1. Definisi
Dalam pengertian secara histopatologi, kista adalah rongga yang dilapisi sel
epitel
epitel.. Pada
Pada kista
kista terdapa
terdapatt duktus
duktus yang
yang terdilat
terdilatasi
asi yang
yang biasan
biasanya
ya diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh
obstruksi, hiperplasia epitel, sekresi berlebihan dan distorsi struktural. Sebagian kista
timbul dari sisa-sisa epitel ektopik atau sebagai hasil nekrosis di tengah-tengah
tengah-tengah massa
epitel.
Peny
Penyak
akit
it kisti
kistik
k hepa
heparr serin
sering
g diid
diiden
enti
tifi
fika
kasi
si saat
saat lapa
laparo
roto
tomi
mi dan
dan selam
selamaa
pemeriksaan gejala abdominal yang tidak berhubungan dengan kista. Dalam banyak
kasus, penemuan kista hepar yang tidak terduga baik soliter maupun multipel, tidak
memi
memili
liki
ki arti
arti klin
klinis
is bila
bila tida
tidak
k berg
bergeja
ejala
la,, wala
walaup
upun
un kist
kistaa hepa
heparr ini
ini juga
juga dapa
dapatt
2. Anatomi
Hepar
Hepar terletak
terletak pada
pada kuadra
kuadran
n kanan
kanan atas
atas abdome
abdomen,
n, intrap
intraperit
eritone
oneal
al tepat
tepat di
!"" gram pada orang dewasa dan dibungkus oleh sebuah kapsul fibrous.
#ambar . Posisi hepar dalam tubuh
Hepa
Heparr memi
memili
liki
ki facies diaphragmatica
diaphragmatica da
dan facies visceralis
visceralis $dorsokaudal%
yang
yang diba
dibata
tasi
si oleh
oleh tepi
tepi kaud
kaudal
al hepa
heparr. Facies diaphragmatica bersif
bersifat
at licin
licin dan
berbentuk kubah, sesuai dengan cekungan permukaan kaudal diafragma, tetapi untuk
seba
sebagi
gian
an besa
besarr terp
terpis
isah
ah dari
dari diafr
diafrag
agma
ma kare
karena
na recessus
recessus subphren
subphrenicus
icus cavitas
peritonealis.
peritonealis. Hepar
Hepar tertut
tertutup
up oleh
oleh perito
peritoneu
neum,
m, kecual
kecualii di sebelah
sebelah dorsal
dorsal pada
pada area
nuda,
nuda, tempa
tempatt hepa
heparr berse
bersent
ntuh
uhan
an lang
langsu
sung
ng pada
pada diafr
diafrag
agma
ma.. &rea
&rea nuda
nuda hepa
heparr ini
ini
dibatasi
dibatasi oleh melipatnya
melipatnya peritoneum
peritoneum dari diafragma
diafragma ke hepar sebagai
sebagai lembar
lembar 'entral
'entral
$cranial% dan lembar dorsal $kaudal% ligamentum coronarium. (edua lembar tersebut
lembar-lembar ligamentum coronarium tercerai dan membatasi area nuda hepar yang
berbentuk segitiga. )embar 'entral ligamentum di sebelah kiri bersinambungan
dengan lembar kanan omentum minus. )embar kiri ligamentum falciforme dan
Hepar terbagi menjadi lobus hepatis dekstra dan lobus hepatis sinistra yang
sendiri dan arteria hepatica dan 'ena portae hepatis, dan juga penyaluran darah 'enosa
)obus hepatis dekstra dibatasi terhadap lobus hepatis sinistra oleh fossa
'esicae biliaris dan sulcus 'ena ca'a pada facies 'isceralis hepatis, dan oleh sebuah
garis khayal pada permukaan diaphragmatika yang melintas dari fundus 'esicae
)obus hepatis sinistra mencakup lobus caudatus dan hampir seluruh lobus
+uadratus. )obus hepatis sinistra terpisah dari lobus caudatus dan lobus +uadratus
oleh fissure ligament teretis dan fissura ligamenti 'enosi pada facies 'isceralis, dan
Hepar menerima darah dari dua sumber arteri hepatica propria $"% dan
'ena porta hepatis $/"%. &rteri hepatica propria membawa darah yang kaya akan
oksigen dari aorta, dan 'ena porta hepatis mengantar darah yang miskin akan oksigen
dari saluran cerna, kecuali dari bagian distal canalis analis. Di porta hepatis arteri
hepatica propria dan 'ena porta hepatis berakhir dengan membentuk ramus dekstra
dan ramus sinistra, masing-masing untuk lobus hepatis dekstra. )obus-lobus ini
berfungsi secara terpisah, dalam masing-masing lobus cabang primer 'ena porta
hepatis dan arteri hepatica propria teratur secara konsisten untuk membatasi segmen
bermuara dalam 'ena ca'a inferior, tepat kaudal dari diaphragm. Hubungan 'ena ini
reseksi pada segmen tertentu atau kombinasi beberapa segmen dengan tetap
tertinggal.
'askularisasi dan percabangan duktus biliaris, yang sebenarnya penting dalam reseksi
hepar.
karena tidak adanya alasan yang signifikan karena pada pembentukan. (ista hati yang
sering kali kita ketahui dari adanya perkembangan sebagai adanya akibat dari gejala
bawaan sejak lahir karena adanya penyimpangan dari saluran empedu. Dari beberapa
kasus kista hati juga dapat disebabkan karena adanya komplikasi berat lainnya seperti
pada penyakit polikistik hati, kanker hati, penyakit caroli, dan fibrosis hati bawaan.
Pada penyakit bawaan yang bernama polikistik yang dapat mengalami seseorang
yang dapat terjadi pada saat mengembangkan beberapa kista hati, hal tersebut juga
membuat menghambat terjadinya dari fungsi ginjal. Pada pembentukan kista jinak
yang ada didalam saluran empedu yang dapat disebabkan oleh penyakit bawaan yang
penyakit caroli yang dapat mengakibatkan gejala kista hati. 5nfeksi yang terjadi
)ar'a parasit yang akan membungkus diri yang ada didalam kista, hal ini yang
rasa nyeri perut. Pada tumor kanker yang ada dibagian hati ada kemungkinan besar
yang telah didiagnosa sebagai gejala kista hati. 6leh karena itu bagi penderita
Dewasa
7ibrosis hepatis congenital
Dilatasi fokal duktus biliaris intrahepatik $Caroli’s disease%
B. Kista intrahepak didapat ( acquired )
5nflamatorik
Piogenik
&mebik
8chinococcal $hydatid %
9eoplastik
Benigna
*aligna
4raumatik
4abel . (lasifikasi (ista pada Hepar
multilokular. (ejadian ditemukan kista pada autopsi dilaporkan dalam ",: kasus,
pada pemeriksaan 34-scan. (ista soliter maupun penyakit polikistik hepar lebih
(ista non-parasitik soliter biasanya terletak pada lobus kanan hepar. 5si kista
berupa material yang bening, dan memiliki karakteristik tekanan internal yang rendah
< tidak seperti kista parasitik yang memiliki tekanan tinggi. Biasanya cairan kista ini
berwarna kuning kecokelatan, yang diduga berasal dari parenkim yang nekrosis.
ka'itas yang multipel, dengan lesi yang tersebar merata di seluruh hepar.
Baik lesi soliter maupun polikistik tumbuh secara perlahan dan relatif tidak
bergejala. Sebuah massa di kuadran kanan atas yang tidak nyeri adalah keluhan yang
paling sering, dan ketika gejala muncul, biasanya dihubungkan dengan penekanan
pada organ yang berdekatan. 9yeri abdominal yang akut dapat mengikuti komplikasi
torsi, hemoragik intrakistik, atau rupturintraperitoneal. Pemeriksaan klinis dapat
mengidentifikasi massa, dan ginjal juga dapat teraba. 5kterus jarang ditemukan.
arteriografi dapat digunakan untuk menentukan posisi intrahepatik dari massa, dan
(ista soliter yang asimtomatik dan penyakit polikistik hepar biasanya tidak
membutuhkan penanganan khusus. (ista yang besar, soliter, dan simtomatik dapat
ditangani secara elektif kecuali bila terjadi ruptur, hemoragik intrakistik, atau torsi.
Pasien dengan kista hepar telah dapat ditangani dengan baik melalui percutaneus
cathether drainage yang dikontrol secara radiologik, pada waktu yang bersamaan
dengan injeksi cairan yang menyebabkan sklerosis seperti alkohol. Prosedur ini sering
dikaitkan dengan kasus rekurensi. >esolusi permanen diperoleh melalui operasi yang
sederhana dengan pembukaan atap kista secara luas dan dihubungkan kembali seperti
halnya parenkim hepar yang normal. Prosedur ini dapat dilakukan secara
erosi di dalam duktus hepatikus major yang tidak dapat diperbaiki kembali.
Simple hepatic cyst muncul dalam jumlah besar dengan ukuran yang
pada lobus kanan. Dindingnya terdiri atas lapisan lapisan terdalam menyerupai
epitel duktus biliaris, lapisan tengah yang berupa jaringan ikat padat, dan lapisan luar
yang mengandung jaringan ikat longgar dan duktus biliaris serta pembuluh darah
yang terkompresi.
(ista soliter dapat berasal dari duktus yang tumbuh abnormal sebagai akibat
dari hiperplasia inflamatorik atau obstruksi kongenital. (ista ini dapat mengenai
semua usia. ?" dari kista jenis ini unilokular, dan memiliki ukuran yang ber'ariasi.
Sebuah kista yang mengandung 1,: liter cairan telah dilaporkan pada pasien berusia 1
tahun.
Penyebab dari kista jenis ini tidak diketahui, namun diduga muncul secara
congenital. (ista ini memiliki epitel tipe bilier, dan mungkin berasal dari dilatasi
normal dengan saluran empedu. Secara khas, cairan yang terkandung di dalam kista
ini memiliki komposisi elektrolit yang menyerupai plasma. 8mpedu, amylase, dan sel
darah putih tidak ditemukan. 3airan kista ini disekresikan secara terus-menerus oleh
sel-sel epitel di tepi kista. (arena alasan inilah, aspirasi cairan dari simple cyst tidak
bersifat kuratif.
5nsidens kista hepar congenital sulit ditentukan oleh karena sebagian besar
indi'idu dengan lesi ini tidak mengeluhkan gejala. Penyakit polikistik ini biasanya
disubklasifikasikan sebagai 'arian pada anak dan dewasa, karena memiliki perbedaan
pada pola pewarisan, status penampilan dan konsekuensi klinis. Penyakit polikistik
pada anak diwariskan secara resesif autosomal dengan ! subtipe secara umum
perinatal, neonatal, infantile, dan ju'enile. Semua 'arian dari polikistik pada anak ini
mengenai hepar dan ginjal dengan peningkatan absolut dari duktus biliaris
intrahepatik.
Penyakit polikistik hepar pada orang dewasa diwariskan secara dominan
autosomal. Hepar tampak kistik difus secara makroskopik, walaupun dapat tampak
pola yang berbeda dari penyakit ini, seperti kista yang unilobar dan ukuran kista yang
ber'ariasi. (ista dapat ditemukan pada lien, pancreas, o'arium, paru-paru, dan ginjal.
5nsidens meningkat seiring usia dan lebih sering pada wanita dibandingkan pria.
ginjal yang menyertainya. (egagalan fungsi hati, ikterus, dan manifestasi hipertensi
portal jarang ditemukan. 4ingkat mortalitas dari kista non-parasitik yang ditangani
Echinococcal/Kista Hydatid
dan 9ew Aealand, serta negara di 4imur 4engah seperti 5ran. 5nfeksi 8chinococcal
tahun dan menunjukkan hasil yang efektif dengan pembedahan, atau E.
multilocularis, yang lebih 'irulen dan menyebabkan kista in'asif yang multipel dan
lebih sulit ditangani secara operatif. Dua pertiga dari kasus kista echinococcal
ditemukan pada hepar, dan /: di antaranya berlokasi pada lobus kanan.
perlahan dan tidak bergejala selama bertahun-tahun. Dinding hydatid ini memiliki dua
lapisan yang terdiri atas ektokista, yang berupa cangkang fibrous non-selular yang
berfungsi proteksi, dan sebuah endokista, yang merupakan bagian yang aktif dari kista
tersebut. 8ndokista mensekresi cairan bening yang mengisi kista dan memproduksi
kapsul-kapsul $yang dikenal dengan hydatid sand % dan kista anakan. Selama bertahun-
tahun kemudian, hydatid ini membesar dengan beberapa liter cairan dan kista anakan
(ista hidatid berukuran besar yang menimbulkan gejala dapat ditangani secara
meliputi
5solasi kista dari rongga peritoneal untuk meminimalisasi tumpahan cairan kista.
&spirasi isi kista sedapat mungkin, dibutuhkan pengalaman yang memadai sebab
5nstilasi agen skolekoidal ke dalam rongga kista seperti cairan saline hipertonik
maupun alkohol.
8ksisi kista hidatid dengan memisahkan kista dari hepar melalui pemisahan di
Sebagai alternatif, kista dapat dikeluarkan melalui reseksi hepar, atau bila cukup
Kista Neoplastik
)esi kistik neoplastik hepar, jarang merupakan kistadenoma bilier primer atau
kistadenokarsinoma. )esi ini lebih sering merupakan metastasis dari tumor kistik dari
organ lain, seperti pancreas atau o'arium, atau sekunder dari degenerasi kistik tumor
terjadi pada wanita $lebih dari /:% dan biasanya muncul sebagai nyeri tumpul dan
rasa penuh di perut bagian atas. )esi ini biasanya dapat didiagnosis dengan =S# dan
34 scan, yang menunjukkan sebuah massa kistik dengan dinding yang tebal bertepi
rata dan septa internal. Sebuah massa solid yang berhubungan dengan dinding kista
lebih radikal. &ngiografi akan menunjukkan S6) yang a'askular dan bayangan tumor
pada perifer yang disebabkan oleh proyeksi dinding tumor. 4umor ini tidak
radiografi berupa kistadenoma harus dieksisi secara utuh walaupun tidak bergejala.
6perasi yang kurang defenitif akan menyebabkan rekurensi tumor, pembesaran, atau
tampak benigna, kadang dapat dibuang seluruhnya dan memisahkannya dari parenkim
hepar. Dinding kista yang menebal di sekitarnya atau penyebaran pada parenkim
hepar di sekitarnya menunjukkan malignansi, dan eksisi yang lebih lebar dengan
neoplasma kistik di tempat lain, memiliki potensi malignansi yang cukup rendah dan
4ipe kista hepatis ini dibentuk dari resolusi hematoma subscapular atau
intraparenkimal yang berasal dari trauma abdominal, di mana peristiwa trauma itu
sendiri dapat diingat maupun tidak diingat oleh pasien. Perdarahan di dalam parenkim
hepar dapat timbul pada trauma tumpul maupun tajam. (ista traumatic mengandung
darah, empedu, dan jaringan hepar yang nekrotik. )apisan epithelial yang sedikit
trauma tidak jelas, kista ini biasanya tidak dapat dibedakan dari kista kongenital
soliter, dan memiliki penanganan yang sama. Pembedahan dianjurkan bagi pasien
yang mengeluhkan gejala. Pada saat laparotomi, kista traumatik biasanya dapat
dibedakan dari kista congenital dengan adanya dinding yang sangat fibrotik dan
mengandung hemosiderin. (ista yang simptomatik harus dieksisi secara utuh apabila
dimungkinkan. &pabila sebagian dinding kista tidak dapat direseksi dengan mudah,
(ista hati yang biasanya terjadi jika tidak adanya gejala maka tidak akan terlihat
lebih jelas. @ang kebanyakan orang yang menderita nya tidak akan mudah menyadari
pada kondisi yang telah menimpanya tersebut. (antung jinak yang tidak dapat
mempengaruhi pada fungi hati yang normal. akan tetapi bila gejala kista hati sudah
tumbuh lebih besar sampai / cm, atau bila terjadi pada perdarahan yang ada didalam
dan mata yang akan nampak lebih menguning dan pada lingkaran kulit tepat
dibagian bawah mata akan terlihat lebih gelap, dari adanya gejala kista hati ini
&ir kencing yang keluar akan berubah menjadi warna lebih pekat dan sangat
berbau yang menyengat. Selain itu adapun gejala kista hati lainnya, penderita
akan mengalami susah buang air besar yang tidak lancar.. B&B yang bagus
pada saat bangun pagi hari untuk memperbarui dalam asupan gi0i dan nutrisi
4erjadinya pembentukan tubuh dan kuku. Beberapa gejala kista hati pada
wanita yang terkena gejala kista hati, pada bentuk kuku jarinya yang akan
#ejala kista lainnya biasanya penderita akan mengalami pada penurunan nafsu
makannya yang bahkan bisa saja hilang dalam nafsu makan yang akan
berimbas pada penurunan berat badan yang secara drastis. Bahkan ada juga
yang sampai terserang penyakit anemia, perut terasa mual, perut kembung, dan
adanya gangguan setelah makan. 4api tidak hanya semua penderita gejala kista
mengkonsumsi air putih. Penderita yang biasanya akan merasa mudah haus
dan mengalami perubahan pada saat buang air kecil. &ir putih memanglah
sangat diperlukan tubuh berfungsi untuk memudahkan tubuh dan pada organ
tubuh lainnya untuk mencernakan makanan. *aka dari itu sebaiknya anda
minum air putih minimal C sampai " gelas setiap harinya untuk menghindari
Penderita kista hati biasanya dia akan mengalami pusing kepala, kejang kejang
Pemeriksaan La+oratori$m
Pasien dengan kista hepar tidak banyak memerlukan pemeriksaan
laboratorium. Hasil pemeriksaan faal hati seperti transaminase atau alkali fosfatase
mungkin sedikit abnormal, namun kadar bilirubin, prothrombin time $P4% dan
activated prothrombin times $&P44% biasanya berada dalam batas normal.
Pada Polycystic Liver Disease P3)D !, dapat dijumpai abnormalitas yang
lebih banyak pada pemeriksaan fungsi faal hati, namun gagal fungsi hati jarang
dijumpai. 4es fungsi ginjal termasuk kadar urea dan kreatinin darah biasanya
abnormal. Pada tumor kistik hepar, tes fungsi hati juga dapat normal seperti pada
simple cyst namun bisa terdapat abnormalitas pada sebagian pasien.
4erdapat peningkatan kadar 3arbohydrate antigen $3&% ?-? pada sebagian
pasien. 3airan kista dapat diambil untuk pemeriksaan 3& ?-? pada saat pembedahan
sebagai pemeriksaan marker untuk kistadenoma dan kistadenokarsinoma. Pasien
dengan abses hepar dapat dikenal pasti dari gejala klinis. Pada pemeriksaan darah
sering ditemukan leukositosis.
ika terdapat kista hidatid, dijumpai eosinophilia pada sekitar !" pasien, dan
titer antibody echinococcal positif pada hampir C" dari pasien. Pemeriksaan
immunoassay en0im $enzyme immunoassay, 85&% dapat digunakan untuk mendeteksi
antibodi spesifik untuk E. histolytica.
Pemeriksaan histologik dari kista dilakukan dengan tujuan untuk
menyingkirkan kemungkinan suatu keganasan, seperti kistadenokarsinoma. Secara
histopatologik kista hepar yang benigna mengandung cairan yang bersifat serosa dan
dindingnya terdiri dari selapis sel epitel kuboidal dan stroma fibrosa yang tipis.
Pemeriksaan Radiologik
Sebelum tersedia modalitas pencitraan abdominal secara luas termasuk
ultrasonografi $=S#% dan 34 scan, kista hepar didiagnosa hanya apabila ia sudah
sangat membesar dan bisa dilihat sebagai massa di abdomen atau sebagai penemuan
tidak sengaja saat melakukan laparotomy. Saat ini, pemeriksaan radiologik sering
menemukan lesi yang asimptomatik secara tidak sengaja. 4erdapat beberapa pilihan
pemeriksaan radiologik pada pasien dengan kista hepar, seperti =S# yang bersifat
non-in'asif namun cukup sensitif untuk mendeteksi kista hepar. 34 scan juga sensitif
dalam mendeteksi kista hepar, dan hasilnya lebih mudah untuk diinterpretasikan
dibanding =S#. *>5, nuclear medicine. scanning dan angiografi hepatik mempunyai
penggunaan yang terbatas dalam menge'aluasi kista hepar.
Secara umum simple cysts mempunyai gambaran radiologik yang tipikal yaitu
mempunyai dinding yang tipis dengan cairan yang berdensitas rendah dan
homogenous. P3)D harus dikonfirmasi dengan =S# atau 34 scan dengan
menemukan kista-kista multiple pada saat e'aluasi.
(ista hidatid bisa diidentifikasi dengan ditemukannya daughter cyst yang
terkandung dalam rongga utama yang berdinding tebal. (istadenoma dan
kistadenokarsinoma umumnya terlihat multilokuler dan mempunyai septa internal,
densitas yang heterogeneus dan dinding kista yang irregular. 4idak seperti tumor lain
pada umumnya, jarang dijumpai kalsifikasi pada kistadenoma dan
kistadenokarsinoma.
Satu masalah yang sering ditemui dalam menge'aluasi pasien dengan lesi
kistik pada hepar adalah untuk membedakan kista neoplasma dan simple cyst . 9amun
secara umum, neoplasma kistik mempunyai dinding yang tebal, irregular dan
hiper'askular, sedangkan dinding kista pada simple cyst tipis dan uniform. Simple
cyst memiliki tendensi memiliki bagian interior yang homogenous dan berdensitas
rendah, sedangkan neoplasma kistik biasanya mempunyai bagian interior yang
heterogenous dengan septasi-septasi.
,. Penatalaksanaan
Penanganan -edikamentosa
Pengobatan secara medikamentosa untuk penanganan kista hepar non-parasitik
maupun kista parasitik mempunyai manfaat yang terbatas. 4idak ada terapi
konser'atif yang ditemui berhasil untuk menangani kista hepar secara tuntas.
&spirasi perkutaneous dengan dibantu oleh =S# atau 34 scan secara teknis
mudah untuk dilaksanakan namun sudah ditinggalkan karena mempunyai kadar
rekurensi hampir "". 4indakan aspirasi yang dikombinasikan dengan sklerosan
dengan menggunakan alkohol atau bahan lain berhasil pada sebagian pasien namun
mempunyai tingkat kegagalan dan kadar rekurensi yang tinggi. Sklerosis akan
berhasil hanya terjadi dekompresi sempurna dari dinding kista. Hal ini tidak mungkin
terjadi jika dinding kista menebal atau pada kista yang sangat besar. 4idak terdapat
pengobatan medikamentosa untuk P3)D dan kistadenokarsinoma.
(ista hidatid dapat diobati dengan agen antihidatid yaitu albenda0ole dan
mebenda0ole, namun biasanya tidak efektif. 6bat-obatan ini digunakan sebagai terapi
adju'an dan tidak dapat menggantikan peran penanganan bedah atau pengobatan
perkutaneus dengan teknik P&5> $ Puncture, "spiration, #n$ection, %easpiration%.
Pengobatan medikamentosa dimulai ! hari sebelum pembedahan dan dilanjutkan
hingga bulan setelah operasi sesuai panduan dari 6rganisasi (esehatan Dunia
$orld Health 6rganisation, H6%.
Penanganan !eratif
Secara umum tujuan terapi operatif adalah untuk mengeluarkan seluruh
lapisan epithelial kista karena dengan adanya sisa epitel akan menyebabkan terjadinya
rekurensi. Secara ideal, kista direseksi keluar secara utuh tanpa melubangi ka'itas
kista tersebut. ika ini terjadi, kista akan kolaps dan ditemukan kesukaran untuk
mengenal secara pasti dan mengeluarkan lapisan epitel.
4eknik P&5> untuk penanganan kista hepar dilakukan dengan dibantu oleh
=S# atau 34 scan yang melibatkan aspirasi isi kista melalui sebuah kanula
khusus, diikuti dengan injeksi agen yang bersifat skolisidal selama : menit,
kemudian isi kista direaspirasi lagi. Proses ini diulang hingga hasil aspirasi jernih.
(ista kemudian diisi dengan solusi natrium klorida yang isotonik. 4indakan ini
harus diikuti dengan pengobatan perioperatif dengan obat ben0imoda0ole ! hari
sebelum tindakan hingga - bulan setelah tindakan.
1. *arsupialisasi $dekapitasi%
Dekapitasi atau unroofing kista dilakukan dengan cara mengeksisi bagian
dari dinding kista yang melewati permukaan hepar. 8ksisi seperti ini menghasilkan
permukaan kista yang lebih dangkal pada bagian kista yang tertinggal hingga
cairan yang disekresi oleh epitel yang masih tertinggal merembes kedalam rongga
peritoneal dimana ia diabsorbsi. Sisa epitel dapat juga diablasi dengan
menggunakan sinar koagulator argon atau elektrokauter. Sebelumnya penanganan
kista seperti ini memerlukan tindakan laparotomi $open unroofing % namun seiring
dengan perkembangan alat dan teknik, ia bisa dilakukan secara laparoskopik. $%
Penatalaksanaan Ke!era/atan
a. *enjamin kelancaran jalan nafas
b. *enjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secret
c. *empertahankan sirkulasi stabil
d. *elakukan obser'asi tingkat kesadaran dan tanda tanda 'ital
e. *enjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi
hiperhidrasi
f. *enjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya decubitus
g. *engelola pemberian obat sesuai program $ 4arwotoEartonah,
1""/ %
0. Kom!likasi
5nfeksi berat
Pecahnya kista
#agal hati
. %Terlam!ir&
KISTA HATI
4. Landasan Teoritis As$an Ke!era/atan
1. Pengka)ian
a. Identitas klien
Adanya nyeri pada perut, letargi, mual dan muntah, sakit kepala, wajah
!asien pernah mengalami penyakit ha, ada trauma pada bagian ha,
k. Pola keyakinan
Biasanya pada pasien kista hati kesadaran composmentis, keadaan lemah, 'ital
sign pada respiratory normal F sesak , nadi meningkat, dan kadang terjadi
demam.
. (epala
Pada pasien kista hati biasanya tidak ada masalah pada kepala.
1. *ata
normal.
. Hidung
!. 4elinga
:. *ulut
Pada pasien kista hati biasanya kekeringan pada mukosa bibir, bibir pucat,
ada stomatitis.
;. )eher
/. Dada
a. antung
5 5ctus cordis tidak terlihat
b. Paru
dada normal
Pe Sonor
C. &bdomen
5 Buncit, &sites
Pe 4ympani
?. 8kstremitas
=ntuk pasien kista hati biasanya terdapat cubbing finger, kekuatan otot
". #enitalia
1. 2aughan, 23., *c(ay >., Behrman >8. 9elson tetbook of pediatrics. Liver and
???. h. ?:-!":.
'. Smithuis, >. )i'er segmental anatomy IonlineJ. 1""; Idikutip &pril 1""J. 4ersedia
hepatic cyst IonlineJ. 1"" Idikutip &pril 1""J. 4ersedia pada =>)
hpwww.pkdiet.compdli-er"/lap0.pd