DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan juga sumber daya
Indonesia sebagai negara yang makmur. Namun, harus di sadari bahwa adalah
sia-sia jika kuantitas sumber daya manusia yang besar tidak di imbangi dengan
Salah satu hal yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah
pendidikan. Akan tetapi kenyataan yang terjadi adalah masih banyak sekali
sandang, pangan dan juga papan. Sehingga adalah hal yang wajar jika
data UNICEF tahun 2015, sebanyak 2,5 juta anak di Indonesia tidak dapat
mengenyam pendidikan lanjutan, yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah
dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dari data
jalanan.
Data terbaru yang didapatkan pada tahun 2014, menurut Kepala dinas
sekitar 8,6 juta ini, jumlahnya mencapai 6.456 (dalam skalanews.com, 2015).
jalanan yang berasal dari kota Palembang yang merupakan ibu kota dari
pertama kali di jalanan. Bahkan mereka semua juga menyatakan bahwa mereka
menyakiti orang lain secara fisik atau verbal (dalam Widyastuti, 2011). Mereka
mengaku, mulai berkelahi sejak awal mereka mulai turun ke jalanan. Awalnya
sehingga berusaha melindungi diri serta membela temannya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Potegal dan Khutson bahwa marah adalah salah satu
faktor yang cukup menentukkan apakah perilaku agresi tersebut akan muncul
atau tidak (dalam Rahman, 2013). Selain marah perilaku agresi jika ditinjau
tersebut. Hal ini sesuai dengan pengakuan dari lima anak jalanan yang
yang merupakan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, maka
merupakan salah satu aliran dari ilmu psikologi untuk mengatasi agresivitas
mudah sekali terpancing apalagi khususnya pada laki-laki dan secara ekstrim
suka melakukan kekerasan atau agresivitas secara fisik. Untuk mencegah dan
intervensi psikososial yaitu dengan cara mengontrol amarah atau yang disebut
1. Perumusan Masalah
a. Agresivitas
b. Anger Management
benar.
c. Anak Jalanan
memperoleh uang.
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
agresivitas mereka.
agresivitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Agresivitas
1. Pengertian Agresivitas
menyakiti individu baik secara fisik maupun mental, selain itu dapat juga
ditunjukkan dalam bentuk perusakan terhadap orang atau benda dengan unsur
perilaku non-verbal.
interaksi dari faktor genetik dan lingkungan (dalam Vlotnik, 2011). Sedangkan
menurut Bandura (dalam Susantyo, 2011) perilaku agresif adalah sesuatu yang
dipelajari dan bukannya perilaku yang dibawa individu sejak lahir. Perilaku
murray agresi adalah suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi,
2015).
secara fisik ataupun verbal dengan unsur kesengajaan, yang dipelajari dari
2. Jenis-jenis Agresivitas
emosi yang tinggi. Perilaku agresif dalam jenis ini adalah tujuan dari
agresi.
a. Faktor amarah
parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak senang yang sangat
mungkin juga tidak. Pada saat marah, ada perasaan ingin menyerang,
memancing agresi.
b. Faktor biologis
berikut :
1. Gen berpengaruh pada pembentukkan sistem neural otak yang
agresi.
faktor keturunan)
c. Kesenjangan generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dan
d. Lingkungan
1. Kemiskinan
penguatan.
2. Anonimitas
f. Frustrasi
4. Aspek-aspek Agresivitas
membentak.
lain yang muncul karena perasaan tertentu misalnya iri, dengki, dan
5. Ciri-ciri agresivitas
yaitu :
a. Selalu membenarkan diri
B. Anger Management
1. Pengertian Anger management
menentukan pilihan ketika sedang marah dan cara mengambil tindakan atas
konsekuensi dari perilaku yang telah membuatnya sakit hati (dalam Gentry,
2007).
psikososial yaitu dengan cara mengontrol amarah atau yang disebut dengan
Anger management.
ini pemimpin juga menjelaskan sistem poin, hadiah dan gagasan tujuan
2) Tentang “Marah”
Dalam sesi ini, peserta akan diberikan informasi mengenai kemarahan dan
faktor serta persiapan untuk berubah dan pemikiran tentang tujuan dari
perubahan.
3) Psikoedukasi
Faridhosseini, 2012).
2012).
semakin bisa dikontrol (Bhave & Saini, 2009). Anak-anak diajarkan untuk
5) Role playing
Salah satu hal yang penting yang harus dilakuakan adalah terlebih
teknik yang dapat membantu diri, untuk mencegah timbulnya marah yang
tidak terkontrol. Dalam hal ini jika merasa akan munculnya marah dalam
sedang marah, sebaiknya pergi keluar dari situasi tersebut dan duduklah
otot. Selain itu diharapkan orang tua juga dapat terlibat langsung dalam
marah
b). Boleh pula dengan menulis surat kemarahan dan menangis setelah
diri sendir antara lain adalah dengan menikmati apa saja yang sudah
dimiliki, tidak perlu harus selalu bersama orang lain disetiap waktu,
apalagi jika sampai terlihat oleh orang yang disayangi. Saat sudah
yang negatif, maka cara itu akan membantu supaya lebih. (Bhave & Saini,
2009)
yang dihasilkan ketika salah satu berpikir sebelum menanggapi lebih baik
2004)
C. Anak Jalanan
Menurut Dinas Sosial Jawa Timur (dalam Kamila, 2013) anak jalanan
jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Usia mereka berkisar dari 6 tahun
sampai 18 tahun.
Secara khusus anak jalanan menurut PBB (dalam Batlajery, 2010) anak
untuk bekerja, bermain atau beraktifitas lain. Anak jalanan tinggal di jalanan
anak jalanan bekerja sebagai pengasong, pemulung, tukang semir, pelacur anak
jalanan adalah anak usia antara 7 sampai 15 tahun yang bekerja di jalanan dan
yang berusia 6 sampai 15 tahun yang tidak bersekolah lagi dan tidak tinggal
Berikut adalah ciri-ciri anak jalanan sebagai berikut (dalam Kamila, 2013):
d. Tinggal dengan orang tua atau melarikan diri dari rumah atau tinggal
Singgah (dalam Rizzana dkk, 2013) ciri-ciri anak jalanan yang bekerja di
jalanan yaitu :
periodik dan mereka pada umunya berasal dari luar kota yang bekerja
di jalanan.
mencapai 16 jam.
jalanan.
tuanya.
anak-anak yang karena suatu sebab biasanya kekerasan lari atau pergi
kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial
c. Children from families of the street yakni anak-anak yang berasal dari
resikonya.
4. Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan
a. Problema sosiologis
b. Problema ekonomi
BAB III
Metode Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah anak jalanan yang berada di
64.566 jiwa.
cocok sebagai sumber data yang ditemui oleh peneliti secara kebetulan
(Sugiyono, 2014).
dan lainnya)
a. Skala Agresivitas :
aggression)
(verbal
aggression)
memfitnah
Jumlah 40
dari teori Buss dan Perry. Skala ini tersusun atas empat puluh aitem. Dari
Skala ini berbentuk skala likert dengan pilihan respon: sangat sesuai
(SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS) dengan
b. Metode Wawancara
analisis data. Sehubungan dengan jumlah subjek pada penelitian ini kurang
dari 30 orang maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
experimental berbentuk pre-test dan post -test control design yang melibatkan
dua kelompok sampel dan data yang di hasilkan berbentuk interval, maka
F. Intervensi
sebagai berikut :
1. Untuk menarik minat anak jalanan terlibat dalam interevensi ini maka
punsihment:
Reward :
air.
Punishment
sebanyak 20 buah.
hukuman sebelumnya.
a. Memahami “marah”
b. Mengucapkan Ejaan
d. Relaksasi Pernapasan
membuat marah
7. Kelas tersebut akan diadakan 2 kali dalam 1 minggu yaitu setiap hari
DAFTAR PUSTAKA
Knorth, E.J., Klomp, M., Van der Bergh, P.M., & Noom, M. J. (2007).
Aggresiveadolescents in residential care: A selectivereview of treatment
requirementsand models. Adolescence, 42 (167), 461‐485.
LAMPIRAN
Pertemuan Sesi Fasilitator Waktu
Reward:
peneliti
Punishment:
sebelumnya.
kemarahan.
melalui sesi tanya jawab, bagi yang dapat menjawab Peneliti 15 menit
instrumen.
melalui sesi tanya jawab, bagi yang dapat menjawab Peneliti 15 menit
Anggaran Dana
No. Keterangan Besaran Dana
Biaya Konsumsi
2. Rp.600.000
@Rp. 15.000,- X 5 Orang X 6 pertemuan + 5 Orang X 2 pertemuan
=Rp.1.500.000
Alat Tulis
7. Rp.20.000
@Rp. 2.000,- X 10 orang
Total Rp.5.025.000
Skala Agresivitas
No Pernyataan SS S TS STS
saya
musuh saya
kesal
mengejek saya
sependapat
menyelesaikan masalah
menyakiti saya
seseorang
tidak menyukainya
kepada saya
menyinggung oranglain
kesusahan
pribadi
perasaan saya
sukai
teman saya
36 Saya tidak mempermasalahkan jika ada orang yang
dan dengki