Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PENCEGAHAN PENYAKIT HIV/AIDS DAN DIARE

Dosen Pembimbing : Deni Suwardiman, S.Kep., M. Kep.

Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Di Susun Oleh : Ade Vitria Ningsih (1021031227)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Falehtehan Serang Banten

Juni 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PENCEGAHAN PENYAKIT HIV/AIDS

DAN DIARE PADA REMAJA

PENGANTAR

1. Bidang studi : Promosi Kesehatan


2. Topik : Hiv/Aids dan diare
3. Sasaran : Anak Remaja
4. Hari / Tanggal : 06-juni-2022
5. Tempat : Ruang zoom meeting
6. Waktu Pertemuan : 08.00-09.00 wib

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang hiv/aids dan diare di ruang zoom
meeting diharapkan adek- adek mengetahui tentang penyakit tersebut dan dapat
melakukan pola hidup sehat.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit diharapkan adek-adek
didapat Memahami :

a. Menjelaskan pengertian dari hiv/aids dan diare?


b. Menyebutkan penyebab hiv/aids dan diare ?
c. Mengulang kembali tanda dan gejala hiv/aids dan diare?
d. Dampak hiv/aids dan diare bagi remaja ?
e. Menyebutkan pencegahan hiv/aids dan diare ?
f.

MATERI ( TERLAMPIR )

1. Pengertian hiv/aids dan diare


2. Penyebab hiv/aids dan diare
3. Tanda dan gejala hiv/aids dan diare
4. Dampak hiv/aids dan diare bagi remaja
5. Pencegahan hiv/aids dan diare

SUMBER

1. https://tirto.id/glLP
2. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/57067434/penydalam-umar5-with-cover-page-
v2.pdf?Expires=1653999896&Signature=MzbSbEiOC~SxO7W-
6d9f5yVjsJBVsRvt5TvY2YeFzcwJd7EVGy2eQtHV~zDF3idqs9wL5A~M-
2cv9GSZBH8Ep6KcI34Ewv4c5nCryRcfUERF3nKpEkgySeB8L4eSfOKq1CN625Sy
AvBeAlfQGgw5KkuboGumSamTzkJY1PKCc7k2iyXXCk9rVbtuNUPbWo90vGAsf
hqHIKiY1KNMcb4ARZ63Zs5nDlOyUg1Vkz2KI8QUu-
YX6vYQ4O829sdiPeiBTNnzQDS2i87AkidhfxeT1ZizaYm188GH0Zao9HC7r1zGgT
mPeNNfra6UnAEpOtToPQQmjZummEP3rThYdm9mfQ__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
3. https://doktersehat.com/informasi/hiv-aids/pencegahan-hiv/
METODE

1. Ceramah Dan Diskusi / Tanya Jawab

No Materi Dan Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 1. Membukan Kegiatan Menjawab Salam
(5 menit ) Dan Mengucapkan Salam Mendengarkan Dan
2. Memperkenalkan Diri Memperhatikan
3. Menjelaskan Tujuan
Penyuluha
2. Pelaksanaan Memjelaskan Materi Menyimak Dan
( 30 Menit ) Penyuluhan Secara Beruritan Mendengarkan
Dan Teratur
Materi
1. Pengertian hiv/aids
dan diare
2. Penyebab hiv/aids
dan diare
3. Tanda dan gejala
hiv/aids dan diare
4. Dampak hiv/aids
dan diare bagi
remaja
5. Pencegahan
hiv/aids dan diare

3. Evaluasi ( 5 Menit) Meminta Kepada Adek –Adek Bertanya Dan


Untuk Menjelaskan Kembali Menjawaban
Atau Menyubutkan
1.Pengertian anemia
2.Penyebab anemia
3.Tanda dan gejala anemia
4. Dampak anemia bagi
remaja
5.Pencegahan anemia
4. Penutup ( 5 Menit ) Mengucapkan Terima kasih
Dan Mengucapkan Salam

Evaluasi

Evaluasi dilakukan oleh penyuluh dan dilaksanakan dengan segera setelah penyuluhan selesai.
Dengan metode yang akan digunakan dalam evaluasi ini adalah tanya jawab.

Daftar pertanyaan evaluasi :

1.Pengertian hiv/aids dan diare

2.Penyebab hiv/aids dan diare

3.Tanda dan gejala hiv/aids dan diare

4. Dampak hiv/aids dan diare

bagi remaja

5.Pencegahan hiv/aids dan diare

MATERI ( LAMPIRAN )

A. Pengertian hiv/aids dan diare


1. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan
penyakit. Sementara itu, AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah
stadium akhir dari infeksi virus HIV. Virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh
dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4
yang dihancurkan, maka semakin lemah sistem kekebalan tubuh. Dengan demikian
penderita menjadi rentan terserang berbagai penyakit. infeksi HIV yang tidak segera
ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome).
2. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau
200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir
dan darah. 1,2 Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14
hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang
terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan
Parasit.3 Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
waktu yang singkat.4,5 Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan
dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi
masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya
dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi.
Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan
waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni,
Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).

B. Tanda dan gejala hiv/aids dan diare


1. Mengutip laman Kemensos, stadium klinis HIV (WHO) terbagi ke dalam 4 (empat)
stadium, yakni:a
a. Stadium I, pada stadium ini belum timbul gejala dan adanya pembesaran
kelenjar limfa.
b. Stadium II, pada stadium ini ditandai dengan berat badan (BB) menurun, adanya
infeksi saluran nafas, herpes zooster ulkus mulut, ruam kulit, dan infeksi jamur
kuku.
c. Stadium III, stadium ini ditandai dengan turunnya berat badan, diare kronis lebih
dari sebulan, demam menetap, TB paru, kandidiasis, dan anemia.
d. Stadium IV, ditandai dengan adanya wasting syndrome, toksoplasmosis otak,
kandidiasis esofagus, herpes simplek, sarkoma kaposi, TB extra paru, meningitis
kriptokokus, encefalopati HIV, dll. Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk
menangani infeksi virus HIV maupun AIDS. Akan tetapi, untuk memperlambat
perkembangan penyakit serta meningkatkan harapan hidup penderita sudah
tersedia berbagai obat.

2.

a. Feses lembek dan cair

Lebih dari 3 kali buang air besar dalam sehari dapat menandakan diare. Namun,
membuktikan gejala diare dengan hanya mengamati berapa kali Anda BAB saja tidak
cukup. Setiap orang memiliki pola dan kebiasaan buang air besar yang berbeda.
Frekuensi BAB yang sering tapi konsisten dengan bentuk feses kecokelatan yang tidak
terlalu keras dan tidak terlalu encer masih tergolong normal. Pencernaan Anda masih
berfungsi baik jika bentuk feses mirip sosis berwarna kecokelatan dengan tekstur padat
lembut. Namun pada penderita diare, bentuk feses akan terlihat lembek dengan ukuran
yang tidak beraturan, atau bahkan cair (dengan atau tanpa ampas). Feses yang lembek
dan encer seperti air disebabkan oleh proses pencernaan makanan yang tidak berjalan
lancar Jenis makanan yang sulit dapat dicerna dengan baik oleh pencernaan adalah yang
tinggi gula fruktosa, makanan pedas, makanan berminyak, dan minuman berkafein
seperti kopi. Selama mencerna, usus malah menarik lebih banyak cadangan air sehingga
feses tidak berbentuk padat. Mencret juga dapat disebabkan oleh infeksi pada pencernaan
yang mengganggu kerja usus. Infeksi mengganggu proses penyerapan air di usus,
sehingga feses Anda lebih lembek atau bahkan cair.

b. Sakit perut atau mulas. Gejala lain yang akan dirasakan saat Anda menderita diare
adalah perut yang terasa mulas atau sakit melilit. Ujungnya, rasa sakit ini akan
menimbulkan dorongan untuk buang air besar. Terkadang mulas juga disertai dengan
perih dan panas. Gejala ini menandakan adanya peradangan pada organ cerna akibat
infeksi. Peradangan akan memicu otot usus untuk mendorong feses sampai ke anus.
Selama proses tersebut, jaringan di sekitar usus meregang sehingga Anda merasakan
mulas.

c. Demam, Demam bisa saja muncul sebagai salah satu gejala diare bila penyakitnya
disebabkan oleh infeksi. Demam sendiri adalah respons alami tubuh untuk melawan
peradangan akibat serangan penyakit.
Di sisi lain, demam juga bisa menjadi tanda Anda sedang mengalami dehidrasi saat diare.
Diare membuat tubuh mengeluarkan banyak cairan dan elektrolit dalam sekali waktu.
Jika Anda tidak bisa menggantikan cairan yang hilang, semakin besar peluang Anda
mengalami dehidrasi.
Demam pun dapat memperparah dehidrasi. Semakin tinggi demam Anda, semakin parah
dehidrasi yang mungkin dialami.

d.Perut kembung, Perut kembung juga merupakan salah satu tanda khas dari penyakit ini.
Biasanya, gejala ini muncul bila diare yang Anda alami dipicu dari intoleransi laktosa.
Laktosa adalah gula yang sering terdapat pada produk susu dan olahannya. Kembung
terjadi akibat gas yang berkumpul di usus besar. Gas ini terbentuk dari proses
pembusukan (fermentasi) sisa karbohidrat, serat, atau protein yang tidak dapat dicerna
oleh usus kecil. Hasilnya, kondisi ini akan membuat perut terasa penuh, kencang, dan
begah.

e.Mual atau muntah, Saat diare, Anda rentan mengalami mual hingga bahkan mungkin
muntah-muntah. Mual dan muntah yang menandakan diare dapat dipicu oleh beragam
hal. Mual dan muntah pada umumnya adalah wujud dari infeksi yang terjadi dalam organ
cerna. Bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus dapat melepaskan racun
selama menginfeksi organ cerna. Racun tersebut kemudian memicu organ pencernaan
memproduksi lebih banyak gas dan cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman. Di
saat yang bersamaan, peradangan akibat infeksi merangsang pusat muntah di batang otak
sehingga dapat menimbulkan gejala mual dan muntah hebat. Ini adalah respon alami
tubuh untuk mengeluarkan kuman yang menyebabkan masalah pencernaan. Sensasi perut
kembung pun dapat dapat membuat Anda merasa mual, bahkan hingga muntah.

f.Haus terus menerus, Diare yang disertai demam dan muntah-muntah cenderung
membuat Anda dehidrasi. Maka dari itu, tubuh akan memunculkan rasa haus demi
mendorong Anda untuk minum guna mencegah dehidrasi. Rasa haus yang muncul terus-
menerus inilah yang menjadi salah satu gejala diare. Karena alasan tersebut, minum air
menjadi salah satu cara untuk mengatasi gejala diare. pengobatan alami untuk diare.
Selain minum air putih, Anda juga bisa minum oralit yang dapat menjaga keseimbangan
kadar elektrolit di dalam tubuh Anda.

C. Penularan hiv/aids
Dikutip dari laman Kemensos, HIV/AIDS dapat ditularkan melalui berbagai hal berikut:
Penularan dapat terjadi saat tranfusi darah yang mengandung HIV, ataupun penggunaan
narkoba suntik secara bergantian Cairan sperma dan vagina, yakni ditularkan melalui
berhubungan seks beresiko atau tidak aman. Ibu penderita HIV kepada sang bayi pada
saat kehamilan, persalinan, dan menyusui (MTCT = Mother To Child Transmission).
Kemensos melalui laman resmi mereka juga membagikan berbagai informasi terkait
prinsip penularan HIV, yang dikenal dengan istilah ESSE. Prinsip ini memandang
kemungkinan terjadi penularan HIV antar individu, dan berikut penjabarannya: Exit,
yaitu jalan keluar cairan tubuh yang mengandung HIV dari dalam tubuh keluar tubuh.
Survive, yaitu cairan tubuh yang keluar harus mengandung virus yang tetap bertahan
hidup. Sufficient, yaitu jumlah virus yang cukup untuk menularkan/menginkubasi ke
tubuh.

D. Penyebab hiv/aids dan diare


1. Virus HIV terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Pada 90% kasus,
infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1. Sementara, HIV-2 diketahui hanya menyerang
sebagian kecil orang, khususnya di Afrika Barat.Penularan HIV terjadi saat cairan tubuh
penderita (bisa darah, sperma, atau cairan vagina), masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal
ini dapat terjadi melalui berbagai cara berikut:

a. Hubunganseks
Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (seks
anal). Meski sangat jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Namun, penularan
lewat seks oral hanya terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya
akibat gusi berdarah atau sariawan.
b. Penggunaanjarumsuntik
Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV adalah salah satu cara yang
dapat membuat seseorang tertular HIV. Penularan bisa terjadi jika berbagi pakai jarum
suntik ketika menggunakan NAPZA atau saat membuat tato.
c. Transfusidarah
Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita HIV.
Namun, kemungkinan terjadinya penularan ini cukup rendah. Hal ini karena
sekarang pendonor darah harus melewati skrining HIV dan infeksi lainnya terlebih
dahulu. Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke
janin yang dikandungnya. Virus HIV juga dapat menular pada proses melahirkan, atau
melalui air susu ibu saat proses menyusui. Perlu diketahui, HIV tidak menyebar melalui
kontak kulit seperti berjabat tangan atau berpelukan dengan penderita. Penularan juga
tidak terjadi melalui ludah, ciuman, gigitan, atau berbagi alat makan, kecuali bila
penderita mengalami sariawan, gusi berdarah, atau memiliki luka terbuka di mulut.

2. Diare dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, tetapi umumnya terjadi akibat infeksi
virus di usus besar. Jenis virus penyebab diare meliputi Rotavirus, Norwalk,
Cytomegalovirus, dan virus hepatitis. Di antara jenis-jenis virus
tersebut, Rotavirus adalah virus yang paling sering menyebabkan diare pada anak-anak.
Selain infeksi virus, diare juga dapat disebabkan oleh:
a. Infeksi bakteri, seperti Campylobacter, Clostridum difficile, Escherichia coli,
Salmonella, dan Shigella
b. Infeksi parasit, contohnya amebiasis, kriptosporidiosis, giardiasis, atau
strongyloidiasis
c. Infeksi virus lain, seperti SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan norovirus
d. Alergi makanan
e. Makanan yang mengandung pemanis buatan
f. Intoleransi fruktosa (gangguan dalam mencerna pemanis alami pada madu dan
buah-buahan)
g. Intoleransi laktosa (gangguan dalam mencerna zat gula pada susu dan produk
sejenisnya)
h. Efek samping operasi batu empedu
i. Efek samping obat-obatan, misalnya antibiotik yang dapat mengganggu
keseimbangan alami bakteri dalam usus, atau antasida yang mengandung
magnesium
E. Pencegahan dan Pengobatan hiv/aids dan diare
1.Belum ada obat atau vaksin HIV saat ini sehingga infeksi ini menjadi sangat berbahaya.
Walaupun demikian, Anda dapat melindungi diri Anda dan orang lain dengan cara
pencegahan HIV/AIDS berikut ini:
a. Ketahui Pasangan Anda Ketahui dengan siapa Anda akan melakukan hubungan
seksual. Pastikan bahwa semua pihak aman dan bersih dari risiko penyakit menular
seksual. Selain itu, disarankan untuk tidak memiliki banyak pasangan seksual untuk
mengurangi risiko paparan HIV atau infeksi menular seksual lainnya
b. Gunakan Kondom Setiap kali Anda melakukan seks, gunakan kondom yang baru baik
untuk seks anal atau seks vaginal. Gunakan lubricant atau pelumas berbasis air agar
kondom tidak rusak. Selain itu, wanita juga dapat menggunakan kondom wanita.
c. Gunakan Jarum Suntik Steril Apabila Anda memiliki kebutuhan untuk menggunakan
jarum suntik atau infus, gunakan jarum yang baru, bersih, dan steril. Termasuk
penggunaan jarum untuk tato atau tindik. Jarum suntik bekas atau tidak steril berisiko
menularkan virus dari penggunaan pada orang sebelumnya.
d. Tes Penyakit Menular Seksual Anda dan pasangan dapat menjalankan tes penyakit
menular seksual untuk memastikan keamanan saat berhubungan seksual nanti. Tes ini
dapat menjadi langkah preventif untuk tidak menularkan penyakit menular seksual ke
orang lain.
e. Tes HIV Pemeriksaan HIV adalah satu-satunya diagnosis HIV yang paling tepat. Ada
beberapa jenis tes HIV, seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan antibodi, pemeriksaan
kombinasi antibodi dan antigen. Bila Anda berada dalam golongan orang yang berisiko
tinggi terkena HIV, maka segera lakukan tes HIV ini. Selain itu, sekarang sudah ada alat
tes HIV yang bisa dilakukan sendiri di rumah namun tetap dianjurkan untuk tes HIV
langsung di rumah sakit yang menyediakannya.  
f. Profilaksis Pra Pajanan (PPrP) Profilaksis pra pajanan (PPrP) atau pre-exposure
prophylaxis (PrEP) adalah pencegahan HIV untuk seseorang yang tidak positif HIV
namun memiliki risiko tinggi terpapar virus ini. Profilaksis pra pajanan (PPrP)
menggunakan obat HIV khusus untuk mencegah HIV setelah berhubungan seksual.
f. Sunat pada Pria Berdasarkan bukti medis, pria yang sudah sunat dapat mengurangi
risiko terkena infeksi HIV. Walaupun demikian, tetap lakukan cara pencegahan
HIV/AIDS yang telah disebutkan. Itulah beberapa cara mencegah HIV/AIDS yang dapat
Anda dan pasangan lakukan. Sebaiknya, jujur pada pasangan bila Anda positif HIV dan
lakukan perawatan terbaik. Apabila Anda melakukan hubungan seksual dengan seseorang
yang positif HIV, maka risiko untuk terpapar infeksi ini tinggi.
2. Pencegahan diare dapat dilakukan dengan disiplin dalam menjaga kebersihan makanan
dan minuman. Dengan menerapkan kebiasaan hidup bersih, seseorang dapat terhindar
dari virus atau mikroorganisme penyebab diare. Berikut adalah beberapa anjuran yang
dapat diterapkan untuk mencegah diare:
a. Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum dan setelah makan, setelah
menyentuh daging mentah, setelah menggunakan toilet, dan setelah bersin atau batuk
b. Mengonsumsi makanan dan minuman yang matang atau sudah dimasak
c. Menghindari konsumsi buah dan sayuran yang mentah atau tidak dipotong sendiri,
terutama saat bepergian
d. Memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama bagi bayi, guna membantu membentuk
antibodi dalam melawan mikroorganisme penyebab diare
e. Melakukan vaksinasi rotavirus, untuk melindungi bayi dari serangan virus yang paling
umum menyebabkan diare

Anda mungkin juga menyukai