Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM/KEGIATAN KONSERVASI DAN

REHABILITASI LAHAN DI JAWA TIMUR

Oleh :
Kepala Sub Bagian Penyusunan
Program & Anggaran
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
Potensi Hutan di Jawa Timur

1
Arah Kebijakan Dinas Kehutanan Tahun 2019 - 2024
“Memiliki Tutupan Hutan yang Baik, Sembari Memberi Sumbangan Ekonomi Kehutanan
di Wilayah Hulu untuk JAWA TIMUR MAJU “

Luas lahan kritis di


PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
Kawasan Konservasi MENURUT LAPANGAN USAHA, 2015-2019 (MILIAR
19.302 Ha RUPIAH)
(8% dari luas total)
12.000 10.665
Sumbangan Produk 9.977 9.938
Domestik Regional 10.000 9.204 9.009
Menurunkan
Rehabilitasi Hutan & Lahan Gangguan Bruto dan Menarik 8.000
Mendorong Upaya
Kritis
Keamanan Hutan & Minat Wirausaha
6.000
5.653 5.516 5.643 12%
5.917
5.917
dengan Bibit Berkualitas Pemulihan Ekosistem
Karhutla Muda
melalui Agroforestry Kawasan Konservasi 4.000

2.000 1.238 1.263 1.321 1.403 1.403

-
RHL melalui APBD, APBN, Data Kebakaran Hutan : 2015 2016 2017 2018 2019
Jawa Timur 9.204 9.009 9.977 9.938 10.665
Korporasi/CSR :  Tahun 2016 : 1.013,9 Ha Jawa Tengah 5.653 5.516 5.643 5.917 5.917
 Tahun 2018 : 6.488 Ha  Tahun 2017 : 1.907,2 Ha Jawa Barat 1.238 1.263 1.321 1.403 1.403
 Tahun 2019 : 4.951 Ha  Tahun 2018 : 6.967,7 Ha
 Tahun 2019 : 7.122,3 Ha
2
Indikator Kinerja Utama Dinas Kehutanan
1 Persentase Peningkatan
Tutupan Hutan
2024
2023
2022 36,65%
36,60 %
2021 36,55 % 36,60 %
36,55 %
36,50%
2020 36,50%
36,45%
36,45%

36,40%
Tahun Awal 2 Persentase Peningkatan PDRB sub Kategori Kehutanan
36,40 % 2020 -2024 >> 5%/ tahun
Tahun Awal
2% 2%

3
REALISASI % TUTUPAN HUTAN TAHUN 2019
36,6
36,43 No Hutan Luas (Ha)
36,4
1 Hutan lahan kering primer 32.484,75
36,2
2 Hutan lahan kering sekunder 396.202,31
36 35,94
3 Hutan mangrove primer 8.028,75
35,8 4 Hutan mangrove sekunder 1.984,05
35,59
35,6 5 Hutan tanaman 901.499,14
35,4 6 Savana 11.585,02
35,25
35,2
7 Semak belukar 96.384,47
8 Semak belukar rawa 2.731,11
35
Lahan kering campur
34,8
9 semak/kebun campur 290.659,48
34,6
2016 2017 2018 2019 TOTAL LUAS TUTUPAN HUTA 1.741.559,09

Luas Tutupan Hutan (LTH) Sumber : Direktorat IPSDH, KLHK


% Tutupan Hutan = = 1.741.559 = 36,43 %
Luas Provinsi Jawa Timur 4.779.975

4
Sumber Daya Hutan Mendorong Pembangunan Wilayah (Data s.d Tahun 2019)
53,08
112,58 3,75
3,71
52,81

3,60 52,57
19,63
6,41

2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019

Perhutanan Sosial (Ribu Ha) Produksi Kayu Bulat (Juta M3) Produksi HHBK (Ribu Ton)
31,14 1,78
29,48 1,65 9,94
26,21 1,62 9,74
1,36
20,50
4,96 5,04

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2015-2016 2017 2018 2019
PNBP (Milyar Rp.) Ekspor Kayu Olahan (milyar USD) Wisatawan di OWA (Juta Org)
5
Rehabilitasi Lahan Kritis (Vegetatif) TA. 2020
Target RHL Asal Bibit
Cabang Dinas Kehutanan Setelah Pembuatan
P-APBD Jenis Bibit Pembelian Jenis Bibit
Kebun Bibit
CDK Wilayah Pacitan 65 ha 75.000 Sengon 2.910 Durian, Nangka

CDK Wilayah Madiun 90 ha - - 36.000 Alpukat, Durian, Jati, Petai, Sengon


Alpukat, Bambu Petung, Durian, Mangga,
CDK Wilayah Trenggalek 120 ha 120.000 Sengon 14.150 Nangka, Rambutan, Srikaya, Sawo, Sengon,
Trembesi
Alpukat, Duku, Durian, Jambu, Nangka,
CDK Wilayah Malang 105 ha 105.000 Sengon, Alpukat 2.645 Sengon
Balsa, Jati, Pete, Salam,
CDK Wilayah Nganjuk 75 ha 33.000 Sonokeling
-
CDK Wilayah Bojonegoro 30 ha 30.000 Kelor, Sengon, Jati -
Alpukat, Bendo, Cemara, Durian, Kelengkeng,
CDK Wilayah Lumajang 80 ha - - 38.250 Mahoni, Mangga, Nangka, Sengon, Sukun,
Trembesi
CDK Wilayah Jember 60 ha 60.000 Sengon Laut 24.200 Alpukat, Durian, Gmelina, Pete, Sengon
Akasia, Balsa, Jabon,
CDK Wilayah Banyuwangi 50 ha 42.500 Matoa, Sengon
-
Akasia, Jati, Mahoni,
CDK Wilayah Sumenep 127 ha 90.000 Sengon, Sirsat
- Catatan : warna merah wajib sertifikasi

TOTAL 802 ha 555.500 btg 118.155 btg


6
Perencanaan Rehabilitasi Lahan Kritis Berbasis Spasial

7
MENGGALI NILAI PENTING 4 KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI JAWA TIMUR

Teluk Pangpang Mangrove Ujungpankah


Banyuwangi Gresik
Luas : 1.663,71 ha Luas : 1.554,27 ha

• Satu satunya ekosistem mangrove di pantai Tmur • Ekosistem Mangrove di Pantai Utara Jawa
Jawa Timur • Termasuk dalam area Delta Bengawan Solo yang merupakan
• Merupakan habitat dari burung air Important Bird Area di Indonesia versi Birdlife
• Sumber pencaharian masyarakat lokal • Merupakan habitat burung air dan burung migran

Pantai Taman Kili-Kili Pulau Masakambing


Trenggalek Sumenep
Luas : 54,4 ha Luas : 779 ha

Habitat yang sesuai untuk pendaratan Penyu Jenis abu- • Habitat Burung Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea
abu/lekang Lekang (Lepidochelys olivacea) dan Penyu abbottii) paling barat di Indonesia
Sisik (Eretmochelys imbricata) untuk bertelur • Pulau yang memiliki ekosistem mangrove yang masih bagus
8
Kinerja Ekonomi Dinas Kehutanan Semester I Tahun 2020

Dalam jangka pendek Kinerja Ekonomi Kehutanan Jawa Timur melambat, dipengaruhi oleh pandemi global

Produksi Kayu Bulat Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Ekspor Produk Kehutanan

Penerimaan Kayu Bulat Asal Luar Jawa Produksi Agro & Biofarmaka Hasil
Pemanfaatan Lahan Bawah Tegakan

Pertumbuhan Positif
1. Minat konsumsi produk organik dari hutan
meningkat (Madu Murni, Biofarmaka organik,
Jungle Coffee).
2. Produk dari kayu masih diminati seiring
adanya kebijakan Work From Home.
9
Pemanfaatan Lahan dibawah Tegakan mendukung Ketahanan Pangan

Produksi jagung,
padi, kedelai, PENGEMBANGAN SISTEM
ketela, kacang AGROFORESTRY
tanah, sayur mayur
rata-rata per tahun
sebanyak 237.875
Ton
Hutan sebagai tempat
meningkatkan produktivitas
Produksi porang,
cengkeh, kopi,
masyarakat desa untuk ketahanan
wana farma (jahe, pangan
kunyit, kapulogo),
mangga, papaya,
MPTS lain rata-rata
per tahun sebanyak
189.274 Ton

Produksi hijauan
pakan ternak rata-
rata per tahun
sebanyak 212.780
Ton.
Produksi madu
rata-rata per tahun
sebanyak 155,31
Ton 10
Potret Pengembangan Hutan Rakyat

11
Pendekatan Circuler Economy Masyarakat Desa Hutan

Hutan Rakyat Kabupaten Hutan Rakyat Kab. Pacitan Hutan Rakyat Kab. Hutan Rakyat Kab Hutan Rakyat Kab. Pacitan
Ponorogo Telah memproduksi Ponorogo Telah
Getah Pinus 62.705 kg dalam
Telah memproduksi Wana PonorogoTelah Telah memproduksi madu
semester I Tahun 2020 dijual farma jahe instan 100 memproduksi asap cair memproduksi Tusuk Sate 1 3.536 kg dalam 1 semester
dengan harga Rp. 8.000/kg Off kg/bulan dijual dengan 6.500 liter/bulan dijual ton/bulan dijual dengan tahun 2020 atau 590
Taker CV. Rimbun Sejahtera harga Rp. 50.000/kg Setiap dengan harga Rp. harga Rp. 30.000/kg Setiap kg/bulan. Dijual dengan harga
(Kabupaten Pacitan) dan CV.
Pinus Mulyo (Kabupaten
bulan mampu menjual 100 10.000/liter Setiap bulan bulan mampu menjual 1 Rp. 250.000/Kg sehingga
Ponorogo). Setiap bulan mampu kg, sehingga pendapatan mampu menjual 6.500 ton, sehingga pendapatan pendapatan kotor mencapai
menjual rata-rata 10.450 kg, kotor mencapai Rp. liter, sehingga kotor mencapai Rp. Rp147.500.000/bln. Tenaga
sehingga pendapatan kotor 5.000.000/bln. Tenaga kerja 30.000.000/bln. Tenaga kerja sejumlah 600 org . Off
mencapai Rp.
pendapatan kotor
83.600.000/bln. Tenaga kerja
sejumlah 30 org Off Taker mencapai Rp. kerja sejumlah 15 org Off Taker lokal (Kab. Pacitan). Saat
sejumlah 378 org petani lokal Jawa Timur. Saat ini 65.000.000/bln. Tenaga Taker lokal (Kab. Ponorogo) ini setiap KTH memiliki rata-
penyadap getah pinus rakyat. setiap KTH memiliki lahan dan Solo. Saat ini setiap rata 350 kotak sarang lebah
Saat ini setiap KTH memiliki
kerja sejumlah 5 org. Off
rata-rata 200 Ha KTH memiliki lahan bambu madu.
tegakan pinus rata-rata 5 – 200 Taker lokal (Kab.
ha.
rata-rata 15Ha
Ponorogo). 12
Pendekatan Circuler Economy Masyarakat Desa Hutan

Hutan Rakyat Kab Magetan telah Hutan Rakyat Kab Magetan KTH Tani Mulyo, Ds. Gerih, Kec. Gerih,
Hutan Rakyat Kab Madiun
memproduksi Teh Secang Celup telah memproduksi kerajinan Kab Ngawi telah memproduksi Jamur
telah memproduksi madu 12
sebanyak 500 kotak/bulan dan Teh bambu berupa perabot rumah Tiram 300 - 500Kg/hari, setara 110 –
Kg/bulan. Dijual dengan harga Secang Instan sebanyak 400 150 Ton/Thn. Dijual dengan harga Rp.
Rp. 210.000,-/Kg. Setiap tangga anyaman bambu. Dijual
kotak/bulan. Untuk Teh Secang 10.000,-/Kg. Setiap bulan mampu
tahun mampu menjual 144 Celup dijual dengan harga Rp. 7.000,- dengan harga mulai Rp. 3.000,-
sampai dengan Rp 750.000,- menjual 9 -15 Ton/bln, sehingga
kg, sehingga pendapatan /Kotak sedangkan Teh Secang Instan
pendapatan kotor mencapai Rp
kotor mencapai Rp
dijual dengan harga Rp 5.000,- /buah. Setiap bulan mampu
/kotak. Setiap bulan mampu menjual 90.000.000,- s.d Rp 150.000.000,-/bln.
30.240.000,-/thn. Tenaga menghasilkan pendapatan kotor
900 buah (Teh Secang Celup dan Tenaga kerja sejumlah 90 org. Off Taker
kerja sejumlah 15 org. Off Instan), sehingga pendapatan kotor
sebesar Rp 15.000.000 s.d Rp Pasar Tradisional (Kab. Ngawi dan Kab.
Taker perorangan (Kab mencapai Rp 5.500.000,-/bln. 40.000.000,-/bln. Tenaga kerja Magetan). Saat ini setiap KTH memiliki
Madiun dan sekitarnya). Saat Tenaga kerja sejumlah 2 org. Off sejumlah 10 org. Off Taker kerjasama pemanfaatan limbah kayu
Taker gerai, rumah makan, dan hotel, perorangan (Kab/Kota di Jawa
ini setiap KTH memiliki 100 dengan Penggergajian lokal Kab. Kediri
serta pelanggan online (Kab. Jember,
kotak sarang lebah madu. Timur). Saat ini setiap KTH dan Kab. Pacitan setara dengan 420 Ton
Kota Surabaya, serta Kab. Magetan
dan sekitarnya). memiliki lahan bambu rata-rata serbuk kayu/bln.
3 Ha. 10
Pendekatan Circuler Economy Masyarakat Desa Hutan

Hutan Rakyat Kab. Trenggalek Hutan Rakyat Kab. Hutan Rakyat Kab Kediri Telah Hutan Rakyat Kab. Kediri
Telah memproduksi kerajinan Tulungagung Telah memproduksi madu 2 Kg/ 1 Telah memproduksi Wana
bambu dijual dengan harga memproduksi madu 0,2 Kg/ 1 kotak/bulan setara 375 farma 4.000 kg/ th (Instan)
Rp. 1000,-/buah. Setiap bulan kotak/ 3 bulan setara 0,24 Ton/Thn (15.000 kotak). Dijual dijual dengan harga Rp.
mampu menjual 10.000 buah, Ton/Thn. Dijual dengan harga dengan harga Rp. 85.000,-/Kg. 15.000,-/ 200 g Setiap
sehingga pendapatan kotor Rp. 80.000,-/0,2 kg. Off Taker Tenaga kerja sejumlah 440 org. bulan mampu menjual
mencapai Rp. 10.000.000,- Lokal daerah Tulungagung. Off Taker seluruh Indonesia. 1.500 buah, sehingga
/bln. Tenaga kerja sejumlah Saat ini setiap KTH memiliki Saat ini setiap KTH memiliki pendapatan kotor
500 org. Off Taker pengusaha 300 kotak sarang lebah madu. 2.200 kotak sarang lebah mencapai Rp
di Bali dan ekspor ke Eropa madu. 22.500.000/bln. Tenaga
dan Singapura. Saat ini setiap kerja sejumlah 5 org. Off
KTH memiliki lahan bambu Taker Kab. Kediri.
rata-rata 3 Ha
13
Donomulyo, Malang

14
Pendekatan Circuler Economy Masyarakat Desa Hutan

Hutan Rakyat Kab Malang Telah memproduksi Industri Kerajinan Hutan Rakyat Kab Blitar Telah
kerajinan bambu Peralatan Rumah Tangga seperti memproduksi kerajinan kayu Kendang jimbe, Guci, Pot
Cangkir, Poci, Teko, Nampan, Kap Lampu, Cobek Bunga, Talenan, Lemper/layah, Lumpamg, Papan catur,
Mangkok,dll Dijual dengan harga antara Rp. 15.000,- Rebana yang Dijual dengan harga antara Rp. 8.000,- s/d
s/d 180.000,-/buah. Setiap bulan mampu menjual Rp. 1.500.000,-/buah. Setiap bulan mampu meproduksi
antara 500 s/d 700 buah, sehingga pendapatan kotor antara 80.000 s/d 10.000 buah. Tenaga kerja sejumlah 100
mencapailebih kurang Rp1.500.000 bln. Tenaga kerja orang dan 10 orang pengepul Off Taker pasar local (Kab.
sejumlah10 org. Off Taker pasar lokal (Kab. Malang). Blitar). Saat ini baru ada 1 KUB Makmur Sentosa yang
Saat ini setiap KTH memiliki lahan bambu rata-rata 20 memiliki Sertifikat Legalitas Kayu
Ha
15
Pendekatan Circuler Economy Masyarakat Desa Hutan

50
STUP LEBAH MADU KTH Madu Joyo (jumlah anggota 25 orang) - Budidaya Lebah Klanceng (Trigona) dan Budidaya Lebah Cerana
KLANCENG SEMULA :
Lebah Trigona dan cerana telah dibudidayakan oleh sebagian masyarakat, tetapi masih dalam skala kecil untuk kebutuhan pribadi. Petani
akan menjual hasil madunya atau koloni lebahnya jika ada pesanan pembeli, dan hal tersebut terbatas pada beberapa orang yang
memang pekerjaannya berburu lebah di hutan. Budidaya lebah Trigona dilakukan dengan membuat stup dari bambu atau batok kelapa
SAAT INI:
Sampai dengan sekarang stup lebah trigona yang dimiliki oleh anggota kelompok sejumlah 150 buah dan 50 stup inventaris kelompok. Dan
untuk lebah cerana 10 stup

Stup dari Bambu


Setiap 3 bulan satu stup rata-rata menghasilkan
150 ml madu seharga Rp 130.000,00 .
Volume produksi bisa mencapai 15 ltr/th.
2 stup hasil pemisahan koloni lebah madu Produksi semua terjual dan bahkan belum
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang
membutuhkan.
16
Semula Bisnis Keluarga Menjadi Bisnis Kelompok

Tahun 2020 KTH Juwed Gede sudah


mampu mengembangkan Koloni
lebah dan sudah menjual sarana
dan prasarana budidaya lebah serta
sudah mampu dikembangkan
kepada sebagian anggota KTH
Tahun 2019 melalui program Juwed Gede sebanyak 15 orang
widyakarya, KTH akhirnya
mampu mengembangkan
budidaya lebah klanceng
Tahun 2018 KTH Juwed dengan menggunakan stup
Gede terbentuk dengan dari kayu untuk mencegah
usaha madu klanceng koloni berpindah dan
tradisional (rumah lebah meningkatkan produktifitas
dari bambu), jumlah lebah
Budidaya Madu
Klanceng dimulai sejak anggota yang
tahun 2000 yang melakukan budidaya
merupakan usaha lebah klanceng hanya 2
keluarga orang

17
Memanfaatkan Pohon untuk Kokon
Saat ini anggota KTH yang sudah
mengembangkan budidaya ulat
sutera sebanyak 15 orang dan
rencana menjalin kerjasama dengan
PT. Usseri di Semarang dengan
catatan KTH sudah mengikuti
pelatihan untuk meningkatkan
Awal Januari 2020, KTH kualitas kokon. Kedepan akan
mulai mengembangkan dikembangkan sampai produk
budidaya ulat sutera benang
dengan pasar kokon basah
ditampung Koperasi Kupu
Pasuruan. Yang melakukan
budidaya hanya pengurus
Kegiatan Widyakarya / Studi Banding
sebanyak 3-5 orang
ke Purwosari, Pasuruan Akhir 2019, KTH Surya
Jaya Asri Bersama
Penyuluh Kehutanan
melakukan studi
banding ke Koperasi Persiapan pakan dan Budidaya Ulat Sutera
Berdiri sejak tahun 2018 Kupu Pasuruan
dengan usaha awal
berupa hutan rakyat,
tanaman panganl
perkebunan dan lebah
madu melifera

18
Kebutuhan Kokon Ulat sutera di pasaran sangat banyak dan produksi kokon dalam negeri
masih belum mencukupi pasar, sehingga potensial untuk dikembangkan. Pakan sangat
mudah didapat, jenis ulat sutera eri sangat cocok dengan kondisi Kabupaten Lamongan

Jumlah anggota KTH yang


Produksi (perbulan) : Tujuan Pasar : Omset (per bulan): terlibat dalam proses produksi
1. Kokon Basah rata-rata 15-25 • Saat ini hanya di Koperasi Omset perbulan kurang lebih sebesar sebanyak 15 orang sehingga
Kg/10.000 ulat/22 hari Kupu Pasuruan Rp. 3.750.000,- dengan asumsi rata-rata per orang
• Rencana akan menjalin mitra • Harga kokon basah Rp. 25.000/kg mendapatkan tambahan
dengan PT. Usseri di penghasilan sebesar Rp.
Semarang 250.000,- / siklus panen

19
Role Model Perhutanan Sosial di LMDH/KTH Wono Lestari

Produksi getah Damar sebanyak 1,5 Kredit BNI Senilai Rp 3,2 M dengan
Ton/15 hari dengan harga Rp. 2.200/kg penerima pinjaman 135 Peternak & CSR
senilai Rp 580. 000.000,-

Jumlah sapi perah sebanyak 804 ekor Memproduksi batik, keripik pisang
yang dimiliki 216 peternak
kirana, keripik talas, dll.
menghasilkan susu 5.172 ltr/hari
dengan harga Rp. 5.300/ltr 20
21
Pendekatan Circuler Economy Masyarakat Desa Hutan

Kawasan mangrove di pesisir Hutan Rakyat Aghatis menghasilkan anyaman bambu. Dijual Hutan Rakyat Wana Lestari
Kec. Muncar yaitu di KTH dengan harga mulai Rp 25.000 sampai dengan Rp 1.000.000,- menghasilkan kerajinan kayu
Makmur telah memproduksi /buah. Setiap bulan mampu menghasilkan pendapatan kotor bentukan. Dijual dengan harga mulai
sirup olahan produk tanaman sebesar Rp 5.000.000 s.d Rp 10.000.000,-/bln. Tenaga kerja Rp 10.000 sampai dengan Rp
bakau dengan pendapatan sejumlah 10 org. Off Taker pengusaha local (Kab. Banyuwangi). 250.000,-/buah. Setiap bulan mampu
mencapai Rp 1.000.000- Saat ini setiap KTH memiliki lahan bambu rata-rata 25 Ha. menghasilkan pendapatan kotor
1.500.000 ,-/tbln. Tenaga kerja sebesar Rp 6.000.000 s.d Rp
sejumlah 8 org. Off Taker 12.000.000,-/bln. Tenaga kerja
pasar local (Kabupaten sejumlah 9 org. Off Taker pasar local
Banyuwangi sekitarnya). (Kab Banyuwangi). Saat ini
mendapatkan limbah kayu sengon,
mahoni, pinus dari penggergajian
sekitarnya
22
Pendekatan Circuler Economy Masyarakat Desa Hutan

Salah satu Hutan Rakyat di Kab. Sumenep seluas 212 Ha telah Hutan Rakyat 115 Ha telah KTH Sabuk Hijau telah memproduksi
memproduksi madu 287 Kg/bulan. Dijual dengan harga Rp. memproduksi kerajinan bambu olahan mangrove dalam bentuk
150.000,-/Kg. Setiap tahun mampu menjual 3.442 kg, sehingga berupa Tusuk Sate Dijual Serbuk dan telah memproduksi 50
pendapatan kotor mencapai Rp 516.300.000,-/thn. Tenaga dengan harga mulai Rp. 3.500,- Kg/bulan, Dijual dengan harga Rp.
kerja sejumlah 18 org. Off Taker Kec. Kota Sumenep (Kab sampai dengan Rp 5.000,- 150.000,-/kg Setiap bulan mampu
Sumenep dan sekitarnya). Saat ini setiap KTH memiliki 400 /Bungkus Setiap bulan mampu menjual 50 Kg, sehingga pendapatan
kotak sarang lebah madu. menghasilkan pendapatan kotor kotor mencapai Rp 7.500.000,-/bln.
sebesar Rp 3.000.000 s.d Rp Tenaga kerja sejumlah 5 org. Off
5.000.000,-/bln. Tenaga kerja Taker Kec. Galis (Kab. Pamekasan).
sejumlah 2 org. Off Taker Kec. Saat ini setiap KTH memiliki lahan
Palengaan (Kab Pamekasan). mangrove rata-rata 46 Ha..
Saat ini setiap KTH memiliki
lahan bambu rata-rata 10 Ha.

23

Anda mungkin juga menyukai