Anda di halaman 1dari 3

KASUS PEMICU ASIDOSIS METABOLIK

Ny. Y, usia 60 tahun, pada tanggal 10 september 2021 pukul 02.00 WIB dibawa ke IGD oleh
keluarga dengan diagnosis asidosis metabolik, anemia, hipoalbumin.

Dari anamnesis didapatkan keterangan bahwa 1 jam sebelum masuk RS, tiba-tiba pasien jatuh,
kejang seluruh tubuh dan tidak sadarkan diri. Pasien memiliki riwayat hipertensi 15 tahun yang
lalu, pasien merupakan pasien rutin hemodialysis RSUD Dr. Dradjat Prawira Negara semenjak
2 tahun yang lalu. Menurut keluarga, sudah 1 bulan ini pasien menolak untuk cuci darah karena
merasa lelah dan bosan dengan pengobatan CKD nya.

Pasien segera dibawa ke ruang resusitasi IGD dan dilakukan pertolongan. Saat dipasang
monitor, pasien mengalami henti jantung. Dilakukan resusitasi jantung-paru sebanyak dua
siklus, respon dengan kembali ke sirkulasi spontan. Pasien terintubasi endotrakeal, terpasang
ventilator dan mendapat support inotropik dan vasokonstriktor. Pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan hasil anemia (Hb : 8,3), leukositosis (17,63), hipoalbuminemi (2,9) dan
hasil analisis gas darah menunjukkan asidosis metabolik berat (pH : 7,01; pO2 : 95,9; pCO2 :
35; HCO3 : 16,6; BE : -24; SO2 : 99,8).

Pasien kemudian dipindahkan ke ICU dengan kesadaran koma, tekanan darah 130/70 mmHg,
laju nadi 116 x/mnt, kecepatan respirasi 14 x/mnt on bagging dan suhu tubuh 36,7 C.
Pemeriksaan kepala didapatkan konjunctiva anemis, pupil isokor diameter 3/3 mm, refleks
cahaya +/+, refleks kornea +/+. Pemeriksaan thoraks didapatkan vesikuler ka=ki, rhonki -/- ,
wheezing -/-. Abdomen dan ekstremitas tidak didapatkan kelainan. Pasien memiliki berat
badan 55 kg dengan TB 155 cm

Pasien dipasang monitor EKG, pengukur tekanan darah non invasif dan pulse oxymetri. Pasien
diposisikan supine head up 30 derajat, pemasangan ventilator dengan mode PSIMV (FiO2
50%, Pc 15, RR 14, PEEP 5), terapi cairan maintenans dan pemasangan NGT. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium lengkap, AGD dan foto ronsen. Pasien direncanakan untuk
monitoring dan stabilisasi kardiorespirasi.

Buatlah asuhan keperawatan sesuai dengan format non-trauma kasus kegawatdaruratan, serta
pendahuluan yang termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan
penatalaksanaan (farmakologi dan non-farmakologi) pada pasien yang mengalami asidosis
metabolik!
KASUS PEMICU ASIDOSIS RESPIRATORIK

Seorang pria berusia 67 tahun, dibawa ke IGD pada tanggal 25 Agustus 2021 pukul 06.00
pagi dengan diagnosis medis PPOK dengan eksaserbasi karena pneumonia. Saat ini klien
masuk RS dengan keluhan sesak nafas berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk
berdahak kental dan banyak. Klien mengeluhkan sesak bertambah saat berjalan/beraktifitas.

Dari hasil pengkajian didapatkan klien adalah seorang perokok sejak remaja. Pada pemeriksaan
fisik saat ini didapatkan frekuensi nafas 30 x/mnt, nadi 92x/mnt, TD 160/90 mmHg, suhu :
37,50C. Klien tampak lemah dan terpasang oksigen nasal kanul 2 liter permenit. BB: 48 kg, TB
165 kg, wajah pucat, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, membrane mukosa kering, turgor
kulit kurang elastis, pasien nampak gelisah, ada pernapasan cuping hidung, mulut tampak bersih,
mukosa kering dan pucat. ada peningkatan vena jugularis. Bentuk dada flat chest, tidak ada nyeri
tekan, suara paru ronchi dan wheezing pada kedua paru, vokal premitus menurun,
pengembangan dada simetris, suara jantung s1 s2 reguler, perkusi paru resonan. Akral dingin,
clubing finger (-), tremor (+), CRT 4 detik.

Hasil AGD didapatkan hasil: pH 7,24, pCO2 70 mmHg, BE 1 mEq/L dan HCO3- 24 mEq/L.
Hasil foto rontgen dada : kesan bronchopenumonia bilateral, tidak tampak cardiomegali dengan
bendungan paru. Terapi Cairan di IGD diberikan Nacl 0.9 % 1500 cc/24jam dan Terapi
farmakologi Cefriaxone 2 x 1000mg, Ranitidine 2x50 mg, dan Ketorolac 2 x 30 mg.

Buatlah asuhan keperawatan sesuai dengan format non-trauma kasus kegawatdaruratan, serta
pendahuluan yang termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan
penatalaksanaan (farmakologi dan non-farmakologi) pada pasien yang mengalami asidosis
respiratorik!
KASUS PEMICU ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS)

Ny. R, seorang perempuan, 67 tahun, suku Jawa, datang ke IGD Covid-19 RSUD Dr. Dradjat
Prawiranegara dengan keluhan utama sesak napas pada tanggal 27 September 2021 pukul 04.00
dini hari. Sesak napas sejak 1 minggu SMRS yang memberat 1 hari SMRS. Sesak napas terasa
lebih berat saat aktivitas dan membaik dengan istirahat. Terdapat batuk tanpa dahak sejak 1
minggu SMRS. Tidak dikeluhkan adanya demam, hanya sumer-sumer. Penderita mengatakan
terdapat penurunan napsu makan. Adanya penurunan berat badan disangkal. Riwayat penyakit
hipertensi dan DM lebih dari 10 tahun yang lalu.

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan keadaan umum didapatkan kesan sakit berat,
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 106 x/menit, frekuensi napas 32
x/menit, dan suhu aksiler 37.9 derajat C. Pada pemeriksaan kepala dan leher penderita tampak
anemis dan dispnea, tidak didapatkan tanda-tanda ikterus maupun sianosis, tidak tampak
pembesaran kelenjar getah bening leher serta tidak didapatkan adanya peningkatan tekanan
vena jugularis

Pada inspeksi toraks didapatkan simetris baik pada konsisi statis dan dinamis, tidak tampak
adanya abnormalitas bentuk dada. Pada palpasi didapatkan fremitus raba sedikit meningkat di
kedua lapang paru. Pada perkusi didapatkan sonor di kedua lapangan paru. Pada auskultasi
didapatkan bronkovesikuler di kedua lapangan paru disertai ronki di 2/3 bawah lapang paru
dan tidak terdengar adanya wheezing. Pada pemeriksaan jantung, abdomen, didapatkan dalam
batas normal. Pemeriksaan anggota gerak didapatkan hangat dan kering. Tidak didapatkan
pembesaran kelenjar getah bening di ketiak maupun pelipatan paha.

Pemeriksaan darah lengkap dengan hasil leukosit 10,5 x 103/uL; Hb 10,5 g/dL;; BUN
9,1mg/dL; Serum Creatinine 0,51 mg/dL; Glukosa 97 mg/dL; SGOT 33 U/L; SGPT 19 U/L;
Albumin 2,95 mg/dL; Natrium 135 mmol/L; Kalium 3,0 mmol/L; Klorida 91 mmol/L. Analisis
gas darah memberikan hasil pH 7,51; pCO2 43 mmHg; pO2 160 mmHg; HCO3 34,3 mmol/L;
BE 11,3 mmol/L; SO2 100% dengan penggunaan masker oksigen nonrebreathing 8 liter per
menit. Pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya gambaran retikulogranuler pattern pada
kedua lapang paru yang dapat merupakan gambaran suatu interstitial pneumonia ec Covid-19.

Buatlah asuhan keperawatan sesuai dengan format non-trauma kasus kegawatdaruratan, serta
pendahuluan yang termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan
penatalaksanaan (farmakologi dan non-farmakologi) pada pasien yang mengalami ARDS!

Anda mungkin juga menyukai