Anda di halaman 1dari 20

MENYEIMBANGKAN PERTIMBANGAN

DAMPAK LINGKUNGAN, PENGEMBANGAN


EKONOMI DAN MATA PENCAHARIAN DI
SEKTOR KELAPA SAWIT

DR.HERDRADJAT NATAWIDJAJA
KORDINATOR TIM SEKRETARIAT KOMITE ISPO
KINERJA KELAPA SAWIT INDONESIA
PRODUSEN SAWIT
Market Share Kelapa Sawit Global
NO.1 DI DUNIA Hasil Rekonsiliasi Tutupan Kelapa Sawit Nasional (2019)

Eksportir Sawit di Dunia (juta ton)


Nigeria 1% Others 9%
16.381.959 ha (Kepmentan 833/2019)
1 Indonesia 37,3 Colombia 2% Luas Tutupan PERK EBUNAN
DISTRIBUSI
2 Malaysia 19,3 Thailand 5%
(Juta Hektar)
6% 0,98 Negara
3 Thailand 3,1
4 Columbia 1, 7
41% 6,72 Rakyat
5 Nigeria 1,1
Malaysia
6 Others 6,1 28% 53% 8,68 Swasta
Sumber: BPS (2020) dan USDA (2019), (diolah)
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sumber: BPS (2020), dan Kementan (2019), (diolah)
PRODUKSI & EKSPOR
Sebaran TutupanKelapaSawit Indonesia
Produksi CPO (ribu ton) Ekspor CPO (ribu ton)

48.297 49.710,34 Sumatera Kalimantan Sulawesi


47.120
42.884 10,1 juta Ha 5,7 juta Ha 365 ribu Ha
37.965
31.730,96
27.333,54 27.893,67 28.279,35
25.937,02
22.759,30

Jawa Maluku dan Papua


2016 2017 2018 2019 2020* 2021** 33,4 ribu Ha 188 ribu Ha
Sumber: statistic Ditjenbun (2021)
Sumber: Kemenko Ekon (2019)
perekonomia
Ekspor Produk Sawit Tahun 2021 : 36,970.00 nRI perekonomianRI
Lanjutan…

Padat Karya Mendukung Mendukung


Ketahanan Energi Ketahanan Energi
(BBM) (Sumber listrik
terbarukan dr
Biogas)
4,4 Juta - 879 PKS
Lapangan Kerja - kapasitas = 38.908
Langsung ton TBS/Jam
Program Mandatori - 500 ton TBS/Jam ➔
12 Juta 23,5 MWh
Lapangan Kerja Tak Biodiesel B30 dengan
produksi tahun 2020 38.908 Ton TBS/jam
Langsung
sebesar 8.591.368,23 KL → 1.828,68 MWh

PLT BIOGAS Kap. 1,6 MW PT. ANJ di P.


Blitung (PKS Kap. 90 ton TBS/Jam
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

⚫ Pembangunan berkelanjutan (sustainable development)menurut


Rogers (World Commission on Environment and
Development, 2008) adalah konsep yang menggali keterkaitan
antara pembangunan ekonomi, kualitas lingkungan dan keadilan
sosial.
⚫ Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai:
“The human ability of humanity to ensure that it meets the needs of the
present without compromising the ability of the future generations to
meet their own
needs.”
PENGERTIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(UU NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP)

Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana


yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,
dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.
UNSUR KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITY)

⚫ Dinamis →Berkembangnya struktur sistem berubah


sebagai jawaban terhadap perubahan Lingkungan Hidup
(Evolusi)
⚫ Seimbang→Semua sistem harus seimbang,tidak
menyebabkan bencana,tidak menghentikan proses
peningkatan kwalitas hidup
⚫ Serasi → Semua sistem mencerminkan nilai keadilan,
“well being”, kesetaraan
⚫ Terpadu →Kompromi antar sistem
DIMENSI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TRIPLE BOTTOM LINE

Sustainable Pembangunan
Ekonomi

Keadilan Kelestarian
Sosial lingkungan
SASARAN EKONOMI
Efiisiensi,Pertumbuhan/growth,Produksi,
Pengguna/Consumers,Pendapatan Maksimal

3 SASARAN POKOK PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN
(Mohan Munasinghe,WB
1993)

SASARAN EKOLOGI
SASARAN SOSIAL Stabilitas sistem,
Pemberdayaan/empowerment, Biodiversity
Equity, Stabilitas SistemSosial dan Budaya Ketahanan/Resilience
KEBIJAKAN SERTIFIKASI KELAPA SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA
PERJALANAN SERTIFIKASI ISPO

PERMENTAN 11/2015 PERPRES 44/2020 Permentan 38 Tahun


PERMENTAN 19/2011
tentang Perkebunan
tentang Sistem tentang Sistem 2020 tentang
Sertifikasi Kelapa Sawit Penyelenggaraan
Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Sertifikasi
Berkelanjutan Indonesia Sertifikasi Perkebunan
(Indonesian Sustainable
(Indonesian Sustainable Perkebunan Kelapa Kelapa Sawit
Palm Oil Certification
Palm Oil/ISPO) System/ISPO) Sawit Berkelanjutan Berkelanjutan
Indonesia Indonesia

▪ Prinsip dan Kriteria


▪ Prinsip dan Kriteria ▪ Prinsip dan Kriteria ▪ Mampu telusur/rantai
ISPO didasarkan pada ISPO didasarkan pada
ISPO didasarkan pada pasok
peraturan peraturan perundangan
peraturan ▪ Sertifikat ISPO di t.t.
perundangan yang yang berlaku;
perundangan yang Pimpinan LS ISPO
berlaku berlaku ▪ Wajib utk Perusahaan ▪ Menteri/Gubenur/Bupati
▪ Wajib : Kebun dan Pekebun (batas 5
▪ Satu Standar untuk /Walikota menjadi
Integrasi (2) Kebun (3) thn)
Perkebunan Integrasi pembina dan pengawas
PKS ▪ LS ISPO
dgn PKS proses/implementasi
diakreditasi KAN
▪ Wajib utk Perusahaan ▪ Sukarela : Bio fuel, (UU no 20 th 2014) ISPO
Perkebunan Pekebun Plasma dan ▪ Dibentuknya Dewan ▪ Sertifikasi ISPO s.d end
terintegrasi Pekebun Swadaya Pengarah ISPO dan product
▪ LS ISPO diakui Komisi Komite ISPO
ISPO ▪ Menambahkan prinsip
“Transparansi”

10
TUJUAN SERTIFIKASI

✓ Memastikandan meningkatkan pengelolaan serta pengembangan


perkebunan kelapa sawit sesuai prinsip dan kriteria ISPO;
✓ Meningkatkan keberterimaan dan daya saing hasil perkebunan
kelapa sawit Indonesia di pasar nasional dan internasional;
✓ Meningkatkan upaya percepatan penurunan emisi gas rumah kaca.
ASPEK DAN PRINSIP ISPO SESUAI PERPRES NO. 44 TAHUN 2020

ASPEK PRINSIP

1. Legalitas Usaha Perkebunan


Aspek Legalitas
2. Penerapan Praktik Perkebunan yang Baik
3. Pengelolaan Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam, dan
Keanekaragaman Hayati
Aspek Ekonomi
4. Tanggung Jawab terhadap Ketenagakerjaan
5. Tanggung Jawab Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
6. Transparansi
Aspek Sosial dan Budaya
7. Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan

Aspek Lingkungan

• Prinsip dan Kriteria diatur berdasarkan peraturan perundangan yag berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam yang meliputi aspek legalitas, ekonomi, social budaya dan
lingkungan.

• Keberadaan ISPO dijamin oleh Pemerintah Indonesia, untuk itu wajib dilakukan oleh para pelaku usaha perkebunan kelapa sawit, termasuk pekebun.
12
IMPLEMENTASI SERTIFIKASI ISPO

DEWAN PENGARAH
ISPO

KOORDINASI
KOMITE AKREDITASI KOMITE SERTIFIKASI
NASIONAL (KAN) ISPO
AKREDITASI

LEMBAGA SERTIFIKASI
ISPO
EVALUASI

SERTIFIKASI

PELAKU USAHA PEMBINAAN


(PERUSAHAAN ATAU
PEKEBUN)
PRINSIP DAN KRITERIA UNTUK PERUSAHAAN PERKEBUNAN

NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR


1. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN 10 21
PERUNDANGAN
2. PENERAPAN PRAKTEK PERKEBUNAN YANG BAIK 2 36
3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA 9 49
ALAM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
4. TANGGUNG JAWAB TERHADAP PEKERJA 6 36
5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN 3 9
EKONOMI MASYARAKAT
6. PENERAPAN TRANSPARANSI 6 18
7. PENINGKATAN USAHA BERKELANJUTAN 2 4
JUMLAH 38 173
PRINSIP DAN KRITERIA UNTUK PEKEBUN

NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR


1. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN 5 7
PERUNDANGAN
2. PENERAPAN PRAKTEK PERKEBUNAN YANG BAIK 11 17
3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA 2 3
ALAM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

4. PENERAPAN TRANSPARANSI 2 5
5. PENINGKATAN USAHA BERKELANJUTAN 1 1
JUMLAH 21 33
PERMENTAN 38 PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
TAHUN 2020

PEMBINAAN
▪ MENTERI, GUBERNUR, DAN BUPATI/WALIKOTA MELAKUKAN PEMBINAAN
DALAM BENTUK:
a. FASILITASI; DAN/ATAU
b. PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN.

▪ FASILITASI DILAKUKAN KEPADA PELAKU USAHA, LS ISPO, DAN PEMANTAU


INDEPENDEN BERUPA:
a. SOSIALISASI DAN LOKAKARYA;
b. PENDATAAN PELAKU USAHA;
c. AKSES BANTUAN DAN PERMODALAN UNTUK PEKEBUN.
PERMENTAN 38
TAHUN 2020

PENGAWASAN
• Menteri, gubernur, dan bupati/walikota melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Sertifikasi ISPO.
• Pelaksanaan pengawasan kepada pemegang sertifikat ISPO dilakukan oleh
Direktur Jenderal, kepala dinas provinsi, dan kepala dinas kabupaten/kota yang
membidangi perkebunan.
PERMENTAN 38

SANKSI
TAHUN 2020

▪ Menteri mengenakan sanksi administratif kepada Perusahaan Perkebunan yang tidak memiliki
sertifikat ISPO berupa:
a. teguran tertulis;
b. pemberhentian sementara;atau
c. Pencabutan izin usaha
▪ Menteri mengenakan sanksi administratif kepada LS ISPO yang tidak menyampaikan laporan
secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Menteri, berupa:
a. teguran tertulis; atau
b. dikeluarkan dari daftar kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang perkebunan sebagai LS ISPO.
PERMENTAN 38
TAHUN 2020

▪ Menteri mengenakan sanksi administratif kepada Pelaku Usaha pemilik sertifikat ISPO yang
tidak melaksanakan prinsip dan kriteria ISPO berupa:
a. teguran tertulis;
b. pembekuan sertifikat ISPO; atau
c. pencabutan sertifikat ISPO.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai