Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Sejarah Berdirinya Usaha

Provinsi Bengkulu merupakan provinsi yang berada di pesisir pantai dan


memiliki potensi perikanan yang melimpah, terlebih lagi di kabupaten kaur yang
memiliki potensi yang besar untuk sektor perikanan dan hasil laut nya. Salah
satunya adalah Gurita, hewan sejenis moluska menjadi salah satu komoditas
andalannya. Di Bengkulu, gurita memang cukup lumrah diolah menjadi masakan.
Selama ini, gurita diolah menjadi aneka macam kuliner seperti gulai, rendang,
gurita kering atau gurita gulai santan dan lainnya. Kali ini, gurita dimasak persis
seperti sate pada umumnya, berpadu lengkap dengan bumbu kacang yang gurih,
cabai rawit, serta potongan lontong. Setelah dilumuri bumbu dasar, gurita dibakar
di atas bara api. Dengan temperatur sedang, supaya tekstur dagingnya enggak alot.

Dengan terus bertambahnya penggemar sate gurita di provinsi bengkulu


maka ini dapat menjadi peluang yang besar untuk usaha, dan memberi keyakinan
yang besar untuk berkembangnya usaha ini nantinya.

2.2 Visi & Misi Usaha

Visi :

“Menjadi Usaha Home Industri pada bidang kuliner yang Profesional dan menjadi
sebagai identitas unik daerah”.

Misi :

1. Melakukan Proses produksi yang baik.

2. Terus menjaga kualitas dengan baik

3. Melakukan promosi melalui jejaring sosial

1
BAB III

ASPEK PEMASARAN

3.1 Gambaran Umum Pasar ( STP )

Pada tahap pemasaran, dengan melihat terus bertambahnya


peminat kuliner sate gurita di bengkulu, baik turis lokal maupun luar daerah,
karena setiap turis yang datang ke bengkulu wajib mencobai kuliner sate
gurita yang sekarang mulai viral.
Target pada penjualan usaha ini adalah usia dari 6 tahun sampai
selanjutnya karena tekstur daging sate yang sedikit kenyal maka saya
tetapkan target usia pengkonsumsi yaitu 6 tahu keatas, kemudian ditaretkan
nomor satu yaitu wisatawan, karena dngan terkenalnya produk diluar daerah
maka akan lebih menambah besar peluang yang akan di dapat untu usaha ini.
Laju pertumbuhan penduduk kabupaten kaur pada tahun 2014
mencapai 114.398 jiwa, sedangkan tahun 2013 berjumlah 112.894 jiwa,
kemudian pada tahun 2015 sebanyak 115.805 jiwa dengan 59.875 jiwa
penduduk laki-laki dan 55.970 jiwa penduduk perempuan, Dan dengan
23.161 rumah tangga dari tahun sebelumnya dilihat bahwa peningkatan
jumlah penduduk sebesar 1,23 %.
untuk produk ini didasarkan pada Prinsip Pareto dengan aturan 80-20
yang dikemukan oleh pemikir manajemen bisnis Joseph M. Juran, dimana
dengan menetapkan 20% pelanggan potensial maka akan memberikan 80%
keuntungan. Jadi didapat 23.161 rumah tangga x 20% = 4.632,2 rumah
tangga.
Diasumsikan bahwa 1 rumah tangga membeli 2 porsi sate jadi didapat
4.632,2 x 2 = 9264,4 porsi dengan melihat pertumbuhan penduduk sebesar
1,23% maka didapat permintaan sebagai berikut:

3.2. Permintaan

TAHUN PERMINTAAN

2
(PORSI)
2015 9264,4
2016 9321,3
9378,2
2017
9435,2
2018
9492,2
2019
9549,2
2020
9606,1
2021
9663,1
2022
9720,1
2023
9777,1
2024

3.3. Penawaran

• Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar

NAMA USAHA JENIS USAHA PORSI PRODUKSI


KEDAI PESONK USAHA SATE GURITA 10.500
PONDOK GURITA USAHA SATE GURITA 9000
GURITA NGAMUK USAHA SATE GURITA 3550
SIANG MALAM USAHA SATE GURITA 4000
VOLTUS USAHA SATE GURITA 7000
TOTAL PORSI PRODUKSI PERTAHUN 34.050

• Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi


penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan 1,23 %. per
tahun sesuai pertumbuhan ekonomi.

TAHUN PENAWARAN
(UNIT)
2015 2755
2016 2788
2821
2017
2855
2018
2889
2019

3
2923
2020
2957
2021
2991
2022
3025
2023
3059
2024

3.4. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar

RENCANA
TAHUN PERMINTAAN PENAWARAN PELUANG PENJUALAN PANGSA PASAR
(UNIT) (UNIT) (UNIT) (UNIT) (%)
A B C=A-B D=CX5% (E = DX100% / C)
4718 2855 1863 93,1 5
2018
4746 2889 1857 92,9 5
2019
4775 2923 1852 92,6 5
2020
4803 2957 1846 92,3 5
2021
4832 2991 1841 92,0 5
2022

3.5. Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing Strategi Pemasaran


Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat analisis
SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :

3.5.1. Product

Melimpahnya hasil laut yang ada di bengkulu tepat nya di kabupaten kaur
memberikan suatu peluang usaha yang baik, dengan memanfaatkan hasil laut yang
ada, hasil laut yang digunakan seperti gurita. Membuat gurita menjadi suatu
santapan kuliner yang unik seperti sate gurita. Terlebih lagi peminat sate gurita
terus bertambah di kabupaten kaur karna dengan olahan dan bumbu yang khas
menjadikan peluang usaha ini sangat terbuka lebar dan menjanjikan.

3.5.2. Price

4
Harga yang saya tawarkan masih harga standar dikalangan masyarakat dan umum
pada usaha yang telah terlebih dahulu berdiri seperti contohnya kedai gurita
ngamuk yaitu seharga Rp. 15.000,- untuk per porsinya

3.5.3. Promotion

Strategi mengenai produk dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa cara:

• Advertising (Iklan)

Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :

1. Media sosial : Facebook, Instagram.


2. Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.

• Sales Promotion

Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian dimana


konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan ditempat.

3.5.4. Placement

Sistem distribusi yang saya lakukan dapat secara langsung ke konsumen seperti
membuka kedai sate di kota dan tempat wisata.

3.5.5. People

kriteria sumber daya manusia yang saya butuhkan memiliki keterampiran dalam
mengolah atau contohnya memotong ataupun membersihkan bahan guritanya.
Untuk pemasaran akan saya lakukan sendiri.

3.5.6. Process

Saya akan menampilkan bagaimana kebersihan pada saat memasak atau


membakar sate dan kebersihan alat-alat yang dipakai.

3.5.7. Physical Evidence

5
Dalam hal ini saya akan memberikan tempat yang nyaman dan saya berencana
untuk kedai saya itu seperti kafe yang utuk di tempat wisata saya akan hadapkan
ke arah pantai.

BAB IV

ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

A. Bentuk Usaha dan Struktur Organisasi


Berikut ini merupakan bentuk usaha atau struktur organisasi usaha
Sate Gurita

Aspek organisasi telah ditinjau dari beberapa hal berikut ini:

6
a. Nama usaha : GG (Gurita Galak)
b. Nama pemilik : Raka Gustia Pratama
c. Alamat Perusahaan : JL. Sumatra Kec. Nasal Kab. Kaur Desa
Pasar Baru
d. Tujuan Perusahaan : Memaksimalkan kekayaaan hasil laut
yang ada di kabupaten kaur khususnya
gurita
e. Bidang usaha : pangan
f. Bentuk Usaha : Perusahaan perseorangan
g. Merek : GG
h. No.HP : +62 85830 600374
i. E-mail : gg98@gmail.com
j. WhatsApp : +62 85830 600374

Jabatan Uraian Tugas Jumlah Gaji/Bulan Total


(A) (B) (C) (B xC )
Pimpinan 1 Rp. 1.750.000 Rp. 1.750.000
1. Mengambil keputusan atas setiap
1. Direksi kegiatan di dalam perusahaan.
2. Membuat perencanaan untuk setiap
kegiatan di dalam perusahaan.
3. Membuat Jadwal kerja ke seluruh
bagian dalam manajemen perusahaan.
4. Mengkoordinir seluruh kegiatan dalam
perusahaan.
5. Mengawasi dan mengarahkan para
Tenaga Kerja.

7
6. Merekrut tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan dan keahlian masing-masing
Staf
1. Bertanggung jawab atas setiap kegiatan
1. Bag. Pemasaran
pemasaran produk
2. Bertanggung jawab atas hasil produksi.
1 Rp. 1.100.000 Rp. 1.100.000
3. Menentukan strategi pemasaran
perusahaan dalam memasarkan produk.
4. Melakukan proses produksi.
1. Menjaga ketertiban dan kebersihan
2. Bag. Produksi
lingkungan kerja.
2. Melakukan perawatan pada mesin dan
Rp. 1.250.000 Rp. 5.000.000
peralatan kerja. 4
3. Menganggarkan biaya-biaya untuk
setiap divisi di perusahaan.
1. Melakukan pencatatan mengenai
beberapa banyak bahan baku yang
3. Bag. Keuangan
terpakai dan jumlah produk yang laku
terjual.
2. Bertanggung jawab atas perputaran dan 1 Rp. 1.110.000 Rp. 1.110.000
penggunaan uang dalam perusahaan.
3. Rp. 7.960.000
4.
Rp. 7.960.000

4.2. Perizinan

1. Akta Pendirian Usaha

Kesepakatan pendirian usaha dinyatakan dalam akta pendirian


perusahaan yang dibuat dihadapan notaris. Setelah mendapatkan akta
pendirian perusahaan harus mendaftakann ke kementerian terkait.

Surat Izin Tetangga

8
Surat Izin Tetangga merupakan surat yang menyatakan ketidak beratan
tetangga disebelah kanan kiri, depan belakang dalam hal proses produksi
maupun penggunaan tempat usaha. Surat ini digunakan sebagai
persyaratan untuk mendapatkan SITU. Adapun prosedur pembuatan surat
izin usaha yaitu:

a) Memastikan tetangga di daerah lokasi tempat produksi tidak


terganggu dan keberatan.

b) Pemilik usaha membuat sebuah surat formal yang menyatakan


ketidak beratan tetangga dalam hal tempat dan proses produksi sate
gurita ini

c) Surat izin tetangga ditanda tangani oleh Kepala Kelurahan.

2. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Surat Izin Tempat Usaha yang selanjutnya disebut SITU adalah


Izin yang diperlukan untuk mendirikan tempat usaha yang dijalankan
secara teratur dalam suatu bidang untuk mendirikan tempat usaha yang
dijalankan secara teratur dalam suatu bidangb tertentu dengan maksud
mecari keuntungan. SITU sangat penting untuk mengurus dokumen-
dokumen perusahaan lainnya dalam rangka pendirian, disamping itun
SITU juga berfungsi sebagai dokumen legalisasi yang menunjukan bahwa
tempat yang digunakan sebagai tempat usaha yang telah mendapatkan izin
untuk berdiri sebagai tempat usaha.

Berikut prosedur penerbitan SITU:

a) Mengajukan permohonan kepada Bupati Paser melalui Bagian


Pemerintahan Sekretaris Kabupaten Paser dengan melampirkan
seluruh dokumen persyaratan.

b) Selanjutnya permohinan izin yang diterima dilakukan pencatatn


secara administratif dan survei lokasi usaha.

9
c) Hasil penijauan dituangkan dalam berita acara yag disampaikan
bersama dengan berkas persyaratan izin yang diajukan kepada
Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

d) Pemeriksaan kelengkapan persyaratan permohonan izin, peninjuan


lokasi tempoat usaha, dan menganggap tidak ada permasalahan
segera menerbitkan izin yang dijukan oleh pemohon.

e) Permohonan izin dikabulkan dengan penerbitan SITU apabila


semua persyaratan telah dipenuhi.

SITU akan diterbitkan dalam jangka waktu 4-6 hari setelah


permohinan lengkap diterima. Biaya pengurusan SITU pada
dasarnya ditentukan berbeda tiap-tiap daerah, namun rata-rata
menarik biaya permeter persegi sebesar Rp. 5.000,-. Maka biaya
untuk memperoleh SITU dari usaha ini sebesar: RP. 5.000,- x 180
m2 = Rp. 900.000,-

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

TDP disebut juga dengan nomor registrasi perusahaan adalah bukti


legalitas terdaftarnya usaha kuliner sate gurita di Pemerintahan.

Prosedur pengurusan TDP, yaitu:

a) Usaha perseorangan terlebih dahulu didaftarkan ke Pengadilan


Negeri Kabupaten Paser.

b) Pemilik usaha mengambil formulir, mengisi, menandatangani


permohonan dan mengajukan permohonan TDP pada Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten
Paser.

c) Petugas Kantor Pendaftaran Perusahaan akan memeriksa dan


meneliti, jika memenuhi syarat wajib perusahaan, maka sertifikat
tanda daftar perusahaan akan dikeluarkan.

10
4. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)

Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) merupakan salah satu


kelengkapan izin usaha yang dikeluarkan oleh Kantor Kelurahan ataupun
kantor Kecamatan dimana usaha tersebut didirikan. Surat Keterangan
Domisili Usaha ini biasanya dibuat untuk mengurus berbagai dokumen
lainnya terkait dengan pendirian sebuah badan usaha, seperti SIUP, TDP,
NPWP, dan lain-lain.

Adapun prosedur pengurusan SKDU papan zephyr, yaitu:

a) Memintan surat pengantar dari Kelurahan.

b) Mengisi formulir permohonan dengan membawa surat pengantar


dari Kelurahan.

c) SKDU langsung diterbitkan oleh Kantor Kelurahan.

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada


setiap pihak wajib pajak sebagai salah satu sarana identitas wajib pajak
untuk memenuhi hak dan kewajibannya dalam perpajakan. NPWP pada
usaha ini berfungsi untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan
sarana pengawasan administrasi perpajakan.

Adapun prosedur NPWP, yaitu:

a) Pemilik usaha mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)


Kabupaten Pser dengan membawa berkas-berkas yang diperlukan.

b) Mengisi formulir yang sudah disediakan di loket petugas, setelah


diisi kemudia diserahkan kembali kepada petugas dengan
melamourkan berkas-berkas yag diperlukan.

11
c) NPWP dikeluarkan dua hari setelah kepengurusan.

6. Surat Izin Usaha Perdangan (SIUP)

SIUP adalah surat yang diberikan oleh Menteri untuk


melaksanakan usaha perdagangan dan jasa. SIUP yang diurus yaitu SIUP
Kecil. SIUP Kecil wajib dimilikim oleh perusahaan perdagangan yang
kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bagunan tempat usaha. Prosedur pembuatan
SIUP, yaitu:

a) Pemilik usaha mengurus sendiri ke Kantor ke Dinas Perindustrian


dan Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Paser.

b) Mengambil formulir pendaftaran, mengisi formulir SIUP yang


ditandatangani oleh pemilik usaha pada materai Rp. 6000,-.
Kemudian formulir yang sudah diisi kemudian di fotocopy
sebanyak dua rangkap, yang dilengkapi dengan syarat-syarat
berikut:

1. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan atau badan hukum


sebanyak 3 lembar.

2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 3 lembar.

3. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebanyak 3


lembar.

4. Fotocopy surat izin gangguan tetangga sebanyak 3 lembar.

5. Neraca perusahaan sebanyak 3 lembar.

6. Gambar denah lokasi tempat usaha.

c) SIUP ditanda tanganin oleh Kepala Dinas Perindustrian dan


Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Paser atas nama
Menteri selesai setelah satu minggu darin proses pengurusan.

12
8. Surat Izin Gangguan

Surat Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usahan kepada


orang pribadi atau badan di lokasi tertentu dengan maksud mengadakan
upaya pengendalian dan pengawasan terhadap dampak usahay supaya
usaha tersebut tidak menimbulkan resiko bahaya, kerugian dan gangguan
terhadap lingkungan usaha. Izin ini dapat diterbikan dalam waktu 10 hari
kerja. Besarnya retribusi dihitung secara progresif dengan mengalihkan
tarif dan timgkat penggunaan jasa sebagaimana di maksud dalam Pasal 20,
Peraturan Daerah Kabupaten Paser nomor 13 tahun 2011 Tentang Retribusi
Perizinan Tertentu, adalah sebagai berikut:

HO = Luas tempat usaha x Indeks lokasi x Indeks gangguan x Tarif

Dari yang direncanakan penulis, usaha ini 180 m2. Berdasarkan


Perda Kabupaten Paser Kabupaten Paser nomor 13 tahun 2011, usaha ini
memiliki nilai indeks lokasi 4 karena berada di kawasan campuran
(pendidikan, perdagangan, pemukiman), nilai indeks gangguan 2 karena
perusahaan dengan tingkat gangguan kecil dan tarif untuk luas tempat
usaha 100 m2 keatas adalah Rp. 62.500,- . Maka biaya untuk gangguan
usaha ini adalah:

HO = Rp. 62.500 x 4 x 2

= Rp. 1.00.000,-

No. Jenis Perizianan Biaya


1 Akta Pendirian Usaha Rp 150.000
2 Surat Izin Tetangga Rp 50.000
3 Surat Izin Tempat Usaha Rp 500.000
4 Tanda Daftar Perusahaan Rp 50.000
5 Surat Keterangan Domisili Perusahaan Rp 50.000
6 Nomor Pokok Wajib Pajak Rp 50.000
7 Surat Izin Usaha Perdagangan Rp 50.000
8 Surat Izin Gangguan Rp 500.000

13
Total Biaya Rp 1.400.000

4.3 Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan yang diatur
berdasarkan periode tertentu ( mingguan atau bulanan ).
JADWAL

KEGIATAN PELAKSANAAN
( Dalam Mingguan )
1 2 3 4
1. Survey Pasar
2. Menyusun Rencana Usaha
3. Perijinan
4. Survai tempat usaha
5. Survai Mesin / Peralatan
6. Pemasangan Sarana Penunjang
7. Mencari tempat kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional
4.4 Inventaris Kantor dan Supply Kantor

Inventaris kantor untuk barang yang umur produknya lebih dari 1 tahun

Jumlah Harga Jumlah harga


Inventaris / Perangkat Kerja Merk
(Unit) (Rp) (Rp)
Meja dan Kursi Tamu Cofemo 1 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
kursi dan Meja Kantor Cofemo 3 Rp 2.000.000 Rp 6.000.000
Kipas Angin Miyako 3 Rp 300.000 Rp 900.000
Lemarin File Lion 1 Rp 350.000 Rp 350.000
Komputer & Printer Toshiba & Canon 1 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Alat Pembersih Kantor Sharp 1 Rp 300.000 Rp 300.000
Dispenser Miyako 1 Rp 200.000 Rp 200.000
Kalkulator Casio 1 Rp 50.000 Rp 50.000
Total Inventaris Kator Rp 14.300.000

Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti ATK Alat
Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang ).

Harga Total Biaya per


Jenis Supply Kantor Jumlah Satuan Tahun

14
Buku Akuntansi 2 Unit Rp 35.000 Rp 105.000
Kertas A4 1 Rim Rp 40.000 Rp 240.000
Amplop 1 Kotak Rp 30.000 Rp 90.000
Kwitansi 3 Unit Rp 5.000 Rp 60.000
Bon Faktor 3 Unit Rp 5.000 Rp 60.000
Ballpoint 1 Kotak Rp 20.000 Rp 60.000
Staples 1 Unit Rp 15.000 Rp 15.000
Cutter 1 Unit Rp 5.000 Rp 5.000
Gunting 1 Unit Rp 8.000 Rp 16.000
Total Biaya Alat Tulis Kantor Rp 651.000

BAB V

ASPEK PRODUKSI

5.1. Produk

Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output),


terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
A. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang
meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.
Bentuk (appearance) : Desain dibuat atas keinginan pelanggan sesuai dengan
nilai estetika, dibuat seperti lemari pada umumnya.

Ukuran (size) : Ukuran menyesuaikan keinginan pelanggan apabila dilakukan


request, pada perusahaan ukuran yang disediakan 180 cm x 75 cm.

Warna : Disediakan warna alami kayu, untuk warna lain bisa disediakan oleh
perusahaan.

15
Fungsi : Sebagai lemari penyimpanan baju, lemari hias, meja belajar, meja
forum.

B. Nilai/Manfaat Produk
Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam
5 tingkatan, yaitu:
- Manfaat inti (core benefit): Dengan adanya pembuatan
produk lemari, konsumen dapat memanfaatkannya sebagai
tempat penyimpanan baju, penyimpanan buku.
- Manfaat dasar (basic benefit): Sebuah lemari yang
dihasilkan memiliki cermin guna merias.
- Manfaat yang diharapkan (expected benefit):
Konsumen mengharapkan produk lemari yang dihasilkan
dapat bertahan lama, kuat dan tidak mudah rapuh.
- Manfaat di atas harapan (augmented benefit): Produk
lemari nyang dihasilkan akan membuat lemari yang disertai
dengan meja untuk berias.
- Manfaat potensial (potential benefit): Kemunculan
perusahaan pesaing yang seluruh produknya lebih ringan
dimana konsumen berpikir terlebih dahulu untuk membeli.

C. Kegunaan/Fungsi Produk
- Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan
digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir); meliputi:
 Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai
karakteristik unik dan mempunyai merek yang sudah
terkenal.
 Unsought goods, adalah produk yang kurang
dikenal atau dike-tahui umum tetapi kurang diminati.

16
- Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh
pelaku usaha produksi lainnya.
 Bahan baku dan suku cadang: merupakan bahan mentah
yang akan diproses lebih lanjut.

5.2. Proses Produksi

Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses


yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk
proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai
dengan keterangan deskriptif.

1. Dipilih pelepah sawit tua yang sudah kuning kecoklatan

2. Perekat sintesis urea formaldehida

3. Kertas teflon

4. Roller chruser

5. Sprayer

6. Timbangan

7. Alat kempa

Proses:

1. Pelepah sawit sepanjang 1 meter digilas dalam mesin roller chruser


idealnya penggilasan dilakukan 5 kali untuk mendapatkan zephyr yang
homogen, jika lebih dari itu zephyr akan hancur.

2. Lembaran zephyr yang terbentuk dijemur dibawah terik matahari


selama 2-3 hari.

17
3. Lembaran zephyr kemudian dikeringkan dalam oven pengering dengan
suhu 60oC selama 2-3 hari, sehingga kadar air mencapai 10 % yang
nantinya perekat merekat dengan sempurna.

4. Lembaran zephyr yang kering siap digunakan.

5. Lembaran zephyr yang telah dipotong-potong ditimbang sesuai dengan


kebutuhan.

6. Pada saat proses pemberian lem perbandingan bahan perekat adalah 12


% dari berat zephyr yang digunakan. Bahan perekat disemprotkan pada
seluruh permukaan zephyr secara merata.

7. Pada saat akan dipress siapkan cetakan papan, beri lapisan kertas teflon
di bagian bawah lembaran zephyr yang disusun dalam cetakan. Papan
zephyr di susun secara bersilangan agar kelenturannya lebih tinggi
sehingga lebih kuat pada saat akan dipress, tutup bagian atas dengan
kertas teflon. Papan siap dikempa. Pemberian bahan perekat phenol
formaldehida sebanyak 12% dalam sebuah proses kempa pada tekanan
25 kg/cm² dan suhu 120⁰ C selama 10 menit menunjukan bahwa
pelepah sawit dapat menjadi papan zephyr yang berkualitas. Selama itu
biarkan papan zephyr menjadi dingin angkat dan anginkan pada suhu
ruangan dan kemudian diratakan setelah itu papan bisa diamplas dan
disemprot dengan lapisan cat yang transparan untuk mempercantik
tampilannya.

8. Dilakukan pembuatan lemari dengan menggabungkan seluruh papan


zephyr yang dibutuhkan dengan penyambungan menggunakan paku.

9. Lemari yang telah jadi diberi cat kembali.

10. Produk lemari dari papan zephyr siap untuk dipasarkan.

5.2. Kapasitas Produksi

18
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor
produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan.
Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya
akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang
bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu
tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi
kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana
produksinya.

Tahun Rencana produksi (dalam unit)


2017 528
2018 541
2019 555

5.4. Tanah dan Bangunan

Lokasi usaha yang akan dilakukan bertempat di Jl. KM 75, Kecamatan Long Ikis,
Kabupaten Paser. Tempat ini dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, diataranyana
dalah lokasi yang strategi. Dimana jalur ini tidak pernah sepi dan merupakan jalur
penghubung antar wilayah dan merupakan pasar utama.

No. Keterangan Biaya Pertahun


1. Sewa Bangunan Rp 10.000.000
2. Sewa Lahan Kosong Rp 10.000.000
Total Investasi Rp 20.000.000

5.5. Pemasangan Sarana Penunjang


Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out)
yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana
penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.

Jenis Biaya Jumlah Biaya

19
1. Pemasangan instalasi listrik Rp 3.500.000
2. Pemasangan instalasi air (PAM) Rp 1.000.000
3. Pemasangan instalasi telepon Rp 1.000.000
4. Pemasangan instalasi internet Rp 350.000
5. Dan lain-lain Rp 100.000
Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang : Rp 5.950.000

5.6. Mesin dan Peralatan


Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan
peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya.
Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan
kompetensi teknis wirausahawan.
Nama
Merk Jumlah Unit Harga Jumlah Harga
Mesin/Peralatan
Roller Chruser Lump Breaker 1 Rp 14.000.000 Rp 14.000.000
Spray AETool 1 Rp 200.000 Rp 200.000
Timbangan Mettler Toledo 1 Rp 300.000 Rp 300.000
Alat Kempa Shengchong 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Build Pencil 10 Rp 5.000 Rp 50.000
Saw JhinS 2 Rp 120.000 Rp 240.000
Mistar Roller X 2 Rp 35.000 Rp 70.000
Hammer Twi 2 Rp 40.000 Rp 80.000
Paku X 10 Rp 12.000 Rp 120.000
Oven Pengering Hengcheng 1 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Cutting Machine Hanma Laser 1 Rp 7.000.000 Rp 7.000.000
Parang Crocodile 3 Rp 200.000 Rp 600.000
Total Pembelian Mesin dan Peralatan Rp 40.660.000

5.7. Bahan Baku dan Bahan Pembantu


Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian
utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan
pembe-lian, ketersediaan, dan persediaan.
Nama Bahan Kebutuhan
Merek Satuan Harga Satuan Biaya Perbulan Biaya Pertahun
No. Baku Perhari

20
1 Papan Partikel Master 10 Keping Rp 35.000 Rp 350.000 Rp 4.200.000
Limbah Pelepah
8 Kubik Rp 300.000 Rp 2.400.000 Rp 28.800.000
2 Kelapa Sawit
3 Cat Papan Bell 5 Kg Rp 80.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000
4 Bahan Pengawet BioCide 1 Kg Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 1.200.000
5 Kertas Teflon Vchome 50 Lembar Rp 5.500 Rp 275.000 Rp 3.300.000
Total Pembelian Bahan Baku Rp 3.525.000 Rp 42.300.000

5.8. Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)

Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal


mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan persyaratan
kerja.

A. Sistem Harian

Jumlah
Tarif/Upah Tenaga Jumlah Hari UPAH
Jenis Kegiatan per hari Kerja Kerja/Tahun PERBULAN UPAH PERTAHUN

Pemilihan Pelepah Rp. 35.000 2 156 Rp. 455.000 Rp. 5.915.000


Penggilasan Pelepah -
Penjemuran Rp. 35.000 1 156 Rp. 455.000 Rp. 5.915.000
Pengempaan Pelepah Rp. 45.000 1 156 Rp. 585.000 Rp. 7.605.000
Pembuatan Lemari Rp. 60.000 2 156 Rp. 780.000 Rp. 10.140.000
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Harian Rp. 2.275.000 Rp. 29.575.000

B. Sistem Borongan
Jumlah
Jenis Kegiatan Tarif/Unit Produksi/Tahun Jumlah Harga Beli
Pemilihan Pelepah Rp 250.000 24 Rp 6.000.000
Pembuatan Lemari Rp 100.000 60 Rp 6.000.000
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Borongan: Rp 12.000.000

5.9. Biaya Umum Usaha/Pabrik

21
Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan biaya-biaya
penunjang (sarana dan prasarana), misalnya seba-gai berikut:

Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik Jumlah Biaya/Tahun


Pemeliharaan mesin dan peralatan Rp 2.000.000
Suku cadang, bahan bakar, oli, dsb. Rp 2.000.000
Rekening listrik, air, telepon. Rp 3.000.000
Pemeliharaan bangunan Rp 1.000.000
Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun: Rp 8.000.000

BAB VI
ASPEK KEUANGAN

6.1. Strategi Sumber Pendanaan Usaha


1. Dana pribadi

Berasal dari tabungan pribadi. Dengan adanya dana pribadi ini perusahaan
memiliki dana yang paling murah karena tidak dikenakan beban bunga,
namun

A. Sumber Pendanaan

No. Keterangan Biaya


1. Investasi Rp 106.360.000
2 Modal Kerja Rp 8.118.833
Total Rp 114.478.833

B. Kebutuhan Pembiayaaan/Modal Investasi

KETERANGAN KEBUTUHAN TOTAL


BIAYA PER
TAHUN
Rencana penjualan = 528 UNIT
A BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku & Bahan Penolong Rp. 42.300.000
2. Upah Tenaga Produksi/tenaga kerja langsung Rp. 29.575.000
3. Biaya Umum Pabrik dan produksi Rp. 8.000.000

22
Total Biaya Pokok Produksi Rp. 79.875.000
B BIAYA USAHA (BU)
1. Gaji Pimpinan Rp. 21.000.000
2. Sewa bangunan Rp. 20.000.000
3. Kebutuhan Alat tulis Kantor Rp. 651.000
4. Pulsa Rp. 1.200.000
5. Biaya promosi Rp. 2.000.000
C Total Biaya Usaha Rp. 44.851.000
D TOTAL BIAYA OPERASI Per Tahun (A + B) Rp. 124.726.000
KEBUTUHAN MODAL KERJA Rp. 10.393.833

KETERANGAN TOTAL SUMBER PEMBIAYAAN


Modal Sendiri Kredit
A INVESTASI HARTA TETAP
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin /Peralatan Rp. 40.660.000 Rp. 20.660.000 Rp. 20.000.000
4. Kendaraan Rp. 50.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 10.000.000
5. Inventaris Kantor Rp. 14.300.000 Rp. 9.300.000 Rp. 50.00.000
TOTAL HARTA TETAP Rp. 104.960.000 Rp. 69.960.000 Rp. 35.000.000

B INVESTASI HARTA TAK BERWUJUD


1. Biaya Perijinan Rp. 1.400.000 Rp. 1.400.000
TOTAL HARTA TAK BERWUJUD Rp. 1.400.000 Rp. 1.400.000
C TOTAL BIAYA INVESTASI (A + B) Rp. 106.360.000 Rp. 71.360.000 Rp. 35.000.000
D MODAL KERJA Rp. 10.393.833,33 Rp. 10.393.833,33
E TOTAL BIAYA PROYEK (C + D) Rp. 116.753.833,3 Rp. 81.753.833,33 Rp. 35.000.000
Persentase 100% 70% 30%
F SUMBER DANA
1. Setoran Modal Rp. 81.753.833
2. Pinjaman Bank
- Kredit Investasi Rp. 35.000.000
- Kredit Modal Kerja
DANA TERSEDIA Rp. 116.753.833,3 Rp. 81.753.833,33 Rp. 35.000.000

PROYEKSI ALIRAN KAS USAHA

23
6.3. Analisa Kelayakan Usaha
Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau
tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu
usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting
dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering
mempertaruhkan dana yang sangat besar. Dengan melakukan
berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya faktor-
faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak
atau tidaknya suatu rencana investasi. Beberapa metode analisa
yang dapat dipergunakan adalah :

A. Metode Non-Discounted Cash Flow

Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi


dengan melihat kekuatan pengembalian modal tanpa
mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of
money). Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP)
Method, dengan formula umum sbb:

PBP =

PBP =

24
PBP = 1 TAHUN 5 BULAN 8 HARI

Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah


dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi
penilaian suatu investasi. Model ini umum digunakan untuk
pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko
tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat
diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari metode
PBP ini adalah:

 Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal


kembali.
 Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
B. Metode Discounted Cash Flow

Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai
waktu uang (time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian
modal pada masa yang akan datang.

1. Net Present Value (NPV)

NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang
(present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan.
Dengan demikian, NPV dapat dirumuskan:

NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n), maka:

Tahun DF (%) Proceed PV Proceed


1 0,917 Rp 82.376.000 Rp 75.574.312
2 0,842 Rp 91.318.825 Rp 76.861.228
3 0,772 Rp 101.405.304 Rp 78.303.501
4 0,708 Rp 112.883.121 Rp 79.969.249
5 0,650 Rp 125.090.625 Rp 81.300.323
PV dari Proceed Rp 392.008.612
PV dari Outlays Rp 106.360.000
NPV Rp 285.648.612

25
1). Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan
tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak
untung maupun rugi (impas).

2). Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return)
di bawah tingkat bunga yang dipakai.

3). Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan atau


hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai.

Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis
pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.

2. Profitability Index (PI)

Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya


menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value).
Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang,
sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus perhitungan PI adalah sebagai berikut:

PI =

PI =

PI = 3,69

Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu
sebagai berikut:

- Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak

- Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak

- Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP

3. Internal Rate of Return (IRR)

26
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang
menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil-hasil
bersih yang diharapkan selama usaha berjalan. Patokan yang dipakai sebagai
acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga pinjaman bank yang sedang
berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut dibiayai sendiri.

Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus menggunakan


beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk
skenario dua nilai NPV yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan
sebagai:

TAHUN PROCEED TINGKAT BUNGA TINGKAT BUNGA


9% 50%
DF PV DF PV
1 Rp 82.376.000 0,917 Rp 75.574.312 0,667 Rp 54.917.333
2 Rp 91.318.825 0,842 Rp 76.861.228 0,444 Rp 40.586.144
3 Rp 101.405.304 0,772 Rp 78.303.501 0,296 Rp 30.046.016
4 Rp 112.883.121 0,708 Rp 79.969.249 0,198 Rp 22.297.900
5 Rp 125.090.625 0,650 Rp 81.300.323 0,132 Rp 16.472.840
PV PROCEED Rp 392.008.612 Rp 164.320.234
PV OUTLAYS Rp 106.360.000 Rp 106.360.000
NPV Rp 285.648.612 Rp 57.960.234

NO Keterangan Hasil
1 i1 9%
2 i2 50%
3 i2-i1 41%
4 NPV1 Rp 285.648.612
5 NPV2 Rp 57.960.234
6 NPV1-NPV2 Rp 227.688.379

IRR = i1 + (i1 – i2) x

IRR = 9% + (41%) X

27
IRR = 60%

6.4. Analisa Keuntungan

Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan


keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang
dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing.
Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode
tertentu.

1. Break Even Point (BEP)

Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang
mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi.
Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-Profit-Volume) ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada
tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:

- Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya
dengan perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara
proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan
sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel.

- Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional
dengan perubahan volume penjualan atau produksi.

- Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan
volume penjualan atau produksi.

Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:

28
2. Kontribusi Margin

Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel.
Tujuan utama dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa penentuan
keuntungan maksimum atau kerugian mini-mum. Yang pertama perlu diketahui
adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio antara biaya variabel dengan hasil
penjualan. Lebih jelasnya, dapat dilihat dari rumusan berikut:

RASIO KONTRIBUSI MARGIN =

= 1,7155

Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari


keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

MINIMAL PENJUALAN =

= Rp. 142.618.500

29
Pada saat menyajikan rencana usaha kepada para investor maupun para kreditor,
hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha adalah sebagai berikut
:

1. Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap,
artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari
piahk investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan. Uraian
lebih rinci sebaiknya dibuat dalam bentuk lampiran. Kuratko dan Hodgetts (2004)
menyarankan agar tebal rencana bisnis tidak lebih dari 50 halaman.

2. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan


kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang
mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka.

3. Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat,


nomor telpon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan. Hal
tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi
dengan perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap
rencana bisnis yang disampaikan perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul,
harus dituliskan jumlah salinan/copy bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi
kesan kepada calon investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang
diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana bisnis.

4. Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif


(executive summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman yang memuat
penjelasan mengenai keadaan usaha saat ini. Ringkasan tersebut dapat berisi
produk dan jasa yang dihasilkan, manfaat produk bagi pelanggan, ramalan
keuangan, tujuan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun),
jumlah dana yang dibutuhkan, serta manfaat yang akan diterima oleh investor.

5. Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik. Rencana


usaha yang baik akan mencantumkan risiko utama dari suatu bisnis yang akan
dijalankan.

30

Anda mungkin juga menyukai