KEUPUB UAS Pertemuan9
KEUPUB UAS Pertemuan9
➢ Tiebout bilang bahwa setiap orang dapat memilih untuk tinggal di tempat
yang menyediakan barang publik sesuai dengan pajak yang dia bayar, jika
tidak sesuai maka ia akan mencari tempat yang lebih pas.
o Bahasa singkatnya, love it or leave it
o Berkaitan dengan kepuasan dan kemampuan individu tersebut untuk
memilih. Konsepnya adalah ability for shoping dan vote by their feet
o Ex: Si Dobleh awalnya tinggal di Bekasi, membayar pajak 10.000.
Barang publik yang disediakan oleh pemerintah bekasi misalnya hanya
sebuah taman kosongan saja. Sedangkan di Jakarta, dengan bayaran
pajak yang sama, yaitu 10.000, tetapi barang publik yang disediakan oleh
pemerintah Jakarta lebih bagus, misalnya taman + free wifi, tempat
kongkow, fasilitas olahraga, jogging track, dll. Jika Si Dobleh tidak
suka tinggal di Bekasi, yaa dia bisa pindah ke Jakarta. Love it or leave it.
➢ Akibatnya, muncul persaingan (competition) antar daerah untuk
menyediakan barang publik yang lebih worth it. Jika tidak, maka daerah
tersebut akan terancam kehilangan pembayar pajaknya karena berpindah ke
daerah lain (seperti Bekasi yang kehilangan Si Dobleh karena ia lebih memilih
pindah ke Jakarta yang barang publiknya lebih WOW)
➢ Persaingan ini akan mendorong efisiensi dalam penyediaan barang publik.
Antar daerah akan berlomba-lomba meningkatkan kualitas/kuantitas barang
publiknya.
➢ Tiebout model menerapkan pajak lump-sum (jumlah pajak yang harus dibayar
sama besar, tidak peduli ia kaya atau miskin). Pajak lump-sum ini dianggap
tidak adil.
o Solusi: Penerapan pajak lump-sum dengan zoning, yaitu
mengelompokkan orang-orang terlebih dahulu berdasarkan tingkat
ekonominya, baru kemudian menarik pajak lump-sum-nya secara
proporsional tergantung di tingkat mana orang itu dikelompokkan.
➢ Tiebout model mensyaratkan tidak ada eksternalitas/spillover yang menyebar
ke kota Tetangga. Jika itu terjadi maka akan cenderung adanya free rider.
o Ilustrasi: Si Bambang berdomisili di Tangerang, tetapi menyekolahkan
anaknya di wilayah Jakarta karena pendidikan di Jakarta lebih bagus.
Free rider: Si Bambang tidak membayar pajak ke Jakarta, tapi ikut
menikmati barang publik (sekolah) yang ada di Jakarta. Dan ini sering
terjadi di kehidupan nyata.
➢ Tiebout model mensyaratkan ada cukup banyak kota untuk dipilih, jika hanya
sedikit, maka model tiebout tidak akan berjalan dengan baik.
➢ Pada faktanya, orang tidak semata-mata vote by their feet, tetapi juga vote by
their pocketbook. Dicerminkan dari harga rumah. Misalnya, Si Dobleh yang
ingin pindah ke Jakarta harus mempertimbangkan harga rumah di Jakarta juga.
Biasanya, kota yang memiliki barang publik yang bagus akan memiliki harga
rumah yang relatif lebih mahal (harga rumah di Jakarta relatif lebih mahal
ketimbang di Bekasi).
Transfer
1. Matching Grant
Cara membaca:
2. Block Grant
➢ Konsepnya sama seperti block grant, hanya saja ada syarat tertentu
yang harus dipenuhi.
➢ Syaratnya adalah, pengeluaran pendidikan, paling minimal harus
sama dengan jumlah grant yang diterima. (dalam kasus ini adalah 375)
Cara membaca:
➢ Desentralisasi
o Penyerahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri.
➢ Dekonsentrasi
o Pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur selaku wakil
pemerintah atau kepala instansi vertikal di wilayah tertentu.
➢ Tugas Pembantuan
o Penugasan dari pemerintah kepada pemerintah daerah dengan
kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
➢ Dana Alokasi Umum (DAU)
o Transfer pusat ke daerah (bersumber dari APBN), yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelasanaan
desentralisasi.
o Dialokasikan untuk provinsi dan kabupaten/kota.
o Jumlah seluruh DAU = 26% dari total Pendapatan Dalam Negeri Neto dan
ditetapkan dalam APBN.
➢ Dana Alokasi Khusus (DAK)
o Transfer pusat ke daerah (bersumber dari APBN), yang dialokasikan
dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
o Dialokasikan untuk daerah tertentu yang memenuhi berdasarkan kriteria
umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
➢ Dana Bagi Hasil (DBH)
o Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah dengan angka presentase tertentu, untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
o Terdiri dari:
▪ DBH Pajak
▪ DBH SDA
➢ Pendapatan Daerah
o Semua hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu.
o Terdiri dari:
▪ Dana Perimbangan (Transfer)
▪ PAD
▪ Pendapatan lain-lain
➢ Belanja Daerah
o Kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu.