DESKRIPSI KASUS
Pasien laki-laki lansia, Tn. D berusia 77 tahun, datang ke IGD pada tanggal
1 Juni 2022 dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan sejak 2 jam SMRS dan
dirasakan sesaat setelah makan malam. Pasien mengatakan sesak seperti tertimpa
beban berat sehingga sulit bernapas. Pasien mengaku juga sering mengalami sesak
(ngongsrong) saat berjalan jauh atau jalan menanjak (seperti menaiki anak
tangga). Selain itu, pasien juga mengatakan saat tidur di malam hari pasien lebih
nyaman dengan menggunakan 2 bantal dan juga pasien sering terbangun dimalam
hari karena terasa sesak. Sesak juga disertai gejala badan lemas, nyeri dada
sebelah kiri, dan kaki bengkak. Nyeri dada sebelah kiri dirasakan sejak 4 jam
SMRS. Nyeri dada dirasakan pertama kali sesaat sesudah makan malam. Nyeri
dada dirasakan seperti diremas dan tidak dapat ditunjuk oleh pasien. Pasien
mengatakan nyeri dada tidak menjalar. Nyeri dada dirasakan tidak membaik sejak
pertama kali dirasakan (4 jam SMRS) dan tidak membaik dengan istirahat. Pasien
mengatakan kaki bengkak sejak ±2 minggu yang lalu dan tidak kunjung kempes.
Pasien mengaku tidak ada nyeri pada kaki. Dari riwayat penyakit sebelumnya,
pasien mengaku pernah terdiagnosis menderita hipertensi, diabetes melitus, dan
asam urat. Namun pasien mengaku tidak rutin minum obat dan hanya minum obat
jika ada keluhan saja. Keluarga pasien mengatakan pasien mendapatkan obat
antihipertensi dan obat antidiabetes melitus dari puskesmas namun lupa nama
obatnya.
Pemeriksaan fisik awal didapatkan kesadaran composmentis dengan tekanan
darah 273/120 mmHg, nadi 44 x/menit, laju napas 22 x/menit, suhu 36.8 oC, SpO2
95% on room air. Pada pemeriksaan kepala tidak didapatkan adanya kelainanan.
Begitu juga pada pemeriksaan leher tidak didapatkan adanya distensi vena jugular
ataupun pembesaran KGB (kelenjar getah bening). Pada pemeriksaan jantung
didapatkan ictus cordis tidak tampak dan teraba di ICS (intercostalis space) 5
AAL (anterior axillary line) sinistra. Hasil pemeriksaan perkusi didapatkan batas
jantung kanan berada ICS 4 PSL (parasternal line) dekstra dan batas jantung kiri
di ICS 5 AAL sinistra. Pada pemeriksaan aukultasi didapatkan suara jantung 1
dan suara jantung 2 tunggal reguler, tidak ditemukan adanya suara jantung 3 (S3)
ataupun suara murmur pada keempat lokasi katup jantung. Pada pemeriksaan
paru-paru, didapatkan bentuk dinding dada simetris antara dekstra dan sinistra.
Pergerakan dinding dada antara dekstra dan sinistra sama, tidak ada yang
tertinggal. Hasil pemeriksaan perkusi didapatkan sonor diseluruh lapang paru.
Pada pemeriksaan auskultasi paru didapatkan suara vesikuler diseluruh lapang
paru dekstra dan sinistra, tidak ditemukan adanya rhonki ataupun suara wheezing.
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya tanda-tanda akumulasi
cairan pada rongga abdomen. Pada pemeriksaan fisik ekstremitas didapatkan
perfusi jaringan baik, namun terdapat tanda kongesti berupa edema tungkai bawah
bilateral.
Dokter IGD selanjutnya melakukan pemeriksaan tambahan yakni EKG, x-
ray thoraks, pemeriksaan laboratorium (seperti darah lengkap, faal hepar, faal
ginjal, serum elektrolit, dan pemeriksaan marker jantung CKMB). Pada
pemeriksaan EKG-12 lead didapatkan adanya sinus bradikardi dengan HR
50x/menit dan TAVB (total AV block) dan OMI inferior. Pada pemeriksaan x-ray
thoraks didapatkan adanya cardiomegali dengan aorta dilatasi, kongestive paru,
dan pneumonia. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,7 g/dl (L),
RBC 3,64 x 106 /µl (L), HCT 31,8 % (L), MCV 87,4 fL, MCH 32,1 pg/sel, WBC
14,63 x 103 /µL (H), eosinofil 1,9% (L), neutrofil 73,9% (H), limfosit 19,7 % (L),
trombosit 286 x 103/µL, LED 35 mm/jam, gula darah sewaktu 199 mg/dL, SGPT
3 U/L, SGOT 9 U/L, ureum 43,5 mg/dL (H), creatinin P 1,71 mg/dl (H), natrium
137,1 mmol/L, kalium 2,8 mmol/L (L), chlor 106,8 mmol/L (L), CKMB 5,7
ng/mL (H).