Anda di halaman 1dari 2

1.

Point penting himpunan adalah kumpulan objek-objek (benda-benda real atau abstrak) yang
memiliki sifat yang dapat didefinisikan dengan jelas, atau lebih jelasnya adalah segala koleksi
benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan.

2. Perbedaan relasi dan fungsi yaitu, Relasi merupakan hubungan antara dua himpunan dengan
himpunan yang lainnya. Sedangkan fungsi adalah suatu relasi khusus yang memasangkan setiap
anggota daerah asal A (domain) tepat satu anggota kawan B (kodomain). Perbedaan yang
mendasar antara Fungsi dan Relasi adalah :
Untuk Fungsi : tiap anggota A hanya mempunyai pasangan 1 saja di B.
Tetapi untuk Relasi : Tiap anggota A boleh mempunyai pasangan lebih dari 1 di B.
Relasi belum tentu bisa menjadi fungsi, sedangkan fungsi sudah pasti bisa menjadi relasi

Contoh relasi :
A = {2,3,4,5,6}
B = {1,2,3,4,5,6}
Relasi : “adalah faktor dari “
Penyelesaian Dengan diagram pasangan berurutan.
R = {(2,2), (2,4), (2,6), (3,3), (3,6), (4,4), (5,5), (6,6)
A= {Buyung, Doni, Vita, Putri}, B = {IPS, kesenian, keterampilan, olahraga, matematika, IPA,
bahasa Inggris}, dan “pelajaran yang disukai” adalah relasi yang menghubungkan himpunan A ke
himpunan B.
keterangan: Buyung suka IPS dan kesenian, Doni suka Ketrampilan dan Olahraga, Vita suka IPA,
dan Putri suka Matematika dan Bahasa Inggris.
Penyelesaian Dengan Metode Himpunan Pasangan Berurutan
{(Buyung, IPS), (Buyung, kesenian), (Doni, keterampilan), (Doni, olahraga), (Vita, IPA), (Putri,
matematika), (Putri, bahasa Inggris)}.
Contoh fungsi:
Provinsi dengan ibu kotanya, orang dengan agamanya, orang dengan tanggal lahirnya, orang
dengan hari lahirnya, anak dengan ayah kandungnya,

3. Penalaran induktif dimulai dengan memeriksa keadaan khusus dan menuju penarikan
kesimpulan umum, yang dinamakan proses induktif generalisasi. Penalaran tersebut mencakup
pengamatan contoh-contoh khusus dan menemukan pola atau aturan yang melandasinya.
Sebagai contoh, hasilkali dua bilangan ganjil adalah ganjil, yang ditemukan melalui pengamatan
dari beberapa contoh khusus. Kesimpulan yang ditarik dari contoh khusus tersebut merupakan
kesimpulan umum, yaitu hasilkali sebarang dua bilangan ganjil adalah ganjil. Kesimpulan umum
yang ditarik dari jenis induktif generalisasi dapat merupakan suatu aturan, namun dapat pula
sebagai prediksi yang didasarkan pada aturan itu. Misalnya, menentukan suku selanjutnya dari
suatu barisan bilangan atau barisan gambar. Aturannya dapat dilihat dari jenis pola penyusunan
barisan, yaitu pola berulang atau pola tumbuh

Penalaran deduktif dimulai dengan premis-premis (proposisi umum) yang memunculkan sesuatu
untuk dapat ditarik kesimpulan. Penalaran ini melibatkan penarikan kesimpulan dari apa yang
diberikan (Ennis, 1969). Sebagai contoh, perkalian dua bilangan ganjil selalu menghasilkan
bilangan ganjil (premis umum); 5 dan 3 adalah bilangan ganjil (premis kedua); Oleh karena itu,
hasilkali 5 dan 3 haruslah ganjil. Bukti deduktif dapat menentukan apakah suatu tebakan yang
ditarik melalui suatu intuisi atau induksi secara logis konsisten dan apakah ia hanya berlaku
untuk kasus-kasus tertentu atau kasus yang lebih umum. Meskipun demikian, penalaran
deduktif memiliki keterbatasan. Maksudnya bahwa kesimpulan yang dibuktikan dengan
penalaran deduktif apakah benar-benar secara universal. Penalaran deduktif menjamin
kesimpulan yang benar jika: (a) premis dari argument adalah benar, dan (b) argument adalah
valid (logis). Namun, kesimpulan boleh jadi benar hanya dalam situasi tertentu. Misalnya jika
premis tidak benar maka kesimpulan mungkin akan salah.

4. Sifat-Sifat Bilangan Real


1.) Sifat Komutatif (pertukaran) :
penjumlahan : x+y = y+x
contoh : 2+3 = 3+2
Perkalian : x.y = y.x
contoh : 2.3 = 3.2
2.) Sifat Asosiatif (pengelompokan)
Penjumlahan : (x+y)+z = x+(y+z)
contoh : (2+3)+0,5 = 2+(3+0,5)
perkalian : (x.y).z = x.(y.z)
contoh : (2.3).0,5 = 2.(3.0,5)
3.) Sifat eksistensi bilangan 0
terdapat 0 elemen ℝ sedemikian hingga 0 + a = a dan a + 0 = a
contoh : 0 + 2 = 2+0
4.) Sifat eksistensi elemen negatif atau invers penjumlahan
untuk setiap a elemen ℝ terdapat -a elemen ℝ sedemikian hingga a + (-a) = 0 dan (-a) + a = 0
contoh : (-5) + 5 = 0 dan 5 + (-5) = 0
5.) Sifat eksistensi elemen unit 1
Terdapat 1 elemen ℝ sedemikian hingga 1.a = a dan a.1 = a
contoh : 1. 2,4 = 2,4 . 1
6.) Sifat eksistensi invers perkalian
Untuk setian a elemen ℝ dengan a bukan sama dengan nol, terdapat 1/a elemen ℝ sedemikian
sehingga (1/a) . a = 1 dan a. (1/a) = 1
contoh : (1/5).5 = 1
7.) Sifat Distributif (penyebaran)
x.(y+z) = (x.y) + (x.z) dan (y + z).x = (y.x) + (z.x)
contoh : 4.(2+3) = (4.2) + (4.3)

Anda mungkin juga menyukai