Anda di halaman 1dari 2

DD seorang wanita yang memiliki satu orang anak berusia 1 tahun, saat ini DD menjadi orang

tua tunggal/ single parent hal ini dikarenakan saat anaknya berusia 6 bulan DD bercerai dengan
suaminya. DD sendiri menikah saat berusia 18 tahun ia menyadari kehamilannya beberapa minggu
sebelum ia melaksanakan Ujian Nasional untungnya saat itu pihak sekolah tidak menyadari
kehamilan DD. Setelah selesai Ujian Nasional dan setelah kelulusan keluarga DD langsung meminta
BB (mantan suami DD) untuk bertanggung jawab dengan cara menikahi DD. Ketika observer
bertanya kepada DD alasan ia bercerai dengan suaminya DD menjawab “ yo cakmano kak dio dak
ado kesadaran untuk menanggung biaya hidup kami dio cak dak bertanggung jawab itu dengan anak
istrinyo makonyo itu yang buat mamak sama bapak marah dak seneng dengan caro BB yang kadang
kayak lepas tangan kayak belum siap jadi suami dan ayah, yo intinyo caro dio dak cocok dengan
keluargo aku” jadi observer menarik kesimpulan salah satu alasan DD bercerai dengan suaminya
karena faktor ekonomi dan kurangnya kesiapan untuk membangun sebuah rumah tangga dan
menjadi orang tua.

DD juga becerita sejak bercerai BB sangat jarang mengunjungi dirinya dan anaknya, bahkan
BB tidak memberikan tunjangan atau biaya hidup untuk anaknya. Alasan DD mau menjalin hubungan
dengan BB sebelum menikah DD mengaku bahwa DD sangat mencintai BB, dan ia merasa BB pun
juga sebaliknya oleh sebab itu ia mau diajak menjalin hubungan yang serius salah satunya dengan
melakukan hubungan suami istri. Tetapi setelah menikah kehidupannya dengan BB berubah dan tak
seindah saat ia berpacaran, DD mengaku meskipun keluarga BB menerima dirinya menjadi istri BB
tetapi DD masih merasa belum sepenuhnya keluarga BB menerima dirinya, DD mengatakan “
walaupun aku la nikah sm BB tapi yo keluargonyo masih cak berat itu nerimo aku, kayak misalnyo
waktu aku hamil dak ado kepedulian mereka samo aku, apo lagi pas sekarang la cerai dak ado samo
sekali pedulinyo padahal anak aku darah daging mereka jugo”. DD juga bercerita ia menyadari ia
memang terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk menikah ia tidak memikirkan
matang-matang apa saja yang akan terjadi setelah menikah dan ia menyadari ia dan suaminya masih
terlalu muda untuk membangun sebuah rumah tangga dan menjadi orang tua yang cukup secara
finansial dan matang dalam berfikir.

Selama kehamilan DD sempat mengalami beberapa kali pendarahan, hal ini disebabkan DD
yang kelelahan dalam bekerja dan terlalu banyak beban pikiran yang harus ia tanggung, DD bercerita
saat hamil ia kurang mendapat perhatian dari suaminya bahkan ia harus bekerja untuk membantu
memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Setelah beberapa kali mengalami pendarahan DD diajak
oleh orang tuanya untuk tinggal bersama dan seluruh biaya DD beserta calon bayinya akan
ditanggung oleh orang tua DD meskipun orang tua DD sendiri terbilang pas-pasan dalam
ekonominya. Ketika ditanya bagaimana pengawasan orang tuanya ketika DD berpacaran atau ketika
DD bergaul dengan siapa saja DD menjawab “aku kalo sekolah tiap pagi dianter bapak kalo balek yo
balek dewek tapi galak dijemput bapak, mamak samo bapak jugo tau samo sebagian kawan aku,
waktu aku pacaran samo BB jugo mamak samo bapak tau, tapi mamak samo bapak dak pulo yang
ngelarang mereka setuju-setuju bae malah lebih ngebebasi anak-anaknyo dak pulo yang apo-apo
dilarang apo-apo dak boleh” oberserver juga bertanya apakah orang tua DD sering mengingatkan DD
untuk hati-hati dalam bergaul dan apakah orang tua DD pernah memberi tahu atau memberi
larangan dan batasan dalam berpacaran lalu DD mengaku tidak pernah dan orang tuanya seluruhnya
membiarkan anaknya untuk memilih sendiri mana yang baik dan mana yang buruk.
Kemudian observer juga bertanya apa perbedaan yang paling terasa di diri DD saat sebelum
menikah dan sesudah menikah, lalu DD bercerita jika sebelum menikah belum terlalu bayak beban
piiran yang harus ia tangggung paling hanya memikirkan sekolah dan membantu ibunya selain itu ia
juga ia bisa mengerjakan apa saja yang ia mau dan bisa berkenalan dan dekat dengan laki-laki mana
saja, tetapi setelah menikah ia merasa banyak sekali yang harus ia pikirkan belum lagi ia merasa
kasihan dengan orang tuanya yang harus menahan malu dan menanggung hiudp DD beserta
anaknya, jika harus kerja DD juga bingung harus bekerja apa dan ia tidak bisa meninggalkan anaknya
dan jika ingin menjalin hubungan lagi dengan seorang pria ia tidak cukup percaya diri dengan
statusnya yang sekarang tetapi ia mengatakan bahwa semua yang telah ia lalui adalah pelajran
untuknya agar dapat lebih baik lagi dalam mengambil segala keputusan.

Anda mungkin juga menyukai