Anda di halaman 1dari 4

DEFINISI GERD

Menurut Sudoyo,et.al (2009), Penyakit refluks gastrofageal (Gastroesophageal reflux


disease/GERD) merupakan suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke
dalam esophagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan esophagus, faring, laring
dan saluran nafas. Refluks kandungan lambung ke esophagus dapat menimbulkan berbagai gejala di
esophagus maupun ekstra-esofagsus, serta dapat menyebabkan komplikasi berat seperti striktur,
Barret’s esophagus, dan adenokarsinoma di kardia dan esophagus. Banyak ahli menggunakan istilah
esophagitis refluks, keadaan terbanyak dari penyakit refluks gastrofageal.
GERD didefnisikan sebagai suatu gangguan dimana isi lambung mengalami refluks secara
berulang ke dalam esofagus, yang menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang
mengganggu. Pernyataan ini diajukan oleh Konsensus Asia Pasifk mengenai GERD tahun 2008,
dimana penekanan diberikan kepada kata “mengganggu”, karena menandakan adanya gangguan
terhadap kualitas hidup dan menyarikan pendapat umum yang menyatakan bahwa apabila refluks
esofageal ingin dinyatakan sebagai penyakit, maka kelainan tersebut harus mempengaruhi kualitas
hidup pasien (PGI, 2013).
GERD juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan yang menyebabkan cairan lambung
dengan berbagai kandungannya mengalami refluks ke dalam esofagus, dan menimbulkan gejala khas
seperti heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih) serta gejala-gejala
lain seperti regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah), nyeri epigastrium, disfagia, dan odinofagia
(PGI, 2013).
KLASIFIKASI GERD
GERD dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil pemeriksaan endoskopinya, yaitu:
Tabel 1. Klasifikasi GERD berdasarkan Hasil Pemeriksaan Endoskopi

Sumber: Revisi Konsensus Nasional Penatalkasanaan Penyakit Refluks Gastrofageal (Gastroesophageal


reflux disease/GERD) di Indonesia.
Grade A dan B termasuk kategori klinis esofagitis ringan, sedangkan Grade C dan D termasuk
kategori klinis esofagitis berat (PGI, 2013).
Menurut Sudoyo,et.al (2009), terdapat dua jenis klasifikasi GERD berdasarkan hasil
pemeriksaan endoskopi yaitu klasifikasi Los Angeles dan klasifikasi Savary Miler. Berikut ini
merupakan klasifikasi GERD Los Angeles:
Tabel 2. Klasifikasi GERD Los Angeles
Derajat
Gambaran Endoskopi
Kerusakan
A - Erosi kecil-kecil pada mukosa esophagus dengan diameter < 5mm.
B - Erosi pada mukosa /lipata mukosa dengan diameter >5mm, tanpa saling
berhubungan.
C - Lesi yang konfluen tetapi tidak mengenai/mengelilingi seluruh lumen.
- Satu (atau lebih) mucosal break yang terus menerus antara dua atau lebih
puncak lipatan mukosa, melibatkan kurang dari 75% dari lingkaran
esophagus.
D - Lesi mukosa esophagus yang bersifat sirkumferensial (mengenai seluruh
lumen esophagus).
- Satu (atau lebih) mucosal break yang melibatkan setidaknya 75% dari
lingkaran esophagus.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1.

Tabel 3. Klasifikasi GERD Savary-Miller


Derajat
Gambaran Endoskopi
Kerusakan
1 - Erosi tunggal di atas mukosa gastroesophageal junction.
2 - Erosi multiple, erosi non-sirkumferential di atas mukosa gastroesophageal
junction.
3 - Erosi sirkumferensial di atas mukosa gastroesophageal junction.
4 - Perubahan kronis dengan ulserasi esofagus dan striktur terkait.
5 - Esophagus Barrett dengan diferensiasi usus terkonfirmasi secara histologis
dalam epitel kolumnar.
Sumber: Endoscopic Assessment of Oesophagitis: Clinical and Functional Correlates and Further
Validation of the Los Angeles classification
Menurut The Genval Workshop Report (1999), terdapat dua kelompok GERD, yaitu:
1. GERD erosif (esofagitis erosive)
GERD dengan gejala refluks dan ditemukannya kerusakan mukosa esofagus distal
akibat refluks gastroesofageal pada pemeriksaan endoskopi.
2. NERD (non-errosive reflux disease).
Apabila tidak ditemukan mucosal break pada pemeriksaan endoskopi saluran
cerna bagian atas pada pasien dengan gejala khas GERD, maka keadaan ini disebut
sebagai non-errosive reflux disease (NERD). NERD disebut juga sebagai endoscopic-
negative GERD.
Saat ini, telah diusulkan konsep yang membagi GERD menjadi tiga kelompok, yaitu
penyakit refluks non-erosif, esophagitis erosif, dan esofagus Barret.
Menurut Akyuz1, Filis dan Soyer, Ozlem (2017), GERD dapat diklasifikasikan berdasarkan
derajat keparahan gejalanya yaitu;
1. Mild disease
Gejala kurang dari tiga kali dalam seminggu, efek minimal terhdap aktivitas sehari-
haridan short lasting (durasi cepat).
2. Moderate disease
Gejala lebih dari tiga dalam seminggu, efek yang berlebihan terhadap aktivitas sehari-
hari dan long lasting (durasi lama).
Selain itu, juga terdapat klasifikasi GERD berdasarkan jenis gejalsnya:
1. GERD tipikal
 Heartburn
 Regurgitasi
2. GERD atipikal
 Established Associations
o Batuk
o Laryngitis
o Asma
o Erosi gigi
o Nyeri dada
 Proposed Associations
o Sinusitis
o Fibrosis pulmoner
o Faringitis
o Otitis media recurrent (Akyuz1, Filis dan Soyer, Ozlem, 2017).
Menurut Vakil, Nimish et.,al (2006), GERD dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi
gejalanya, yaitu:
Gambar 1. Klasifikasi GERD Berdasarkan Lokasi Gejala
Sumber: The Montreal Definition and Classification of Gastroesophageal Reflux Disease: A Global
Evidence-Based Consensus.

DAFTAR PUSTAKA:
Akyuz1, Filis dan Soyer, Ozlem. 2017. How is Gastroesophageal Reflux Disease Classified?
In: Turk J Gastroenterol 2017; 28 (Suppl 1): S10-S11. Turkey: Department of Gastroenterology
Istanbul University School of Medicine.
Lundell LR, Dent J, Bennett JR, et al. Endoscopic Assessment of Oesophagitis: Clinical and
Functional Correlates and Further Validation of the Los Angeles classification. Gut 1999; 45:172-
80.
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI). 2013. Revisi Konsensus Nasional
Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux Disease/ GERD) di
Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiadi S, Simbadibrata M. 2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid 1. 5th Ed. Jakarta: Interna Publishing.


The Genval Workshop Report- An Evidence-Based Appraisal of Reflux Disease
Management. Gut 1999; 44 Suppl 2:S1-16.
Vakil, Nimish et.,al. 2006. The Montreal Definition and Classification of Gastroesophageal
Reflux Disease: A Global Evidence-Based Consensus. American Journal of Gastrology. America:
Blackwell Publishing.

Anda mungkin juga menyukai