Anda di halaman 1dari 5

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

Karya: Armijn Pane

Judul : Habis Gelap Terbitlah Terang

Penulis : Armijn Pane

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun Terbit : 2008

Jumlah Halaman : 266

Raden Ajeng Kartini atau yang akrab dipanggil RA Kartini lahir di Jepara 21 April 1879. Beliau merupakan
putri dari Raden Mas Adipati Sastrodiningrat yang merupakan Bupati Jepara pada saat itu dan beliau
juga cucu dari Bupati Demak Tjondroningrat.

Sejak kecil, beliau RA Kartini selalu memperhatikan kenapa perempuan tidak ada yang bersekolah
seperti layaknya para pria. Pertanyaan itu selalu menghantuinya, hingga beliau RA Kartini dewasa ia
mulai menemukan jawabnnya. Kaum perempuan pada masa itu hanyalah sebagai perhiasan kaum pria
dan juga pengurus rumah tangga saja. Beliau menilai kaum wanita penuh kehampaan, kegelapan,
ketidakberdayaan dan merasa tidak berguna dimata kaum pria yang bekerja.

Dalam hati RA Kartini tidak bisa menerima keadaan tersebut meskipun beliau datang dari keluarga
bangsawan. Keluarga bangsawan tidak ada artinya bagi penderitaan yang dirasakan oleh kaum
perempuan. Dimata RA Kartini setiap manusia memiliki derajat yang sama, RA Kartini juga sering turun
untuk berbaur dengan masyarakat yang bercita-cita ingin merubah kehidupan yang lebih baik dan
meningkatkan derajatnya. Beliau RA Kartini pernah bercita-cita mendirikan sekolah bersama adiknya
Kardina atas bantuan dan masukan dari temannya, Mr. Abendanon. Namun, semua impian itu sia-sia
karena pada tahun 1902 adiknya dipingit dan hal buat pilu hati RA Kartini.

Pada saat berbaur dengan masyarakat, RA Kartini selalu mengajak masyarakat khususnya kaum
perempuanuntuk berjuang dan meraih semua mimpi yang ingin digapai. RA Kartini selalu memberi
semangat kepada kaum wanita dengan semboyan "Kita harus membuat sejarah baru, kita mesti
menentukan. masa depan kita yang sesuai dengan keperluan kita sebagai kaum wanita yang harus
mendapat pendidikan yang layak seperti halnya kaum Laki-laki" semboyan ini selalu terucap dari mulut
RA Kartini. Beliau bercita-cita ingin mengubah dunia yang mana kaum perempuan sama derajatnya
dengan kaum pria. Untuk itu RA Kartini memulai usaha untuk menggapai cita-citanya dengan mengecap
pendidikan.

H.B.S adalah sekolah RA Kartini yang sekolah tersebut setara dengan sekolah kolonial belanda. Di
sekolah tersebut RA Kartini mengalami kejadia yang bekasnya tidak akan hilang dalam ikatan. Beliau
memperhatikan bahwa dia lain dengan gadis eropa dimana gadis eropa memiliki derajat yang sama
dengan kaum lali-laki, sedangkan ia gadis jawa yang terpaku pada adat dan hanya bisa menurut pada
peraturan yang ada.

RA Kartini adalah seorang anak yang suka belajar dan ia juga sadar bahwa masih banyak lagi
pengetahuan yang belum ia ketahui namun dapat dipelajari. RA Kartini memohon kepada bapaknya
untuk terus belajar dalam mencari ilmu meskipun harus ke luar negeri. Namun sayang usaha yang beliau
lakukan tidak mendalat tanggapan dari bapaknya. Di kampung RA Kartini, wanita yang telah
menamatkan sekolah dasarnya wanita itu tidak boleh keluar rumah dan berjumpa dengan masyarakat
khususnya kaum pria. Sebab adat mereka anak perempuan harus menunggu pingitan dari seorang pria
yang tidak dikenalinya. Itulah alasan mengapa Kartini ingin mengubah sejarah dimana perempuan
sebanding dengan derajat kaum pria.

Waktu dipingit telah datang, hati kartini sanga sepi. Pada mulanya kawan-kawan Kartini yang hendak ke
Belanda masih sering mengunjunginya. Namun, lambat laun teman-temannya tiada lagi datang karena
sudah terbang ke Belanda. Kartini pun tiada berkawan lagi. Untuk menghilangkan rasa sunyi ita ayahnya
mengizinkan Kartini untuk membaca buku-buku bahasa Belanda dan menerima surat kawannya dari
Eropa. Saudara laki- lakinya yang bernama Sosrokartono sering mendengar cita-cita Kartini dengan
penuh perhatian. Atas sikap saudaranya, Kartini merasa hatinya kembali riang.

Hingga akhirnya kartini berjumpa dengan seorang duda yang sudah memiliki anak, lelaki itu bernama
Raden Adipati Joyoningrat bupati rembang yang akhirnya menjadi suaminya. Kartini merasa
pernikahannya dengan Raden Adipati Joyoningratdapat membantu menggapai cita-citanya merubah
derajat kaum wanita.

UNSUR INSTRINSIK BUKU “Habis Gelap  Terbitlah Terang”


A. Tema
Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane menceritakan perjuangan seorang wanita yang
ingin mengubah pandangan dunia kepada wanita, supaya para wanita dianggap sederajat dengan pria.

B. Tokoh dan Penokohan


1. RA Kartini : Perempuan gigih, baik, gemar membaca dan padai memberi semangat. Hal itu dibuktikan
dengan semboyannya “Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita tapi yang
sesuai dengan keperluan kita sebagai wanita yang harus mendapat pendidikan yang cukup seperti kaum
laki-laki” itulah yang selalu ia sampaikan untuk menyemangati wanita lainnya.
2. RM Adipati Sastrodiningrat : Baik, tegas dan penyayang. Dibuktikan dari “Ayahnya mengijinkan Kartini
membaca buku bahasa Belanda dan menerima surat dari kawan-kawannya orang Eropa”.

3. Pangeran Ario Tjondronegoro : Baik, suka akan kemajuan. Dibuktikan dari “Beliau merupakan Bupati
yang pertama mendidik anak-anaknya dengan pelajaran Barat”.

4. Sosrokartono : Pendengar yang baik. Dibuktikan dari “Saudara laki-lakinya yaitu Sosrokartono selalu
mendengarkan cita-cita Kartini dengan rasa penuh perhatian”.

5. Mr.Abendanon : Baik dan suka memberi nasihat kepada Kartini. Dibuktikan dari “Abendanon selalu
memberi nasihat kepada Kartini supaya jangan menunggu balasan rekes, supaya terus mendirikan
sekolah sendiri”.

C. Latar
Latar  tempat berada di sekolah H.B.S yang merupakan sekolah Kartini dengan latar suasana yang cukup
sepi, karena seiring perjuangan kartini mengubah dunia banyak hambatan yang memilukan hatinya.

D. Alur
Alur dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane merupakan alur Maju.

E. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane adalah sudut pandang
orang ketiga.

F. Gaya Bahasa
Buku ini menggunakan bahasa Indonesia.

G. Amanat
Jangan membedakan derajat kaum laki-laki dan perempuan, terutama dalam hal pendidikan. Karena
setiap manusia memiliki hak yang sama untuk menuntut ilmu. Bahkan dimata Tuhan, baik laki-laki
maupun perempuan adalah sama.

UNSUR EKSTRINSIK BUKU “Habis Gelap Terbitlah Terang”


A. Kelemahan
Kelemahan dari buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane yaitu kata-katanya yang cukup
sulit dipahami secara luas oleh pembaca sebab bahasa yang digunakan cukup kuno.

B. Keunggulan
Keunggulan dari buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane yaitu isi buku yang berupa kisah
inspiratif dan semangat juang Kartini memberikan banyak dampak positif.

C. Kesimpulan
Ada banyak hal yang membuat Kartini menjadi perempuan yang menarik perhatian masyarakat
Indonesia, antara lain yaitu cita-citanya yang merupakan seluruh impian kaum hawa. Kedua perjalanan
dan pejuangannya dalam menggapai cita-citanya menjadi inspirasi positif untuk semua kalangan.

Nilai – nilai
 Nilai Sosial: Walaupun memiliki status sebagai anak bangsawan, Kartini lebih menyukai hidup tanpa
kemewahan dan enggan dipandang sebagai darah biru.
 Nilai Budaya: Kartini selalu patuh dengan adat dan peraturan masyarakat Jawa, contohnya yaitu
dipingit.
 Nilai Moral: Jangan membedakan derajat kaum laki-laki dan perempuan, terutama dalam hal
pendidikan.
 Nilai Agama: Kartini selalu patuh terhadap orang tua.
 Nilai Estetis: Banyak menggunakan kata kiasan, contohnya "kaum perempuan menjadi perhiasan
kaum pria".

Unsur Kebahasaan
Menggunakan beberapa majas, seperti :

 Majas Antithesis: kaum perempuan sama derajatnya dengan kaum pria.


 Majas Metafora: kaum perempuan menjadi perhiasan kaum pria.
 Majas Hiperbola: Pertanyaan itu selalu menghantuinya.

Kata-kata sulit
 Dipingit: larangan bagi kedua calon mempelai untuk saling bertemu hingga hari pernikahan tiba.

Struktur Novel
Orientasi: Raden Ajeng Kartini atau yang akrab dipanggil RA Kartini lahir di Jepara 21 April 1879. Beliau
merupakan putri dari Raden Mas Adipati Sastrodiningrat yang merupakan Bupati Jepara pada saat itu
dan beliau juga cucu dari Bupati Demak Tjondroningrat.

Pengungkapan Peristiwa: Sejak kecil, beliau RA Kartini selalu memperhatikan kenapa perempuan tidak
ada yang bersekolah seperti layaknya para pria. Pertanyaan itu selalu menghantuinya, hingga beliau RA
Kartini dewasa ia mulai menemukan jawabnnya. Kaum perempuan pada masa itu hanyalah sebagai
perhiasan kaum pria dan juga pengurus rumah tangga saja. Beliau menilai kaum wanita penuh
kehampaan, kegelapan, ketidakberdayaan dan merasa tidak berguna dimata kaum pria yang bekerja.

Rising Action: Dalam hati RA Kartini tidak bisa menerima keadaan tersebut meskipun beliau datang dari
keluarga bangsawan. Keluarga bangsawan tidak ada artinya bagi penderitaan yang dirasakan oleh kaum
perempuan. Dimata RA Kartini setiap manusia memiliki derajat yang sama, RA Kartini juga sering turun
untuk berbaur dengan masyarakat yang bercita-cita ingin merubah kehidupan yang lebih baik dan
meningkatkan derajatnya. Beliau RA Kartini pernah bercita-cita mendirikan sekolah bersama adiknya
Kardina atas bantuan dan masukan dari temannya, Mr. Abendanon. Namun, semua impian itu sia-sia
karena pada tahun 1902 adiknya dipingit dan hal itu tentunya membuat pilu hati RA Kartini. Pada saat
berbaur dengan masyarakat, RA Kartini selalu mengajak masyarakat khususnya kaum perempuan untuk
berjuang dan meraih semua mimpi yang ingin digapai. RA Kartini selalu memberi semangat kepada
kaum wanita dengan semboyan "Kita harus membuat sejarah baru, kita mesti menentukan masa depan
kita yang sesuai dengan keperluan kita sebagai kaum wanita yang harus mendapat pendidikan yang
layak seperti kaum Laki-laki" semboyan ini selalu terucap dari mulut RA Kartini. Beliau bercita-cita ingin
mengubah dunia yang mana kaum perempuan sama derajatnya dengan kaum pria. Untuk itu RA Kartini
memulai usaha untuk menggapai cita-citanya dengan mengecap pendidikan.

H.B.S adalah sekolah RA Kartini yang sekolah tersebut setara dengan sekolah kolonial belanda. Di
sekolah tersebut RA Kartini mengalami kejadia yang bekasnya tidak akan hilang dalam ikatan. Beliau
memperhatikan bahwa dia lain dengan gadis eropa dimana gadis eropa memiliki derajat yang sama
dengan kaum lali-laki, sedangkan ia gadis jawa yang terpaku pada adat dan hanya bisa menurut pada
peraturan yang ada.

RA Kartini adalah seorang anak yang suka belajar dan ia juga sadar bahwa masih banyak lagi
pengetahuan yang belum ia ketahui namun dapat dipelajari. RA Kartini memohon kepada bapaknya
untuk terus belajar dalam mencari ilmu meskipun harus ke luar negeri. Namun sayang usaha yang beliau
lakukan tidak mendapat tanggapan dari bapaknya. Di kampung RA Kartini, wanita yang telah
menamatkan sekolah dasarnya wanita itu tidak boleh keluar rumah dan berjumpa dengan masyarakat
khususnya kaum pria. Sebab adat mereka anak perempuan harus menunggu pingitan dari seorang pria
yang tidak dikenalinya. Itulah alasan mengapa Kartini ingin mengubah sejarah dimana perempuan
sebanding dengan derajat kaum pria.

Waktu dipingit telah datang, hati kartini sangatlah sepi. Pada mulanya kawan-kawan Karini yang hendak
ke Belanda masih sering mengunjunginya. Namun, lambat laun teman-temannya tiada lagi datang
karena sudah terbang ke Belanda. Kartini pun tiada berkawan lagi. Untuk menghilangkan rasa sunyi itu
ayahnya mengizinkan Kartini untuk membaca buku-buku bahasa Belanda dan menerima surat kawannya
dari Eropa. Saudara laki-lakinya yang bernama Sosrokartono sering mendengar cita-cita Kartini dengan
penuh perhatian. Atas sikap saudaranya, Kartini merasa hatinya kembali riang.

Komplikasi: Hingga akhirnya kartini berjumpa dengan seorang duda yang sudah memiliki anak, lelaki itu
bernama Raden Adipati Joyoningrat bupati rembang yang akhirnya menjadi suaminya. Kartini merasa
pernikahannya dengan Raden Adipati Joyoningratdapat membantu menggapai cita-citanya merubah
derajat kaum wanita.

Anda mungkin juga menyukai