menulis cerita pendek adalah bentuk ekspresi diri yang melibatkan
pengungkapan perasaan, ide, dan gagasan. Yulistio (2019) menjelaskan bahwa,
Kemampuan menulis merupakan kecakapan seseorang dalam berbahasa yang bersifat
produktif karena menghasilkan produk, yakni tulisan. Ini merupakan bagian dari
budaya manusia untuk mengejar kemampuan menulis dan melihat masalah dari
perspektif pribadi. Dalam menulis cerita pendek, penting untuk memperhatikan
unsur-unsur cerita pendek dan melakukan langkah-langkah yang sesuai dalam proses
penulisan. Menulis cerita pendek menawarkan beberapa manfaat bagi pengarang dan
pembaca. Melalui proses menulis cerita pendek, pengarang dapat mengejar kreativitas
dan memperluas wawasan, memperkaya bahasa dan kosa kata, serta memperkuat
kemampuan menulis secara keseluruhan. Pada saat yang sama, membaca cerita
pendek membantu pembaca memperluas pemahaman tentang dunia dan memperkaya
pemikiran, serta meningkatkan kemampuan berimaginas dan memahami perspektif
orang lain.

Menulis cerita pendek juga dapat menjadi cara bagi pengarang untuk
memproses perasaan dan memahami diri sendiri. Dalam proses menulis, pengarang
dapat mengejar perasaan dan memahami bagaimana perasaan tersebut mempengaruhi
pemikiran dan tindakan. Ini dapat membantu pengarang memecahkan masalah dan
mengatasi tekanan emosional. Dalam menulis cerita pendek, penting untuk
memperhatikan unsur-unsur cerita seperti alur, tokoh, setting, dan tema. Unsur-unsur
ini memainkan peran penting dalam membangun cerita yang kuat dan memukau.
Langkah-langkah dalam menulis cerita pendek meliputi tahap perencanaan,
pembuatan naskah, dan revisi. Dalam tahap perencanaan, pengarang harus
memikirkan ide cerita, tokoh, dan setting. Dalam tahap pembuatan naskah, pengarang
harus menulis cerita sesuai dengan perencanaan dan memastikan alur cerita berjalan
lancar. Dalam tahap revisi, pengarang harus memperbaiki dan memperkaya naskah
untuk memastikan cerita memiliki daya tarik dan dapat memukau pembaca.

2.3.3 Langkah-Langkah Menulis Cerpen


Cerpen harus memiliki jiwa yang membuat cerpen itu sendiri memiliki daya
tarik. Salah satu teknik menulis cerpen adalah membuat alur cerita menjadi unik, baru
dan tentu saja tidak ada yang sama. Hidayati (2009: 95) menyatakan bahwa langkah-
langkah dalam menulis cerpen adalah sebagai berikut:

1. Tentukan ide. Ide dapat didapatkan melalui berbagai cara, salah satunya
adalah dengan membayangkan suatu kejadian yang membuat kita terkesan.
2. Carilah tema dan ide tersebut.
3. Tuliskan semua hal yang berhubungan dengan tema yang sudah ditentukan.
4. Buatlah kerangka cerita dari awal sampai akhir. Kerangka ini dibuat
berdasarkan semua hal yang berhubungan dengan tema yang sudah ditulis.
5. Periksalah kembali kerangka yang sudah dibuat, hapuslah kalimat yang
mungkin tidak diperlukan.
6. Mulailah menulis cerpen dengan acuan kerangka yang sudah dibuat.
Penulisan ini harus memperhatikan pembaca dan penggunaan kalimat. Selain
itu, isi cerita harus dimulai dengan paragraf pertama yang harus menarik
perhatian pembaca untuk melanjutkan membacanya, karena paragraf pertama
adalah display dari sebuah cerita (kunci pembuka).
7. Setelah menulis cerita selesai, suntinglah kembali, hapuslah kalimat yang
tidak diperlukan. Kegiatan ini lebih baik dilakukan berulang-ulang.
8. Langkah terakhir adalah memberikan judul pada cerita yang sudah selesai
ditulis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menulis cerpen,


harus memiliki teknik yang baik untuk mengembangkan imajinasi saat menulis.
Langkah-langkah dalam menulis cerpen dapat membantu mempermudah kita dalam
membuat cerita pendek.

2.5 Penelitian Relavan


Penelitian semacam ini pernah dilakukan terhadap media pembelajaran
menulis cerpen yang dilakukan Hudhana & Sulaeman (2019), didapatkan bahwa
siswa yang diberikan media pembelaran audiovisual berupa video scribe rata-rata
hasil belajar dan daya imajinasi serta minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen
lebih tinggi dibandingkan siswa yang hanya diberi pembelajaran terpaku buku cetak.
Penelitian berbasis film pendek juga pernah dilakukan Yulianingsih (2018) pada
materi teks anekdot siswa kelas X SMK YPM Taman 4 Sidoarjo. Hasil penelitiannya
media film pendek memperoleh skor baik dalam menciptakan suasana baru dalam
pembelajaran.

BAB III
METEOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis
mobile learning melalui tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan (R&D).
Model pengembangan yang digunakan adalah gabungan dari model Borg & Gall dan
Allesi & Trollip yang dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian. Tahapan-tahapan
dalam penelitian ini meliputi: (1) Penelitian dan pengumpulan informasi menurut
Borg & Gall; (2) Perencanaan desain menurut Allesi & Trollip; (3) Pengembangan
bentuk awal produk menurut Allesi & Trollip; dan (4) Revisi produk dan validasi ahli
menurut Borg & Gall.

3.2 Subjek Penelitian


Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis mobile learning ini, subjek
penelitiannya adalah guru Bahasa Indonesia dan peserta didik kelas XI SMA Negeri
11 Palembang pada tahun ajaran 2022—2023.

3.3 Prosedur Penelitian


3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Wawancara
3.4.2 Angket
3.5 Trknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Kebutuhan
3.5.2 Analisis Data Validasi Ahli

DAFTAR PUSTAKA
Yulistio, D., & Fhitri, A. (2019). Peningkatan kemampuan menulis cerpen
menggunakan model pembelajaran pedagogi genre, saintifik, dan clil (content
and language integrated learning) pada siswa kelas xi sman 2 kota bengkulu.
jurnal ilmiah korpus; vol 3, No 1: APRIL 2019; 9-20 ; Jurnal Korpus; Vol 3,
No 1: APRIL 2019 ;9-20 ; 2614-6614.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/7342.

Anda mungkin juga menyukai