Dipenghujung abad kesembilan belas, penjajahan inggris atas India mencapai puncaknya. Namun demikian, selama kegiataan militer dikurangi dan amunisi di simpang di gudang-gudang dekat kandang kuda sampai cuaca membaik kembali. Pada masa itulah persoalan mulai timbul; banyak peluru yang ternyata tidak dapat dipakai lagi karena selongsong kuningannya retak-retak. Tahun 1921 barulah persoalan itu menjadi jelas ketika dalam penelitian yang dilakukan dangan cara konvensional, Moore,beckinsale,dan M allinson1 manemukan bahwa tegangan sisa telah menyebabakan retak -retak pada selongsong kuningan 70/30 yang berada dalam lingkuungan bahhan kimia tertentuDengan demikian orang menemukan satu bentuk korosi baru yang, karena lingkungan tempat dijumpainya, mula-mula disebut peretakan musim (season craking), namun selanjutnya disebut peretakan korosi -tegangan (stress-corrosion cracking).
Gambar 1
Gambar 1. Peretakan korosi tegangan pada kuningan 70/30: bagian sambungan pada botol udara teakan tinggi ini telah retak sesudah cukup lama disimpan di gudang dalam lingkungan yang mengandung unsure-unsur agresif yang tidak dikenal. Perlakuan panas untuk melepaskan ketegangan yang diberikan kepada specimen-spesimen lain yang belum retak telah mencegah terjadinya kegagalan lebih lanjut.
Kasus 2. Gambar 1(b) memperlihatkan sebuah sambungan ke tabung udara tekanan tinggi , terbuat dari kuningan70/30. Ketika diambil dari gudang sesudah disimpan di rak cukup lama, sambungan itu ternyata retak dari ujungnya. Pemeriksaan terhadap seluruh stok yang tersisa menunjukkan bahwa 80 % diantaraya menderita maslah yang sama. Sumber bahan agresif yang bertanggung jawab atas korosi itu tidak pernah tersingkap , namun bukan tidak mungkin itu adalah uap amoniak yang melayang-layang di uadara. Dua puluh persen stok yang tersisa selanjutnya diberi perlakuan panas untuk melepaskan tegangan dan terbukti menghindarkan terjad inya retak di kemudian hari.
Pembahasan kali ini menggunakan istilah peratakan peka-lingkungan uantuk menjalaskan semua kegagalan akibat peratakan yang ditimbulkan oleh perpaduan antara tegangan dan pasnagan logam / elektrolit khusus. Kita mengenal sebuah sub pembagian penting yang membedakan tegangan bersiklus atau periodic dari tegangan statik; yang terdahulu diklasifikasikan sebagai lelah korosi (corrosion fatigue). Dalam buku-buku lama masih ada lagi sub pembagian untuk kasus-kasus perapuhan hydrogen ( hydrogen embrittlement ),tetapi sekarang banyak yang berpendapat bahwa ini erat sekali kaitannya dengan korosi-tegangan sehingga dibahas menyatu dalam sub-sub tentang mekanisme.
c.
Apa bila logam yang pemasifanya lambat berada pada potensial lebih positif dari Ekor, maka potensial pasivasinya, yang teramati adalah daerah dengan laju pemasifany sedang yang mungkin menyebabkan peretakan.
Aspek-aspek praktis peretakan peka-lingkungan Peretakan korosi-tegangan adalah sebuah gejala yang kompleks. Pengujian bahan yang rehtan terhadapnya memerlukan pemahaman memadai tentang semua faktor yang terlibat. Metode yang sekarang tersedia banyak sekali,dan pembahasanya yang lengkap dan dapat di jumpai di mana-mana. 4.
Data yang diperoleh dari percobaan di lingkungan korosif biasanya di bagi menjadi tiga daerah:
Daerah A . pertumbuhan retak terkait erat sekali dengan insensitas tegangan tetapi ljunya turun sangat cepat, hingga menjadi nol. Ekstrapolis di situ menunjukan adanya insensitas tegangan batas; di bawah harga pertumbuhan tidak terjadi. Daerah B . di daerah ini, kalau pun ada ketergantungan pada insensitas tegangan kecil sekali: pertumbuhan retak berlangsung dangan laju hampir konstan yang lebih cepat dari di lingkungan kontrol (lingkungan pembanding). Daerah C. di sini paksaan mekanika begitu besar sehingga pengaruh lingkungan kurang berperan. Perpatahan sangat tergantung pad insensitas tegangan dan mirip sekali dengan perilaku spesimen-spesimen yang di uji di lingkungan kontrol
5.
Lelah korosi
Antara lelah korosi (corrosion fatigue) dan retak korosi tegangan (SCC) memang banyak miripnya,tetapi antara keduanya juga terdapat perbedaan sangat nyata,yakni bahwa lelah korosi sangat tidak spesifik. Tahapan-tahapan perkembangan retak lelah kurang lebih sebagai berikut: Pembentukan pipa-pipa sesar yang menimbulkan intrusi atau ekstrusi pada bahan; Nukleasi bakal retakan kurang lebih sepanjang 10 ; Pemanjangan bakal retakan ke aeah paling disuka ; Perambatan retak makroskopik (0,1 hingga 1 mm)dalam arah tegak lurus terhadap tegangan utama maksimum,yang kemudian menyebabkan kegagalan
Pembahasan mendatang akan mengacu ke kondisi kondisi korosi dan pertumbuhan retak yang didefenisikan di atas.
Keandalan metode pengendalian korosi yang dipilih dapat berpengaruh terhadap parameter parameter perancangan apabila : a. Menjamin bahwa struktur mempunyai batas batas keamanan yang memadai agar dapat memeuhi fungsinya selama umur yang direncanakan ; b. Memungkinkan minimumnya rancangan yang sengaja dilebihkan, sehingga penampang bahan bisa lebih tipis, berat berkurang dan biaya lebih rendah c. Dalam pengangkutan misalnya, biaya juga menjadi lebih rendah karena struktur yang diangkut lebih ringan.