Anda di halaman 1dari 348

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat-Nya, sehingga Materi Teknis
kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) BWP Prioritas Pengembangan Ekonomi
Kota Sedang di Kota Singkawang dapat tersusun dengan baik. Materi Teknis ini merupakan salah
satu output dari RDTR BWP Prioritas Pengembangan Ekonomi Kota Sedang di Kota Singkawang
yang telah dibuat untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam program pembangunan kota
sedang sesuai amanat RPJMN 2019-2024 melalui pemerataan ekonomi khususnya di wilayah
timur Indonesia.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Materi Teknis RDTR BWP Prioritas
Pengembangan Ekonomi Kota Sedang di Kota Singkawang ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami selalu mengharapkan kritik dan saran membangun dari seluruh pihak terkait demi
tercapainya kesempurnaan Materi Teknis ini.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan Materi Teknis ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian
Materi Teknis ini kami susun dengan harapan akan bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Desember 2020

Tim Penyusun

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
I-1
I-2
I-3
I-4
I-5
I-6
I-7
I-8
I-9
±

I-10
I-11
II-1
II-2
II-3
II-4
II-5
II-6
II-7
II-8
II-9
II-10
II-11
II-12
Sub Luas Kegiatan
Kegiatan Utama karakteristik Wilayah
BWP (Ha) Pendukung
SBWP A 2,088.58 Zona Perdagangan dan Terdapat Kesatuan
Transportasi jasa, perumahan, Hidrolgis Gambut dengan
perkebunan, fungsi lindung dan
lindung gambut, budidaya, lahan gambut
dan RTH dengan kedalaman >3m
dan PIPPIB
SBWP B 1340.56 Zona Perumahan Perdagangan dan Wilayah berbukit dan
jasa, perkebunan, terdapat sebaran
dan hutan kota tutupan lahan berupa
perkebunan/
perkebunan kelapa sawit
SBWP C 1986.55 Zona Peternakan Perkebunan, Terdapat Kesatuan
perdagangan dan Hidrolgis Gambut
jasa, RTH, dan budidaya dan PIPPIB.
perumahan Kondisi eksisting
kepadatan rendah terdapat sebaran
peternakan yang cukup
luas dan masif
SBWP D 916.73 Zona Kawasan perdagangan dan Terdapat Kesatuan
Peruntukkan jasa, perumahan, Hidrolgis Gambut dengan
Industri perkebunan, fungsi lindung dan
lindung gambut, budidaya dan PIPPIB
dan RTH

II-13
II-14
II-15
-
-
-

-
-

III-1
III-2
 

 

 



 


 



 



III-3
III-4
III-5
III-6
III-7



III-8





III-9


III-10
III-11
III-12
III-13
III-14
-

-
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-

-
-
-
- -
- -
- - -
- -
- -
- -
- -
-
-
-

-
-
-
- -
- -
- - -
- -
- -
- -
- -
-
- -
-

-
-
-
-

- -
- -
- - -
- -
- -
-
- -
-
-
-
-

-
-
-
-

-
-
-

-
a.
b.
c.
d.
e.

a.

b.
c.

d.

e.
a.
b.

c.

d.

e.



Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase RT yang menggunakan
97,4 98,8 92,4 98,24 89,11 96,88 97,86
Listrik (%)

III-30
III-31
III-32
III-33
a.

b.

c.

2041
No Kelurahan
Jumlah Penduduk Sambungan Telepon Rumah Sambungan Telepon Umum
1 Sedau 67.426 8765 270
2 Sijangkung 8.561 1113 34
3 Pangmilang 207.242 26941 829
Jumlah 283.229 36.820 1.133

a.

b.

c.
d.

e.
f.

III-34
a.
b.
c.
d.

e.




III-35
III-36
III-37
III-38
g) pipa GIP (Galvanized Iron Pipe).

III-39




III-40

III-41
III-42
III-43
III-44
III-45
III-45
III-46
III-47

III-48


III-49
III-50

III-51




III-52
III-53
IV-1
IV-2

IV-3

IV-4

IV-5

IV-6
Sub BWP Blok Sub Blok Luas (Ha)
SBWP A A1 514.49
A2 497.07
A3 299.24
A4 774.10
SBWP B B1 269.74
B2 212.16
A 123.11
B3 B 319.51
C 195.77
B4 220.26
SBWP C A 123.23
C1
B 119.60
C2 528.20
C3 611.46
A 174.51
C4
B 200.93
C5 232.30
SBWP D A 140.89
B 165.35
D1
C 82.62
D 163.43
A 261.64
D2
B 102.80

IV-7
IV-8
Sub BWP Blok Sub Blok Luas (Ha)
SBWP A A1
A2 78.29
A3 1.41
A4 406.58
Sub BWP Blok Sub Blok Luas (Ha)
SBWP B B1
B2
A
B3 B
C
B4
SBWP C A 15.78
C1
B 0.41
C2
C3 9.03
C4 A

IV-9
B
C5
SBWP D A 1.82
B 35.90
D1
C
D 56.62
A
D2
B 17.49
Jumlah

IV-10
Sub BWP Blok Sub Blok Luas (Ha)
SBWP A A1 1.13
A2 0.62
A3 0.29
A4 7.55
SBWP B B1 3.90
B2 2.30
A
B3 B 1.16
C
B4 0.11
SBWP C A 0.85
C1
B 0.71
C2 0.39
C3 6.82
A 0.65
C4
B 1.58
C5 1.35
SBWP D A 1.17
B 0.10
D1
C 0.25
D 2.25
A 1.88
D2
B 1.68

IV-11
GARIS SEMPADAN SUNGAI
TANGGUL TANGGUL
KAKI KAKI
TANGGUL SUNGAI TANGGUL

3,00 M 3,00 M

GARIS SEMPADAN SUNGAI

TEPI TEPI
SUNGAI SUNGAI
SUNGAI

H.
10,00 M 10,00 M
H. < 3,00 M H. < 3,00 M

H. < 3,00 M

IV-12
IV-13
IV-14
IV-15
IV-16
IV-17
IV-18
IV-19
IV-20
IV-21
IV-22
IV-23
IV-24
IV-25
IV-26
IV-27
Sub Rimba Kota Hutan Kota Pemakaman Sempadan Sungai Sempadan Rel KA Sempadan SUTT Sempadan SUTT &
Zona Sempadan Rel KA
Sub Sub Luas Sub Luas Sub Luas Sub Luas Sub Luas Sub Luas Sub Luas
Blok Blok Blok Blok Blok Blok Blok
BWP Blok (Ha) Blok (Ha) Blok (Ha) Blok (Ha) Blok (Ha) Blok (Ha) Blok (Ha)
SBWP A1 3.91 A1 A1 A1 1.13 A1 A1 A1
A A2 A2 A2 A2 A2 A2 A2
8.19 0.62 0.37
A3 A3 A3 A3 0.29 A3 A3 1.55 A3
A4 90.71 A4 A4 A4 7.55 A4 2.79 A4 5.36 A4 0.02
SBWP B1 B1 B1 B1 3.90 B1 B1 B1
B B2 B2 B2 B2 B2 B2 B2
2.30
A 62.66 A A A A A A
B3 B 100.26 B3 B B3 B B3 B 1.16 B3 B B3 B B3 B
C C C C C C C
B4 B4 B4 B4 0.11 B4 B4 B4
SBWP A 82.82 A 21.64 A A 0.85 A A 0.94 A
C C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
B B B B 0.71 B B B
C2 45.94 C2 C2 0.92 C2 0.39 C2 C2 C2
C3 C3 11.21 C3 2.46 C3 6.82 C3 C3 C3
A A A A 0.65 A A A
C4 C4 C4 C4 C4 C4 C4
B B B 0.39 B 1.58 B B B
C5 C5 C5 C5 1.35 C5 C5 C5
SBWP A 17.41 A A A 1.17 A 0.0013 A A
D B B B B B B B
0.10 0.0014
D1 D1 D1 D1 D1 D1 D1
C C C 0.19 C 0.25 C C 1.76 C
D D D 0.24 D 2.25 D 0.0026 D 2.24 D
A A A A 1.88 A 9.43 A 0.01 A
D2 D2 D2 D2 D2 D2 D2
B 57.72 B B B 1.68 B 4.98 B B
Jumlah 469.62 32.85 4.20 36.73 17.58 11.85 0.02

IV-28
IV-29
IV-30
IV-31
Permukiman Permukiman Permukiman
Sub Zona Kepadatan Tinggi Kepadatan Sedang Kepadatan Rendah
(R-2) (R-3) (R-4)
Sub Luas Sub Luas Sub Luas
Sub BWP Blok Blok Blok
Blok (Ha) Blok (Ha) Blok (Ha)
A1 A1 180.72 A1 49.23
A2 A2 3.51 A2
SBWP A
A3 A3 A3
A4 A4 A4
B1 B1 14.64 B1
B2 B2 201.65 B2
A A 0.14 A 15.66
SBWP B
B3 B B3 B B3 B 211.69
C C C
B4 B4 125.82 B4
SBWP C C1 A C1 A C1 A 0.18

IV-32
Permukiman Permukiman Permukiman
Sub Zona Kepadatan Tinggi Kepadatan Sedang Kepadatan Rendah
(R-2) (R-3) (R-4)
B B B
C2 C2 18.32 C2
C3 C3 17.14 C3
A A A
C4 C4 C4
B B 18.54 B
C5 C5 0.10 C5 0.50
A A A
B B B 84.92
D1 D1 D1
C 81.08 C C
SBWP D
D D D 101.62
A A A
D2 D2 D2
B B B
Jumlah 81.08 580.57 463.81

IV-33
IV-34

IV-35
IV-36





IV-37

Sumber : Hasil Rencana, 2020

IV-38


IV-39
Keterangan:
Perkantoran

IV-40
IV-41

IV-42

IV-43
IV-44

IV-45
IV-46
IV-47
IV-48
IV-49


IV-50
IV-51
IV-52
IV-53
IV-54
IV-55



IV-56
IV-57
V-1
V-2
Kode Sub
No Zona Sub Zona Luas (Ha)
Zona
Zona Lindung
1 Zona Lindung Gambut Lindung Gambut LG 486.6566
2 Zona Sempadan Sungai Sempadan Sungai SS 9.58224
3 Zona Ruang Terbuka Hijau Rimba Kota RTH-1 102.8081
4 Badan Air Badan Air BA 1.911749
Zona Budidaya
Zona Perumahan Permukiman Kepadatan
R-4
Rendah 49.23
Permukiman Kepadatan
R-3
Sedang 184.2208
Zona Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa
K-2
Skala BWP 46.18533
Zona Perkantoran Perkantoran KT 0.002181

V-3
Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota SPU-1 144.1048
Skala Kelurahan SPU-3 0.445967
Zona Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Peruntukan
KPI
Industri 79.54267
Zona Pertanian Perkebunan P-3 780.7194
Zona Transportasi Transportasi TR 154.8393
Badan Jalan Badan Jalan BJ 44.64794
Jumlah 2084.901

V-4
V-5
V-6
V-7
V-8
V-9
VI-1
VI-2
VI-3
VI-4
VI-5
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
I PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
A Perwujudan Struktur Pusat Kegiatan
1 Pemantapan dan pengembangan APBD Prov, Dinas PUPR Prov,
fungsi PKW APBD Kota Bappeda Prov,
Dinas PUPR Kota
Kota, Bappeda Kota
2 Pemantapan dan pengembangan SBWP A APBD Prov, Dinas PUPR Prov,
fungsi SBWP SBWP B APBD Kota Bappeda Prov,
SBWP C Dinas PUPR Kota
SBWP D Kota, Bappeda Kota
3 Pemantapan dan pengembangan Seluruh Blok di Kota APBN, APBD Kementerian PUPR,
fungsi pada tiap BLOK Singkawang Prov, APBD Dinas PUPR Prov,
Kota Bappeda Prov,
Dinas PUPR Kota,
Bappeda Kota
4 Penyusunan Rencana Tata Bangunan SBWP A APBN, APBD Kementerian PUPR,
dan Lingkungan SBWP B Kota Dinas PUPR Kota,
Dinas Perkimta
Kota
5 Pembangunan pusat-pusat Seluruh kelurahan APBN, APBD Kementerian PUPR
lingkungan skala kelurahan Kota Dinas PUPR Kota,
B Perwujudan Sistem Transportasi
B.1 Jaringan Jalan
Penyusunan DED Jalan Akses SBWP A APBD Kota Dinas PUPR Kota,
Bandar Udara Singkawang dengan SBWP D Dinas Perhubungan
Konsep Jalan Layang Kota
Pembangunan Jalan Akses Bandar SBWP A APBN, APBD Kementerian PUPR,
Udara Singkawang (jalan bebas SBWP D Prov, APBD Kementerian
hambatan) Kota, Swasta Perhubungan,
Dinas PUPR Prov,
Dinas PUPR Kota,
Dinas Perhubungan
Kota

VI-6
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Peningkatan dan pemantapan ruas SBWP C APBD Kota Dinas PUPR Kota
jalan Alternatif menuju Bandar Udara SBWP D
Singkawang (Kolektor Sekunder)
 Jalan Raya Sagatani
Peningkatan dan Pemantapan Ruas Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota
Jalan Lingkungan Primer
 Jalan Sayur
 Jalan Taman Sedayu
 Gang Sama Sama
 Gang Keluarga
 Gang Masjid
 Ruas jalan lainnya
Peningkatan dan Pemantapan Ruas Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota
Jalan Kolektor Sekunder
 Jalan Conglongkong,
 Jalan Pangmilang SP1 dan SP2
 Jalan Cu Jong Hin
 Jalan Raya Sagatani
 Jalan Majapahit
 Jalan Pertanian
 Jalan Marhaban
 Ruas jalan lainnya
Peningkatan dan Pemantapan Ruas Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota
Jalan Lokal Sekunder
 Gang Pisang
 Gang Transad I
 Gang Transad II
 Jalan Conglokong Trans
 Jalan Lirang Kaliasin
 Jalan Perkebunan
 Jalan Usaha
 Ruas jalan lainnya
Peningkatan dan Pemantapan Ruas Seluruh SBWP
Jalan Lingkungan Sekunder
 Gang CJH
 Gang Kacang

VI-7
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Pembangunan Jalan Baru (Jalan Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota
Lingkungan)
B.2 Jaringan Prasarana dan Pelayanan
Lalu Lintas
Lalu Lintas Darat
Penambahan trayek angkutan Seluruh koridor jalan APBN, APBD Kementerian
penumpang Kota Perhubungan,
Dinas Perhubungan
Kota
Penambahan armada angkutan Seluruh koridor jalan APBN, APBD Kementerian
umum Kota, Swasta Perhubungan,
Dinas Perhubungan
Kota, Swasta
Pembangunan Halte Seluruh SBWP APBD Kota Dinas Perhubungan
Kota
B.3 Jaringan Kereta Api
Pembangunan Rel Kereta Api SBWP A APBN, BUMN Kementerian
SBWP C Perhubungan, PT.
SBWP D KAI

Pembangunan Stasiun Penumpang SBWP A APBN, BUMN Kementerian


Perhubungan, PT.
KAI
B.4 Lalu Lintas Udara
Penambahan rute penerbangan APBN, Kementerian
Swasta Perhubungan,
Dinas Perhubungan
Provinsi, Angkasa
Pura
Penyusunan aturan zonasi kawasan Seluruh kawasan KKOP APBD Kota Dinas Perhubungan
sekitar bandara (KKOP) Kota, Dinas PUPR
Kota

B.6 Sistem Infrastruktur Perkotaan


Sistem Jaringan Sumber Daya Air

VI-8
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Pembangunan sarana dan prasarana Danau Serantangan APBN, APBD Kementerian PUPR,
pengelolaan air baku Prov, APBD Balai Wilayah
Kota. Swasta Sungai, Dinas
PUPR Prov, Dinas
PUPR Kota, PDAM
Gunung Poteng
Rencana Sistem Persampahan
Pembangunan dan penambahan Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota,
Tempat Penampungan Sementara Dinas Lingkungan
(TPS) Hidup Kota
Penambahan sistem pengangkutan Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota,
sampah Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Pengolahan sampah organik dengan Seluruh SBWP APBN, APBD Kementerian PUPR,
metode 3R Kota Dinas PUPR Kota,
Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Pembangunan teknologi pengolahan Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota,
sampah organik skala Dinas Lingkungan
kecil/composting Hidup Kota
Sistem Penyediaan Air Minum
Perluasan dan peningkatan sistem Seluruh SBWP APBN, APBD Kementerian PUPR,
jaringan perpipaan (primer, sekunder, Kota, BUMD Dinas PUPR Kota,
fasilitas pengolahan air minum) PDAM Gunung
Poteng
Penambahan sistem penampungan Seluruh SBWP APBD Kota, Dinas PUPR Kota,
air hujan (PAH) BUMD PDAM Gunung
Poteng
Penggalian atau pengeboran air tanah Seluruh SBWP APBD Kota, Dinas PUPR Kota,
permukaan BUMD PDAM Gunung
Poteng
Sistem Jaringan Air Limbah
Pembangunan dan pengembangan Seluruh SBWP APBN, APBD Kementerian PUPR,
sistem instalasi pengolahan air limbah Kota Dinas PUPR Kota,
rumah tangga individual Dinas Lingkungan
Hidup Kota

VI-9
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Peningatan kualitas septic tank/cubluk Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota,
Dinas Lingkungan
Hidup Kota
Sistem Jaringan Prasarana
Drainase
Normalisasi jaringan drainase sungai Sungai Sedau APBN, APBD Kementerian PUPR,
Sungai Transad Prov, APBD Balai Wilayah
Sungai Pasi Kota Sungai, Dinas
Sungai Acoi PUPR Provinsi,
Dinas PUPR Kota
Pengembangan jaringan pada Seluruh SBWP APBN, APBD Kementerian PUPR
kawasan yang belum memiliki Kota Dinas PUPR Kota
prasarana drainase sesuai dengan
pola jaringan jalan yang ada
Peningkatan sistem jaringan dan Seluruh SBWP APBD Prov, Dinas PUPR
kapasitas drainase primer, sekunder, APBD Kota Provinsi, Dinas
dan tersier melalui perbaikan jaringan PUPR Kota
Peningkatan dan pengembangan Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota
jaringan drainase sekunder pada
jalan-jalan penghubung antar daerah
menuju drainase primer
B.5 Jalur Pedestrian
Penyediaan dan pemanfaatan sarana Seluruh jaringan jalan APBD Kota Dinas PUPR Kota
dan prasarana pejalan kaki
Pengembangan jalur pedestrian untuk Seluruh jaringan jalan APBD Kota Dinas PUPR Kota
para disabilitas
Penanaman Vegetasi Pada Jalur Seluruh jaringan jalan APBD Kota Dinas PUPR Kota
Pedestrian
Penambahan Street Funiture Jalan Conglongkong APBD Kota Dinas PUPR Kota
B.6 Sistem Jaringan Energi
1 Jaringan Listrik
Pengembangan dan Pemeliharaan SBWP A APBD Kota, Diskominfo Kota,
SUTT SBWP C BUMN Dinas PUPR Kota,
SBWP D PLN
Penambahan dan Pemeliharaan Seluruh SBWP APBD Kota, Diskominfo Kota,
SUTM BUMN Dinas PUPR Kota,
PLN

VI-10
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Penambahan dan Pemeliharaan Seluruh SBWP APBD Kota, Diskominfo Kota,
SUTR BUMN Dinas PUPR Kota,
PLN
Penambahan dan Pemeliharaan SBWP A APBD Kota, Diskominfo Kota,
SKTM SBWP C BUMN Dinas PUPR Kota,
SBWP D PLN
Pengembangan daya dan layanan Seluruh SBWP APBD Kota, Dinas Komunikasi
listrik rumah tangga BUMN dan Informatika
Kota, Dinas PUPR
Kota, PLN
Penambahan dan Pemeliharaan Seluruh SBWP APBD Kota, Dinas Komunikasi
Gardu Distribusi BUMN dan Informatika
Kota, Dinas PUPR
Kota, PLN
Penambahan Penerangan Jalan Seluruh Jaringan Jalan APBD Kota Dinas Perhubungan
Umum (PJU)
2 Jaringan Telekomunikasi
Pengembangan serat optik Seluruh SBWP APBD Kota, Diskominfo,
BUMN, Telkom, Swasta
Swasta
Penambahan tower BTS Seluruh SBWP APBD Kota, Diskominfo,
BUMN, Telkom, Swasta
Swasta
Penambahan sambungan telepon Seluruh SBWP APBD Kota, Diskominfo,
Swasta Telkom, Swasta
B.7 Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Rencana jalur evakuasi bencana Seluruh jaringan jalan APBD Kota BPBD Kota, PUPR
Kota, Bappeda Kota
Rencana ruang evakuasi bencana Seluruh SBWP APBD Kota BPBD Kota, PUPR
berupa tempat evakuasi akhir Kota, Bappeda Kota
Penyediaan dan pemeliharaan SBWP B APBD Kota BPBD Kota, PUPR
meeting point SBWP C Kota, Bappeda Kota
 Lapangan Pangmilang SBWP D
 Lapangan Olahraga
 Lapangan Marhaban

VI-11
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
II PERWUJUDAN POLA RUANG KOTA SINGKAWANG
A Perwujudan Kawasan Lindung
A.1 Zona Lindung Gambut
1 Penetapan kawasan Lindung Gambut SBWP A APBN, APBD KLHK, BBSDLP
SBWP C Prov, APBD Kementan, BPKH
SBWP D Kota Provinsi, DLH Kota,
Bappeda, Dinas
PUPR Kota
2 Rehabililtasi dan Konservasi lahan di SBWP A APBN, APBD KLHK, DLH, BRG,
kawasan Lindung Gambut SBWP C Prov, APBD TRGD, Bappeda
SBWP D Kota Kota, Dinas PUPR
Kota
3 Pengendalian pemanfaatan ruang di SBWP A APBD Prov, DLH Prov,
kawasan Lindung Gambut SBWP C APBD Kab. Bappeda, Dinas
SBWP D PUPR Kota, Kantah
BPN
4 Survey Pendetailan PIPPIB dan KHG SBWP A APBN, APBD KLHK, BBSDLP
SBWP D Prov, APBD Kementan, Dinas
Kota PUPR Provinsi,
BPKH, Dinas PUPR
Kota
5 Pembangunan Kanal Blocking SBWP A APBD Prov, BPKH Provinsi,
SBWP D APBD Kota BRG, Bappeda,
Dinas PUPR Kota
6 Pembangunan Sumur Bor SBWP A APBD Prov, BPKH Provinsi,
SBWP D APBD Kota BRG, Bappeda,
Dinas PUPR Kota
A.2 Zona Sempadan Sungai (SS)
Penghijauan sempadan sungai Sungai Sedau APBN, APBD Kementerian PUPR,
Sungai Transad Prov, APBD BBWS, Dinas
Sungai Pasi Kota PUPR Prov, Badan
Sungai Acoi Lingkungan Hidup
Kota, Dinas PUPR
Kota
Penataan sempadan anak sungai Sungai Sedau APBD Kota Dinas PUPR Kota,
Sungai Transad Badan Lingkungan
Sungai Pasi Hidup,

VI-12
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Sungai Acoi
A.4 Zona Ruang Terbuka Hijau
Perlindungan dan rehabilitasi Ruang Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota
Terbuka Hijau (RTH) dan non hijau
Perencanaan dan pengadaan lahan Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR Kota
untuk jalur hijau dan taman jalan
Perencanaan dan pengadaan lahan SBWP C (Blok 2, Blok APBD Kota Dinas PUPR Kota
untuk fungsi tertentu 4b)
 Makam SBWP D (Blok 1c, Blok
 Lapangan 1d)
 Perbukitan perkotaan
B Perwujdan Kawasan Budidaya
B.1 Zona Perumahan
Pembangunan Komplek Permukiman SBWP B APBD Kota Dinas PUPR Kota,
Pariwisata (Tulous City Forest) Dinas Perkomta
Kota
Pembangunan dan Peningkatan Seluruh SBWP APBN, APBD Kementerian PUPR,
sarana prasarana permukiman Kota Dinas PUPR Kota
Pembangunan kawasan permukiman SBWP B dan SBWP D APBD Kota Dinas PUPR Kota,
baru Dinas Perkimta
Kota, Kantor
Pertanahan BPN
Penyediaan fasilitas ruang publik dan Seluruh SBWP APBN, APBD Kementerian PUPR,
ruang terbuka hijau kota; Kota Dinas PUPR Kota,
Dinas Lingkungan
Hidup,
Penyediaan berbagai fasilitas sosial Seluruh SBWP APBD Kota Dinas PUPR, Dinas
ekonomi yang mampu mendorong Perdagangan,
perkembangan kawasan perkotaan Perindustrian,
Koperasi, dan UKM
B.2 Perwujudan Zona Perdagangan dan
Jasa
Pengembangan kawasan Seluruh SBWP APBD Kota Dinas
perdagangan dan jasa Perdagangan,
Perindustrian,
Koperasi, dan UKM

VI-13
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Pengembangan dan penataan Jalan Sagatani APBD Kota Dinas
Pertokoan Modern Perdagangan,
Perindustrian,
Koperasi, dan UKM
Pengembangan jasa pameran produk Seluruh SBWP APBD Kota Dinas
lokal Perdagangan,
Perindustrian,
Koperasi, dan UKM
Pembangunan Plaza untuk SBWP A APBD Kota Dinas PUPR, Dinas
mendukung kegiatan Bandara Perdagangan,
Perindustrian,
Koperasi, dan UKM
Pembangunan Koridor Perdagangan SBWP B APBD Kota Dinas
dan Jasa dengan Konsep Chinese Perdagangan,
Shophouse Perindustrian,
Koperasi, dan UKM
Pembangunan Wisata Kuliner dan SBWP A dan SBWP B APBD Kota Dinas
Belanja Produk Unggulan Perdagangan,
Singkawang Perindustrian,
Koperasi, dan UKM
Pembangunan Gedung Parkir SBWP B APBD Kota Dinas PUPR Kota
Pembangunan Off Street Parking SBWP B APBD Kota Dinas PUPR Kota
untuk kendaraan roda dua
B.3 Perwujudan Zona Perkantoran
Peningkatan kualitas perkantoran SBWP A APBD Kota, Dinas PUPR Kota
SBWP C Swasta
Pengembangan RTH, RTNH, dan SBWP A APBD Kota Dinas PUPR, Dinas
daerah resapan air di kawasan SBWP C Lingkungan Hidup,
perkantoran pemerintah dan swasta Swasta
B.4 Perwujudan Zona KPI
Pembangunan kawasan industri kecil SBWP D APBD Kota Dinas Perindustrian,
dan menengah Dinas Perdagangan
Pembangunan kawasan industri SBWP A APBD Kota Dinas Perindustrian,
Aviasi Dinas Perdagangan
Pembangunan Sarana Prasarana SBWP A APBD Kota Dinas Perindustrian,
Pendukung Kegiatan Industri SBWP D Dinas Perdagangan

VI-14
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Pengembangan RTH, RTNH dan SBWP A APBD Kota Dinas PUPR, Dinas
Daerah Resapan Air di Kawasan SBWP D Perindustrian, Dinas
Industri Perdagangan
B.5 Perwujudan Zona Sarana
Pelayanan Umum
Pengembangan kawasan sarana Seluruh SBWP APBD Kota Bappeda Kota,
pelayanan umum skala kota Dinas PUPR Kota,
Kantor Pertanahan
Pengembangan kawasan sarana Seluruh SBWP APBD Kota Bappeda Kota,
pelayanan umum skala kecamatan Dinas PUPR Kota,
Kantor Pertanahan
Pengembangan kawasan sarana Seluruh SBWP APBN, APBD Bappeda Kota,
pelayanan umum skala kelurahan Kota Dinas PUPR Kota,
Kantor Pertanahan
Pengembangan kawasan sarana Seluruh SBWP APBN, APBD Bappeda Kota,
pelayanan umum skala RW Kota Dinas PUPR Kota,
Kantor Pertanahan
Pembangunan Lapangan Golf (SPU - SBWP A APBD Kota, Dinas PUPR,
1) Swasata Swasta
B.6 Perwujudan Zona Pariwisata
Pengembangan Kawasan wisata SBWP C APBD Kota Dinas Pariwisata,
buatan Pemuda dan
Olahraga Kota,
Dinas PUPR Kota
Pembangunan infrastruktur SBWP C APBD Kota Dinas Pariwisata,
pendukung wisata buatan Pemuda dan
Olahraga Kota,
Dinas PUPR Kota
B.7 Perwujudan Zona Perkebunan
Pengembangan kawasan perkebunan SBWP A APBD Kota Dinas Pertanian
SBWP B dan Peternakan
SBWP C
SBWP D
Pengembangan perkebunan tanaman SBWP A APBD Kota Dinas Pertanian,
keras SBWP B Ketahanan Pangan,
SBWP C dan Perikanan
SBWP D

VI-15
WAKTU PELAKSANAAN
SUMBER INSTANSI TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA 2031- 2036-
2021 2022 2023 2024 2025 2026-2030
2035 2041
Pengembangan Perkebunan SBWP A APBD Kota Dinas Pertanian,
Tanaman Sawit dan Karet SBWP B Ketahanan Pangan,
SBWP C dan Perikanan
B.7 Perwujudan Zona Peternakan
Pengembangan Peternakan Ayam SBWP C APBD Kota Dinas Pertanian,
Petelur dan Pedaging Ketahanan Pangan,
dan Perikanan
Pengembangan Peternakan Babi SBWP C APBD Kota Dinas Pertanian,
Ketahanan Pangan,
dan Perikanan
Pengembangan Peternakan Ikan SBWP C APBD Kota Dinas Pertanian,
Tawar Budidaya Ketahanan Pangan,
dan Perikanan
Peningkatan Kandang Eksisting SBWP C APBD Kota Dinas Pertanian,
menjadi Sistem Closed House Ketahanan Pangan,
dan Perikanan an
B.7 Perwujudan Zona Transportasi
Pembangunan dan penigkatan SBWP A APBN, APBD Kementerian
Bandar Udara Singkawang Kota, BUMD, Perhubungan,
BUMN, Dinas PUPR Kota,
Swasta Dinas Perhubungan
Kota, PT. Angkasa
Pura, Swasta
Pembangunan Shuttle Bus SBWP A APBD Kota Dinas Perhubungan
Kota, PUPR Kota
Pembangunan Stasiun Kereta Api SBWP A APBN, BUMN Kementerian
Penumpang Perhubungan, PT.
KAI
Pembangunan Stasiun Barang SBWP D APBD Kota Dinas Perhubungan
Kota, PUPR Kota
Pembangunan Terminal Tipe C SBWP D APBD Kota Dinas Perhubungan
Kota. PUPR Kota

VI-16
VI-17
VI-18
VI-19
VII-1
VII-2
VII-3
VII-4
VII-5
VII-6

VII-7



VII-8
VII-9
VII-10
KHG Lindung KHG Budidaya
Kode
No Zona Sub Zona Sub GSB Belaka TB TB Sam TB
Samping GSB Min Belakang TB Maks
Zona Min ng Maks Maks ping Maks
(JBS) (M) (JBB) (lt)
(M) (JBB) (m) (lt) (JBS) (m)
Zona Lindung
1 Zona Lindung Gambut Lindung Gambut LG
2 Zona Sempadan Sungai Sempadan Sungai SS
3 Zona Ruang Terbuka Hijau Rimba Kota RTH-1
Taman Kota RTH-2 ½ RMJ+1 3 3 6 2
Pemakaman RTH-7 ½ RMJ+1 3 3 6 2
4 Badan Air Badan Air BA
Zona Budidaya
Zona Perumahan Permukiman Kepadatan Rendah R-4 ½ RMJ+2 3 3 12 3
Permukiman Kepadatan Sedang R-3 ½ RMJ+1 2 2 12 3
Permukiman Kepadatan Tinggi R-2 ½ RMJ+1 1 1 12 3
Zona Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Skala Kota K-1 ½ RMJ+2 3 3 12 3
Perdagangan dan Jasa Skala BWP K-2 ½ RMJ+1 3 3 12 3
Perdagangan dan Jasa Skala Sub BWP K-3 ½ RMJ+1 3 3 12 3
Zona Perkantoran Perkantoran KT ½ RMJ+1 3 3 12 3
Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota SPU-1 ½ RMJ+2 5 5 12 3
Skala Kecamatan SPU-2 ½ RMJ+1 3 3 8 2
Skala Kelurahan SPU-3 ½ RMJ+1 3 3 8 2
Skala RW SPU-4 ½ RMJ+1 2 2 4 1
Zona Kawasan Peruntukan
KPI
Industri Kawasan Peruntukan Industri ½ RMJ+2 5 5 8 2
Zona Pertanian Perkebunan P-3 ½ RMJ+1 3 3 4 1
Peternakan P-4 ½ RMJ+3 10 10 4 1
Zona Pariwisata Wisata W ½ RMJ+1 5 5 8 2
Zona Transportasi Transportasi TR ½ RMJ+1 5 5 8 2
Badan Jalan Badan Jalan BJ

VII-11
Kelerengan Agak Curam KHG Lindung & Lahan Gambut <3m KHG Budidaya & Kelerengan Agak Curam (15-25%)
Kode
No Zona Sub Zona Sub Sampi TB TB GSB Sampi TB TB TB TB
GSB Min Belakang Belakang GSB Min Samping Belakang
Zona ng Maks Maks Min ng Maks Maks Maks Maks
(M) (JBB) (JBB) (M) (JBS) (JBB)
(JBS) (m) (lt) (M) (JBS) (m) (lt) (m) (lt)

Zona Lindung

1 Zona Lindung Lindung Gambut LG


Gambut
2 Zona Sempadan Sempadan Sungai SS
Sungai
3 Zona Ruang Rimba Kota RTH-1
Terbuka Hijau
Taman Kota RTH-2
Pemakaman RTH-7
4 Badan Air Badan Air BA
Zona Budidaya

Zona Permukiman R-4 ½ RMJ+2 3 3 12 3 ½ RMJ+2 3 3 12 3


Perumahan Kepadatan
Rendah
Permukiman R-3 ½ RMJ+1 2 2 12 3 ½ RMJ+1 2 2 12 3
Kepadatan
Sedang
Permukiman R-2
Kepadatan Tinggi
Zona Perdagangan dan K-1 ½ RMJ+2 3 3 8 2 ½ RMJ+2 3 3 8 2
Perdagangan Jasa Skala Kota
dan Jasa Perdagangan dan K-2 ½ RMJ+1 3 3 8 2 ½ RMJ+1 3 3 8 2
Jasa Skala BWP
Perdagangan dan K-3
Jasa Skala Sub
BWP
Zona Perkantoran KT
Perkantoran
Zona Sarana Skala Kota SPU-1 ½ RMJ+2 5 5 8 2 ½ RMJ+2 5 5 8 2
Pelayanan
Skala Kecamatan SPU-2 ½ RMJ+1 3 3 8 2 ½ RMJ+1 3 3 8 2
Umum
Skala Kelurahan SPU-3 ½ RMJ+1 3 3 8 2 ½ RMJ+1 3 3 8 2
Skala RW SPU-4 ½ RMJ+1 2 2 4 1 ½ RMJ+1 2 2 4 1

VII-12
Kelerengan Agak Curam KHG Lindung & Lahan Gambut <3m KHG Budidaya & Kelerengan Agak Curam (15-25%)
Kode
No Zona Sub Zona Sub Sampi TB TB GSB Sampi TB TB TB TB
GSB Min Belakang Belakang GSB Min Samping Belakang
Zona ng Maks Maks Min ng Maks Maks Maks Maks
(M) (JBB) (JBB) (M) (JBS) (JBB)
(JBS) (m) (lt) (M) (JBS) (m) (lt) (m) (lt)

Zona Kawasan Kawasan KPI ½ 5 5 8 2


Peruntukan Peruntukan RMJ+
Industri Industri 2
Zona Pertanian Perkebunan P-3 ½ RMJ+1 3 3 4 1 ½ 3 3 4 1
RMJ+
1
Peternakan P-4
Zona Pariwisata Wisata W
Zona Transportasi TR
Transportasi
Badan Jalan Badan Jalan BJ

VII-13

VII-14



VII-15
VII-16
VII-17

VII-18



VII-19
 

-
-


 


-

VII-20
-

 

- 
-

VII-21

 
-
-

-
-
-


-
-

VII-22

-

-


-

- 


-
 
-

-
-

-
 
-

-
- 
- -
 -
-

VII-23
-
-
 -
-
-
-

-
-

VII-24

-
-

 


-
-


VII-25
 

 
-
 -
-
-
-
-

 

VII-26
-
-


-
-

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

VII-27
VII-28

VII-29

VII-30

VII-31

VII-32

VII-33

VII-34
VII-35
-

VII-36


VII-37
Blok
Jenis Bencana
SBWP A SBWP B SBWP C SBWP D
Karhutla Blok 4 Blok 1a
Blok 1b
Blok 2a
Blok 2b

VII-38


-

Blok
Jenis Bencana
SBWP A SBWP B SBWP C SBWP D
Longsor Blok 4 Blok 2 Blok 1a Blok 1a
Blok 3a Blok 2 Blok 1d
Blok 3b Blok 3 Blok 2a
Blok 4b

VII-39
Blok
Overlay Zone
SBWP A SBWP B SBWP C SBWP D
TEA Blok 1 Blok 1 Blok 1b Blok 1d
Blok 2 Blok 2
Blok 3
Blok 4b
Blok 5

VII-40




Kawasan Blok
Penyangga SBWP A SBWP B SBWP C SBWP D
Badan rel kereta Blok 4 Blok 2a
api Blok 2b

Sempadan Jalan Seluruh Seluruh Seluruh Seluruh


kawasan kawasan kawasan kawasan
SBWP A SBWP B SBWP C SBWP D

Sempadan bandar Blok 2


udara

Sempadan rel Blok 2 Blok 1a


kereta api Blok 4 Blok 1b
Blok 1d
Blok 2a
Blok 2b
Sempadan SUTT Blok 4 Blok 1a Blok 1c
Blok 1d
Blok 2a

VII-41


VII-42





VII-43
VII-44
VII-45
VII-46
VII-47
VII-48
-
-
-

VII-49
-

VII-50
-

-
-
-

-
-

-
-

VII-51
-

-
-
-
-

-
-

VII-52
-
-

-
-

-
-

VII-53
VII-54
VII-55
VII-56
VII-57
VII-58
VII-59
VII-60
VII-61
VII-62
VII-63
VII-64
VII-65
VII-66
VII-67
VII-68
VII-69
T4,
T4, B1, T4, B1, T4, B1,
B1,
B5 B5 B5
B5

VII-70
T2, B3 T2, B3 T2, B3 T2, B3

T2, B3 T2, B3 T2, B3 T2, B3

VII-71
VII-72
T4,
T4, B1, T4, B1, T4, B1,
B1,
B5 B5 B5
B5

T2,T4, T2, T4, T2, T4,


B1, B5 B1, B5 B1, B5

VII-73
T2,T4, T2, T4, T2, T4,
B1, B5 B1, B5 B1, B5
T2, T4, T2, T4,
B1, B5 B1, B5

VII-74
VII-75
-

VII-76
-
-

-
-

-
-
-
-
-
-
-

VII-77
-

VII-78
-

VII-79
VII-80
VII-81
VII-82





VII-83

VII-84




VII-85


VII-86
VII-87

VII-88
VII-89

VII-90
VII-91
SBWP A

TUJUAN LOKASI
- melindungi dan menjaga kelestarian fungsi dan segenap sumber daya di Blok III.A.2
wilayah gambut Blok III.A.3
LG - melindungi dan menjaga ketersediaan air dan kelestarian Blok III.A.4
keanekaragaman hayati
- melindungi dan menjaga penyimpanan cadangan karbon dan penghasil
oksigen serta penyeimbang iklim
Kriteria Performa terlindunginya dan terjaganya kelestarian fungsi dan segenap sumber daya di wilayah sumber daya di wilayah
gambut
terlindunginya dn terjaganya ketersediaan air dan kelestarian keanekaragaman hayati

terlindunginya dan terjaganya penyimpanan cadangan karbon dan penghasil oksigen serta penyeimbang
iklim
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 0%
Pemanfaatan Ruang
KLB Maksimum 0
KDH Minimal 100%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan -
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan -
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) -
Jarak Bebas Belakang (JBB) -
Ketentuan Prasarana dan -
Sarana Minimal
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.2
Tidak diperbolehkan • Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi Blok III.A.4
membangun konstruksi metal panjang Permukaan Utama.
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
ketinggian alat bantu navigasi panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
sesuai aturan KKOP yang permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
berlaku memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Blok III.A.2
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar Blok III.A.4
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);
Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.A.4
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.2
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.A.4
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
2) Rawan Bencana (banjir, - Dilarang membuat drainase buatan
karhutla, longsor) - Dibangun kanal blocking
- Dibangun sumur-sumur retensi untuk memudahkan mengambil air ketika
terjadi karhutla
- menanami vegetasi (tanaman endemik) yang cocok untuk gambut
TPZ Overlay Zone
1) G1- KHG Lindung - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
- tidak boleh mendirikan bangunan pada kubah gambut Blok III.A.4
- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut
menjadi kering
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
serta dibutuhkan kajian khusus terkait dampak lingkungan apabila ingin
membangun pada kawasan ini
2) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Blok III.A.4
kering dan rusak
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
serta dibutuhkan kajian khusus terkait dampak lingkungan apabila ingin
membangun pada kawasan ini
- Lahan yang masuk pada kawasan Peta Indikatif Penghentian Pemberian
Izin Baru dapat dilakukan revisi apabila bukti kepemilikan tanah sebelum
tahun 2011 serta dapat membuktikan bahwa lahan tersebut bukan
merupakan tanah gambut
3) G4 - KHG Lindung dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
Gambut < 3 meter - tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut Blok III.A.4
menjadi kering
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
serta dibutuhkan kajian khusus terkait dampak lingkungan apabila ingin
membangun pada kawasan ini
Pengendalian pembangunan
Standar Teknis -Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
- PP No.57 tahun 2016 tentang perubahan atas PP No.71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut
Ketentuan Pelaksanaan membatasi/menghambat Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan
pembangunan baru yang tidak
sesuai dengan rencana tata
TUJUAN LOKASI
- melindungi fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang Blok III.A.1
berkembang di sekitarnya Blok III.A.2
- melindungi kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat Blok III.A.4
SS SEMPADAN SUNGAI
sumber daya yang ada di sungai agar dapat memberikan hasil secara
optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai
- membatasi daya rusak air sungai terhadap lingkungannya
Kriteria Performa terlindunginya fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya
terlindunginya kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di sungai
agar dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai
dibatasinya daya rusak air sungai terhadap lingkungannya
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan -


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan -
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) -
Jarak Bebas Belakang (JBB) -
Ketentuan Prasarana dan Jalan akses untuk pemeliharaan
Sarana Minimal

Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.2


Tidak diperbolehkan • Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi Blok III.A.4
membangun konstruksi metal panjang Permukaan Utama.
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
ketinggian alat bantu navigasi panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
sesuai aturan KKOP yang permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
berlaku memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16

Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Blok III.A.1


• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar Blok III.A.2
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing Blok III.A.4
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);

Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.A.4


• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.A.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Blok III.A.3
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan Blok III.A.4
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, - Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
karhutla, longsor) ditentukan paling sedikit berjarak 3 meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai
- Paling sedikit berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
tidak bertanggul sepanjang alur sungai, dalamhal kedalaman sungai kurang
dari atau sama dengan 3 meter
- menanami vegetasi/pohon di sekitar sempadan sungai untuk mengurangi
sedimentasi
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area sempadan sungai
TPZ Overlay Zone
1) G1- KHG Lindung - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
- tidak boleh mendirikan bangunan pada kubah gambut yang terdapat di Blok III.A.4
sempadan sungai
- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut
menjadi kering
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
2) G2 - KHG Budidaya - sebagian besar zona ini wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Blok III.A.4
kering dan rusak
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
3) G4 - KHG Lindung dan - sebagian zona ini wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
Gambut < 3 meter - KDB max : 3%, KLB max : 0.03, KDH min : 97% Blok III.A.4

- pemanfaatan kegiatan pada sempadan sungai dibatasi untuk kegiatan


tertentu tetapi tidak mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan
ekosistem gambut
4) G5 - KHG Budidaya dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.4
kelerengan agak curam (15- - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area sempadan sungai
25%)
Pengendalian pembangunan
Standar Teknis Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Sempadan Danau
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan membatasi/menghambat Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan dan Pembatasan
pembangunan baru yang tidak Prasarana dan Sarana
sesuai dengan rencana tata
ruang
TUJUAN LOKASI
Blok III.A.1
menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air menciptakan
Blok III.A.2
aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam
Blok III.A.4
RTH - 1 RIMBA KOTA dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat

meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman


lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi
Tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan
Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kelurahan
Tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana
Tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 3 m, 1 lantai


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1/2 RMJ+1
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Dapat dilengkapi dengan taman aktif (namun tidak boleh lebih dari 30%)
Sarana Minimal Dilengkapi dengan lapangan olahraga (serbaguna)
Dilengkapi dengan jalur trek lari
Dilengkapi dengan taman khusus (lansia)
WC Umum
Minimal 150 Pohon Sedang dan Kecil
Perdu
Mempertahankan keaslian kawasannya
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.2
Tidak diperbolehkan • Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
membangun konstruksi metal panjang Permukaan Utama.
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
ketinggian alat bantu navigasi panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
sesuai aturan KKOP yang permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
berlaku memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.A.4
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.A.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Blok III.A.4
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.A.1
karhutla) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Blok III.A.4
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan rimba kota
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Blok III.A.4
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar
TPZ Overlay Zone
1) G1- KHG Lindung - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.1
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area rimba kota, hanya bisa Blok III.A.4
jasa lingkungan, agroforestri dan pemanfaatan hasil bukan kayu
- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut
menjadi kering
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
2) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Blok III.A.4
kering dan rusak
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- pemanfaatan kegiatan pada rimba kota dibatasi untuk kegiatan tertentu
tetapi tidak mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan
3) G4 - KHG Lindung dan ekosistem gambut
- wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.A.2
Gambut < 3 meter - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area rimba kota, hanya bisa Blok III.A.4
jasa lingkungan, agroforestri dan pemanfaatan hasil bukan kayu
- KDB max : 3%, KLB max : 0.03, KDH min : 97%
Standar Teknis Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - kemudahan perizinan - kemudahan dalam perolehan/pembebasan lahan pada wilayah daerah
yang diperuntukkan bagi RTH
- pengurangan biaya ijin
- pengurangan waktu perijinan sehingga menjadi lebih singkat
TUJUAN LOKASI
RUMAH KEPADATAN Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Blok III.A.1
R-3 SEDANG kepadatan sedang Blok III.A.2

Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan sedang


Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 70%


Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2.1
KDH Minimal 25%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 2
Jarak Bebas Belakang (JBB) 2
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum >60 m2
Sarana Minimal Kavling Maksimum 150 m2
Lebar Muka Kavling Minimum 5m

Panjang Deretan Kavling 120 m


Maksimum
Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
250 m2
Persampahan - Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah 'maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih - Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.1
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi Blok III.A.2
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.A.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir) - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.A.1
bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 60%, KLB max : 2, KDH min : 35% Blok III.A.1
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 12 meter, 3 lantai Blok III.A.2
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
Insentif - penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
RUMAH KEPADATAN
R-4 RENDAH Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Blok III.A.1
kepadatan rendah Blok III.A.2
Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan rendah
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 65%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1,4
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum >150 m2
Sarana Minimal Kavling Maksimum 250 m2
Lebar Muka Kavling Minimum 5m
Panjang Deretan Kavling 120 m
Maksimum
Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
250m2
Persampahan
- Pengumpulan Sampah Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih
- Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.1
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.A.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir) - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.A.1
bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1.5, KDH min : 35% Blok III.A.1
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai Blok III.A.2
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
Insentif - penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
Menyediakan ruang untuk: menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa,
PERDAGANGAN DAN JASA
K-2 SKALA BWP
rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dalam skala pelayanan regional dan kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam skala pelayanan
regional dan kota
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%


Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2,5
KDH Minimal 5%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.2
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.2
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir) - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.A.2
bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 75%, KLB max : 2.3, KDH min : 20% Blok III.A.2
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
SPU - 1 SPU SKALA KOTA menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.A.3
kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kota

Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.9
KDH Minimal 30%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 5
Jarak Bebas Belakang (JBB) 5
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaranMusholla
Tersedia Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.3
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.A.3
karhutla) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Blok III.A.3
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1,6; KDH min : 35% Blok III.A.3
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
SPU - 3 SPU SKALA KELURAHAN menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.A.1
kelurahan
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kelurahan

Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
TEB - TEA dapat berupa lapangan atau ruang terbuka yang jauh dari bahaya Blok III.A.1
dan memiliki akses terhadap air bersih;
- Memiliki akses yang bagus dan memadai;
- Lebar jalan minimum 3 (tiga) meter;
- Kondisi jalan berupa aspal.
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1,6; KDH min : 35% Blok III.A.3
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa Blok III.A.1
perkantoran, pemerintah dan/atau swasta
menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik
berupa sarana-sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan
KT PERKANTORAN
dan pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya
Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk
melayani kegiatan-kegiatan perkantoran, yang diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
Kriteria Performa Tersedianya lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran, pemerintah dan/atau
swasta
tersedianya ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa saranasarana penunjang
yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif sehingga
dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
Tersedianya tersedianya ruang yang cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan-
kegiatan perkantoran, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2.4
KDH Minimal 15%
KTB 0,4
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Aksesibilitas minimum jalan kolektor
Sarana Minimal Tersedia Tempat Parkir Minimal 10 % dari luas lahan
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 75%, KLB max : 2.3; KDH min : 20% Blok III.A.1
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perkantoran sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri Blok III.A.2
KAWASAN PERUNTUKAN Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
KPI INDUSTRI
Meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri
Mendorong peningkatan perekonomian nasional dan/atau daerah
Kriteria Performa Meningkatnya upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
Meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri
Adanya penyebaran dan pemerataan pembangunan industri
Tersedianya lokasi untuk kegiatan industri
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1,2
KDH Minimal 20%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 5
Jarak Bebas Belakang (JBB) 5
Ketentuan Prasarana dan Kapling Industri Maksimal 70%
Sarana Minimal Jalan dan Saluran 8 - 12 % dari luas lahan
Perkerasan Jalan Minimal 7 meter
RTH Minimal 10% dapat berupa jalur hijau dan taman
Fasiltas Penunjang 6 - 12 % dari luas lahan (kantin, tempat ibadah, fasilitas olahraga, dll)

Pengolahan limbah berupa pengolahan limbah industri gas, debu, partikel kecil, limbah cair, dan
limbah padat yang menjadi bagian dalam bangunan pabrik

Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.2


• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.2
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir) - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.A.2
bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan KPI
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1.1, KDH min : 40% Blok III.A.2
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 8 meter, 2 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut

- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan


pembangunan
Menggunakan teknologi yang memenuhi ketentuan pengelolaan dan perlindungan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Mengutamakan penggunaan produk dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Mengutamakan pemanfaatan sumber daya manusia lokasl sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi
Standar Teknis Permen Perindustrian No.35/M-IND/3/2010
Permen ESDM Nomor 22 tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak Skala Kecil di
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus

TUJUAN LOKASI
menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras Blok III.A.1
P-3 PERKEBUNAN
sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya Blok III.A.2
Blok III.A.3
membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Blok III.A.4
Kriteria Performa Menghasilkan bahan pangan, palawja, tanaman keras
Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya
Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,5
KDH Minimal 95%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 4m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jalan
Sarana Minimal Tersedia pipa pengaliran irigasi
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.1
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi Blok III.A.2
panjang Permukaan Utama. Blok III.A.3
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.4
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Blok III.A.1
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar Blok III.A.2
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing Blok III.A.3
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang Blok III.A.4
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.A.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Blok III.A.3
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan Blok III.A.4
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
1) Rawan Bencana (banjir, - Dilarang mebuat drainase buatan yang pada lahan gambut
karhutla, longsor) - Dibangun kanal blocking pada perkebunan yang terdapat lahan gambut

- Dibangun sumur-sumur retensi untuk memudahkan mengambil air ketika


terjadi karhutla
- menanami vegetasi/jenis tenaman yang cocok untuk jenis tanah yang
dapat dimanfaatkan untuk perkebunan
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Blok III.A.4
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 5%, KLB max : 0,5; KDH min : 95% Blok III.A.1
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 4 meter, 1 lantai Blok III.A.2
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya Blok III.A.3
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut Blok III.A.4
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- pembukaan lahan dilarang menggunakan metode bakar
- apabila sudah ada saluran air eksisting dapat membangun kanal blocking
untuk menjaga air yang terkandung dalam gambut
- menggunakan konsep agroforestry : suatu sistem pengelolaan tanaman
hutan (perennial) yang dikombinasikan dengan pertanian atau disebut juga
sistem wanatani
2) G3 - Kelerengan Agak Curam - Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang Blok III.A.1
(15-25%) dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.

- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian


atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
3) G4 - KHG Lindung dan tanaman
- KDB max pohon
: 5%,tahunan.
KLB max : 0.5, KDH min : 95% Blok III.A.4
Gambut < 3 meter - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 4 meter, 1 lantai
- khusus fungsi lindung, hanya bisa jasa lingkungan, agroforestri dan
pemanfaatan hasil bukan kayu
- dilarang membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut menjadi
kering
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- dilarang membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
4) G5 - KHG Budidaya dan - KDB max : 5%, KLB max : 0,5; KDH min : 95% Blok III.A.1
kelerengan agak curam (15- - dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya Blok III.A.2
25%) kriteria baku kerusakan ekosistem gambut Blok III.A.3
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya Blok III.A.4
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- pembukaan lahan dilarang menggunakan metode bakar
- apabila sudah ada saluran air eksisting dapat membangun kanal blocking
untuk menjaga air yang terkandung dalam gambut
- menggunakan konsep agroforestry : suatu sistem pengelolaan tanaman
hutan (perennial) yang dikombinasikan dengan pertanian atau disebut juga
sistem wanatani
Standar Teknis - Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman Peruntukan
Perkebunan, Perternakan dan Perikanan
Ketentuan Pelaksanaan -
TUJUAN LOKASI
TR TRANSPORTASI menyediakan sarana pelayanan transportasi untuk kebutuhan penduduk Blok III.A.2
skala kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan transportasi untuk kebutuhan penduduk skala kota

Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,6
KDH Minimal 20%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 5
Jarak Bebas Belakang (JBB) 5
Ketentuan Prasarana dan Tersedia lajur pejalan kaki
Sarana Minimal Tersedia Fasilitas keamanan
Tersedia Ruang Tunggu
Tersedia Toilet
Tersedia Kantor Pengelola
Tersedia Musholla
Tersedia Loket Penjualan Tiket
Tersedia Informasi Pelayanan
Tersedia Tempat parkir
Tersedia Rumah Makan
Tersedia Hot Spot Area
Ketentuan Khusus KKOP Landasan Blok III.A.2
Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.A.2
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Blok III.A.2
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.A.2
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir) - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.A.1
bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan transportasi
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
Sempadan Bandar Udara - Dikosongkan dari kegiatan pembangunan karena akan diperuntukkan Blok III.A.2
sebagai buffer/batas dengan zona atau sub zona lainnya

- Dapat digunakan sebagai ruang publik.


TPZ Overlay Zone
1) G1- KHG Lindung - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung Blok III.A.2
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area ini, hanya bisa jasa
lingkungan, agroforestri dan pemanfaatan hasil bukan kayu
- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut
menjadi kering
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
serta dibutuhkan kajian khusus terkait dampak lingkungan apabila ingin
membangun pada kawasan ini
2) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 60%, KLB max : 0.6, KDH min : 20% Blok III.A.2
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 8 meter, 2 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- pembukaan lahan dilarang menggunakan metode bakar
- amemperhatikan tata kelola air
- diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
3) G4 - KHG Lindung dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung Blok III.A.2
Gambut < 3 meter - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area ini, hanya bisa jasa
lingkungan, agroforestri dan pemanfaatan hasil bukan kayu
- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut
menjadi kering
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
serta dibutuhkan kajian khusus terkait dampak lingkungan apabila ingin
membangun pada kawasan ini
Standar Teknis Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan
Terminal Penumpang Angkutan Jalan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
SBWP B

TUJUAN LOKASI
- melindungi fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang Blok III.B.1
berkembang di sekitarnya Blok III.B.2
SS SEMPADAN SUNGAI - melindungi kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat Sub-Blok III.B.3.B
sumber daya yang ada di sungai agar dapat memberikan hasil secara Blok III.B.4
optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai
- membatasi daya rusak air sungai terhadap lingkungannya
Kriteria Performa terlindunginya fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya

terlindunginya kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di sungai
agar dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai
dibatasinya daya rusak air sungai terhadap lingkungannya
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan -


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan -
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) -
Jarak Bebas Belakang (JBB) -
Ketentuan Prasarana dan Jalan akses untuk pemeliharaan
Sarana Minimal
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.B.1
Tidak diperbolehkan • Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.B.2
membangun konstruksi metal Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
ketinggian alat bantu navigasi luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
sesuai aturan KKOP yang di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
berlaku permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.B.1


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.B.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Sub-Blok III.B.3.B
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan Sub-Blok III.B.3.C
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di Blok III.B.4
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, - Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan Blok III.B.1
longsor) ditentukan paling sedikit berjarak 3 meter dari tepi luar kaki tanggul Blok III.B.2
sepanjang alur sungai Sub-Blok III.B.3.B
- Paling sedikit berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
tidak bertanggul sepanjang alur sungai, dalamhal kedalaman sungai
kurang dari atau sama dengan 3 meter
- menanami vegetasi/pohon di sekitar sempadan sungai untuk mengurangi
sedimentasi
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area sempadan sungai
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Blok III.B.1
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Blok III.B.2
kering dan rusak Sub-Blok III.B.3.B
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- pemanfaatan kegiatan pada sempadan sungai dibatasi untuk kegiatan
tertentu tetapi tidak mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan
ekosistem gambut
2) G3 - Kelerengan Agak - Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang Sub-Blok III.B.3.B
Curam (15-25%) dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
Pengendalian pembangunan
Standar Teknis Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Sempadan Danau
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan membatasi/menghambat Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan dan Pembatasan
pembangunan baru yang tidak Prasarana dan Sarana
sesuai dengan rencana tata
ruang
TUJUAN LOKASI
menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air menciptakan Blok III.B.1
aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam Blok III.B.2
RTH - 1 RIMBA KOTA
dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat Sub-Blok III.B.3.A
Blok III.B.4
meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi
Tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan
Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kelurahan
Tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana
Tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 3 m, 1 lantai
Maksimum Bangunan
Ketinggian (meter) 1/2 RMJ+1
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Dapat dilengkapi dengan taman aktif (namun tidak boleh lebih dari 30%)
Sarana Minimal Dilengkapi dengan lapangan olahraga (serbaguna)
Dilengkapi dengan jalur trek lari
Dilengkapi dengan taman khusus (lansia)
WC Umum
Minimal 150 Pohon Sedang dan Kecil
Perdu
Mempertahankan keaslian kawasannya
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.B.3.A
Tidak diperbolehkan • Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.B.3.B
membangun konstruksi metal Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
ketinggian alat bantu navigasi luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
sesuai aturan KKOP yang di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
berlaku permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu
Kawasan di 16.
bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.B.3.A
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.B.3.B
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.B.3.A
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Sub-Blok III.B.3.B
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan rimba kota
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.B.3.A
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Sub-Blok III.B.3.B
kering dan rusak
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- pemanfaatan kegiatan pada rimba kota dibatasi untuk kegiatan tertentu
tetapi mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan ekosistem
2) G3 - Kelerengan Agak gambut
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang Sub-Blok III.B.3.A
Curam (15-25%) dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau Sub-Blok III.B.3.B
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
3) G5 - KHG Budidaya dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.B.3.A
kelerengan agak curam (15- - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area ini
25%)
Standar Teknis
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - kemudahan perizinan - kemudahan dalam perolehan/pembebasan lahan pada wilayah daerah
yang diperuntukkan bagi RTH
- pengurangan biaya ijin
- pengurangan waktu perijinan sehingga menjadi lebih singkat
TUJUAN LOKASI
Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Blok III.B.1
RUMAH KEPADATAN
R-3 SEDANG
kepadatan sedang Blok III.B.2
Sub-Blok III.B.3.A
Blok III.B.4
Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan sedang
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 70%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2.1
KDH Minimal 25%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 2
Jarak Bebas Belakang (JBB) 2
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum >60 m2
Sarana Minimal Kavling Maksimum 150 m2
Lebar Muka Kavling Minimum 5m

Panjang Deretan Kavling 120 m


Maksimum
Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
250 m2
Persampahan - Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah 'maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih - Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.B.1
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.B.2
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.B.3.A
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.B.2


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.B.4
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.B.1
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Blok III.B.2
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan Sub-Blok III.B.3.A
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi Blok III.B.4
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 60%, KLB max : 2, KDH min : 35% Blok III.B.2
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 12 meter, 3 lantai Blok III.B.4
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
2) G3 - Kelerengan Agak - KDB max : 65%, KLB max : 1.8, KDH min : 25% Sub-Blok III.B.3.A
Curam (15-25%) - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 12 meter, 3 lantai Blok III.B.4
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
- dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
3) G5 - KHG Budidaya dan - KDB max : 60%, KLB max : 1.8, KDH min : 35% Blok III.B.2
kelerengan agak curam (15- - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 12 meter, 3 lantai Sub-Blok III.B.3.A
25%) - dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
Standar Teknis tanaman
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara pohon tahunan.
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan
khusus
TUJUAN LOKASI
RUMAH KEPADATAN
R-4 RENDAH Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Sub-Blok III.B.3.A
kepadatan rendah Sub-Blok III.B.3.B
Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan rendah
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 65%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1,4
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum >150 m2
Sarana Minimal Kavling Maksimum 250 m2
Lebar Muka Kavling Minimum 5m
Panjang Deretan Kavling 120 m
Maksimum
Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
250m2
Persampahan
- Pengumpulan Sampah Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih
- Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.B.3.A
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.B.3.B
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu
Kawasan di 16.
bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.B.3.B
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.B.3.C
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.B.3.B
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1.5, KDH min : 40% Sub-Blok III.B.3.B
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
2) G3 - Kelerengan Agak - KDB max : 60%, KLB max : 1.4, KDH min : 35% Sub-Blok III.B.3.A
Curam (15-25%) - GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai Sub-Blok III.B.3.B
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
- dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
3) G5 - KHG Budidaya dan - KDB max : 55%, KLB max : 1.4, KDH min : 40% Sub-Blok III.B.3.B
kelerengan agak curam (15- - GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
25%) - dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan
khusus
Insentif - penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
Menyediakan ruang untuk: menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa,
PERDAGANGAN DAN JASA
K-1 SKALA KOTA
rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dalam skala pelayanan regional dan kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam skala
pelayanan regional dan kota
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 3,2
KDH Minimal 5%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.B.3.A
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.B.3.A
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G3 - Kelerengan Agak - KDB max : 60%, KLB max : 1.4, KDH min : 35% Sub-Blok III.B.3.A
Curam (15-25%) - GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
- dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
TUJUAN LOKASI
Menyediakan ruang untuk: menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa,
PERDAGANGAN DAN JASA
K-2 SKALA BWP
rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dalam skala pelayanan regional dan kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam skala
pelayanan regional dan kota
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%


Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2,5
KDH Minimal 5%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.B.1
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.B.2
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.B.3.B
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas
Kawasan pacudi 16.
bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.B.3.B
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.B.3.C
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Blok III.B.4
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.B.1
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Sub-Blok III.B.3.B
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 75%, KLB max : 1.5, KDH min : 15% Blok III.B.1
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai Blok III.B.2
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya Blok III.B.4
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
2) G3 - Kelerengan Agak - KDB max : 75%, KLB max : 1.5, KDH min : 20% Sub-Blok III.B.3.B
Curam (15-25%) - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 8 meter, 2 lantai
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
- dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan
khusus
TUJUAN LOKASI
SPU - 2 SPU SKALA KECAMATAN menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.B.1
kecamatan Blok III.B.2
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kecamatan
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaranMusholla
Tersedia Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.B.1
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.B.2
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
TEB - TEA dapat berupa lapangan atau ruang terbuka yang jauh dari bahaya Blok III.B.2
dan memiliki akses terhadap air bersih;
- Memiliki akses yang bagus dan memadai;
- Lebar jalan minimum 3 (tiga) meter;
- Kondisi jalan berupa aspal.
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1,6; KDH min : 35% Blok III.B.2
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
SPU - 3 SPU SKALA KELURAHAN menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.B.1
kelurahan Blok III.B.2
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kelurahan
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.B.1
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.B.2
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.B.2
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.B.1
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Blok III.B.2
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TEB - TEA dapat berupa lapangan atau ruang terbuka yang jauh dari bahaya Blok III.B.1
dan memiliki akses terhadap air bersih;
- Memiliki akses yang bagus dan memadai;
- Lebar jalan minimum 3 (tiga) meter;
- Kondisi jalan berupa aspal.
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1,1; KDH min : 35% Blok III.B.1
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 8 meter, 2 lantai Blok III.B.2
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana


TUJUAN LOKASI
SPU - 4 SPU SKALA RW menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.B.1
RW Blok III.B.2
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala RW
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.6
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 4m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 2
Jarak Bebas Belakang (JBB) 2
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.B.1
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.B.2
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.B.2
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.B.1
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 0,55; KDH min : 35% Blok III.B.2
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 4 meter, 1 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana


TUJUAN LOKASI
menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras Blok III.B.1
P-3 PERKEBUNAN sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya Sub-Blok III.B.3.A
Sub-Blok III.B.3.B
membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Blok III.B.4
Kriteria Performa Menghasilkan bahan pangan, palawja, tanaman keras
Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya
Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,5
KDH Minimal 95%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 4m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jalan
Sarana Minimal Tersedia pipa pengaliran irigasi
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.B.1
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.B.3.A
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.B.3.B
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi
luar kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m
di atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.B.1


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.B.3.B
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Sub-Blok III.B.3.C
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan Blok III.B.4
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.B.3.A
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Sub-Blok III.B.3.B
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perkebunan
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
- apabila perkebunan berada di area perbukitan dapat menggunakan
sistem dinding penahan tanah
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 5%, KLB max : 0,5; KDH min : 95% Blok III.B.1
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 4 meter, 1 lantai Sub-Blok III.B.3.A
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya Sub-Blok III.B.3.B
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut Blok III.B.4
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya

- pembukaan lahan dilarang menggunakan metode bakar


- apabila sudah ada saluran air eksisting dapat membangun kanal blocking
untuk menjaga air yang terkandung dalam gambut

- menggunakan konsep agroforestry : suatu sistem pengelolaan tanaman


hutan (perennial) yang dikombinasikan dengan pertanian atau disebut juga
sistem wanatani

2) G3 - Kelerengan Agak - KDB max : 5%, KLB max : 0,5; KDH min : 95% Blok III.B.1
Curam (15-25%) - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 4 meter, 1 lantai Sub-Blok III.B.3.A
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang Sub-Blok III.B.3.B
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau Blok III.B.4
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.

- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian


atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
3) G5 - KHG Budidaya dan - KDB max : 5%, KLB max : 0,5; KDH min : 95% Sub-Blok III.B.3.A
kelerengan agak curam (15- - Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk Sub-Blok III.B.3.B
25%) penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang Blok III.B.4
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
- menggunakan konsep agroforestry : suatu sistem pengelolaan tanaman
hutan (perennial) yang dikombinasikan dengan pertanian atau disebut juga
sistem wanatani
- membatasi bangunan di dalam area dengan kelerengan agak curam

Standar Teknis - Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman Peruntukan
Perkebunan, Perternakan dan Perikanan
Ketentuan Pelaksanaan -
TUJUAN LOKASI
menghasilkan hasil pembudidayaan hewan ternak Blok III.B.1
sebagai daerah yang menampung kegiatan yang berhubungan dengan
P-4 PETERNAKAN
peternakan, pengkandangan, dan pemeliharaan hewan atas tujuan
komersial
membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Kriteria Performa Menghasilkan hasil pembudidayaan hewan ternak
tersedianya lahan yang dijadikan sebagai daerah yang menampung kegiatan yang berhubungan dengan
peternakan, pengkandangan, dan pemeliharaan hewan atas tujuan komersial
Tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,6
KDH Minimal 35%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 4m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+3
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 10
Jarak Bebas Belakang (JBB) 10
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jalan
Sarana Minimal Tersedia pengolahan limbah ternak
Tersedia alat hidran pemadam kebakaran
Tersedianya kandang yang tertutup pagar tinggi supaya bau ternak tidak keluar
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.B.1
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir) - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.B.1
bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Menggunakan konstruksi bangunan panggung
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan peternakan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 50%, KLB max : 0,5; KDH min : 35% Blok III.B.1
- GSB min : ½ RMJ+3, JBS : 10, JBB : 10, TB maks : 4 meter, 1 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- pembukaan lahan dilarang menggunakan metode bakar
- apabila sudah ada saluran air eksisting dapat membangun kanal blocking
untuk menjaga air yang terkandung dalam gambut
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block
Standar Teknis - Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman Peruntukan
Perkebunan, Perternakan dan Perikanan
Ketentuan Pelaksanaan - disinsentif Persyaratan Khusus dalam Perizinan
- insentif Kemudahan perizinan
SBWP C

TUJUAN LOKASI
- melindungi dan menjaga kelestarian fungsi dan segenap sumber daya di Sub-Blok III.C.1.A
wilayah gambut Sub-Blok III.C.1.B
LG - melindungi dan menjaga ketersediaan air dan kelestarian Blok III.C.3
keanekaragaman hayati
- melindungi dan menjaga penyimpanan cadangan karbon dan penghasil
oksigen serta penyeimbang iklim
Kriteria Performa terlindunginya dan terjaganya kelestarian fungsi dan segenap sumber daya di wilayah sumber daya di wilayah
gambut
terlindunginya dan terjaganya ketersediaan air dan kelestarian keanekaragaman hayati
terlindunginya dan terjaganya penyimpanan cadangan karbon dan penghasil oksigen serta penyeimbang
Ketentuan Kegiatan dan iklim
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 0%


Pemanfaatan Ruang
KLB Maksimum 0
KDH Minimal 100%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan -
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan -
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) -
Jarak Bebas Belakang (JBB) -
Ketentuan Prasarana dan -
Sarana Minimal
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas Sub-Blok III.C.1.A
Tidak diperbolehkan • Bagian Pertama dengan kemiringan sebesar 2% arah ke atas dan keluar, Sub-Blok III.C.1.B
membangun konstruksi metal dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian ambang landas pacu
seperti tiang listrik, rangka baja, 16 sampai jarak mendatar 2130 m pada ketinggian 47m di atas ambang
dan lain-lain melebihi batas landas pacu 16;
ketinggian alat bantu navigasi • Bagian Kedua dengan kemiringan o% sampai jarak mendatar tambahan
sesuai aturan KKOP yang 1.870m pada ketinggian 47m di atas ambang landas pacu 16;
berlaku • Bagian Ketiga dengan kemiringan 5% sampai jarak mendatar tambaan
1247m, pada ketinggian 109,35m di atas ambang landas pacu 16;
• Bagian Keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2% arah ke
atas dan keluar, sampai jarak mendatar tambaan 2.253 m, pada ketinggian
152 m di atas ambang landas pacu 16, pada bagian tepi dengan kemiringan
pertama 5% sampai jarak mendatar tambahan 449m pada ketinggian
131,80 m di atas ambang landas pacu 34, kemiringan kedua 2,5% sampai
jarak mendatar tambahan 808m pada ketinggian 152 m di atas ambang
landas pacu 34 serta kemiringan ketiga 0% sampai jarak mendatar
tambahan 876 m pada ketinggian 152 m di atas ambang landas pacu 16;
dan
• Bagian Kelima (terakhir) kemiringan 0% sampai jarak mendatar tambahan
Kawasan di bawah permukaan transisi Sub-Blok III.C.1.A
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi Blok III.C.3
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Sub-Blok III.C.1.A
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar Blok III.C.3
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.C.1.A
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

2) Rawan Bencana (banjir, - Dilarang mebuat drainase buatan Blok III.C.1d


longsor, karhutla) - Dibangun kanal blocking Blok III.C.2a
- pengembangan konsep flood proofing Blok III.C.2b
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan lindung gambut
- menanami vegetasi (tanaman endemik) yang cocok untuk gambut
- Dibangun sumur-sumur retensi untuk memudahkan mengambil air ketika
terjadi karhutla
- dilarang membuka lahan gambut lindung untuk budidaya kecuali untuk
kegiatan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan pemanfaatan hasil
hutan bukan kayu atau jasa lingkungan
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.C.1.A
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.C.1.A
- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut Sub-Blok III.C.1.B
menjadi kering Blok III.C.3
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
-serta dibutuhkan
Lahan kajian
yang masuk khusus
pada terkait
kawasan dampak
Peta lingkungan
Indikatif apabila
Penghentian ingin
Pemberian
Izin Baru dapat dilakukan apabila bukti kepemilikan tanah sebelum tahun
2011 serta dapat membuktikan bahwa lahan tersebut bukan merupakan
tanah gambut
2) G5 - KHG Budidaya dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.C.1.A
kelerengan agak curam (15-
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area lindung gambut
25%)
Pengendalian pembangunan
Standar Teknis -Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
- PP No.57 tahun 2016 tentang perubahan atas PP No.71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut
Ketentuan Pelaksanaan membatasi/menghambat Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan
pembangunan baru yang tidak
sesuai dengan rencana tata
TUJUAN LOKASI
- melindungi fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang Sub-Blok III.C.1.A
berkembang di sekitarnya Sub-Blok III.C.1.B
- melindungi kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat Blok III.C.2
SS SEMPADAN SUNGAI
Blok III.C.3
sumber daya yang ada di sungai agar dapat memberikan hasil secara
optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai Sub-Blok III.C.4.A
Sub-Blok III.C.4.B
- membatasi daya rusak air sungai terhadap lingkungannya Blok III.C.5
Kriteria Performa terlindunginya fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya

terlindunginya kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di sungai
agar dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai
dibatasinya daya rusak air sungai terhadap lingkungannya
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%


Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan -


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan -
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) -
Jarak Bebas Belakang (JBB) -
Ketentuan Prasarana dan Jalan akses untuk pemeliharaan
Sarana Minimal

Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Sub-Blok III.C.1.A


Tidak diperbolehkan • Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi Sub-Blok III.C.1.B
membangun konstruksi metal panjang Permukaan Utama. Blok III.C.3
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
ketinggian alat bantu navigasi panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
sesuai aturan KKOP yang permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
berlaku memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Sub-Blok III.C.1.A
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar Sub-Blok III.C.1.B
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing Blok III.C.3
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);
Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.3
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.C.4.B
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.C.1.A
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.C.1.A
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Blok III.C.2
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan Blok III.C.3
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di Sub-Blok III.C.4.A
bawah permukaan Transisi. Sub-Blok III.C.4.B
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas Blok III.C.5
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir, - Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan Sub-Blok III.C.1.A
karhutla, longsor) ditentukan paling sedikit berjarak 3 meter dari tepi luar kaki tanggul Sub-Blok III.C.4.A
sepanjang alur sungai Sub-Blok III.C.4.B
- Paling sedikit berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai Blok III.C.5
tidak bertanggul sepanjang alur sungai, dalamhal kedalaman sungai kurang
dari atau sama dengan 3 meter
- menanami vegetasi/pohon di sekitar sempadan sungai untuk mengurangi
sedimentasi
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area sempadan sungai
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.C.1.A
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.C.1.A
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Sub-Blok III.C.1.B
kering dan rusak Blok III.C.3
Sub-Blok III.C.4.A
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
Sub-Blok III.C.4.B
terjadinya pembakaran
Blok III.C.5
- pemanfaatan kegiatan pada sempadan sungai dibatasi untuk kegiatan
tertentu tetapi tidak mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan
ekosistem gambut
2) G5 - KHG Budidaya dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.C.1.A
kelerengan agak curam (15- - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area sempadan sungai
25%)
Pengendalian pembangunan
Standar Teknis Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Sempadan Danau
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan membatasi/menghambat Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan dan Pembatasan
pembangunan baru yang tidak Prasarana dan Sarana
sesuai dengan rencana tata
ruang
TUJUAN LOKASI
Sub-Blok III.C.1.A
menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air menciptakan
Blok III.C.2
aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam
RTH - 1 RIMBA KOTA
dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat
meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi
Tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan
Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kelurahan
Tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana
Tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 3m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Dapat dilengkapi dengan taman aktif (namun tidak boleh lebih dari 30%)
Sarana Minimal Dilengkapi dengan lapangan olahraga (serbaguna)
Dilengkapi dengan jalur trek lari
Dilengkapi dengan taman khusus (lansia)
WC Umum
Minimal 150 Pohon Sedang dan Kecil
Perdu
Mempertahankan keaslian kawasannya
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas Sub-Blok III.C.1.A
Tidak diperbolehkan • Bagian Pertama dengan kemiringan sebesar 2% arah ke atas dan keluar,
membangun konstruksi metal dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian ambang landas pacu
seperti tiang listrik, rangka baja, 16 sampai jarak mendatar 2130 m pada ketinggian 47m di atas ambang
dan lain-lain melebihi batas landas pacu 16;
ketinggian alat bantu navigasi • Bagian Kedua dengan kemiringan o% sampai jarak mendatar tambahan
sesuai aturan KKOP yang 1.870m pada ketinggian 47m di atas ambang landas pacu 16;
berlaku • Bagian Ketiga dengan kemiringan 5% sampai jarak mendatar tambaan
1247m, pada ketinggian 109,35m di atas ambang landas pacu 16;
• Bagian Keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2% arah ke
atas dan keluar, sampai jarak mendatar tambaan 2.253 m, pada ketinggian
152 m di atas ambang landas pacu 16, pada bagian tepi dengan kemiringan
pertama 5% sampai jarak mendatar tambahan 449m pada ketinggian
131,80 m di atas ambang landas pacu 34, kemiringan kedua 2,5% sampai
jarak mendatar tambahan 808m pada ketinggian 152 m di atas ambang
landas pacu 34 serta kemiringan ketiga 0% sampai jarak mendatar
tambahan 876 m pada ketinggian 152 m di atas ambang landas pacu 16;
dan
• Bagian Kelima (terakhir) kemiringan 0% sampai jarak mendatar tambahan
Kawasan di bawah permukaan transisi Sub-Blok III.C.1.A
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16

Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Sub-Blok III.C.1.A


• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);
Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.C.1.A
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.C.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.C.1.A
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Blok III.C.2
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan rimba kota
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.C.1.A
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.C.1.A
Blok III.C.2
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi
kering dan rusak
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- pemanfaatan kegiatan pada sempadan sungai dibatasi untuk kegiatan
tertentu tetapi tidak mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan
ekosistem gambut
2) G3 - Kelerengan Agak Curam - Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang Sub-Blok III.C.1.A
(15-25%) dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau Blok III.C.2
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
Standar Teknis tanaman
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang pohon Penyediaan
Pedoman tahunan. dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - kemudahan perizinan - kemudahan dalam perolehan/pembebasan lahan pada wilayah daerah
yang diperuntukkan bagi RTH
- pengurangan biaya ijin
- pengurangan waktu perijinan sehingga menjadi lebih singkat
TUJUAN LOKASI
Sub-Blok III.C.1.A
menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air menciptakan
Blok III.C.3
aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam
RTH - 2 TAMAN KOTA dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat

meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman


lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi
Tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan
Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kelurahan
Tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana
Tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 3m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Dilengkapi dengan fasilitas rekreasi
Sarana Minimal Dilengkapi dengan taman bermain (anak/balita)
Dilengkapi dengan taman bunga
Dilengkapi dengan taman khusus (lansia)
Fasilitas olahraga terbatas
Komplek olahraga dengan minimal RTH 30%
WC Umum
150 Pohon Sedang dan Kecil
Perdu
Penutup Tanah
Parkir
Kursi-Kursi Taman
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan transisi Sub-Blok III.C.1.A
• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16

Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Sub-Blok III.C.1.A


• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar Blok III.C.3
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.C.1.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, longsor, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.C.1.A
karhutlar) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga keberadaan resapan air di kawasan taman kota
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.C.1.A
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 6 meter, 2 lantai Sub-Blok III.C.1.A
- Melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya kriteria baku Blok III.C.3
kerusakan ekosistem gambut yang terdapat pada kawasan ini
- membatasi bangunan permanen di area taman kota
2) G5 - KHG Budidaya dan - membatasi adanya bangunan di kawasan ini Sub-Blok III.C.1.A
kelerengan agak curam (15- - penanaman pohon pada area dengan kemiringan curam untuk mencegah
25%) longsor
Standar Teknis
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - kemudahan perizinan - kemudahan dalam perolehan/pembebasan lahan pada wilayah daerah
yang diperuntukkan bagi RTH
- pengurangan biaya ijin
- pengurangan waktu perijinan sehingga menjadi lebih singkat

TUJUAN LOKASI
Penyediaan ruang terbuka hijau yang berfungsi utama sebagai tempat Blok III.C.2
penguburan jenazah. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai daerah Sub-Blok III.C.4.B
resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim
RTH - 7 PEMAKAMAN
mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar
seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan

Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk tempat pemakaman umum


Tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian
Tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan
Tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan
Ketentuan Lahan
Intensitas KDB Maksimum 20%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,2
KDH Minimal 75%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 3m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jaringan Air Bersih dan WC Umum
Sarana Minimal Tersedia Lampu Penerangan
Tersedia jalur Pejalan kaki
Tersedia Parkir
Kantor Pengelola Makam
Ketentuan Khusus 1) Ukuran makam 1 m x 2 m
2) Jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m
3) Tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/ perkeras
4) Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi
pemakaman setempat
5) Batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan pohon pelindung
disalah satu sisinya
6) Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar
tanaman, atau dengan pohon pelindung
7) Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total area pemakaman
dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang hijaunya

Rawan Bencana (banjir, - menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam Blok III.C.2
longsor) kebakaran Blok III.C.3
- pengembangan konsep flood proofing Sub-Blok III.C.4.B
- Menjaga keberadaan resapan air di kawasan pemakaman
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
- menggunakan struktur dinding penahan
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 6 meter, 2 lantai Blok III.C.2
- Melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya kriteria baku Blok III.C.3
kerusakan ekosistem gambut yang terdapat pada kawasan ini Sub-Blok III.C.4.B
- membatasi bangunan permanen di area taman kota
Standar Teknis Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan -
TUJUAN LOKASI
RUMAH KEPADATAN Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Blok III.C.2
R-3 SEDANG kepadatan sedang Blok III.C.3
Sub-Blok III.C.4.B
Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan sedang
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 70%


Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2.1
KDH Minimal 25%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 2
Jarak Bebas Belakang (JBB) 2
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum >60 m2
Sarana Minimal Kavling Maksimum 150 m2
Lebar Muka Kavling Minimum 5m

Panjang Deretan Kavling 120 m


Maksimum
Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
250 m2
Persampahan - Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah 'maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih - Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Blok III.C.3
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);

Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2


• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.C.3
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.C.4.B
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.C.3
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.C.4.B
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.C.2
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Blok III.C.3
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan Sub-Blok III.C.4.B
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 60%, KLB max : 2, KDH min : 35% Blok III.C.3
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
RUMAH KEPADATAN
R-4 RENDAH Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Sub-Blok III.C.1.A
kepadatan rendah Blok III.C.5
Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan rendah
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 65%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1,4
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum >150 m2
Sarana Minimal Kavling Maksimum 250 m2
Lebar Muka Kavling Minimum 5m
Panjang Deretan Kavling 120 m
Maksimum
Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
250m2
Persampahan
- Pengumpulan Sampah Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih
- Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Sub-Blok III.C.1.A
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.C.1.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.C.5
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.C.1.A
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1.5, KDH min : 35% Sub-Blok III.C.1.A
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai Blok III.C.5
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
3) G5 - KHG Budidaya dan - KDB max : 55%, KLB max : 1.4, KDH min : 40% Sub-Blok III.C.1.A
kelerengan agak curam (15- - GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
25%) - dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
- Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
Insentif - penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
Blok III.C.3
PERDAGANGAN DAN JASA Menyediakan ruang untuk: menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, Sub-Blok III.C.4.A
K-2 SKALA BWP rekreasi, dan pelayanan masyarakat Sub-Blok III.C.4.B
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dalam skala pelayanan regional dan kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam skala pelayanan
regional dan kota
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%


Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2,5
KDH Minimal 5%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaranMusholla
Tersedia Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.C.3
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.C.4.B
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.C.3
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.C.4.A
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Sub-Blok III.C.4.B
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.C.3
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Sub-Blok III.C.4.B
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 75%, KLB max : 2.3, KDH min : 20% Blok III.C.3
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai Sub-Blok III.C.4.A
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya Sub-Blok III.C.4.B
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
Menyediakan ruang untuk: menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, Blok III.C.3
PERDAGANGAN DAN JASA rekreasi, dan pelayanan masyarakat
K-3 SKALA SUB BWP
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dalam skala pelayanan kota dan lokal

Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam skala pelayanan
kota dan lokal

Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 75%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2,3
KDH Minimal 10%
KTB Minimal 0,4
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.3
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.C.3
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 70%, KLB max : 2.1, KDH min : 20% Blok III.C.3
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
SPU - 2 SPU SKALA KECAMATAN menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.C.3
kecamatan Blok III.C.2
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kecamatan
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaranMusholla
Tersedia Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.C.3
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
TEB - TEA dapat berupa lapangan atau ruang terbuka yang jauh dari bahaya Blok III.C.2
dan memiliki akses terhadap air bersih; Blok III.C.3
- Memiliki akses yang bagus dan memadai;
- Lebar jalan minimum 3 (tiga) meter;
- Kondisi jalan berupa aspal.
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.C.2
SPU - 3 SPU SKALA KELURAHAN
kelurahan Blok III.C.3
Sub-Blok III.C.4.B
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kelurahan
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.C.3
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.C.4.B
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
TEB - TEA dapat berupa lapangan atau ruang terbuka yang jauh dari bahaya Blok III.C.3
dan memiliki akses terhadap air bersih; Blok III.C.4
- Memiliki akses yang bagus dan memadai;
- Lebar jalan minimum 3 (tiga) meter;
- Kondisi jalan berupa aspal.
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.C.1
RW Blok III.C.2
SPU - 4 SPU SKALA RW
Blok III.C.3
Sub-Blok III.C.4.B
Blok III.C.5
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala RW
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas Sub-Blok III.C.1.B
• Bagian Pertama dengan kemiringan sebesar 2% arah ke atas dan keluar, Blok III.C.2
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian ambang landas pacu
16 sampai jarak mendatar 2130 m pada ketinggian 47m di atas ambang
landas pacu 16;
• Bagian Kedua dengan kemiringan o% sampai jarak mendatar tambahan
1.870m pada ketinggian 47m di atas ambang landas pacu 16;
• Bagian Ketiga dengan kemiringan 5% sampai jarak mendatar tambaan
1247m, pada ketinggian 109,35m di atas ambang landas pacu 16;
• Bagian Keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2% arah ke
atas dan keluar, sampai jarak mendatar tambaan 2.253 m, pada ketinggian
152 m di atas ambang landas pacu 16, pada bagian tepi dengan kemiringan
pertama 5% sampai jarak mendatar tambahan 449m pada ketinggian
131,80 m di atas ambang landas pacu 34, kemiringan kedua 2,5% sampai
jarak mendatar tambahan 808m pada ketinggian 152 m di atas ambang
landas pacu 34 serta kemiringan ketiga 0% sampai jarak mendatar
tambahan 876 m pada ketinggian 152 m di atas ambang landas pacu 16;
dan
• Bagian Kelima (terakhir) kemiringan 0% sampai jarak mendatar tambahan
Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.C.3
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.C.4.B
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.C.2
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.C.3
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Blok III.C.5
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.C.2
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
TEB - TEA dapat berupa lapangan atau ruang terbuka yang jauh dari bahaya Blok III.C.3
dan memiliki akses terhadap air bersih; Blok III.C.5
- Memiliki akses yang bagus dan memadai;
- Lebar jalan minimum 3 (tiga) meter;
- Kondisi jalan berupa aspal.
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 0,55; KDH min : 35% Blok III.C.1
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 4 meter, 1 lantai Blok III.C.2
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana


TUJUAN LOKASI
Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa Blok III.C.3
perkantoran, pemerintah dan/atau swasta
menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik
berupa sarana-sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan
KT PERKANTORAN
dan pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya
Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk
melayani kegiatan-kegiatan perkantoran, yang diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
Kriteria Performa Tersedianya lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran, pemerintah dan/atau
swasta
tersedianya ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa saranasarana penunjang
yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif sehingga
dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
Tersedianya tersedianya ruang yang cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan-
kegiatan perkantoran, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2.4
KDH Minimal 15%
KTB 0,4
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Aksesibilitas minimum jalan kolektor
Sarana Minimal Tersedia Tempat Parkir Minimal 10 % dari luas lahan
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.3
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Standar Teknis UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras Blok III.C.3
P-3 PERKEBUNAN sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya Blok III.C.5
membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat

Kriteria Performa Menghasilkan bahan pangan, palawja, tanaman keras


Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya
Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,5
KDH Minimal 95%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 4m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jalan
Sarana Minimal Tersedia pipa pengaliran irigasi
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Blok III.C.3
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);

Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.C.3


• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Blok III.C.3


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.C.5
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir) - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Blok III.C.5
bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perkebunan
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 5%, KLB max : 0,5, KDH min : 95% Blok III.C.2
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 4 meter, 1 lantai

- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya


kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
- menggunakan konsep agroforestry : suatu sistem pengelolaan tanaman
hutan (perennial) yang dikombinasikan dengan pertanian atau disebut juga
sistem wanatani

Standar Teknis - Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman Peruntukan
Perkebunan, Perternakan dan Perikanan
Ketentuan Pelaksanaan -
TUJUAN LOKASI
menghasilkan hasil pembudidayaan hewan ternak Sub-Blok III.C.1.B
sebagai daerah yang menampung kegiatan yang berhubungan dengan Blok III.C.2
P-4 PETERNAKAN peternakan, pengkandangan, dan pemeliharaan hewan atas tujuan Blok III.C.3
komersial Sub-Blok III.C.4.A
membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat Sub-Blok III.C.4.B
Blok III.C.5
Kriteria Performa Menghasilkan hasil pembudidayaan hewan ternak
tersedianya lahan yang dijadikan sebagai daerah yang menampung kegiatan yang berhubungan dengan
peternakan, pengkandangan, dan pemeliharaan hewan atas tujuan komersial

Tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat setempat


Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,6
KDH Minimal 35%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 4m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+3
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 10
Jarak Bebas Belakang (JBB) 10
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jalan
Sarana Minimal Tersedia pengolahan limbah ternak
Tersedia alat hidran pemadam kebakaran
Tersedianya kandang yang tertutup pagar tinggi supaya bau ternak tidak keluar
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas Sub-Blok III.C.1.B
• Bagian Pertama dengan kemiringan sebesar 2% arah ke atas dan keluar, Blok III.C.2
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian ambang landas pacu
16 sampai jarak mendatar 2130 m pada ketinggian 47m di atas ambang
landas pacu 16;
• Bagian Kedua dengan kemiringan o% sampai jarak mendatar tambahan
1.870m pada ketinggian 47m di atas ambang landas pacu 16;
• Bagian Ketiga dengan kemiringan 5% sampai jarak mendatar tambaan
1247m, pada ketinggian 109,35m di atas ambang landas pacu 16;
• Bagian Keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2% arah ke
atas dan keluar, sampai jarak mendatar tambaan 2.253 m, pada ketinggian
152 m di atas ambang landas pacu 16, pada bagian tepi dengan kemiringan
pertama 5% sampai jarak mendatar tambahan 449m pada ketinggian
131,80 m di atas ambang landas pacu 34, kemiringan kedua 2,5% sampai
jarak mendatar tambahan 808m pada ketinggian 152 m di atas ambang
landas pacu 34 serta kemiringan ketiga 0% sampai jarak mendatar
tambahan 876 m pada ketinggian 152 m di atas ambang landas pacu 16;
dan
• Bagian Kelima (terakhir) kemiringan 0% sampai jarak mendatar tambahan
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan Sub-Blok III.C.1.B
• Batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% arah ke tas dan keluar Blok III.C.2
dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian masing-masing Blok III.C.3
ambang landas pacu sampai dengan ketinggian 47 m di atas ambang
landas pacu 16 sepanjang jarak mendatar 3000 m.
• Kawasan di bawah Permukaan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan diatur
bahwa Batas Ketinggian Bangunan = + 0 Meter terhadap AES s/d + 45
Meter terhadap AES (Slope 1,6 %);

Kawasan di bawah permukaan transisi Blok III.C.1


• Kawasan ini meluas ke luar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi Blok III.C.3
panjang Permukaan Utama.
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan transisi
ditentukan oleh kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar dimulai dari sisi
panjang dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta
permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai
memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu 16 pada ketinggian 47m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16

Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2


• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Blok III.C.3
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.C.4.B
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.C.1.B
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Blok III.C.2
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada Blok III.C.3
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan Sub-Blok III.C.4.A
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di Sub-Blok III.C.4.B
bawah permukaan Transisi. Blok III.C.5
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Rawan Bencana (banjir dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.C.1.B
longsor) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Blok III.C.2
Blok III.C.3
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan Sub-Blok III.C.4.A
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi Sub-Blok III.C.4.B
Blok III.C.5
- Menggunakan konstruksi bangunan panggung
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS

- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan peternakan


- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor

- apabila perkebunan berada di area perbukitan dapat menggunakan sistem


dinding penahan tanah
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 50%, KLB max : 0,5; KDH min : 35% Sub-Blok III.C.1.B
Blok III.C.2
- GSB min : ½ RMJ+3, JBS : 10, JBB : 10, TB maks : 4 meter, 1 lantai Blok III.C.3
Sub-Blok III.C.4.A
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya Sub-Blok III.C.4.B
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut Blok III.C.5
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya

- pembukaan lahan dilarang menggunakan metode bakar


- apabila sudah ada saluran air eksisting dapat membangun kanal blocking
untuk menjaga air yang terkandung dalam gambut

- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block


2) G3 - Kelerengan Agak Curam - KDB max : 60%, KLB max : 0,6; KDH min : 35% Blok III.C.2
(15-25%) - Perlu diperhatikan adalah sistem pengaturan saluran air di kawasan yang
dapat berfungsi secara baik dan lancar, diupayakan saluran kedap air atau
sedikit air saluran yang meresap ke dalam tanah . Hindarkan aliran air
yang banyak merembes ke dalam tanah, seperti membuat sumur-sumur
resapan dan saluran lingkungan dengan dasar meresap.
- Mewaspadai bila dijumpai retakan tanah memanjang terutama dibagian
atas kemiringan tanah. Fenomena ini menunjukkan tanah dalam keadaan
kritis longsor. Upaya mengatasinya dengan menutup segera retakan-
retakan pada permukaan tanah agar supaya sebagian besar aliran air
permukaan (air hujan) tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
- Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk
penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.
- dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau
earth rammed wall
3) G5 - KHG Budidaya dan - KDB max : 50%, KLB max : 0,5; KDH min : 35% Sub-Blok III.C.1.B
kelerengan agak curam (15- - Kemiringan lereng mulai 21° (derajat) keatas, hindarkan untuk Blok III.C.2
25%) penggunaan tempat hunian. Kemiringan lereng sebesar ini termasuk yang Blok III.C.4
berpotensi rawan longsor. Pemanfaatan lahan seperti ini sangat baik
digunakan sebagai daerah konservasi lahan atau penghijauan, lahan
tanaman pohon tahunan.

- membatasi bangunan di dalam area dengan kelerengan agak curam

- dapat dibangun menggunakan struktur ground anchor, retaining wall atau


earth rammed wall
Standar Teknis - Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman Peruntukan
Perkebunan, Perternakan dan Perikanan
Ketentuan Pelaksanaan - disinsentif Persyaratan Khusus dalam Perizinan
- insentif Kemudahan perizinan
TUJUAN LOKASI
W PARIWISATA
Mendorong penyediaan akomodasi bagi wisatawan Blok III.C.2
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk tempat kegiatan dan pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan
Tersedianya ruang untuk mengakomodasi pariwisata seperti hotel, vila, resort, homestay, dll yang mendorong
penyediaan akomodasi bagi wisatawan yang berwawasan lingkungan
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 30%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,3
KDH Minimal 70%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 5
Jarak Bebas Belakang (JBB) 5
Ketentuan Prasarana dan Persampahan
Sarana Minimal - Pengumpulan Sampah Kapasitas minimum tempat sampah 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 3000 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Blok III.C.2
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.
Standar Teknis -
Ketentuan Pelaksanaan -
SBWP D

TUJUAN LOKASI
- melindungi dan menjaga kelestarian fungsi dan segenap sumber daya di Sub-Blok III.D.1.A
wilayah gambut Sub-Blok III.D.1.B
LG - melindungi dan menjaga ketersediaan air dan kelestarian Sub-Blok III.D.1.D
keanekaragaman hayati Sub-Blok III.D.2.A
Sub-Blok III.D.2.B
- melindungi dan menjaga penyimpanan cadangan karbon dan penghasil
oksigen serta penyeimbang iklim
Kriteria Performa terlindunginya dan terjaganya kelestarian fungsi dan segenap sumber daya di wilayah sumber daya di wilayah
gambut
terlindunginya dn terjaganya ketersediaan air dan kelestarian keanekaragaman hayati
terlindunginya dan terjaganya penyimpanan cadangan karbon dan penghasil oksigen serta penyeimbang
iklim
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 0%


Pemanfaatan Ruang
KLB Maksimum 0
KDH Minimal 100%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan -
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan -
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) -
Jarak Bebas Belakang (JBB) -
Ketentuan Prasarana dan -
Sarana Minimal

Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.B


Tidak diperbolehkan • Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.1.D
membangun konstruksi metal Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.D.2.A
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.2.B
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
ketinggian alat bantu navigasi kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
sesuai aturan KKOP yang atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
berlaku kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.D.2.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, - Dilarang mebuat drainase buatan Sub-Blok III.D.1.A


longsor) - Dibangun kanal blocking
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan lindung gambut
- menanami vegetasi (tanaman endemik) yang cocok untuk gambut

Sempadan Kereta Api - Dikosongkan dari kegiatan pembangunan karena nantinya kawasan ini Sub-Blok III.D.2.A
akan dipergunakan untuk operasional kereta api

- Perlintasan antara jalur kereta aidengan jalan dibuat dengan prinsip tidak
sebidang
- Pembangunan jalan, jalur kereta api khusus, terusan, saluran air dan/atau
prasarana lain yang menimbulkan atau memerlukan persambungan,
pemotongan atau penyinggungan dengan jalur kereta api, dilakukan
berdasarkan izin Menteri
TPZ Overlay Zone
1) G1- KHG Lindung - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.2.A
- tidak boleh mendirikan bangunan pada kubah gambut Sub-Blok III.D.2.B
- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut
menjadi kering
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air agar gambut tidak rusak
serta dibutuhkan kajian khusus terkait dampak lingkungan apabila ingin
membangun pada kawasan ini
2) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.2.A
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Sub-Blok III.D.1.D
kering dan rusak
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- proyek strategis yang memang mengharuskan gambut ini untuk dibangun
diperlukan konstruksi khusus agar tata kelola air pada gambut tidak rusak
-serta dibutuhkan
Lahan kajian
yang masuk khusus
pada terkait
kawasan dampak
Peta lingkungan
Indikatif apabila
Penghentian ingin
Pemberian
Izin Baru dapat dilakukan apabila bukti kepemilikan tanah sebelum tahun
2011 serta dapat membuktikan bahwa lahan tersebut bukan merupakan
tanah gambut
3) G5 - KHG Budidaya dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.1.D
kelerengan agak curam (15- - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area lindung gambut Sub-Blok III.D.2.A
25%)
Pengendalian pembangunan
Standar Teknis - Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut

- PP No.57 tahun 2016 tentang perubahan atas PP No.71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut
Ketentuan Pelaksanaan membatasi/menghambat Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan
pembangunan baru yang tidak
sesuai dengan rencana tata
TUJUAN LOKASI
- melindungi fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang Sub-Blok III.D.1.A
berkembang di sekitarnya Sub-Blok III.D.1.B
Sub-Blok III.D.1.C
SS SEMPADAN SUNGAI - melindungi kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat
Sub-Blok III.D.1.D
sumber daya yang ada di sungai agar dapat memberikan hasil secara
Sub-Blok III.D.2.A
optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai
Sub-Blok III.D.2.B
- membatasi daya rusak air sungai terhadap lingkungannya
Kriteria Performa terlindunginya fungsi sungai agar tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya
terlindunginya kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di sungai
agar dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai
dibatasinya daya rusak air sungai terhadap lingkungannya
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan

Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%


Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan -


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan -
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan -
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) -
Jarak Bebas Belakang (JBB) -
Ketentuan Prasarana dan Jalan akses untuk pemeliharaan
Sarana Minimal

Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.A


Tidak diperbolehkan • Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.1.D
membangun konstruksi metal Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m Sub-Blok III.D.2.A
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.2.B
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
ketinggian alat bantu navigasi kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
sesuai aturan KKOP yang atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
berlaku kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.D.2.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.D.2.B
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar Sub-Blok III.D.1.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 15.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas dan Kawasan Di
bawah permukaan Kerucut.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Luar diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = + 150 Meter terhadap AES (Slope 0 %);

Rawan Bencana (banjir, - Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan Sub-Blok III.D.1.A
karhutla, longsor) ditentukan paling sedikit berjarak 3 meter dari tepi luar kaki tanggul Sub-Blok III.D.1.D
sepanjang alur sungai Sub-Blok III.D.2.A
- Paling sedikit berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai Sub-Blok III.D.2.B
tidak bertanggul sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai
kurang dari atau sama dengan 3 meter
- menanami vegetasi/pohon di sekitar sempadan sungai untuk mengurangi
sedimentasi
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area sempadan sungai
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.D.1.C
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal Sub-Blok III.D.1.D
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar
TPZ Overlay Zone
1) G1- KHG Lindung - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.1.A
- tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area sempadan sungai Sub-Blok III.D.2.B

- tidak boleh membuat saluran drainase yang mengakibatkan gambut


menjadi kering
2) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.1.A
Sub-Blok III.D.1.B
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Sub-Blok III.D.1.C
kering dan rusak Sub-Blok III.D.1.D
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran Sub-Blok III.D.2.A
terjadinya pembakaran Sub-Blok III.D.2.B
- pemanfaatan kegiatan pada sempadan sungai dibatasi untuk kegiatan
tertentu tetapi tidak mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan
ekosistem gambut
3) G4 - KHG Lindung dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.1.A
Gambut < 3 meter - KDB max : 3%, KLB max : 0.03, KDH min : 97% Sub-Blok III.D.1.D
Sub-Blok III.D.2.A
- pemanfaatan kegiatan pada sempadan sungai dibatasi untuk kegiatan
Sub-Blok III.D.2.B
tertentu
Pengendalian pembangunan
Standar Teknis Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Sempadan Danau
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan membatasi/menghambat Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan dan Pembatasan
pembangunan baru yang tidak Prasarana dan Sarana
sesuai dengan rencana tata
ruang
TUJUAN LOKASI
Sub-Blok III.D.1.A
menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air menciptakan
Sub-Blok III.D.2.B
aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam
RTH - 1 RIMBA KOTA
dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat
meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi
Tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan
Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kelurahan
Tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana
Tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0.05
KDH Minimal 95%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 3m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Dapat dilengkapi dengan taman aktif (namun tidak boleh lebih dari 30%)
Sarana Minimal Dilengkapi dengan lapangan olahraga (serbaguna)
Dilengkapi dengan jalur trek lari
Dilengkapi dengan taman khusus (lansia)
WC Umum
Minimal 150 Pohon Sedang dan Kecil
Perdu
Mempertahankan keaslian kawasannya
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.A
Tidak diperbolehkan • Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.2.B
membangun konstruksi metal Horizontal Dalam meluas ke luardengan jarak mendatar 2.000 m
seperti tiang listrik, rangka baja, • Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
dan lain-lain melebihi batas ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
ketinggian alat bantu navigasi kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
sesuai aturan KKOP yang atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
berlaku kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.D.2.B


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, longsor, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.D.1.A
karhutlah) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi Sub-Blok III.D.2.B
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan rimba kota
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.D.1.A
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.1.A
- perlu memperhatikan tata kelola air untuk mencegah gambut menjadi Sub-Blok III.D.2.B
kering dan rusak
- tidak boleh membakar lahan gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran
- pemanfaatan kegiatan pada sempadan sungai dibatasi untuk kegiatan
tertentu tetapi tidak mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan
ekosistem gambut
2) G4 - KHG Lindung dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.1.A
Gambut < 3 meter - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area rimba kota, hanya bisa Sub-Blok III.D.2.B
jasa lingkungan, agroforestri dan pemanfaatan hasil bukan kayu
- KDB max : 3%, KLB max : 0.03, KDH min : 97%
Standar Teknis
Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - kemudahan perizinan - kemudahan dalam perolehan/pembebasan lahan pada wilayah daerah
yang diperuntukkan bagi RTH
- pengurangan biaya ijin
- pengurangan waktu perijinan sehingga menjadi lebih singkat
TUJUAN LOKASI
Penyediaan ruang terbuka hijau yang berfungsi utama sebagai tempat Sub-Blok III.D.1.C
penguburan jenazah. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai daerah Sub-Blok III.D.1.D
resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim
RTH - 7 PEMAKAMAN
mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar
seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan

Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk tempat pemakaman umum


Tersedianya ruang untuk kawasan pengendalian air larian
Tersedianya area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan
Tersedianya ruang untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 20%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,2
KDH Minimal 75%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 3m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jaringan Air Bersih dan WC Umum
Sarana Minimal Tersedia Lampu Penerangan
Tersedia jalur Pejalan kaki
Tersedia Parkir
Kantor Pengelola Makam
Ketentuan Khusus 1) Ukuran makam 1 m x 2 m
2) Jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m
3) Tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/ perkeras
4) Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi
pemakaman setempat
5) Batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan pohon pelindung
disalah satu sisinya
6) Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar
tanaman, atau dengan pohon pelindung
7) Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total area pemakaman
dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang hijaunya

KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.C


• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.1.D
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.D.1.C
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 6 meter, 2 lantai Blok III.D.2
- Melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya kriteria baku Blok III.D.3
kerusakan ekosistem gambut yang terdapat pada kawasan ini Sub-Blok III.D.4.B
- membatasi bangunan permanen di area pemakaman
Standar Teknis Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan -
TUJUAN LOKASI
R-2 RUMAH KEPADATAN TINGGI Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Sub-Blok III.D.1.C
kepadatan tinggi
Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan tinggi
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2,4
KDH Minimal 15%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 1
Jarak Bebas Belakang (JBB) 1
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum 60 m2
Sarana Minimal Lebar Muka Kavling Minimum 5m

Panjang Deretan Kavling Maks 120 m

Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
Persampahan 250m2
- Pengumpulan Sampah Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3

- Pengangkutan Sampah maksimum dua hari sekali


Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih
- Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.C
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.D.1.C
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 70%, KLB max : 2, KDH min : 25% Sub-Blok III.D.1.C
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 1, JBB : 1, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
RUMAH KEPADATAN
R-4 RENDAH Menyediakan zona untuk pembangunan unit hunian dengan tingkat Sub-Blok III.D.1.B
kepadatan rendah Sub-Blok III.D.1.D
Kriteria Performa Tersedianya unit hunian dengan tingkat kepadatan rendah
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 65%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1,4
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Kavling Minimum >150 m2
Sarana Minimal Kavling Maksimum 250 m2
Lebar Muka Kavling Minimum 5m
Panjang Deretan Kavling 120 m
Maksimum
Sarana Pendidikan Tersedia 1 unit SD melayani 1600 penduduk dgn luas 2000m2
Sarana Kesehatan Tersedia 1 unit Pos Yandu melayani 1250 penduduk dgn luas 60m2
Sarana Peribadatan Tersedia 1 unit Musholla melayani 250 penduduk dgn luas 100m2
RTH Tersedia 1 unit Taman/Tempat Bermain melayani 250 penduduk dgn luas
250m2
Persampahan
- Pengumpulan Sampah Kapasitas minimum tempat sampah lingkungan rumah tangga 0,02 m3
- Pengangkutan Sampah maksimum dua hari sekali
Jaringan Listrik Minimum 450 KVA
Telekomunikasi Terlayani oleh jaringan telekomunikasi internet nirkabel
Air Bersih
- Pelayanan Air Bersih Minimal 60/liter/orang/hari
- Kran Umum Minimal 30/liter/orang/hari
Air Limbah Minimal Septik Tank
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.B
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.1.D
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Rawan Bencana ( longsor dan - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.D.1.D
karhutla) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
- Dibangun sumur-sumur retensi untuk memudahkan mengambil air ketika
terjadi karhutla
Sempadan SUTT - adanya jarak bebas minimum tanpa bangunan baik vertikal maupun Sub-Blok III.D.1.D
horizontal sesuai dengan besar voltase SUTT yang akan dibangun (vertikal
: 4 meter ke atas; Horizontal : buffer 7,5-8,5 meter dari badan SUTT terluar
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1.5, KDH min : 35% Sub-Blok III.D.1.B
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai Sub-Blok III.D.1.D
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkunganhidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan sesuai dengan
rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus

Insentif - penyediaan sarana dan prasarana


TUJUAN LOKASI
Sub-Blok III.D.1.A
PERDAGANGAN DAN JASA Menyediakan ruang untuk: menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa,
K-2 SKALA BWP rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dalam skala pelayanan regional dan kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat
menyediakan fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam skala pelayanan
regional dan kota
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 80%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 2,5
KDH Minimal 5%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.A
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar Sub-Blok III.D.1.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 15.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas dan Kawasan Di
bawah permukaan Kerucut.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Luar diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = + 150 Meter terhadap AES (Slope 0 %);

Rawan Bencana (banjir, longsor - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.D.1.A
dan karhutla) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- Jumlah lantai bangunan minimal dua lantai
- Jaringan drainase sistem tertutup, pengembangan konsep flood proofing,
dan bangunan tahan banjir, biopori/ sumur resapan, pengembangan
drainase sistem polder dan sistem EWS
- Menjaga kebradaan resapan air di kawasan perumahan
- Konstruksi bangunan tahan banjir
- Dilengkapi dengan retaining wall konstruksi beton bertulang (RC) yang
memiliki kekuatan sesuai menahan longsoran dan posisi tegak lurus
terhadap kemungkinan arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran
- Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari
aliran sedimen
- Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang
- Perkerasan sebaiknya menggunakan paving block supaya air mudah
terserap
- Dibangun sumur-sumur retensi atau penyediaan hidran untuk
memudahkan mengambil air ketika terjadi karhutla
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 75%, KLB max : 2.3, KDH min : 20% Sub-Blok III.D.1.A
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
SPU - 1 SPU SKALA KOTA menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.D.3
kota
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kota

Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.9
KDH Minimal 30%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 12 m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 3 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 5
Jarak Bebas Belakang (JBB) 5
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaranMusholla
Tersedia Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.A
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1,6; KDH min : 35% Sub-Blok III.D.1.A
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 12 meter, 3 lantai
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
SPU - 3 SPU SKALA KELURAHAN menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Sub-Blok III.D.1.C
kelurahan Sub-Blok III.D.1.D
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala kelurahan
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal
Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.C
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.1.D
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

TEB - TEA dapat berupa lapangan atau ruang terbuka yang jauh dari bahaya Sub-Blok III.D.1.D
dan memiliki akses terhadap air bersih;
- Memiliki akses yang bagus dan memadai;
- Lebar jalan minimum 3 (tiga) meter;
- Kondisi jalan berupa aspal.
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1,6; KDH min : 35% Sub-Blok III.D.1.C
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 12 meter, 3 lantai Sub-Blok III.D.1.D
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana
TUJUAN LOKASI
menyediakan sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala Blok III.D.1
RW Blok III.D.2
SPU - 4 SPU SKALA RW
Blok III.D.3
Sub-Blok III.D.4.B
Blok III.D.5
Kriteria Performa Tersedianya ruang untuk sarana pelayanan umum untuk kebutuhan penduduk skala RW
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1.2
KDH Minimal 30%

Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m


Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Tempat Parkir Umum Minimal 10 % dari luas lahan
Sarana Minimal Tersedia Halte Minimal 1 Unit
Tersedia Pos Keamanan Minimal 1 Unit
Tersedia sistem pemadam Minimal 1 Unit
kebakaran
Tersedia Musholla Minimal 1 Unit
Tersedia bak sampah Minimal 1 Unit
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.C
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.1.D
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

TPZ Overlay Zone


1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 0,55; KDH min : 35% Blok III.D.1
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 2, JBB : 2, TB maks : 4 meter, 1 lantai Blok III.D.2
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan SPU sesuai dengan rencana
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
Standar Teknis SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Ketentuan Pelaksanaan Insentif - Penyediaan sarana dan prasarana


TUJUAN LOKASI
Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri Blok III.D.2
Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
KPI KAWASAN INDUSTRI
Meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri
Mendorong peningkatan perekonomian nasional dan/atau daerah
Kriteria Performa Meningkatnya upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
Meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri
Adanya penyebaran dan pemerataan pembangunan industri
Tersedianya lokasi untuk kegiatan industri
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 60%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 1,2
KDH Minimal 20%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 8m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 2 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+2
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 5
Jarak Bebas Belakang (JBB) 5
Ketentuan Prasarana dan Kapling Industri Maksimal 70%
Sarana Minimal Jalan dan Saluran 8 - 12 % dari luas lahan
Perkerasan Jalan Minimal 7 meter
RTH Minimal 10% dapat berupa jalur hijau dan taman
Fasiltas Penunjang 6 - 12 % dari luas lahan (kantin, tempat ibadah, fasilitas olahraga, dll)

Pengolahan limbah berupa pengolahan limbah industri gas, debu, partikel kecil, limbah cair, dan
limbah padat yang menjadi bagian dalam bangunan pabrik

Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.A


• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.D.2.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;
Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar Sub-Blok III.D.1.A
• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 15.000 m dari titik
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas dan Kawasan Di
bawah permukaan Kerucut.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Luar diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = + 150 Meter terhadap AES (Slope 0 %);

Rawan Bencana (banjir, longsor, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.D.1.A
karhutlar) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga keberadaan resapan air di kawasan taman kota
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 55%, KLB max : 1.1, KDH min : 40% Sub-Blok III.D.1.A
- GSB min : ½ RMJ+2, JBS : 5, JBB : 5, TB maks : 8 meter, 2 lantai Sub-Blok III.D.2.A
- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya
kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut

- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan


pembangunan
3) G4 - KHG Lindung dan - wajib dijadikan sebagai kawasan lindung. Sub-Blok III.D.2.A
Gambut < 3 meter - tidak boleh mendirikan bangunan di dalam area rimba kota

- KDB max : 3%, KLB max : 0.03, KDH min : 97%


Menggunakan teknologi yang memenuhi ketentuan pengelolaan dan perlindungan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Mengutamakan penggunaan produk dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Mengutamakan pemanfaatan sumber daya manusia lokasl sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi
Standar Teknis Permen Perindustrian No.35/M-IND/3/2010
Permen ESDM Nomor 22 tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak Skala Kecil di
Ketentuan Pelaksanaan Disinsentif - Persyaratan khusus dalam perizinan pada kawasan dengan aturan khusus
TUJUAN LOKASI
menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras Blok III.D.3
P-3 PERKEBUNAN sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya Blok III.D.5
membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat

Kriteria Performa Menghasilkan bahan pangan, palawja, tanaman keras


Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya
Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada ketentuan ITBX
Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas KDB Maksimum 5%
Pemanfaatan Ruang KLB Maksimum 0,5
KDH Minimal 95%
Ketentuan Tata Bangunan Ketinggian Bangunan 4m
Maksimum (meter)
Ketinggian Bangunan 1 lantai
Maksimum (lantai)
Garis Sempadan Bangunan 1/2 RMJ+1
(GSB) Minimum
Jarak Bebas Samping (JBS) 3
Jarak Bebas Belakang (JBB) 3
Ketentuan Prasarana dan Tersedia Jalan
Sarana Minimal Tersedia pipa pengaliran irigasi
Ketentuan Khusus KKOP Kawasan di bawah permukaan kerucut Sub-Blok III.D.1.B
• Kawasan ini ditentukan mulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan Sub-Blok III.D.1.D
Horizontal Dalam meluas ke luar dengan jarak mendatar 2.000 m
• Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan kerucut
ditentukan oleh kemiringan 5% arah ke atas dan keluar dimulai dari tepi luar
kawasan di bawah permukaan horizontal dalam pada ketinggian 47 m di
atas ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar permukaan
kerucut pada ketinggian 147 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16.

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam Sub-Blok III.D.2.A


• Kawasan ini ditentukan oleh lingkaran dengan radius 4.000 m dari titik Sub-Blok III.D.2.B
tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada
kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Lepas Landas serta Kawasan di
bawah permukaan Transisi.
• Kawasan di bawah Permukaan Horisontal Dalam diatur bahwa Batas
Ketinggian Bangunan = 47 m di atas ketinggian ambang landas pacu 16;

Rawan Bencana (banjir, longsor, - Pemilihan bangunan untuk ruang evakuasi vertikal dan proporsi luas Sub-Blok III.D.1.A
karhutla) bangunan yang dapat digunakan untuk ruang evakuasi
- Ketersediaan sarana peringatan dini dan rambu-rambu yang dibutuhkan
terkait dengan peringatan dini dan evakuasi
- menyediakan kolam retensi untuk memudahkan akses air untuk pemadam
kebakaran
- pengembangan konsep flood proofing
- Menjaga keberadaan resapan air di kawasan taman kota
- menanami vegetasi/pohon di sekitar untuk menahan dari longsor
TPZ Overlay Zone
1) G2 - KHG Budidaya - KDB max : 5%, KLB max : 0,5, KDH min : 95% Blok III.D.2
- GSB min : ½ RMJ+1, JBS : 3, JBB : 3, TB maks : 4 meter, 1 lantai

- dilarang melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya


kriteria baku kerusakan ekosistem gambut
- wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
wajib memperoleh izin lingkungan dari Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/wakil kota sesuai dengan kewenangannya
- dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perdagangan dan jasa sesuai
dengan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut
- melakukan pematangan dan perkerasan sebelum melakukan
pembangunan
- menggunakan konsep agroforestry : suatu sistem pengelolaan tanaman
hutan (perennial) yang dikombinasikan dengan pertanian atau disebut juga
sistem wanatani

Standar Teknis - Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman Peruntukan
Perkebunan, Perternakan dan Perikanan
Ketentuan Pelaksanaan -

Anda mungkin juga menyukai