Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

OPTIMALISASI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS


DI PUSKESMAS BOJONG

Disusun Oleh:

Nama : Rizka Afri Wahyuni, A.Md.KL


NIP : 199406262020122016
Golongan/Pangkat : IIc/Pengatur
Jabatan : Sanitarian
Unit Kerja : Puskesmas Bojong
Coach : Dr. Suyana, MM
Mentor : Drg. Norlia Restihani SW

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA KABUPATEN BOGOR BEKERJA SAMA DENGAN BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN


OPTIMALISASI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS
DI PUSKESMAS BOJONG

Oleh :

Nama : Rizka Afri Wahyuni,A.Md.KL

NIP : 199406262020122016

Golongan/Pangkat : IIc/Pengatur

Jabatan : Sanitarian

Unit Kerja : Puskesmas Bojong

Telah disetujui untuk diajukan dalam Seminar Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan X1X Pemerintah Kabupaten Bogor.

Bogor, 28 September 2021

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Dr. Suyana,MM. drg. Norlia Restiani, SW


NIP. 196002091982041004 NIP. 197504112009032002
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN


OPTIMALISASI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS
DI PUSKESMAS BOJONG

Oleh :

Nama : Rizka Afri Wahyuni. A.Md.KL

NIP : 199406262020122016

Golongan/Pangkat : IIc/Pengatur

Jabatan : Sanitarian

Unit Kerja : Puskesmas Bojong

Telah dipresentasikan dalam Seminar Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi PNS yang
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal Oktober 2021 melalui Virtual Zoom Meeting.

Mentor, Peserta Diklat,

drg. Norlia Restiani, SW Rizka Afri Wahyuni. A.Md.KL


NIP. 197504112009032002 NIP. 199406262020122016

Penguji, Coach,

Dr. Ir. Momon Rivai, M. Sc. Dr. SUYANA, M.M.


NIP. 196002091982041004 NIP. 195910071985032005
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis mampu menyusun Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil
Negara pada Puskesmas Bojong dengan tidak ada suatu penghalang apapun.
Penyusunan laporan aktualisasi ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, pengarahan,
dukungan, dan bantuan serta semangat yang telah diberikan dari beberapa pihak yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Kedua orang tua saya yang telah mendoakan saya hingga saat sekarang ini
2. Suami yang telah memberikan support dalam setiap kegiatan serta buah hati
pertama kami sebagai anugerah pelengkap keluarga kecil kami.
3. Bapak Dr.Suyana,M.M. selaku coach dan pembimbing yang telah membantu dan
membimbing selama pengerjaan laporan aktualisasi ini.
4. Ibu Dr. Ir. Momon Rivai, M.sc selaku penguji yang telah memberikan arahan
selama seminar laporan aktualisasi.
5. Para Widyaiswara sebagai narasumber yang telah berbagi pengetahuan,
memberikan motivasi, dan arahan dalam penyusunan kegiatan aktualisasi.
6. Ibu drg.Norlia Restihani SW selaku Mentor dan Kepala Puskesmas di Puskesmas
Bojong yang telah mengarahkan dan membimbing selama penyusunan laporan
aktualisasi ini.
7. Bapak dan Ibu Puskesmas Bojong selaku rekan kerja yang selalu memberikan
motivasi dan doa dalam penyusunan pelaksanaan aktualisasi ini
8. Seluruh Keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung selama kegiatan dan
dalam penyusunan kegiatan aktualisasi ini.
9. Rekan-rekan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XIX Golongan II
khususnya kelompok 2 yang selalu menemani, memberikan semangat, motivasi
kepada penulis.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v

BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................................2
C. Manfaat.......................................................................................................................3
BAB II Deskripsi Organisasi..........................................................................................4
A. Profil Organisasi.........................................................................................................4
1. Sejarah Organisasi..............................................................................................4
2. Visi dan Misi Organisasi....................................................................................5
3. Strategi, Fungsi dan Program Puskesmas Bojong..............................................6
4. Nilai Nilai Organisasi.........................................................................................9
5. Struktur Organisasi...........................................................................................11
BAB III l Aktualisasi.....................................................................................................12
A. Nilai – nilai Dasar ASN...........................................................................................12
1. Akuntabilitas.....................................................................................................12
2. Nasionalisme.....................................................................................................14
3. Etika Publik.......................................................................................................19
4. Komitmen Mutu................................................................................................20
5. Anti Korupsi......................................................................................................21
B. Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI...............................................................22
1. Manajemen ASN...............................................................................................22
2. Pelayanan Publik...............................................................................................24
C. Identifikasi Isu..........................................................................................................27
D. Penetapan isu............................................................................................................29
E. Identifikasi Penyebab Isu Menggunakan Fishbone Diagram...................................30
F. Dampak....................................................................................................................31
G. Gagasan Pemecahan isu...........................................................................................31
H. Matrik Rancangan Aktualisasi.................................................................................32
I. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi.............................................................35
BAB IV Kegiatan Aktualisasi

BAB V Penutup
DAFTAR TABEL

TABEL
3.1 Nilai-Nilai Dasar Nasionalisme ………………………………………………..17
3.2 Nilai-Nilai Dasar Etika Publik …………………………………………………18
3.3 Nilai-Nilai Dasar Komitmen Mutu …………………………………………….20
3.4 Nilai-Nilai Dasar Anti Korupsi …………………………………………...…...21
3.5 Identifikasi Isu ………………………………………………………………....27
3.6 Identifikasi Isu Dengan Metode USG …………………………………..……..28
3.7 Skor Identifikasi Isu Dengan Metode USG …………………………………....29
3.8 Matrik Rencana Aktualisasi ……………………………………..………...…..33
3.9 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ………………………………………….………..35
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR
2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Bojong ……………………………………..17
2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Bojong ………………………..………………11
3.1 Fishbone Diagram ………………..………………………………………….29
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health
well being menurut Hendrick L. Blum dipengaruhi oleh empat factor yaitu environment
atau lingkungan, behavior atau perilaku, heredity atau keturunan dan health care service
atau pelayanan kesehatan (M. N. Bustan, 2006). Berdasarkan empat factor tersebut,
lingkungan merupakan salah satu factor paling besar pengaruhnya terhadap tinggi
rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Semakin baik dan sehatnya kondisi
lingkungan maka semakin tinggi derajat kesehatan masyarakat.

Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan


Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 tahun masa percobaan.
Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Pegawai ASN berfungsi sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayanan


public; 3) Perekat dan Pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini dilakukan dengan
penuh tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam
menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang teguh nilai-nilai dasar
ANEKA yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutudan
Anti korupsi. ASN juga mempunyai kedudukan dan peran yaitu: 1) Manajemen ASN;
2) Whole of Govemment; 3) Pelayanan Publik.

Namun pada kenyataannya, pelaksanaan fungsi ASN belum dilaksanakan dengan


baik dan belum mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA. Nilai-nilai dasar ANEKA
belum di aplikasikan dalam Manajemen ASN, Whole of Govemment, dan Pelayanan
Publik. Sebagian besar masyarakat memandang negatif para Pegawai Negeri Sipil
(PNS).

1
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang di pandang masyarakat tidak serius dalam bekerja,
malas bekerja, bekerja tidak sesuai jam kerja, kurang ramah, sombong dan melakukan
pelayanan dengan tebang pilih. Oleh karena itu saat ini pemerintah Republik Indonesia
sedang menggalakkan reformasi birokrasi dengan tujuan agar para PNS dapat
menjalankan tugas dengan baik, akan tetapi untuk terciptanya reformasi birokrasi
perlunya dukungan dari sumber ddaya nanusia dan system yang berkualitas. Untuk
tujuan tersebut maka perlu dibangun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang PNS.

Puskesmas Bojong Kec klpanunggal adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang penting karena bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Indicator utama yang harus dimiliki setiap
Puskesmas termasuk Puskesmas Bojong adalah lingkungan yang sehat, perilaku sehat,
cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan masyarakat.

Sesuai dengan indikator lingkungan sehat yang harus dimiliki oleh Puskesmas
Bojong, maka inovasi merupakan suatu upaya yang baik dalam meningkatkan kualitas
lingkungan Puskesmas Bojong. Dalam rangka merancang sebuah inovasi, yang pertama
harus dilakukan adalah identifikasi isu yang terjadi di Puskesmas bojong. Setelah isu
diidentifikasi dan ditetapkan, maka selanjutnya dapat disusun kegiatan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan Puskesmas Bojong. Beberapa
masalah yang terjadi adalah belum efektifnya pengelolaan limbah medis dan dan non
medis di Puskesmas Bojong, dikarenakan masih ada limbah medis dan non medis yang
tercampur dan tidak ada pelabelan di tempat sampah.

Berdasarkan masalah tersebut maka penulis akan merancang kegiatan aktualisasi


dengan menerapkan nilai-nilai yang telah didapatkan selama pelatihan sehingga mampu
memberikan perubahan yang bermanfaat untuk Puskesmas Bojong dalam meningkatkan
kualitas lingkungan sehat.

B. Tujuan

Tujuan di aktualisasi nilai-nilai dasar PNS yang direncanakan dalam rancangan


aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengelolaan limbah medis dan non medis di Puskesmas Bojong

2
C. Manfaat

kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peserta latsar


2. Dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) pada saat menjalankan tugas di
Puskesmas
3. Dapat merubah pola piker sehingga menjadi individu yang lebih professional,
berkomitmen, beretika dan berintegritas
4. Bagi puskesmas
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan limbah medis dan non medis Puskesmas Bojong
sehingga Puskesmas menjadi lebih bersih.
6. Bagi masyarakat
7. Masyarakat mendapatkan kualitas lingkungan Puskesmas Bojong yang optimal
terutama rapid dan bersihnya limbah medis dan non medis di Puskesmas Bojong

3
BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI

A. Profil Organisasi

1. Sejarah Organisasi
Puskesmas Bojong adalah salah satu unit pelayanan dibidang kesehatan yang
merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, teregistrasi di
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan dengan nomor P3201180204,
merupakan puskesmas non rawat inap yang berdiri sejak tahun 1992, beralamat di Jalan
Klapanunggal Cipeucang RT.013 RW.007 Desa Bojong Kecamatan Klapanunggal
Kabupaten Bogor 16710 diatas tanah seluas 745 m2, dengan luas bangunan 150 m2.
Wilayah binaan Puskesmas Bojong terdiri 4 desa yaitu Desa Bojong, Desa Cikahuripan,
Desa Leuwikaret, dan Desa Ligarmukti, dengan luas wilayah 4948,47 Ha, yang
berbatasan:

 Sebelah Utara : Desa Mampir Kecamatan Cileungsi


 Sebelah Selatan : Desa Tajur Kecamatan Citeureup
 Sebelah Timur : Desa Situsari Kecamatan Jonggol
 Sebelah Barat : Desa Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal

Secara geografis, Puskesmas Bojong berada di sebelah timur ibu kota Kabupaten
Bogor dengan kondisi geografis sebagian besar terdiri dari dataran dan perbukitan,
jarak ke ibu kota kabupaten ± 27 KM, berada pada ketinggian 230 DPL, dengan curah
hujan rata –rata 3500-4000 mm /th dan suhu udara berkisar 20 - 30 o C. Puskesmas
Bojong terletak dekat dengan pemukiman dan dapat diakses dengan mudah
menggunakan transportasi umum yang tersedia secara rutin dari dan menuju wilayah
Puskesmas Bojong. Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Bojong adalah Desa
Leuwikaret yang berjarak ± 25 km, dengan waktu tempuh ± 1 jam 15 menit
menggunakan kendaraan.

4
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Bojong

2. Visi dan Misi Organisasi

Visi
Berdasarkan visi misi pembangunan Kabupaten Bogor, Dinas Kesehatan telah
menetapkan visi yang tertuang dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun
2013 – 2018 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Mandiri untuk
Hidup Sehat “. Oleh karena itu, Puskesmas Bojong menetapkan visi yang mengacu pada
visi Dinas Kesehatan. Visi Puskesmas Bojong adalah:

“Terwujudkan Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat di Wilayah Puskesmas


Bojong”

Misi
Untuk mewujudkan visi Puskesmas Bojong, maka ditetapkan 3 (tiga) misi sebagai
berikut:
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui kegiatan PHBS.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat wilayah Puskesmas Bojong dalam
kepesertaan JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional ).
3. Menjalin kerjasama dengan lintas sektoral dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat.

5
3. Strategi, Fungsi dan Program Puskesmas Bojong

Strategi
Strategi yang digunakan dalam rangka mencapai visi dan misi Puskesmas Bojong
adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan oleh seluruh jajaran Puskesmas Bojong


baik dalam upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan dan memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kepesertaan dalam
Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Menguatkan kerja sama lintas sektoral dan lintas pogram serta menggerakan
pemberdayaan masyarakat secara optimal dalam meningkatkan program
pembangunan dibidang kesehatan
5. Meningkatkan kompetensi dan mengoptimalkan tenaga kesehatan yang ada untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal.

Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.

Untuk melaksanakan tugas puskesmas tersebut, Puskesmas Bojong


menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat ) tingkat pertama diwilayah


kerjanya.
2. Penyelenggaraan UKP ( Upaya Kesehatan Perseorangan ) tingkat pertama diwilayah
kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya,


Puskesmas Bojong berwenang untuk:

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan


analisa kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;

6
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaiakan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat;
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas Bojong;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya,


Puskesmas Bojong berwenang untuk:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,


berkesinambungan dan bermutu; Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kesehatan
perorangan
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung;
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama
inter dan antar profesi;
5. Melaksanakan rekam medis;
6. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan;
7. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
8. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan

7
Program Puskesmas
Program Puskesmas disusun berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014, dan melihat
ketersediaan sumber daya dan permasalahan kesehatan yang ada ditiap daerah. Maka
program puskesmas dikelompokan menjadi:

a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Keperawatan Kesehatan


Masyarakat (Perkesmas),
b. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan, dan
c. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Laboratorium dan Kefarmasian.

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat


(Perkesmas)
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) merupakan kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya kesehatan ini
diselenggarakan untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota di bidang kesehatan.

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Keperawatan Kesehatan


Masyarakat (Perkesmas) terdiri dari:

a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA, KB
d. Perbaikan gizi
e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Perkesmas

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan


Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan merupakan kegiatan yang
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas.

8
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan terdiri dari :

a. Kesehatan Jiwa
b. Kesehatan Gigi Masyarakat
c. Kesehatan Tradisional
d. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
e. Kesehatan Indera
f. Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)
g. Kesehatan Kerja
h. Kesehatan Olahraga

Upaya Kesehatan Perorangan, Laboratorium dan Kefarmasian


Upaya Kesehatan Perorangan, Laboratorium dan Kefarmasian merupakan kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.

Upaya Kesehatan Perorangan, Laboratorium dan Kefarmasian terdiri dari:

a. Rawat Jalan
b. Penunjang
c. Kefarmasian
d. Laboratorium

4. Nilai Nilai Organisasi

Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, maka Puskesmas Bojong


harus selalu berpegang teguh pada motto yang telah ditetapkan, yaitu:

C = CEPAT mengambil tindakan


A = AKURAT dalam memberikan pengobatan
K = KOMUNIKATIF dalam memberikan informasi
A = AMAN dalam bertindak
P = PELAYANAN dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)

9
Sedangkan tata nilai yang dianut adalah:

T = TERBUKA
Terbuka terhadap semua kritikan dan masukan yang sifatnya membangun dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan

O = OPTIMAL
Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan bersungguh – sungguh kepada
masyarakat

P = PROFESIONAL
Terampil, handal dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sesuai dengan
tupoksinya

10
5. Struktur Organisasi

Kepala Puskesmas
drg. Norlia Restihani, SW

Kepala Tata Usaha


Mamat

Sistem Informasi Puskesmas : Irna Rosalina


Kepegawaian : Mamat
Keuangan
- JKN : Mamat
- Operasional : Vinny Febrya
- BOK : Ayu Wandira

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab


UKM Esensial dan Perkesmas UKM Pengembangan UKP Kefarmasian dan Laboratorium Jaringan Pelayanan Puskesmas
Sri Sulasih Hendri Satrian dr. Evynovita. N Triyana Ginting

Promosi Kesehatan : Yesi Ismayanti F Kesehatan Jiwa : Hendri Satrian Pemeriksaan Umum : dr. Evynovita. N
Puskesmas Pembantu :
Kesling : Rizka Afri W UKGMD : Vinny Febrya Kes. Gigi & Mulut : drg. Norlia Restihani
KIA - KB Kesmas : Eri Kurniawati Batra : Rizka Afri W KIA - KB : Eri Kurniawati Ani Yuliani
Gizi Kesmas : Inaz Zhafira Olahraga : Hendri Gawat Darurat : Hendri Satrian
P2P : Sri Sulasih Kesehatan Indra : Triyana Ginting Gizi : Inaz Zhafira
Perkesmas : Parida Sembiring Kesehatan Lansia : Cicih Kurniasih Persalinan : Cicih Kurniasih
Bidan Desa
Survelians : Lamda Pratiwi Kesehatan Kerja : Rizka Afri W Farmasi : Fera Kurniawati
Laboratorium : Hendri Satrian Bojong : Eri Kurniawati
Cikahuripan : Risa Wahyu
Leuwikaret : Alvina Tania
Ligamukti : Ani Yuliani

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Bojong

Role Model

Saya memilih Soichiro Honda sebagai figure panutan perjuangan dalam mendirikan
perusahaan Honda dilaluinya dengan susah payah, namun semua perjuangannya
terbayar berkat temuan mesinnya yang kemudian melahirkan sebuah perusahaan
otomotif terbesardi dunia yaitu Perusahaan Honda. Arahan beliau sejalan dengan nilai-
nilai ANEKA yaitu akuntabilitas (integritas, tanggungjawab, keterbukaan),
nasionalisme (kemanusiaan), etika publik (ramah dan sopan) , komitmen mutu( nyata,
kehandalan, kompetensi), anti korupsi (disiplin, kejujuran, kerja keras dan berani)..
sosok beliau dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan nilai ANEKA.

11
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai – nilai Dasar ASN

Nilai – nilai dasar yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban pihak organisasi publik (instansi pemerintahan)


untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak internal maupun eksternal
yang berkepentingan, dengan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh organisasi publik tersebut. Akuntabilitas memiliki
beberapa tingkatan yaitu akuntabiltas personal, akuntabiltas individual, akuntabilitas
kelompok, akuntabiltas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.4 Akuntabilitas
personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri sesorang seperti kejujuran, moral
etika dan semacamnya. Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan individu dengan
lingkungan kerjanya. Akuntabilitas kelompok adalah adanya kerja sama dalam sebuah
kelompok. Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan yang telah dicapai.
Sedangkan akuntabilitas stakeholder mengacu pada tanggung jawab organisasi untuk
mewujudkan pelayanan yang adil, responsif dan bermartabat.

Menurut Howard Robert Bowen, akuntabilitas memiliki tiga fungsi utama yaitu:

1. Peran demokrasi, yakni untuk menyediakan kontrol demokratis;


2. Peran konstitusional, yakni ntuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan;
dan
3. Peran belajar, yakni untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

12
Ketiga fungsi akuntabilitas tersebut menunjukan bahwa akuntabilitas memiliki
fungsi yang penting bagi terciptanya pemerintahan yang efisien, efektif, demokratis dan
bebas korupsi.

Nilai – Nilai Dasar Akuntabilitas yaitu:

1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas kebawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut. Kepemimpinan yaitu
memberikan contoh pada orang lain dan adanya komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan.

2. Transparansi
Transparansi diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.

3. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas sangat menjunjung
tinggi dan mematuhi hukum baik peraturan Undang – Undang, Kontrak, Kebijakan dan
peraturan lain yang berlaku.

4. Tanggung jawab (Responsibilitas)


Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga dapat
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda maupun orang. Keadilan harus dipelihara dan dipromosikan oleh
Pimpinan pada lingkungan organisasinya.

6. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.

13
7. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dankapasitas. Selain itu, adanya
harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.

8. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

9. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapainya tujuan akhir. Konsistensi menjamin stabilitas.

2. Nasionalisme

Nasionalisme dapat dipahami sebagai pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa
dan negara. Namun rasa cinta yang dimaksud rasa cinta bangsa dan negara yang wajar
dan tetap menghormati bangsa lain. Sikap nasionalisme harus didasarkan pada
Pancasila, dengan begitu kita dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan, mendahulukan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan, rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara, mengakui persamaan derajat, tenggang rasa, dan
memiliki rasa kebangsaan. Nasionalisme dapat muncul dengan dilatarbelakangi oleh
beberapa hal seperti:

a. Campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.

b. Keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan
absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga
negara.

c. Ikatan rasa senasib dan seperjuangan.

d. Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.

14
Nilai – Nilai Dasar Nasionalisme

Nasionalisme bangsa Indonesia haruslah berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, hal


ini dikenal dengan Nasionalisme Pancasila. Guna memiliki rasa nasionalisme yang
sesuai dengan setiap sila pada Pancasila, maka kita perlu memahami tiap silanya
sebagai berikut:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


 Negara menjamin kebebasan masyarakat dalam hal memeluk agama dan
kepercayaan masing-masing.

 Nilai – nilai ketuhanan yang dikehendaki dalam Pancasila ini adalah nilai
Ketuhanan yang positif, nilai keagamaan yang tidak ekskulsif dan menjunjung
tinggi keadilan serta persaudaraan

 Sila pertama ini menggambarkan bahwa demokrasi di Indonesia bukan hanya


demokrasi rakyat namun juga demokrasi dengan kedaulatan Indonesia.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


 Dunia harus dibangun berdasarkan persamaan derajat antarbangsa dan antarumat
manusia.

 Pancasila sebagai pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai humanisme dan


menjunjung Hak Asasi Manusia.

 Pancasila menjadi pedoman politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas
aktif.

 Memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita- cita
moral rakyat yang mulia.

3. Sila persatuan Indonesia


 Memberikan kebaikan bersama bagi masyarakat Indonesia tanpa membeda-
bedakan latar belakang masing-masing.

 Menjunjung tinggi semangat gotong royong.

 Menyikapi keragaman masyarakat Indonesia secara positif untuk memperkaya


khazanah budaya dan pengetahuan.

15
 Memuliakan kemanusiaan universal dengan cara menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat manusia.

16
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
 Melaksanakan demokrasi kerakyatan dengan adanya penghormatan terhadap
suara rakyat.

 Mendahulukan persatuan dan kepentingan bersama dari kepentingan pribadi


maupun golongan.

 Adanya wawasan dan pengetahuan yang mendalam tentang pokok bahasan


dalam musyawarah atau pengambilan keputusan.

5. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia


 Mengedepankan fungsi sosial dari hak milik pribadi.

 Mewujudkan keadilan dalam aspek ekonomi dan juga keadilan dalam bentuk
pembebasan manusia dari pemberhalaan terhadap benda, pemuliaan martabat
kemanusiaan, pemupukan solidaritas kebangsaan dan penguatan daulat rakyat.

Nilai Dasar
Nasionalisme Deskripsi

Religius Meyakini adanya Indonesia yang mengatur kehidupan manusia.


Toleransi Menghargai perbedaan yang melakat dalam diri setiap manusia.
Percaya diri Keyakinan akan kemampuan pada diri sendiri.
Amanah Menjaga setiap kepercayaan yang di
percayakan.
Humanis Mewujudkan pergaulan yang memanusiakan
manusia.

Tenggang rasa Menghargai perasaan orang lain.

Persamaan Kesadaran bahwa setiap manusia memiliki


derajat

Saling Menghormati setiap orang tanpa


menghormati mempermasalahkan perbedaan.

Tidak Tidak membedakan satu orang dengan orang


diskriminatif lain dengan latar
belakang suku agama ras dan antar golongan.

17
Cinta tanah air Mengabdi pada bangsa dan negara Indonesia.

Rela berkorban Mengorbankan waktu dan kepentingan pribadi


demi kepentingan

bangsa dan negara.

Mengutamakan Menempatkan kepentingan publik dalam


kepentingan prioritas utama.
publik

Kerja sama Usaha bersama untuk mencapai tujuan


bersama.

Menghargai orang Menghormati pihak lain dengan segala hal


lain yang melekat pada
diri orang tersebut.

Kesederhanaan Sifat bersahaja atau tidak berlebih-lebihan.

Tolong menolong Saling membantu untuk meringankan beban


satu sama lain

Kerja keras Berusaha sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil
yang diharapkan.

Tidak Tidak egois dalam mengambil keputusan atau


Memaksakan dalam melakukan
Kehendak tindakannya

Memelihara Menjaga keteraturan demi


Ketertiban kepentingan bersama

Persamaan Bersikap bahwa semua manusia adalah sama


Derajat tidak mengkotak-
kotakan
Tabel 3.1 Nilai – Nilai Dasar Nasionalisme

18
3. Etika Publik

Etika dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah


yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau
benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika publik
merupakan refleksi tentang norma yang menentukan baik/buruk
suatu tindakan dan keputuskan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. ASN
memiliki kode etik yang wajib dipatuhi dalam pelaksanaan
tupoksinya. Kode etik merupakan aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok profesi khusus. Adanya etika publik ini
guna melengkapi kompetensi ASN agar dapat memberi pelayanan
publik secara profesional, peka dan non-diskriminatif. Etika publik
berfungsi juga sebagai bantuan dalam proses reflektif atau
menimbang pilihan sarana kebijakan publik, dan juga berperan
sebagai alat evaluasi terkait pelayanan publik yang diberikan oleh
ASN.

Nilai – Nilai Dasar Etika Publik

Nilai Dasar Etika Publik Deskripsi

Jujur Tidak bohong dan tidak


curang.
Integritas tinggi Kesesuaian antara ucapan dan
perbuatan.
Profesional Keahlian spesifik untuk
menjalankan sesuatu.
Bersikap netral dan
Tidak berpihak memperlakukan setiap orang
dengan sama.
Bersikap adil terhadap setiap
Tidak diskriminatif orang tanpa
memandang latar belakang.
Bertanggung jawab Kewajiban memikul segala
akibat.

19
Kecermatan Kehati-hatian dalam
melakukan sesuatu.
Kesopanan Cara melakukan sesuatu
dengan cara beradab.
Taat aturan Mengikuti segala aturan yang
ada.
Kemampuan menjaga
Menjaga Rahasia informasi atau hal lain yang
dianggap rahasia.
Tabel 3.2 Nilai – Nilai Dasar Etika Publik

20
4. Komitmen Mutu

Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang


diberikan kepada publik selaku konsumen, sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya. Untuk mewujudkan mutu, harus
dilakukan manajemen mutu yang baik. Manajemen mutu dalam
konteks pemerintahan adalah sistem manajemen yang berfokus
pada peningkatan kualitas dan berorientasi pada kepuasan publik
dengan melibatkan seluruh bagian dari Pemerintah. Tindakan yang
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik dapat dilihat dari tujuan dari pelayanan publik
tersebut, apabila bertujuan untuk meningkatkan kepuasaan
masyarakat selaku publik maka dapat disimpulkan bahwa tindakan
tersebut berorientasi mutu.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara, secara keseluruhan mencerminkan perlunya komitmen
mutu dari setiap aparatur dalam memberikan layanan, apapun
bidang layanannya dan kepada siapapun layanan itu diberikan.
target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan
(customer satisfaction).

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap aparatur mesti


dilandasi oleh kesadaran tinggi untuk memaknai esensi komitmen
mutu dalam memberikan pelayanan kepada publik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Perilaku adi luhung
sebagai aparatur dapat diwujudkan melalui karakter kepribadian
yang jujur, amanah, cermat, disiplin, efektif, efisien, kreatif,
inovatif, melayani dengan sikap hormat, bertutur kata sopan dan
ramah, berlaku adil (tidak diskriminatif), bekerja tanpa tekanan,
memiliki integritas tinggi, serta menjaga nama baik dan reputasi
ASN.

Nilai – Nilai Dasar Komitmen Mutu

21
Nilai Dasar Komitmen Mutu Deskripsi
Tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan
Efektivitas baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja.
Tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak
Efisiensi terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur,
dan mekanisme yang
keluar alur.
Perubahan yang diciptakan
untuk mencapai
Inovasi
keadaan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
Setiap kegiatan atau program
yang dilakukan diarahkan
Berorientasi mutu
untuk pencapaian standar mutu.
Tabel 3.3 Nilai – Nilai Dasar Komitmen Mutu

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio yang


bermakna kerusakan, dan kebusukan. Korupsi merupakan
kejahatan luar biasa karena dilakukan secara terstruktur oleh
Pejabat yang memiliki wewenang dan dampaknya merugikan
masyarakat banyak.

Sedangkan Anti Korupsi sendiri merupakan tindakan atau


gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku
atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.

22
Nilai – Nilai Dasar Anti Korupsi

Menurut LAN Nilai-nilai dasar anti korupsi ada sebanyak


sembilan nilai dasar, yaitu: jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
Penjelasan nilai-nilai dasar anti korupsi sebagai berikut:

Nilai Dasar Anti


Korupsi Deskripsi

Kejujuran Tindakan maupun ucapan yang


lurus, tidak
berbohong dan tidak curang.
Kepedulian Mengindahkan, memperhatikan
dan menghiraukan.
rasa kepedulian dapat dilakukan
terhadap
lingkungan sekitar.
Tabel
Kemandirian Dapat berdiri di atas kaki
3.4
sendiri, artinya tidak
Nilai –
banyak bergantung kepada
Nilai
orang lain dalam
Dasar
berbagai hal.
Anti
Kedisiplinan Ketaatan kepada peraturan
Tanggung jawab Keadaan wajib menanggung
segala sesuatu.
Kerja keras Kemauan yang memuat
tekad, daya tahan,
ketekunan, dan daya kerja.
Kesederhanaan Dibiasakan untuk tidak hidup
boros.
Keberanian Kesanggupan untuk mengatakan
dan membela
kebenaran.
Keadilan Sama berat, tidak berat sebelah
dan tidak memihak.
menempatkan segala sesuatu
pada tempatnya.
Korupsi

B. Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI

23
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam
menghadapi tantangan- tantangan global, pemerintah melalui
Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara
menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan
dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas
dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik yang berkualitas bagi masyarakat.

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan


Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan zaman.

Disamping itu, ASN memiliki peran sebagai perencana,


pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan dan
pelayanan kebijakan serta pelayanan publik yang professional.
Untuk menjalankan peran tersebut ASN memiliki 3 fungsi utama
yaitu Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik, Perekat dan
Pemersatu Bangsa.

24
Prinsip dasar dalam manajemen atau pengelolaan ASN adalah
dengan memberlakukan Merit System. Sistem merit merupakan
sistem manajemen yang didasarkan pada kualifikasi, kompetensi
dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan latar
belakang. Penerapan sistem merit yang diterapkan dari mulai
rekrutmen hingga pada saat pengelolaan ASN akan menciptakan
transparansi, akuntabilitas, obyektivitas, keadilan dan lingkungan
kerja yang kondusif untuk peningkatan kinerja. Khusus dalam
manajemen PNS diperlukan sistem informasi untuk pengembangan
kompetensi, pelatihan, manajemen karir, dan manajemen
pemberhentian beserta pensiun yang terintegrasi dalam Sistem
Informasi ASN. Manajemen ASN juga mengatur tentang
penyelesaian sengketa ASN.

Adapun asas – asas dalam manajemen ASN, antara lain:

Kepastian Hukum;

1. Profesionalitas;
2. Proporsionalitas;
3. Keterpaduan;
4. Delegasi;
5. Netralitas;
6. Akuntabilitas;
7. Efektif dan Efisien;
8. Keterbukaan;
9. Non Diskriminatif;
10. Persatuan;
11. Kesetaraan;
12. Keadilan;
13. Kesejahteraan.

25
2. Pelayanan Publik
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik), Pelayanan Publik
diartikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.7 Pada hakikatnya pelayanan publik menitikberatkan
pada pemberian pelayanan prima kepada masyarakat sehingga proses
pelayanan publik tidak dilakukan melalui pendekatan bisnis (profit
oriented) melainkan pendekatan sosial (social approach) yang menilai
baik tidaknya pelayanan yang diberikan.

Terdapat 11 asas penyelenggaraan pelayanan publik yang


tercantum dalam UU Pelayanan Publik antara lain:

1. Asas Kepentingan Umum;


2. Kepastian Hukum;
3. Kesamaan Hak, Keseimbangan Hak Dan Kewajiban;
4. Keprofesionalan;
5. artisipasif;
6. Persamaan Perlakuan/Tidak Diskriminatif;
7. Keterbukaan;
8. Akuntabilitas;
9. Fasilitas Dan Perlakuan Khusus Bagi Kelompok Rentan;
10. Ketepatan Waktu; dan
11. Kecepatan, Kemudahan dan Keterjangkauan.

Selain asas – asas diatas, terdapat pula prinsip - prinsip pelayanan


publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan publik yang prima,
antara lain:

a. Partisipatif

26
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat, pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

27
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut.

c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait
dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan,
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.

d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.

e. Mudah dan Murah


Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan
murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.

f. Efektif dan Efisien


Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan- tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan
tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.

g. Aksesibel

28
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik
dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.

29
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.

i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok
yang kuat.

WoG (Whole of Government)

Whole of Government (WoG) adalah konsep dalam pemerintahan


yang melibatkan upaya-upaya kolaboratif dan koordinasi pemerintahan
dari berbagai sektor guna mencapai tujuan bersama dalam
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

Beberapa hal yang membuat WoG penting untuk diterapkan adalah


adanya faktor eksternal berupa dorongan publik dan kemajuan
teknologi, faktor internal berupa adanya ketimpangan sektoral, dan
faktor keberagaman latar belakang masyarakat Indonesia.

Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan


perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
sebagai berikut:

1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:


a. Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
b. Dialog atau pertukaran informasi;
c. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerja sama sementara.

2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

30
d. Joint working, atau kolaborasi sementara
e. Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerja sama padapekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerja sama;
a. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif.

31
3. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerja sama pada isu besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerja sama;

b. Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;

c. Merger, yaitu penggabungan ke dalam.

C. Identifikasi Isu

Isu atau masalah yang ditemukan dari adanya kesenjangan antara


kondisi yang terjadi di Puskesmas Bojong dengan kondisi yang
diharapkan. Beberapa isu yang ditemukan terkait dengan Manajemen
ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Govemment adalah:
No. Identifikasi isu Sumber isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

1. Belum efektifnya Manajemen  Limbah medis  Limbah medis (kuning)


Pengelolaan limbah medis ASN, dan non medis dan non medis (hitam)
dan non medis Pelayanan sudah dibedakan dibedakan dengan
di Puskesmas Bojong publik dan pewadahannya warna plastik
dengan plastic
Whole of  Setiap hari diambil oleh
kuning medis dan
Govemment petugas kebersihan dan
non medis plastic
dilakukan pencatatan
bewarna hitam.
berat limbah terlebih
Disetiap unit
dahulu
sudah tersedia
tempat sampah  Disimpan di masing-
medis dan non masing TPS dan di
medis, setiap hari angkut oleh pihak
limbah medis ketiga
diangkut oleh
petugas
kebersihan ke
TPS dan setiap 3
bulannya di
angkut oleh
Pihak ketiga PT.
Sido Urip
Sedangkan
limbah
domestik/non
medis di bakar

32
dibelakang
puskesmas.
 Hal yang belum
dilaksanakan
adalah pencatatan
berat limbah
yang dihasilkan
setiap hari.
 TPS limbah
medis yang
belum sesuai
standar
 Tidak ada TPS
limbah domestik
2. Kurangnya kesadaran Manajemen  Pasien atau  Adanya kesadaran
pengunjung atau pasien ASN, pengunjung yang sendiri untuk
untuk melakukan CTPS di Pelayanan datang ke melakukan cuci tangan
Puskesmas Bojong publik dan Puskesmas
 Diharapkan supaya
Bojong selalu di
Whole of pasien bisa menerapkan
ingatkan untuk
Govemment 6 langkah cuci tangan
cuci tangan
dikarenakan sudah ada
terlebih dahulu
poster cuci tangan di
 Pasien tidak wastafel
menerapkan 6
langkah cuci
tangan
3. Rendahnya pengetahuan Manajemen  Masih ada siswa  Diharapkan kepada
siswa sekolah dasar tentang ASN, sekolah dasar Siswa sekolah dasar
jajanan sehat yang aman Pelayanan jajan di pinggir untuk tidak makan
publik dan jalan yang tempat jajanan yang terbuka,
maknannya tidak apalagi di pinggir jalan
Whole of
tertutup
Govemment  Adanya penyuluhan ke
 Belum dilakukan Sekolah Dasar tentang
penyuluhan memilih jajanan sehat
tentang memilih
jajanan sehat

Tabel 3.5 Identifikasi ISU

33
D. Penetapan isu

Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, maka perlu


dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas, yaitu dengan menggunakan metode USG
merupakan cara yang digunakan untuk menetapkan urutan isu strategis
dengan teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut
semakin besar.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

No Isu U S G Total Peringkat


1 Belum efektifnya Pengelolaan limbah 5 5 4 14 1
medis dan non medis di Puskesmas
Bojong
2 Kurangnya kesadaran pengunjung atau 5 4 4 13 2
pasien untuk melakukan CTPS di
Puskesmas Bojong
3 Rendahnya pengetahuan siswa sekolah 5 3 3 11 3
dasar tentang jajanan sehat yang aman
untuk dimakan
Tabel 3.6 Identifikasi ISU dengan metode USG
Keterangan:
U = Urgency/Mende
S = Seriousness/Gawat

34
G = Growth /Perkembangan

35
Skor U S G

5 Sangat Urgent Sangat Serius Harus Ditangani Segera

4 Urgent Serius Toleransi Waktu Singkat

3 Cukup Urgent Cukup Serius Toleransi Waktu Cukup Lama

2 Kurang Urgent Kurang Serius Toleransi Waktu Lama

1 Tidak Urgent Tidak Serius Toleransi Waktu Sangat Lama

Tabel 3.7 Skor Identifikasi ISU dengan metode USG


Dari hasil pembobotan menggunakan analisis USG diatas, maka
diperoleh bahwa isu satu menjadi prioritas yang akan dibahas pada
aktualisasi ini yaitu “Belum efektifnya Pengelolaan limbah medis dan
non medis di Puskesmas Bojong”.

E. Identifikasi Penyebab Isu Menggunakan Fishbone Diagram

Gambar 3.1 Fishbone Diagram

36
F. Dampak

Adapun dampak yang dimungkinkan terjadi apabila isu tersebut


tidak segera diselesaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi PNS
Tidak dapat menerapkan Nilai-nilai Dasar PNS (ANEKA) pada pelaksanaan aktualisasi di
Puskesmas Bojong

2. Bagi Puskesmas
Tidak tercapainya visi dan misi Puskesmas Bojong

3. Bagi masyarakat
Masyarakat tidak mendapatkan kualitas lingkungan Puskesmas yang baik

G. Gagasan Pemecahan isu

Dari isu utama tersebut, maka diperlukan suatu gagasan untuk


memperbaiki permasalahan yang ada dengan “Optimalisasi
Pengelolaan Limbah Medis dan Non Medis di Puskesmas Bojong “
untuk mewujudkan gagasan tersebut maka dibutuhkan beberapa
rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja.
Rangkaian kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai kegiatan aktualisasi


2. Membuat SOP pengelolaan limbah medis dan non medis
3. Membuat log book untuk pencatatan limbah harian
4. Membuat stiker jenis-jenis limbah (medis dan non medis ) dan penempelan stiker sesuai
wadahnya
5. Membuat leaftet pengelolaan limbah medis dan non medis
6. Sosialisasi pemilahan limbah di Puskesmas

37
H. Matrik Rencana Aktualisasi

NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN KONSTRIBUS PENGUATAN


SUBSTANSI MATA I TERHADAP NILAI
PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan konsultasi  Menyiapkan  Tersedianya  Akuntabilitas: Dengan adanya Terwujudnya
dengan mentor bahan konsultasi bahan (tanggung jawab) kegiatan ini pengelolaan
konsultasi  Nasionalisme semoga limbah medis
 Menghubungi (hormat, musyawarah) pengelolaan dan non medis
mentor dan  Terlaksananya  Etika Publik limbah medis di puskesmas
konsultasi terkait konsultasi (Sopan, ramah, hormat) dan non medis Bojong lebih
kegiatan dengan mentor  Komitmen mutu di Puskesmas baik
aktualisasi (professional,teliti) Bojong lebih
 Anti Korupsi baik lagi sesuai
(disiplin, berani) dengan visi misi

2 Membuat SOP  Diskusi dengan  Terarahnya  Akuntabilitas Pembuatan SOP Dengan


pengelolaan limbah mentor tentang pembuatan (Bertanggung jawab) pengelolaan pembuatan SOP
medis dan non medis penyusunan SOP SOP  Nasionalisme limbah medis pengelolaan
pengelolaan pengelolaan Diskusi dengan mentor dan non medis limbah medis
limbah medis dan limbah medis (musyawarah) mendukung visi dan non medis
non medis dan non medis  Etika Publik misi Puskesmas diharapkan
(Sopan, Cermat dan Bojong. dapat
 Menyusun SOP  Tersusunnya teliti) Visi: menguatkan
pengelolaan pengelolaan  Komitmen mutu terwujudnya penerapan nilai-
limbah medis dan limbah medis (Orientasi mutu dan kemandirian nilai organisasi;
non medis dan non medis efektif) masyrakat respect,
dengan cermat dengan baik  Anti korupsi untuk hidup integritas,
dan teliti (disiplin, beranian) sehata di kreatif dan
wilayah inovatif

38
Puskesmas
Bojong
Misi :
1.mendorong
kemandirian
masyarakat
untuk hidup
sehat
dengankegiatan
PHBS
3 Membuat log book  Mendiskusikan  Mencatat dan  Akuntabilitas Dengan adanya Terwujudnya
untuk pencatatn limbah dengan mentor mengetahui (bertanggung jawab) kegiatan ini bisa pengelolaan
harian tentang logbook jumlah limbah  Nasionalisme mengetahui limbah medis
yang akan yang (Musyawarah) timbulan limbah dan non medis
dikerjakan dihasilkan di  Etika Publik yang di hasilkan di puskesmas
sebagai sarana Puskesmas (Sopan dan ramah) di Puskesmas Bojong lebih
untuk pencatatan  Untuk  Komitmen mutu Bojong dengan baik
volume limbah mengetahui (Teliti) pencatatan
yang dihasilkan rata-rata limbah perhari.
limbah yang
 Membuat log dihasilkan
book harian Puskesmas
perhari
4. Membuat stiker jenis-  Merancang  Adanya desain  Akuntabilitas Dengan adanya dalam
jenis limbah dan desain stiker stiker jenis (kejelasan target) stiker ini penempelan
penempelan stiker jenis limbah limbah yang  Komitmen mutu semoga stiker ini saya
(medis dan non medis) medis dan non akan dicetak (Inovasi, efektif) pegawai berkontribusi
medis  Anti Korupsi Puskesmas dalam nilai
 Masing- (jujur, tanggung jawab) Bojong bias organisasi
 Mencetak stiker masing tempat lebih mudah (peduli, beretika
di tempat sampah sudah membuang dan inovatif)
percetakan ditempelkan limbahnya

39
stiker sesuai wadah
 Melaksanakan yang telah
penempelan ditentukan
stiker di tempat
sampah disetiap
ruangan
5 membuat poster  Membuat desain  Mendapatkan  Akuntabilitas dengan adanya Dengan
pengelolaan limbah poster desain poster (Bertanggung poster ini pembuatan
medis dan non medis  Mendiskusikan yang sesuai jawab,kejelasan) semoga para poster
dengan mentor dengan  Etika Publik pegawai pengelolaan
rencana (Sopan) puskesmas limbah medis
 Komitmen Mutu bojong bisa dan non medis
 Mendapatkan (Inovatif) lebih sadar agar
diharapkan
persetujuan  Anti korupsi tidak dapat
mentor Kerja keras, disiplin membuang menguatkan
tentang desain sampah sesuai penerapan nilai-
poster dengan nilai organisasi;
wadahnya kreatif dan
inovatif
6 Sosialisasi pengelolaan  Pelaksanaan  Pegawai  Akuntabilitas dengan adanya Terwujudnya
limbah di puskesmas sosialisasi puskesmas (Bertanggung jawab, kegiatan ini pengelolaan
mengetahui kejelasan) semogapengelol limbah medis
cara  Nasionalisme aan limbah dan non medis
pengelolaan (Menggunakan Bahasa medis dan non yang baik di
limbah medis Indonesia yang baik) medis di Puskesmas
dan non medis  Etika publik Puskesmas Bojong
(Sopan,ramah) Bojong lebih
 Anti korupsi baik lagi
(Disiplin)
Tabel 3.8 Matrik Rencana Aktualisasi

40
Tanggal/Bulan/Tahun
n 23 Agustus s/d 25 September2021
Kegiatan
o 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 20 21 22 23 24 25
9
1 Melakukan
konsultasi
dengan
mentor

2 Membuat
SOP
pengelolaan
limbah
medis dan
non medis
3 Membuat
look book
untuk
pencatatn
limbah
harian

4 Membuat
stiker jenis-
jenis
limbah dan
penempelan
stiker
(medis dan
non medis)

5 membuat
poster
pengelolaan
limbah
medis dan
non medis
6 Sosialisasi
pengelolaan
limbah di
puskesmas
Tabel 3.9 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

41
Tabel 3.9 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

42
BAB IV

LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. PELAKSANAAN AKTUALISASI
Tahapan pelaksanaan aktualisasi di Puskesmas Bojong telah terselenggara
dengan baik sesuai dengan rancangan yang dibuat sebelumnya. Berikut adalah tabel
ringkasan hasil aktualisasi nilai dasar Pegawai Negeri Sipil selama masa habituasi di
Puskesmas Bojong kecamatan Klapanunggal.

Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai kegiatan aktualisasi

Uraian Kegiatan Aktualisasi


Waktu pelaksanaan 23 Agustus – 25 Agustus 2021
Tahapan Kegiatan : Dokumentasi :

1. Menyiapkan bahan
konsultasi
2. konsultasi terkait
jadwal aktualisasi

gambar 1. Menyiapkan bahan konsultasi

gambar 2. Konsultasi dengan zoom

43
G gambar 3. Konsultasi dengan mentor via whatsaap

G gambar 4. Lembar Pengendalian mentor

Kontribusi pada visi dan misi Dengan adanya kegiatan ini semoga pengelolaan limbah medis dan non medis di
organisasi Puskesmas Bojong lebih baik lagi sesuai dengan visi misi

Pe penguatan organisasi Persiapan dan konsultasi tentang aktualisasi ini akan menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu: kerja sama, komunikatif, tanggung jawab dan profesional

Hasil kegiatan
 tersedianya bahan yang akan dikonsultasikan
 terlaksananya konsultasi dengan mentor

Keterkaitan dengan  AKUNTABILITAS


Substansi Mata Pelatihan
Melakukan diskusi dengan mentor dilakukan dengan penuh tanggung jawab
sehingga menghasilkan satu pemahaman antara peserta dengan mentor.
 NASIONALISME
Diskusi merupakan suatu bentuk dari sila ke-empat Pancasila “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
karena:
a. Musyawarah yang menghasilkan mufakat
Terjadi sebuah komunikasi dua arah antara peserta dengan mentor dimana
masing-masing menyampaikan pendapatnya kemudian dilakukan sebuah

44
diskusi untuk menemukan sebuah “titik tengah” yang menghasilkan sebuah
keputusan yang memuaskan masing-masing pihak.
b. Menghargai pendapat
Dalam diskusi (bimbingan) peserta dan mentor mempunyai hak yang sama
untuk menyampaikan pendapat dan masing-masing pihak harus menghargai
pendapat yang disampaikan pihak lain.
 ETIKA PUBLIK
Dalam diskusi (bimbingan) penyampaian pendapat harus dilakukan dengan sopan,
santun, tanpa menjatuhkan pihak lain, dan bertujuan untuk mendukung satu
sama lain demi kepentingan bersama.
 KOMITMEN MUTU
Diskusi (bimbingan) dalam kegiatan aktualisasi bertujuan untuk menciptakan
sebuah inovasi baru demi menciptakan lingkungan yang sehat
 ANTI KORUPSI
Saat melakukan bimbingan konsultasi dan koordinasi dengan mentor agar datang
tepat waktu dan professional

makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
S selama kegiatan berlangsung peserta mendapatkan beberapa pembelajaran seperti sikap dan perilaku ketika
berdiskusi untuk menemukan sebuah pemecahan solusi, cara menyampaikan pendapat yang santun, cara
menghargai pendapat orang lain, bahkan cara menyampaikan hal yang dirasakan kurang sesuai dengan pendapat
peserta.

Kegiatan 2 : Membuat SOP pengelolaan limbah medis dan non medis

45
Uraian Kegiatan Aktualisasi
Waktu pelaksanaan 31 Agustus – 2 September 2021
Tahapan Kegiatan : Dokumentasi :

1. Diskusi dengan mentor tentang


penyusunan SOP pengelolaan limbah
medis dan non medis
2. Menyusun SOP pengelolaan limbah
medis dan non medis dengan cermat
dan teliti

G gambar 1. Diskusi dengan mentor tentang penyusunan SOP

G gambar 2. Menyusun SOP pengelolaan limbah medis dan non


medis

G gambar 3. Lembar Pengendalian mentor

46
Kontribusi pada visi dan misi organisasi Pembuatan SOP pengelolaan limbah medis dan non medis
mendukung visi misi Puskesmas Bojong.
Visi:
terwujudnya kemandirian masyrakat untuk hidup sehat di
wilayah Puskesmas Bojong
Mi : 1.mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
dengan kegiatan PHBS

Penguatan organisasi Persiapan dan konsultasi tentang aktualisasi ini akan


menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu:

Motifasi
Edukasi
Nyaman
Jujur
Amanah
Kompeten
Hasil kegiatan  Terarahnya pembuatan SOP pengelolaan limbah medis
dan non medis
 Tersusunnya pengelolaan limbah medis dan non medis
dengan baik
Keterkaitan dengan Substansi AKUNTABILITAS
Mata Pelatihan Dalam membuat kegiatan / inovasi dalam sebuah instansi harus
mengikuti peraturan yang berlaku terutama tertib secara
administratif. Hal ini merupakan salah satu syarat akreditasi
puskesmas. Dimana semua kegiatan yang ada di puskesmas
harus memiliki regulasi internal yang merupakan stamdar
pelaksanaan agar menciptakan sebuah kegiatan yang
berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
NASIONALISME
Membuat berkas regulasi internal tidak bisa dilakukan seorang
diri melainkan harus koordinasi dengan mentor.
ETIKA PUBLIK
Dalam merencanakan sebuah kegiatan, harus diadakan sebuah
koordinasi dengan mentor diperlukan komunikasi yang baik
(sopan dan saling menghargai) .
KOMITMEN MUTU
Adanya regulasi internal seperti Standar Operasional

47
Pelayanan (SOP) membuat sebuah kegiatan inovasi menjadi
terukur dan mempunyai standar tersendiri sehingga kualitas
kegiatan dapat terjaga dengan baik.
ANTI KORUPSI
Membuat regulasi internal dengan tepat waktu dan jujur
Makna yang diperoleh seara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
Ddalam kegiatan ini peserta mendapatkan pengalaman tetang menyusun sebuah kegiatan yang berkualitas
dan memiliki standard tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh staf yang ada di puskesmas. Regulasi
internal adalah standar dalam menyusun kegiatan dalam sebuah intansi yang harus ada.

Kegiatan 3 : membuat logbook untuk pencatatan limbah harian

Uraian Kegiatan Aktualisasi


Waktu Pelaksanaan 7-8 September 2021
Tahapan Kegiatan : Dokumentasi :

1.Mendiskusikan dengan
mentor tentang log book yang
akan dikerjakan sebagai sarana
untuk pencatatan volume
limbah yang dihasilkan

2. log book harian

Gambar 1. Diskusi dengan mentor tentang log book pencatatan limbah yang
dihasilkan

48
Gambar 2. Membuat log book

Gambar 3. Lembar Pengendalian mentor

Kontribusi pada visi dan misi Dengan adanya kegiatan ini bisa mengetahui timbulan limbah yang di
organisasi hasilkan di Puskesmas Bojong dengan pencatatan limbah perhari.

49
Penguatan organisasi Persiapan dan konsultasi tentang aktualisasi ini akan menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu:

Jujur
Amanah
Kompeten

Hasil kegiatan  Terarahnya pembuatan log book limbah


 Terlaksananya pembuatan Log book limbah

Keterkaitan dengan Substansi  AKUNTABILITAS


Mata Pelatihan bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan
 NASIONALISME
Membuat log book ini harus koordinasi dengan mentor supaya ter arahnya
dalam pembuatan log book.
 ETIKA PUBLIK
koordinasi dengan mentor diperlukan komunikasi yang baik (sopan dan
saling menghargai) .
 KOMITMEN MUTU
Teliti dalam membuat log book, dengan adanya logbook tersebut sehingga
jumlah sampah yang dihasilkan dapat diketahui(orientasi mutu)

Makna yang diperoleh seara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
Dalam kegiatan ini peserta mendapatkan pengalaman tetang membuat sebuah log book limbah
bertujuan supaya mengetahui berapa timbulan limbah yang dihasilkan puskesmas bojong yang
sangat berguna untuk akreditasi puskesmas.

Kegiatan 4 : Membuat stiker jenis-jenis limbah dan penempelan stiker (medis dan non medis)

50
Uraian Kegiatan Aktualisasi
Waktu Pelaksanaan 14-16 September 2021
Tahapan Kegiatan : Dokumentasi :

1 Merancang desain
stiker jenis limbah
medis dan non medis

2 Mencetak stiker di
tempat percetakan

3. Melaksanakan
penempelan stiker di
tempat sampah
disetiap ruangan

Gambar 1. Merancang desain stiker jenis limbah medis dan non medis

Gambar 2. Mencetak stiker

51
Gambar 3. Penempelan stiker

Kontribusi pada visi dan Dengan adanya stiker ini semoga pegawai Puskesmas Bojong bias lebih
misi organisasi mudah membuang limbahnya sesuai wadah yang telah ditentukan

Penguatan organisasi dalam penempelan stiker ini saya berkontribusi dalam nilai organisasi
(peduli, beretika dan inovatif)

Hasil kegiatan  Adanya desain stiker jenis limbah yang akan dicetak
 Masing-masing tempat sampah sudah ditempelkan stiker

Keterkaitan dengan  AKUNTABILITAS


Substansi Mata Pelatihan bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan
 ETIKA PUBLIK
Sopan ketika melaksanakan penempelan ke ruangan, dengan meminta
izin terlebih dahulu
 KOMITMEN MUTU
Membuat stiker ini merupakan inovasi terbaru di Puskesmas Bojong
yang betujuan untuk memudahkan pegawai di Puskesmas Bojong
membuang limbah sesuai dengan wadahnya.
 Anti korupsi
Dalam membuat stiker ini, penulis tidak memungut biaya/ tidak
menggunakan dana dari Puskesmas

Makna yang diperoleh seara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
Dalam kegiatan ini peserta mendapatkan pengalaman tetang merancang stiker limbah yang
bertujuan supaya staff di puskesmas bojong disiplin dalam pembuangan limbah sesuai
wadahnya.

52
Kegiatan 5 : membuat poster pengelolaan limbah medis dan non medis

Uraian Kegiatan Aktualisasi


Waktu Pelaksanaan 16-18 September 2021

Tahapan Kegiatan : Dokumentasi :

1 Membuat desain
poster
2 Mendiskusikan
dengan mentor

Gambar 1. Membuat desain stiker

Gambar 2. Mendiskusikan dengan mentor

Kontribusi pada visi dan dengan adanya poster ini semoga para pegawai puskesmas bojong bisa lebih
misi organisasi sadar agar tidak membuang sampah sesuai dengan wadahnya

Penguatan organisasi Dengan pembuatan poster pengelolaan limbah medis dan non medis
diharapkan dapat menguatkan penerapan nilai-nilai organisasi; kreatif dan
inovatif
Hasil kegiatan 3 Mendapatkan desain poster yang sesuai dengan rencana
4 Mendapatkan persetujuan mentor tentang desain poster

Keterkaitan dengan  AKUNTABILITAS


Substansi Mata Pelatihan

53
bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan
 NASIONALISME
Dalam pembuatan poster dilakukan musyawarah dengan mentor
 ETIKA PUBLIK
Sopan danramah ketika berbicara dengan mentor
 KOMITMEN MUTU
Membuat poster ini merupakan inovasi terbaru di Puskesmas Bojong tentang
pengelolaan limbah yang betujuan untuk memudahkan pegawai di
Puskesmas Bojong membuang limbah sesuai dengan wadahnya.
 Anti korupsi
Dalam membuat poster ini, penulis tidak memungut biaya/ tidak
menggunakan dana dari Puskesmas

Makna yang diperoleh seara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
Dalam kegiatan ini peserta mendapatkan pengalaman tetang mendesain poster limbah yang
bertujuan supaya staff di puskesmas bojong disiplin dalam pembuangan limbah sesuai wadahnya.

Kegiatan 6 : Sosialisasi pengelolaan limbah di puskesmas

Uraian Kegiatan Aktualisasi

Waktu Pelksanaan 20 September 2021

Tahapan Kegiatan : Dokumentasi :

 Pelaksanaan
sosialisasi

Gambar 1. Pelaksanaan sosialisasi

54
Kontribusi pada visi dan dengan adanya kegiatan ini semoga pengelolaan limbah medis dan non medis di
misi organisasi Puskesmas Bojong lebih baik lagi

Penguatan organisasi Terwujudnya pengelolaan limbah medis dan non medis yang baik di Puskesmas
Bojong

Hasil kegiatan Pegawai puskesmas mengetahui cara pengelolaan limbah

Keterkaitan dengan  AKUNTABILITAS


Substansi Mata Pelatihan bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan
 ETIKA PUBLIK
Sopan danramah ketika berbicara
 KOMITMEN MUTU (Peningkatan mutu)
Meningkatkan mutu pengelolaan limbah medis dan non medis di Puskesmas
 Anti korupsi
Dalam pelaksanaan sosialisasi ini dilakukan dengan tepat waktu

Makna yang diperoleh seara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
Dalam adanya sosialisasi ini , dapat menambah pengetahuan dan mengingatkan kembali kepada staff
puskesmas bojong untuk disiplin dalam pembuangan limbah

55
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA) merupakan hal pokok yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara
(ASN) guna menajalankan tugas perannya dengan baik sehingga dapat menjadi Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang profesional dan berkelas.
Laporan aktualisasi terdiri tahapan-tahapan kegiatan yang dilaksanakan di
Puskesmas Bojong dapat digunakan oleh penulis dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, dan anti korupsi (ANEKA).
Penerapan akuntabilitas dengan tanggung jawab jujur dan transparan membuat kegiatan
habituasi berjalan tanpa hambatan berarti dan sesuai target. Penerapan nilai Nasionalisme
dengan memegang prinsip musyawarah sehingga proses habituasi berjalan lancar karena
adanya koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi dengan unit lain terjalin dengan baik.
Penerapan etika publik dengan memegang prinsip sopan santun dan hormat membuat
berbagai pihak yang terlibat dapat bekerjasama dengan baik. Penerapan komitmen mutu
menjadikan proses habituasi sebagai sarana pengembangan inovasi baru di puskesmas
bojong. Penerapan anti korupsi menjadikan proses habitualisasi tepat waktu dan sesuai
dengan tujuan. Laporan aktualisasi ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja penulis
yang juga merupakan peserta Latsar dalam menjalankan tugas dan fungsi di instansi
tempat bekerja setelah melakukan latihan dasar ini.

Setelah kegiatan ini dilaksanakan diharapkan ada perubahan perilaku satff


Puskesmas Bojong Kecamatan klapanunggal dalam pembuangan limbah sesuai dengan
wadahnya.

B. SARAN

Saran yang disampaikan oleh penulis sebagai berikut:

1. Bagi Staff Puskesmas


 Semua staff dipuskesmas diharapkan untuk taat dalam pembuangan limbah

2. Bagi Puskesmas

56
 Nilai nilai dasar ANEKA diterapkan tidak hanya oleh seluruh ASN yang ada di
unit kerja, tetapi juga diterapkan sebagai landasan berorganisasi di unit kerja,
agar visi misi dan tujuan Puskesmas Bojong lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

57
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II :


Akuntabilitas. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II :


Nasionalisme. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II :


Etika Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II :


Komitmen Mutu. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II :


Anti Korupsi. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan
Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Goverment. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan


Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia, Jakarta.

58

Anda mungkin juga menyukai