Anda di halaman 1dari 4

R.

A KARTINI

Nama:Mavaltra golden A.L

Kelas:7J
No.absen:15
RADEN AJENG KARTINI
BAB I
PENDAHULUAN

Kartini adalah pejuang kaum wanita yang berjasa


memperjuangkan kaumnya. Ia berjuang membuat derajat wanita setara
dengan kaum laki-laki. Dia juga memberantas kebodohan dan
memajukan kaumnya. Kartini juga ingin memperoleh kebebasan. Ia sosok
wanita yang berani. Dia juga senang berteman. Kita perlu mengenal
kartini lebih dalam kare
na jasa-jasanya dan tekadnya yang kuat.
Raden Ajeng Kartini adalah pahlawan yang mengambil tempat
tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad dan perbuatanya .Ide-
ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami kaumnya dari
ketidak adilan .

BAB II
ISI

Kartini lahir di Jepara Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879.


Kartini adalah putri dari Adipati Ario Sosrodiningrat, Bupati Jepara. Ia putri
dari istri pertama tapi bukan dari istri utama. Ibunya bernama M.A
Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang
guru agama di Telu-kawur,Jepara.
Adipati Ario Sosrodiningrat awalnya adalah seorang wedana di
Mayong. Peraturan waktu itu mengharuskan seorang Bupati beristrikan
bangsawan. Karena Ngasirah bukan bangsawan tinggi, maka beliau
menikah lagi dengan Raden Adjeng Werjan. Setelah pernikahan itu, ayah
kartini diangkat menjadi Bupati di Jepara, menggantikan kedudukan ayah
kandung R.A Werjan, yaitu ,R.A.A. Tjitrowikromo.
R.AKartini anak ke -5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari 11
bersaudara Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakak Kartini
Sosrokartono adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Kartini
diperbolehkan bersekolah di ELS (Eropase Legene School) hingga
usia 12 tahun.

Di situlah Kartini belajar bahasa Belanda.


Pada seusia 12 tahun, Kartini harus mengalami masa pingitan.
Kartini dipingit karena kebiasaan adat istiadat di tempat tinggalnya.
Apabila seorang wanita sudah menamatkan belajar di tingkat sekolah
dasar, gadis tersebut harus mengalami masa pingitan hingga saatnya
menikahnya tiba.
Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang bergaul dengan
orang-orang terpelajar dan juga gemar membaca buku. Hatinya merasa
sedih melihat kaumnya yang kebanyakan terdiri dari anak keluarga
biasa tidak pernah bersekolah.
Sejak saat itu Kartini berkeinginan dan betekad memajukan kaumnya.
Untuk membenahi cita-citanya tersebut dia mendirikan sekolah untuk
anak gadis. Di sekolah itu diajarkan pelajaran menjahit, menyulam,
memasak dan sebagainya. Semua itu tidak dipungut biaya apapun.
Bahkan demi cita-cita mulianya tersebut, Kartini berencana mengikuti
sekolah guru di Belanda. Dia ingin menjadi seorang pendidik yang lebih
baik. Ia mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda. Namun keinginan
mulianya tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orang tuanya.
Orang tua Kartini menikahkannya dengan K.R.M Adipati Ario
Singgih Djoyodiningrat, seorang Bupati di Rembang. Kartini menikah
pada tanggal 12 November 1903. Suaminya memberi kebebasan dan
mendukung mendirikan sekolah wanita.
Kehidupan berkeluarganya tidak berlangsung lama. Kartini wafat di
Rembang pada tanggal 17 September 1904, empat hari setelah beliau
berjuang melahirkan putra pertamanya.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai