ILEUS PARALITIK
A. Obstruks
Obstruksii Usus
Obst
Obstru
ruks
ksii usus
usus dapa
dapatt dide
didefi
fini
nisi
sika
kan
n seba
sebaga
gaii gang
ganggu
guan
an (apa
(apapu
pun
n
penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.Obstruksi usus terdiri
dari akut dan kronik, partial atau total.(Price & Wilson, 200).Obstruksi usus
biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat.!ebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus "alus.Obstruksi total
usus
usus "alus
"alus merupa
merupakan
kan keadaa
keadaan
n ga#at
ga#at yang
yang memerlu
memerlukan
kan diagno
diagnosis
sis dini
dini dan
tindak
tindakan
an pembed
pembeda"a
a"an
n darura
daruratt bila
bila pender
penderita
ita ingin
ingin tetap
tetap "idup.
"idup. $da dua tipe
tipe
obstruksi yaitu %
. 'eka
'ekani niss (leu
(leuss Obstr
Obstruk
ukti
tif)
f)
!uat
!uatuu peny
penyeb ebab
ab fisik
fisik meny
menyum
umba
batt usus
usus dan
dan tida
tidak
k dapa
dapatt diat
diatasi
asi ole"
ole"
peristaltik.leus obstruktif ini dapat akut
a kut seperti pada "ernia stragulata
str agulata atau
kronis
kronis akibat
akibat karsin
karsinom
omaa yang
yang meling
melingkar
kari.
i. 'isalny
'isalnyaa intuse
intusepsi
psi,, tumor
tumor
polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura,
perlengketan, "ernia dan abses
2. eurog
eurogeni
enik*f
k*fung
ungsio
sional
nal (leus
(leus Paralit
Paralitik)
ik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan
peristaltik usus ter"enti se"ingga tidak mampu mendorong isi sepanjang
usus. +onto"nya
+onto"nya amiloidosis
amiloidosis,, distropi
distropi otot, gangguan endokrin seperti
diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit parkinson.
B. Ileus
Ileus Paral
Paralitik
itik
leu
leuss Para
Parali
liti
tik
k adal
adala"
a" isti
istila
la"
" ga#a
ga#att abdo
abdome
men
n atau
atau ga#a
ga#att peru
perutt
menggambarkan keadaan klinis akibat kega#atan di rongga perut yang biasanya
timbul mendadak dengan nyeri sebagai kelu"an utama. eadaan ini memerlukan
penanggulangan segera yang sering berupa tindakan beda", misalnya pada
obstru
obstruksi
ksi,, perfor
perforasi,
asi, atau
atau perdar
perdara"a
a"an
n massif
massif di rongga
rongga perut
perut maupun
maupun saluran
saluran
cerna,
cerna, infeksi
infeksi,, obstru
obstruksi
ksi atau strangu
strangulasi
lasi salura
saluran
n cerna
cerna dapat
dapat menyeb
menyebabk
abkan
an
perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut ole" isi saluran cerna
se"ingga terjadila" peritonitis.
leus
leus adala"
adala" gangg
gangguan
uan pasase
pasase isi usus
usus yang
yang merupa
merupakan
kan tanda
tanda adany
adanyaa
obstruksi usus akut. leus Paralitik adala" obstruksi yang terjadi karena suplai
saraf otonom mengalami paralysis dan peristaltic usus ter"enti se"ingga tidak
mampu mendorong isi sepanjang usus. +onto"nya amiloidosis, distropi otot,
gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologist seperti
penyakit Parkinson. leus Paralitik adala" keadaan abdomen akut berupa kembung
distensi usus karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas), pasien tidak
dapat buang air besar.
leus (leus Paralitik, leus $dinamik) adala" suatu keadaan dimana
pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara #aktu ber"enti. leus
adala" suatu kondisi "ipomotilitas (kelumpu"an) saluran gastrointestinal tanpa
disertai adanya obstruksi mekanik pada intestinal. Pada kondisi klinik sering
disebut dengan ileus paralitik. Obstruksi leus adala" gangguan aliran normal isi
usus sepanjang saluran usus (Price & Willson, 200).
leus pada pasien ra#at inap ditemukan pada% () proses intraabdominal
seperti pembeda"an perut dan saluran cerna atau iritasi dari peritoneal (peritonitis,
pankreatitis, perdara"an)9 (2) sakit berat seperti pneumonia, gangguan pernafasan
yang memerlukan intubasi, sepsis atau infeksi berat, uremia, dibetes ketoasidosis,
dan ketidakseimbangan elektrolit ("ipokalemia, "iperkalsemia, "ipomagnesemia,
"ipofosfatemia)9 dan () obat/obatan yang mempengaru"i motilitas usus (opioid,
antikolinergik, fenotiaine). !etela" pembeda"an, usus "alus biasanya pertama
kali yang kembali normal (beberapa jam), diikuti lambung (2/6 jam) dan kolon
(6/2 jam)
leus terjadi karena "ipomotilitas dari saluran pencernaan tanpa adanya
obstruksi usus mekanik. :iduga, otot dinding usus terganggu dan gagal untuk
mengangkut isi usus. urangnya tindakan pendorong terkoordinasi menyebabkan
akumulasi gas dan cairan dalam usus. 'eskipun ileus disebabkan banyak faktor,
keadaan pascaoperasi adala" keadaan yang paling umum untuk terjadinya ileus.
'emang, ileus merupakan konsekuensi yang di"arapkan dari pembeda"an perut.
;isiologisnya ileus kembali normal spontan dalam 2/ "ari, setela" motilitas
sigmoid kembali normal. leus yang berlangsung selama lebi" dari "ari setela"
operasi dapat disebut ileus adynamic atau ileus paralitik pascaoperasi.
!ering, ileus terjadi setela" operasi intraperitoneal, tetapi mungkin juga
terjadi setela" pembeda"an retroperitoneal dan e<tra/abdominal. :urasi
terpanjang dari ileus tercatat terjadi setela" pembeda"an kolon. =aparoskopi
reseksi usus dikaitkan dengan jangka #aktu yang lebi" singkat daripada reseksi
kolon ileus terbuka.
onsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam. Pasien dengan
ileus merasa tidak nyaman dan sakit, dan akan meningkatkan risiko komplikasi
paru. leus juga meningkatkan katabolisme karena gii buruk. !ecara keseluru"an,
ileus meningkatkan biaya pera#atan medis karena memperpanjang ra#at inap di
ruma" sakit. Penyakit*keadaan yang menimbulkan ileus paralitik dapat
diklasifikasikan seperti yang tercantum diba#a" ini%
. Neurogenik . Pasca operasi, kerusakan medulla spinalis, keracunan ureter,
iritasi persarafan splanknikus, pankreatitis.
2. Metabolik. 1angguan keseimbangan elektrolit (terutama "ipokalemia),
uremia, komplikasi :', penyakit sistemik seperti !=>, sklerosis multiple
. Obat-obatan. arkotik, antikolinergik, katekolamin, fenotiain,
anti"istamin.
. Infeksi/ inflamasi. Pneumonia, empiema, peritonitis, infeksi sistemik berat
lainnya.
3. skemia ?sus
Illeus
E. #a$ifestasi Kli$is Ileus Paralitik
Pasien ileus paralitik akan mengelu" perutnya kembung (abdominal
distention), anoreksia, mual dan obstipasi. 'unta" mungkin ada, mungkin pula
tidak ada. elu"an perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan
kelu"an perut kembung pada ileus obstruksi.
Pasien ileus paralitik mempunyai kelu"an perut kembung, tidak disertai
nyeri kolik abdomen yang paroksismal. Pada pemeriksaa n fisik didapatkan adanya
distensi abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang lema" dan jarang
ba"kan dapat tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien "anya menyatakan
perasaan tidak enak pada perutnya. 5idak ditemukan adanya reaksi peritoneal
(nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). $pabila penyakit primernya peritonitis,
manifestasi klinis yang ditemukan adala" gambaran peritonitis. 1ejala klinis %
. :istensi yang "ebat tanpa rasa nyeri (kolik)
2. 'ual dan muta"
. 5ak dapat defekasi dan flatus, sedikitnya 2 C 6 jam
. Pada palpasi ringan perut, ada nyeri ringan, tanpa defans muskuler
3. -ising usus meng"ilang
4. 1ambaran radiologis % semua usus menggembung berisi udara
e. 'D
Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan, tetapi te"nik dan kontras
yang ada sekarang ini belum secara penu" mapan. 5eknik ini
digunakan untuk menge@aluasi iskemia mesenterik kronis.
f. $ngiografi
$ngiografi mesenterik superior tela" digunakan untuk mendiagnosis
adanya "erniasi internal, intussuscepsi, @ol@ulus, malrotation, dan
ad"esi.
2. Pemeriksaan laboratorium
=eukositosis mungkin menunjukkan adanya strangulasi, pada
urinalisa mungkin menunjukkan de"idrasi. $nalisa gas dara" dapat
mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolic. (-runner and
!uddart", 2002)
Asua$ Ke'era!ata$ Ileus Paralitik
A. Pe$gka1ia$
'erupakan ta"ap a#al dari pendekatan proses kepera#atan dan
dilakukan secara sistematika mencakup aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual.
=angka" a#al dari pengkajian ini adala" pengumpulan data yang diperole" dari
"asil #a#ancara dengan klien dan keluarga, obser@asi pemeriksaan fisik,
konsultasi dengan anggota tim kese"atan lainnya dan meninjau kembali catatan
medis ataupun catatan kepera#atan. Pengkajian fisik dilakukan dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
$dapun lingkup pengkajian yang dilakukan pada klien ileus paralitik
adala" sebagai berikut, %
a. dentitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
alamat, status perka#inan, dan suku bangsa.
b. Di#ayat kepera#atan.
) Di#ayat kese"atan sekarang meliputi apa yang dirasakan klien saat
pengkajian.
2) Di#ayat kese"atan masa lalu meliputi penyakit yang perna"
diderita, apaka" sebelumnya perna" mengalami peenyakit yang sama.
) Di#ayat kese"atan keluarga meliputi apaka" dari keluarga ada
yang menderita penyakit yang sama.
c. Di#ayat Psikososial dan spiritual meliputi pola interaksi, pola perta"anan
diri, pola kognitif, pola emosi dan nilai kepercayaan klien.
d. ondisi lingkungan meliputi bagaimana kondisi lingkungan yang
mendukung kese"atan klien.
e. Pola akti@itas sebelum dan di ruma" sakit meliputi pola nutrisi, pola
eliminasi, personal "ygiene, pola akti@itas se"ari C "ari dan pola akti@itas
tidur.
f. Pengkajian fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi, yaitu%
) nspeksi
nspeksi perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. -enjolan
pada region inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu "ernia
inkarserata. Pada ntussuspsi dapat terli"at massa abdomen berbentuk
sosis. $danya ad"esi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi
sebelumnya. adang teraba massa seperti pada tumor, in@aginasi, "ernia,
rectal touc"er. !elain itu, dapat juga melakukan pemeriksaan inspeksi pada
%
a) !istem pengli"atan posisi mata simetris atau asimetris, kelopak
mata normal atau tidak, pergerakan bola mata normal atau tidak,
konjungti@a anemis atau tidak, kornea normal atau tidak, sclera
ikterik atau anikterik, pupil isokor atau anisokor, reaksi ter"adap otot
ca"aya baik atau tidak.
b) !istem pendengaran :aun telinga, serumen, cairan dalam telinga.
c) !istem pernafasan ke dalam pernafasan dalam atau dangkal, ada
atau tidak batuk, dan pernafasan sesak atau tidak.
d) !istem "ematologi ada atau tidak pendara"an, #arna kulit.
e) !istem pencernaan keadaan mulut, gigi, stomatitis, lida" bersi",
sali@a, #arna dan konsistensi feses.
f) !istem urogenital #arna -$.
g) !istem integument turgor kulit, ptec"iae, #arna kulit, keadaan
kulit, keadaan rambut.
2) Palpasi
a) !istem pencernaan abdomen, "epar, nyeri tekan di epigastrium.
b) !istem kardio@askuler pengisian kapiler.
c) !istem integumen ptec"iae.
) $uskultasi
8iperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borbor "ygmi. Pada fase lanjut
bising usus dan peristaltic melema" dan sampai "ilang.
) Perkusi
8ipertimpani
3) Dectal 5ouc"er
a) si rectum menyemprot % 8irsc"prung disease.
b) $danya dara" dapat menokong adanya stragulasi, neoplasma.
c) ;eces yang mengeras % skibala.
d) ;eces negati@e % Obstruksi usus letak tinggi
e) $mpula rekti kolap % curiga obstruksi.
f) yeri tekan % local atau general peritonitis.
B. Diag$osis Ke'era!ata$
a. onstipasi ber"ubungan dengan "ipomotilitas*kelumpu"an intestinal.
b. Disiko ketidakseimbangan cairan tubu" ber"ubungan dengan pengeluaran
cairan tubu" (munta"), ketidakmampuan absorbsi air ole" intestinal.
c. etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutu"an tubu" ber"ubungan
dengan mual, munta" dan anoreksia.
d. 1angguan rasa nyaman nyeri epigastrium ber"ubungan dengan proses
patologis penyakitnya.
e. 1angguan pola tidur ber"ubungan dengan sakit kepala dan pegal/pegal
seluru" tubu".
f. $nsietas ringan/sedang ber"ubungan dengan kondisi pasien yang
memburuk dan perdara"an yang dialami pasien.
g. :efisit pengeta"uan tentang proses penyakit, diet, dan pera#atan pasien
ileus paralitik ber"ubungan dengan kurangnya informasi.
C. Pere$2a$aa$ Ke'era!ata$
. onstipasi ber"ubungan dengan "ipomotilitas*kelumpu"an intestinal.
5ujuan % :alam #aktu E<2 jam terjadi perbaikan konstipasi.
riteria e@aluasi %
a. =aporan pasien suda" mampu flatus dan keinginan untuk melakukan
-$-.
b. -ising usus terdengar normal, frekuensi 3/23 < * menit.
c. 1ambaran foto polos abdomen tidak terdapat adanya akumulasi gas di
dalam intestinal.
nter@ensi %
a) aji faktor predisposisi terjadinya ileus.
D % menentukan inter@ensi medis, misalnya adanya sepsis "arus diatasi,
kondisi gangguan elektrolit "arus dikoreksi
b) 'onitoring status cairan.
D % Penurunan @olume cairan akan meningkatkan resiko ileus semakin para"
karena terjadi gangguan elektrolit.
c) >@aluasi secara berkala laporan pasien tentang flatus dan periksa
kondisi bising usus.
D % memberikan data dasar pada pera#at atau sebagai pera untuk kolaborasi
dengan medis tentang kondisi perbaikan ileus.
d) Pasang selang nasogastrik.
D % menurunkan kelu"an kembung dan distensi abdomen.
e) =akukan teknik ambulasi.
D % mencega" pembentukan atelektasis, obstruksi @ena profunda, dan
pneumonia.
f) olaborasi % Opioid antagonis selektif.
D % $l@imopan ini ditunjukkan untuk membantu mencega" ileus post
operatif reseksi usus
. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila suda" tercapai re"idrasi dan organ/organ @ital
berfungsi secara memuaskan. alau obstruksi disebabkan karena "ernia
skrotalis, maka daera" tersebut "arus disayat. alau tidak terpaksa "arus
dilakukan penyayatan abdomen secara luas. Perincian operatif tergantung dari
penyebab obstruksi tersebut. Perlengketan dilepaskan atau bagian yang
mengalami obstruksi dibuang. ?sus yang mengalami strangulasi dipotong.
. Pasca -eda"
Pengobatan pasca beda" sangat penting terutama dalam "al cairan dan
elektrolit. 8arus dicega" terjadinya gagal ginjal dan "arus memberikan kalori
yang cukup.Perlu diingat ba"#a pasca beda", usus pasien masi" dalam
keadaan paralitik. 5indakan pembeda"an ter"adap obstruksi usus "alus
tergantung penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari obstruksi seperti
"ernia dan perlengketan. 5indakan pembeda"annya adala" "erniotomi.
!ecara garis besar, penatalaksanaan medis maupun kepera#atan bagi klien dengan
ileus paralitik antara lain sebagai berikut.
. onser@atif
a. Penderita dira#at di ruma" sakit.
b. Penderita dipuasakan
c. ontrol status air#ay, breat"ing and circulation.
d. :ekompresi dengan nasogastric tube.
e. ntra@enous fluids and electrolyte
f. :ipasang kateter urin untuk meng"itung balance cairan.
2. ;armakologis
a. $ntibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.
b. $nalgesik apabila nyeri.
. Operatif
a. leus paralitik tidak dilakukan inter@ensi beda" kecuali disertai
dengan peritonitis.
E. E5aluasi Ke'era!ata$
>@aluasi asu"an kepera#atan adala" ta"ap ak"ir proses kepera#atan yang
bertujuan untuk menilai "asil ak"ir dari keseluru"an tindakan kepera#atan
yang tela" dilakukan. 5a"ap e@aluasi merupakan indikator keber"asilan
dalam penggunaan proses kepera#atan. >@aluasi terdiri dari %
. 5injauan laporan klien "arus mencakup ri#ayat pera#atan, kartu
catatan, "asil/"asil tes dan semua laporan obser@asi.
2. Pengkajian kembali ter"adap klien berdasarkan pada tujuan kriteria
yang diukur dan mencakup reaksi klien ter"adap lingkungan yang dilakukan.
Deaksi klien secara fisiologis dapat diukur dengan kriteria seperti
mengukur tekanan dara", su"u dan lain/lain.
. riteria "asil tercapai sesuai dengan diagnosis yang dialami klien.
DA%TAR PUSTAKA