Sampah 3
Sampah 3
oleh :
Nama : Rizka Afri Wahyuni
NIM : 121110025
Kelas : 2.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya peningkatan kualitas lingkungan adalah dengan melakukan kegiatan di
bidang kesehatan. Kerusakan lingkingan telah mengglobal. Hal ini berpengaruh terhadap
terjadinya perubahan iklim, timbulnya bencana, timbulnya pandemi penyakit, serta
kelangsungan hidup manusia, binatang dan tumbuhan beserta spesies-spesies lainnya. Hal ini
harus segera kita atasi. Bilamana tidak, bumi akan menjadi tepatyang tidak nyaman lagi
untuk ditempati. Salah satu pencemaran lingkungan tersebut adalah sampah. Sampah saat ini
menjadi persoalan pokok di kota-kota besar, khususnya Indonesia
Sampah saat ini masih jadi masalah penting dalam tatanan kebijakan nasional dan
daerah indonesia. Sampah semakin tidak bersahabat dengan alam saat sampah menjadi
pemandangan yang sangat mengganggu keindahan. Sampah menjadi portal keindahan disaat
sampah merusak ruang pemandangan mata dan mengganggu indra penciuman karna bau
yang di hasilkan tidak sedap. Bahkan dari tahun ke tahun masalah sampah bukan
terselesaikan tapi semakin menambah daftar panjang masalah yang ada di negri ini.
Sampah merupakan konsekuensi kehidupan yang sering menimbulkan masalah dan
jumlahnya akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan
beragam aktivitasnya. Peningkatan jumlah penduduk berarti peningkatan jumlah timbulan
sampah, dan semakin beragam aktifitas berarti beragam jenis sampah yang dihasilkan.
Pembuangan sampah yang dilakukan dengan cara terbuka dan di tempat terbuka juga
dapat berakibat meningkatnya intensitas pencemaran, tingginya kepadatan vektor penyakit
seperti lalat, tikus, nyamuk, kecoa, pencemaran terhadap udara, tanah, air dan rendahnya
estetika. Sumber-sumber sampah yang dihasilkan banyak dijumpai di tempat-tempat umum,
seperti Di Sekolah, Stasiun, Terminal, Pasar, dan Tempat Wisata.
Menurut data dari WHO bahwa sedikitnya 40 % sampah sulit dilakukan pengelolaan.Kota
Bukittinggi sebagai salah satu kota yang berada di Sumatera Barat memiliki banyak pasar
yang tersebar di berbagai wilayahnya. Pasar bawah yang terletak di Jln Soekarno Hatta
memiliki masalah yang cukup signifikan tentang sampah. banyaknya timbulan sampah yang
menumpuk di pasar disebabkan kurangnya kepedulian para pedagang maupun pengunjung.
prilaku tersebut menyebabkan tingginya angka kejadian diare di daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis terarik untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan dan partisipasi pedagang terhadap pengelolaan sampah di Pasar
Padangpanjang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan tingkat pengetahuan dan partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah di Pasar Padangpanjang tahun 2014
Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat
atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar
pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan
pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.
Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi
horizontal.
Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang
terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam
hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.
Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai
prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara
horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama,
maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut Effendi
sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya
masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh
Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004:
106-107) adalah:
Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak
dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.
Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang
mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk
menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog
tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
Transparansi :Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim
berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.
Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Berbagai pihak yang
terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk
menghindari terjadinya dominasi.
Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Berbagai pihak mempunyai
tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan
(sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan
langkah-langkah selanjutnya.
Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan
aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling
memberdayakan satu sama lain.
Kerjasama : Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk saling
berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
Tipe Partisipasi
Tipologi Karakteristik
(a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang
atau telah terjadi;
Partisipasi pasif/ (b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek]
manipulatif tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat;
Partisipasi untuk (b) Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses
insentif materil pembelajarannya;
(c) Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar
(fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
Partisipasi interaktif (a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah
pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau
penguatan kelembagaan yang telah ada;
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu
program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun
ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia,
terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967:
130) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-
kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas
dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap,
cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia
lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa
pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam
banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah
tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser
dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.
3. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap
dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang
diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan
menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan
yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan
perekonomian.
5. Lamanya tinggal
Partisipasi pedagang
Tingkat Pengetahuan pedagang
- penyediaaan tempat
sampah
- penyimpanan sampah
- pengumpulan sampah
- pembuangan sampah
- pembayaran retribusi
BAB III
METODE PENELITIAN