Acara 11 - ETAT - Putri Khairani
Acara 11 - ETAT - Putri Khairani
Oleh
PUTRI KHAIRANI
1954251084
1. Melatih mahasiswa untuk dapat menghitung taksiran produksi dalam suatu unit-unit
kelestarian hutan (Bagian Hutan).
2. Melatih mahasiswa dapat menghitung besarnya etat tebangan tahunan (Etat Luas dan
Etat Volume) dalam unit-unit kelestarian (Bagian Hutan).
3. Melatih mahasiswa untuk dapat menganalisis struktur hutan tingkat RPH dan BH.
1. Buku Register Risalah Hutan hasil inventarisasi terakhir pada Bagian Hutan tempat
praktek.
2. Blangko perhitungan mulai dari PK- 3 sampai taksiran potensi produksi.
3. Peta perusahaan skala 1:10.000 pada Bagian Hutan tempat praktek.
4. Hasil perhitungan fk untuk Tabel tegkan jati pada Bagian Hutan tempat praktek.
C. PELAKSANAAN
4818
5000
4000 3618
Luas
3335 Volume
3000
2000 1648
1128
808 798 820
1000
55.18 37.42 15.69 22.69 22.33 139.55 18.23 103.13 138.65 176.09
0
KUV KUVI KUVII KUVIII KUIII KUIV KUV KUIII KUIII KUIII
2022 2023 2024 2025 2026
E. PEMBAHASAN
Pada kegiatan pengelolaan hutan lestari kali ini kami melakukan kegiatan penaksiran
potensi produksi dan Perhitungan etat. Perhitungan etat dilakukan dengan dua pendekatan,
yakni luas efektif sisa areal virgin forest dibagi sisa daur (alternatif I) atau luas areal efektif
untuk produksi dibagi dengan lama daur tebang (alternatif II). Inti dari pengaturan produksi
adalah penentuan etat. Etat adalah besarnya porsi luas atau massa kayu atau jumlah batang
yang boleh dipungut setiap tahun selama jangka pengusahaan yang menjamin kelestarian
produksi dan sumber daya.
Menurut Samsoedin (2009) Prinsip-pronsip yang harus diperhatikan dalam etat
penebangan adalah:
1. Etat volume tidak diperkenankan melebihi pertumbuhan tegakan (riap)
2. Pemanfaatan semua jenis kayu komersil secara optimal Menjamin kelestarian
produksi dan kelstarian hutan
3. Memperhatikan kebijaksanaan pemerintah di bidang pengusahaan hutan
4. Menjamin fungsi perlindungan hutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi etat tebangan adalah:
1. Sistem silvikultur yang digunakan
2. Rotasi tebangan yang digunakan
3. Diameter minimum yang diijinkan untuk ditebang
4. Luas areal berhutan yang dapat dilakukan penebangan
5. Massa tegakan
6. Jenis pohon
7. Kriteria pohon inti
8. Kriteria pohon induk
9. Faktor pengaman (fp) dan faktor eksploitasi (fe).
Analisis keadaan hutan BKPH Getas dilihat berdasarkan tabel luar kelas hutannya
menunjukkan tegakan hutan dibagian wilayah BKPH Getas berada dalam keadaan tidak
normal. Keadaan tersebut tidak seimbang atau stagman antara luas tegakan dengan umur
tegakan namun hal tersebut berasal dadari ancaman ketidak normalan karena kegiatan
pembbrikan, pengembalaan maupun kebakaran yang terjadi akibat ulah manusia.
BTHSD juga merencanakan luas tanaman bangunan dari kawasan hutan yang tidak
produktif dirancang dan diselesaikan dlam satu jangka pertama ataupun didtribusikan.
Jangka berikutnya yaitu tergantung oleh kemampuan dan keberhasilan pembuatan
tanaman tersebut dengan ditinjau dari aspek kemampuan tenaga mandor dalam
ketersediaan tenaga persanggem dan biaya pemanenan.
Taksiran potensi produksi instruksi 2022-2026 sebagai metode untuk mendapatkan
volume tebangan pada setiap KU dimulai dari KU I-VIII dan MR (Miskin Riap). KU IV
memiliki volume tebangan tertinggi mencapai 6415 m3 dan volume tebangan terkecil di
KU III yang memiliki 738 m3. Total volume tebangan dari KU I-VIII dan MR mencapai
29000 m3/h. Data yang dihutung yaitu data penaksiran potensi produksi yang kelas umur
KU I, KU II, KU III, KU IV, KU V, KU VI, KU VII dan MR. Kelas umur tersebut yang
dicari taksiran potensi produsi intruksi 1974.
2. Saran
Pemberian waktu praktikan untuk memahami perhitungan yang sedang dilakukan
karena terlalu banyak data yang perlu dipahami dalam waktu yang singkat sehingga
praktikan sulit dan banyaknya data yang perlu dicari dengan laptop yang pada setiap
kelompok hanya memiliki laptop yang minim.