Aplikasi Kalkulus-Integral Dalam Fisika
Aplikasi Kalkulus-Integral Dalam Fisika
Aplikasi Kalkulus-Integral
dalam Fisika
i
Aplikasi Kalkulus-Integral dalam Fisika
Penulis: Muhammad Minan Chusni, M.Pd.Si
ISBN: 978-602-52919-3-7
Editor : Nokman
Riyanto Tata Bahasa :
Tim PGS Tata Letak :
TIM PGS
Sampul : Wahyu Aji Prayoga
Penerbit
CV. Pelita Gemilang Sejahtera (PGS)
Linggasari RT 1 RW 3
Wanadadi Banjarnegara Jawa Tengah
08562871824
E-mail: pelitagemilangsejahtera@gmail.com
iv | Muhammad Minan
Kata Pengantar
Kalkulus merupakan mata kuliah wajib tingkat pertama bagi
mahasiswa pendidikan fisika UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dikarenakan perubahan kurikulum yang menyesuaikan KKNI dan
sebaran mata kuliah maka mata kuliah ini sejak 2016 memiliki bobot
3 sks yang terdiri atas materi diferensial dan integral. Mata kuliah ini
memiliki tujuan agar mahasiswa menguasai konsep-konsep dasar
diferensial dan integral sehingga dapat digunakan untuk menganalis,
mensistesis materi fisika.
Penyusunan buku ajar ini bertujuan untuk mengefektifkan
proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Pada proses
pembelajaran di dalam kelas, biasanya dosen menjelaskan
perkuliahan sambil mencatat dan mengerjakan latihan soal. Melalui
buku ajar ini diharapkan proses pembelajaran dapat lebih optimal,
yaitu dapat menjadi suplemen tamabahan bagi mahasiswa pada
khususnya karena langsung disertai aplikasinya dalam kasus fisika.
Materi yang disajikan dari buku ajar ini hanya fokus tentang
materi Integral karena dirasakan oleh sebagaian besar mahasiswa
adalah materi yang sulit. Maka perlu diberikan suplemen dalam
bentuk buku ajar yang membahas lebih rinci tentang Integral tentu,
Aplikasi Integral dalam bidang Fisika, hingga membahas persamaan
diferensial yang terkait dengan persaman-persaman fisis dalam fisika.
Besar harapan melalui buku ajar ini dapat memberikan manfaat
untuk mempermudah mahasiswa dalam belajar. Apabila terdapat
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan buku ajar ini, penulis
akan sangat senang hati untuk merevisinya. Terimakasih.
M. Minan Chusni
iv | Muhammad Minan
Latihan Soal......................................................................48
Bagian 4. Persamaan Diferensial Linier (PDL) Orde Ke-n.....50
1. PDL Orde Ke-n dengan Koefisien Konstan..............50
a. Persamaan Karakteristik...................................50
b. Solusi Umum....................................................51
2. PDL Orde Ke-n dengan Koefisien Tak Tentu...........53
a. Metode dalam Bentuk Sederhana.....................53
b. Generalisasi......................................................54
c. Modifikasi.......................................................54
Bagian 5. Persamaan Diferensial Linear Biasa Orde-Kedua...55
1. PD Linier Orde-2.......................................................55
2. PD Homogen Linear Orde-Kedua dengan Koefisien
Konstan......................................................................56
a. Persamaan Karakteristik...................................56
b. Solusi Umum....................................................57
3. Persamaan Diferensial Tak Homogen Linear Orde-
Kedua - Koefisien Tak Tentu....................................62
4. Penerapan Persamaan Diferensial Linear Biasa Orde-
Kedua.........................................................................66
a. Pegas Bergetar (Gerak Harmonik Sederhana). 66
b. Getaran Teredam..............................................70
c. Rangkaian Listrik............................................74
5. Latihan Soal...............................................................77
Bagian 6. Persamaan Diferensial Parsial Orde Dua................82
1. Persamaan Umum......................................................83
2. Persamaan Fisika yang terumuskan dalam PDP........83
a. Persamaan Konduksi u
u..........83
2
Panas t
b. Persamaan Getaran Tali
2 y
Aplikasi Kalkulus-Integral dalam Fisika | v
t 2
2
2 y
...................
x2 a
vi | Muhammad Minan
c. Persamaan Laplace 2v 0........................84
2 u
2
Getaran Longitudinal sebuah balok u
2
d. c
t 2 x2
84
3. Latihan Soal...............................................................85
Glosarium........................................................................................88
Daftar Pustaka..................................................................................92
Secara umum, b
f (x)dx menyatakan bahwa luas bertanda
a
n
Untuk semua jumlah Riemann f (x
i1
i )xi untuk f pada
Dalam definisi a
f (x)dx, kita secara implisit mengasumsikan
bahwa a b.kita hilangkan batasan itu dengan definisi-definisi
berikut.
a
f (x)dx 0
a
b a
f (x)dx, a b
a
f (x)dx
Jadi,
b
2 2 6
2
x 3 dx 0, 6
x 3 dx x 3 dx
2
Aplikasi Kalkulus-Integral dalam Fisika | 5
Sifat Penambahan Interval Definisi integral tentu dipicu oleh
adanya masalah luas daerah melengkung. Pandang dua daerah
b
a
f (x)dx f (x)dx f (x)dx
a
b
berada pada posisi 0 pada waktu 0, maka posisi benda waktu a adalah
b
a
v(t)dt
0
v(t)dt, yang dapat dihitung menggunakan rumus-rumus untuk
luas daerah suatu segitiga dan segiempat dan menggunakan Sifat
Penambahan
140 Interval (Teorema
40 t A).60 140 t
v(t)dt dt 5 dt
0 0
2dt
20 40
60 20
40 40 40 40 80
Teorema jika f (x) adalah terbatas dalam maka syarat
a,b,
b
perlu dan syarat cukup bagi keberadaan f (x)dx adalah bahwa
a
konstanta
c. a
b f (x)dx c f (x)dx b f
a c
dengan syarat f (x) dapat
(x)
diintegrasi dalam a, c dan c, b
d. f (x)dx
b
f (x)dx
a a
b
a
e. f (x)dx 0
a
a
b
h. b f (x)dx f (x)dx jika a b
a
a
f (x) lim
h0
10 | Muhammad Minan
f (x h) f (x) h
Dan integral tentu adalah
b n
f (x)dx lim
a P 0
f (x )x
i1
i
0 i1
s(x) f (t)dt
0
12 | Muhammad Minan
dalam istilah lain s(x) v f (x)
d d 4
s(x) f (t)dt f (x)
dx dx 0
d x 2 t dt 2 1
x
1 1
dx 3 3 3 3
Marilah kita definisikan fungsi akumulasi lain sebagai luas
dimana y t 2 terhadap sumbu t , di kanan titik-asal, dan di kiri garis
t x, 0.
dengan x
14 | Muhammad Minan
x
luas ini diberi kan oleh integral tentu t 2dt.
0
Untuk mencari luas ini, pertama kita bangun jumlah Riemann. Kita
gunakan partisi dari 0, x dan menghitung fungsi dari titik ujung
kanan masing-masing interval-bagian. Maka t x n dan titik ujung
n n
i 1
n3 i 1
n(n 1)(2n 1)
x3
6
n3
Integral tentu adalah limit jumlah Riemann ini.
x n
2
lim
x33 n(n 1)(2n 1)
n n 6
x3 lim 2n 3n n
3 2
6 n
n3
3
x
x3
6 2 3
3
Jadi, B(x) x , sehingga turunan B adalah
3
d x 3
B(x) x2
dx 3
Dengan lain
d x
t 2 dt x 2
16 | Muhammad Minan
dx 0
Jadi, pada hasil tersebut dapat disiratkan bahwa turunan fungsi
kumulasi sama dengan fungsi yang sedang diakumulasi.
f (t)dt.
0
Maka untuk x dalam a,b
d x
f (t)dt F (x)
dx 0
F (x h) F (x)
lim
h0
1 x h h x
lim f (t)dt f (t)dt
h0 h a a
1 x h
lim f (t)dt
h0 h x
Baris terakhir menyusul dari Sifat Penambahan Interval. Ketika h
kecil, f tidak berubah banyak pada interval x, x h. Secara kasar
f sama dengan f (x), nilai f terhitung. Luas daerah pada y f (t)
mulai dari x sampai x adalah secara aproksimasi sama dengan
h
luas segirmpat dengan lebar h dan tinggi f (x); yakni
xh
x
f (t)dt hf (x). Karena itu,
d x
f (t)dt
18 | Muhammad Minan
lim 1
hf (x) f (x)
dx a
h0h
a
f (x)dx bg(x)dx
b
a
,
secara berturut-turut bahwa
f (xi ) g(x i )
f (xi )xi g(x i )xi
n n
n n
lim
P 0
f (xi )xi lim
P 0
g(x )xii
i1 i1
b b
a f (x)dx g(x)dx
a
20 | Muhammad Minan
m(b a) f (x)dx M (b a)
a
f (x)dx;
(i) a
kf (x)dx k
a
b b b
(ii) a f (x) g(x)dx a f (x)dx a g(x)dx;
b b b
(iii) ) f (x) g(x)dx f (x)dx g(x)dx
a a a
Rumus teorema dasar kalkulus pertama
b
F (x) f (t)dt
a
d x
1. Carilah t 3dt
dt 1
Penyelesaian:
d x 3
Menurut teorema dasar kalkulus pertama, t dt x 3
ah
2.Caril
22 | Muhammad Minan
d x
dx 1
dt 3
t
/2
3
dt
t3
17
sehingga f (x)dx (b a) f ( )
a
f (x)g(x)dx f ( ) g(x)dx
a a
24 | Muhammad Minan
f (x)dx
a. Jika f adalah suatu fungsi genap, maka a
f (x)dx
2
0
a
b. Jika f adalah suatu fungsi ganjil, maka f (x)dx
a
0
a
a
f (x)dx g(x)dx
a
m(b a) f (x)dx M (b a)
a
a
f (t)dt f (c)(b a)
26 | Muhammad Minan
Latihan Soal
A. Pilihan Ganda
1. Tentukan nilai rata-rata dari fungsi f (x) x3 pada selang
tertutup 1,2…
A. 1
1
4
B. 2
3
4
C. 1
2
4
4
D. 2
2
E. 3
2
4
xdx
2. Hitunglah ….
1 x 4
1
sec1 (x 2 ) c
A. 2
1
sin1 (x 2 ) c
B. 2
1
tan1 (x 2 ) c
C. 2
1
cos1 (x 2 ) c
D. 2
1
cot 1 (x 2 ) c
E. 2
0
5 3 1 x dx …..
2
5
A. 5
2
3
B. 5
4
6
C. 5 4
8
D. 5
4
E. 5
4
4
4. Hitunglah x(2 x)3 dx ….
8
3
A. 64
7
2
B. 54
3
4
C. 64
5
7
D. 76
8
5
E. 64
4
5. Hitunglah 3
sin 2 x cos xdx.....
6
7
A.
24
8
B.
30
28 | Muhammad Minan
5
C.
16
1
D.
3
3
E.
2
6. Hitunglah 0
1 x2 1dx …
x
A.
1
2
3 2 1
1
B.
2
2 1
4 2
C.
1
1
2
D.
1
32
1
6
E.
1
2
3
x sin xdx
2
7. Hitunglah
0
A. 3
B. 5
C. 1
D. 8
E. 2
30 | Muhammad Minan
A. 2ln 2 1
B. 3ln 2 3
C. 2ln 2 4
D. 4ln 2 1
E. 5ln 2 5
2
9. Hitunglah (x2 6x2 8x 2)dx
1
1
A. 12
4
B. 8
1
4
C. 6
3
4
D. 9
1
4
E. 3
3
4
3
10. 4x3dx
2
A. 65
B. 76
C. 55
D. 45
E. 66
32 | Muhammad Minan
1. Sebuah benda berada di titik-asal pada waktu t 0
mempunyai /
t kecepatan, yang diukur dalam meter per detik,
2
v(t) jika 0 t 2
t jika 2 t 4
(a) f (x) adalah fungsi genap dan (b) f (x) adalah fungsi ganjil
4. Hitunglah integral menggunakan fungsi genap dan ganjil
1
1
2
sin(x)2 cos(x)dx
2
34 | Muhammad Minan
membuat ∆x menuju nol.
W F (x)dx
a
W F (x)dx
a
Sekarang kita tinjau total kerja, yaitu kerja yang dilakukan oleh
semua gaya yang bekerja pada benda lebih dari 1 dimensi, dan kita
36 | Muhammad Minan
jumlahkan menurut komponen-komponen produk skalarnya:
W F ds ( F
a a
x dx Fy dy Fz dz)
2 1
2
Sehingga kerja yang dilakukan oleh pegas adalah:
1
W k(x 2 x 2 )
2 1
2
Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas di antara dua tempat
(posisi) tentu tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh, tetapi
hanya bergantung pada posisi awal (simpangan x1 dari posisi
38 | Muhammad Minan
1. Apabila panjang alami pegas adalah 15 cm dan apabila diperlukan
gaya 3 kg untuk menariknya sejauh 2 cm, tentukan kerja yang d
perlukan untuk menarik pegas tersebut sejauh 20 cm, dari keadaan
alami!
Penyelesaian:
Menurut hukum Hooke F(x) kx untuk menghitung konstanta k
3
pada pegas khusus adalah F(2) 3maka 3 k.2 k
2
selanjutnya
3
F (x) apabila pegas dalam keadaan alami sepanjang 15 cm,
x
2
x 0 apabila panjang pegas nya 20 cm x 5 sehingga kerja yang
dilakuan untuk menarik 5pegas itu adalah
5
3 3 x2 75
W xdk 18,75 Ncm
0
2 2 0 4
2
2. Menurut hukum coloumb dua benda bermuatan listrik yang
sejenis saling menolak dengan gaya yang berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak anatara benda-benda itu. Apabila gaya tolak
adalah 10 dyne pada saat jarak anatara benda-benda itu adalah 2
centimeter tentukan besarnya kerja yang diperlukan untuk
mendekatkan benda 5 centimeter menjadi berjarak 1 centimeter!
Penyelesaian:
F (tolak ) k
10
10dyne x 22
2
Aplikasi Kalkulus-Integral dalam Fisika |
k
F 2 k 10.4
x
k 40
40 | Muhammad Minan
1 1 5
k
F
x 2 5
40x 2 40x2
5 1
5 1 1 1
40 40 ( )
x 1 5 1
40 200
32 dyne.cm
5
55 5 11t
2 0
50 11t 0,55t 2
1
0,55t 2 11t 50 0
menggunaka n rumus akar - akar kuadrat
b b2 4ac
r1,2 2a
(11) 112 4(0,55)(50)
11 2(0,55)
121110
1,1
13,162 jam
6,83jam 7 jam
Mengambil yang bernilai negatif:
111,1t 0
11
t 10 jam
1,1
Jadi, memerlukan 10 jam untuk tidak ada air dalam galon dan untuk
sisa 5 galon memerlukan waktu sekitar 7 jam.
42 | Muhammad Minan
3. Momen, Pusat Massa
a. Momen dan Pusat Massa
Misalkan dua massa m1 dan m2 melekat pada ujung yang
berlawanan dari sebuah batang
x(m1 m2 ) x1m1 x2 m2
Total massa m mi
ni1
xm x m
x 1 1 2 2 Momen M 0 ximi
m1 m2 i1
M0
Pusat Massa x
m
(Buchanan, 2011)
Hasil kali massa dan jarak berarah dari suatu titik tertentu
dinamakan momen partikel (benda) terhadap titik tersebut. Momen
ini mengukur kecenderungan massa yang menghasilkan suatu putaran
pada titik tersebut.syarat agar supaya dua massa pada garis setimbang
pada titk garis apabila jumlah momen-momen terhadap titik itu sama
dengan nol.
→
M x m
Momen (jarak berrarah) (massa)
x m i i
i 1
n
M xm i i
2. Tentukan massa dan pusat massa dari sebuah benda yang memiliki
x
kerapatan (x) 1 for0 x 7 !
5
44 | Muhammad Minan
Penyelesaian: 7
7
x x2 119
m ( 1)dx ( x)
0
5 10 0 10
x 7x
3 2
7
x2 1421
M 0 ( x)dx
0
10 15 20 30
1421 203
30
x
119 51
10
x 10
2 3
m 3x dx 3 102 992
2
x 3
10
3
M 6x(3x )dx 44926
2
2
M 44926
x 45,290
m 992
c. Distribusi Massa Pada Bidang
Perhatikan n buah benda dengan
massa m , m ,..., yang terletak pada
1 2
mn
bidang koordinat. (x y ),(x , y ),...(x , y ) .
1, 1 2 2 n n
46 | Muhammad Minan
Maka koordinat titik beratnya adalah (x, y) adalah
My
x M
y x , dengan m n (massa total)
, m
m mi i1
n
M xi mi
i
M y x ( f (xi ) g(xi b
( f (xi ) f (xi ))
b
M ( f (x ) g(x ))x Mx ( f 2 (x) g 2 (x)dx
x
2 My i i
Mx
i 2 a
Pusat massanya x ,y . Pusat massa keeping
m m
homogeny ini tidak bergantung pada rapat massa , dan bias di sebut
sentroid (Djohan dan Budhi, 2007).
48 | Muhammad Minan
dengan kata lain, ini adalah kuantitas geometrik murni. Dalam kasus
seperti itu, pusat massa disebut pusat massa.)
antara
xi dan, xi 1 . Lihat gambar menunjukkan pelat dari atas dan
karena tampak tepi pada.Karena pelat memiliki kerapatan seragam
kita mungkin juga menganggap bahwa σ = 1. Kemudian massa pelat
antara
xi dan xi + 1 kira-kira m (1 x 2 ) x (1 x 2 Sekarang kita
)x
i i i
50 | Muhammad Minan
1
1
M y x(1 x )dx
2
0 4
dan massa totalnya
2
M 1(1 x 2 )dx
0 3
dan pusat massanya
1 3 3
x
4 2 8
Selanjutnya kita melakukan hal yangsama untuk menemukan y.
Massapiring antara yi dan yi 1 kira - kira ni
yy, jadi
=
1
2
Mx ydy
5
y
0
2 3 3
y
5 2 5
e. Gaya Cairan (Fluida)
Perhatikan
pada gambar sebuah
fluida dengan
kepadatan setinggi
h. maka gaya pada
sebuah persegi
panjang datar dengan luas A yang terlihat pada
dasar tangki, sama dengan berat kolam cairan yang
terletak tepat diatas persegi panjang itu yaitu:
F hA
Penyelesaian:
Tepi-tepi piring digambarkan oleh garis-garis dengan Persamaan
y 2 2x dan y 2 2x
Lebar pelat adalah W ( y) 2
y Kekuatan hidrostatik adalah
52 | Muhammad Minan
b
F g h( y)W ( y)dy4
a
0
64,2 (20 8 y y 2
2
64
62,4( ) 1331,2 lb
3
0 1 1 0
2
4. Lima buah benda dengan massa 1, 4, 2, 3, dan 6 gram terletak
pada koordinat (6,−1), (2, 3), (−4, 2), (−7, 4) dan (2,−2).
Tentukan titik beratnya (pusat massanya).
5. Pada garis yang ada sitem koordinatnnya ada massa
m1 5, m2 6, m3 12, m4 yang terdapat pada titik-titik
9
x1 2, x2 2, x3 1, m4 2 . Tentukan pusat massaya!
6. Tentukan sentroid daerah yang dibatasi
oleh y x3 dan y x !
7. Tangki berbentuk kerucut terbalik penuh berisi air. Tinggi tangki
2 meter dan jari-jari permukaan atasnya 1 meter. Bila besarnya
gaya gravitasi adalah g, tentukan kerja yang dilakukan untuk
54 | Muhammad Minan
memompa seluruh air sampai permukaan atas tangki.
56 | Muhammad Minan
Bagian 3
Pertumbuhan
Eksponensial
1. Pertumbuhan Eksponensial
Misalkan suatu populasi bertambah sebesar y = k t .
y
Dengan y = y(t) menyatakan jumlah populasi pada saat t dan k
konstanta. Jadi
dy y
lim ky kdt
dt t 0 x
y ektC Aekt
0
Misalkan diketahui jumlah populasi awal y(0)= y0 y Ae A
0
maka sehingga
y y0 ekt
Nilai k dapat ditentukan apabila kita mempunyai informasi tambahan,
misalnya y(10) = 2y 0 (waktu melipat ganda= 10 satuan waktu).
Pertumbuhan eksponen ini dapat dilihat dari perkiraan-perkiraan
58 | Muhammad Minan
milyar pada tahun 2004. Dikatakan bahwa penduduk akan mencapai
7,9 milyar.
Dari persoalan tersebut dapat diselesaikan secara matematis,
misalkan y f (t) menyatakan ukuran populasi pada saat t , dengan t
banyaknya tahun setelah 2004. Sebenarnya f(t) berupa bilangan bulat
dan grafiknya “ meloncat” apabila ada seorang lahir atau meninggal
dunia. Namun untuk populasi besar, loncatan-loncatan ini demikian
relatif kecil terhadap total populasi bahwasanya tidak akan terlalu
salah jika menganggap bahwa f berupa suatu fungsi
terdiferensiasikan. Nampaknya beralasan untuk
mengandaikan bahwa
pertambahan populasi y (kelahiran dikurangi kematian) dalam
jangka waktu pendek t sebanding terhadap ukuran populasi pada
awal peri9ode dan panjangnya peri9ode tersebut.
Jadi y ky.t , atau y
ky
t
Dalam bentuk limit , ini memberikan persamaan dy
ky
diferensial dt
Jika k > 0 populasi tumbuh, jika k < 0 populasi berkurang. Untuk
populasi dunia , sejarah menunjukkan bahwa k sekitar 0,0132
(dengan anggapan bahwa t diukur dalam tahun), walaupun beberapa
instansi melaporkan angka yang berbeda.
Penyelesaian dy ky
dengan syarat y y0 ketika t=0.
dt
Dengan memisahkan variabel dan mengintegrasikan, maka dapat
diperoleh:
dy
kdt
y
dy
kdt
dt
Aplikasi Kalkulus-Integral dalam Fisika |
ln y kt C
60 | Muhammad Minan
Syarat
y y0 pada t = 0 memberikan C ln y0 sehingga,
ln y ln y0 y
kt atau ln y kt
0
Model eksponensial
y y kt , k > 0, untuk pertumbuhan
62 | Muhammad Minan
(termasuk kasus populasi dunia), keterbatasan ruang dan sumber daya
pada akhirnya akan memaksa laju pertumbuhan yang lebih lambat.
Ini menyarankan model pertumbuhan populasi yang lain disebut
model logistik. Dalam model ini laju pertumbuhan sebanding ,baik
terhadap selisih L – y dengan L adalah populasi maksimum yang
dapat ditunjang. Ini menuju ke persamaan diferensial.
dy
ky(L y)
dt
Untuk nilai y kecil, dy / dt kLyyang menunjukkan pertumbuhan
eksponensial tetapi ketika y mendekati L, pertumbuhan terbatasi dan
dy / dt menjadi semakin kecil (Purcell, E. J., & Varberg, D. ,1998).
2. Peluruhan Eksponensial
a. Peluruhan radioaktif
Tidak segala sesuatu tumbuh, beberapa berkurang menurut
waktu. Khususya zat-zat radioaktif mengalami peluruhan dan
berlangsung pada laju yang sebanding dengan banyaknya zat yang
ada sehingga laju perubahannya juga memenuhi persamaan
diferensial.
dy
ky
dt
Tetapi sekarang k negatif. Adalah tetap benar bahwa
y y e0 kt
merupakan penyelesaian terhadap persamaan ini.
dN dt
N t0
ln N t C
N Cet
64 | Muhammad Minan
Kemudian dibuatlah plot grafiknya seperti berikut :
2. Karbon 14, salah satu isotop karbon , adalah zat radioaktif dan
meluruh dengan laju yang sebanding dengan banyaknya zat yang
ada. Waktu paruhnya adalah 5730 tahun, artinya dalam waktu
5730 tahun , karb9on 1n, artinya dalam waktu 5730 tahun, karbon
14 akan meluruh hingga menjadi setengah massa awalnya . Jika
pada saat awal terdapat 10 gram, berapakah yang akan tersisa
setelah 2000 tahun ?
Penyelesaian:
Dari waktu paruhnya 5730 tahun, dapat ditentukan k ,
1
1ekt
2
Atau setelah mengambil logaritma
66 | Muhammad Minan
Grafik untuk pendinginan suhu(-k)
68 | Muhammad Minan
suhu adalah T (1) 250
k 180
e 280
180
k ln 0,44183
280
Ini memberikan
T t 70 280e0,44183t
Dan setelah 3 jam , suhunya adalah
T (3) 70 280e0,44183.3 144,4 F
70 | Muhammad Minan
Latihan Soal
A. Pilihan Ganda
1. Seorang peneliti di sebuah lembaga penelitian sedang mengamati
pertumbuhan suatu bakteri di sebuah laboratorium mikrobiologi.
Pada kultur bakteri tertentu, satu bakteri membelah menjadi r
bakteri setiap jam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
jumlah bakteri pada akhir 3 jam adalah 10.000 bakteri dan
setelah 2 jam kemudian, jumlah bakteri tersebut menjadi 40.000
bakteri. Berapa banyak bakteri pada akhir 8 jam.
A. 320.000 bakteri
B. 325.000 bakteri
C. 330.000 bakteri
D. 335.000 bakteri
E. 340.000 bakteri
2. Sebuah benda diambil dari alat pemanas pada 350°F dan
dibiarkan mendingin dalam ruangan pada 70°F . Jika suhu jatuh
ke 250°F dalam 1 jam, akan berapakah suhunya tiga jam setelah
diambil dari alat pemanas ..
A. 114,4°F
B. 124,5°F
C. 125,4°F
D. 130,4°F
E. 134,5°F
3. Populasi bertambah pada laju yang sebanding terhadap
ukurannya. Setelah 5 tahun, ukuran populasi adalah 164.000.
Setelah 12 tahun, ukuran populasi adalah 235.000. Berapa ukuran
populasi pada awalnya ...
A. 121.000
B. 123.821
C. 125.822
D. 126.822
E. 127.921
B. Essay
1. Jika
y x 2 1 sin x
, carilah
dy
dt
3
2. Carilah 2 x 2 dx
x
72 | Muhammad Minan
Bagian 4
Persamaan
Diferensial Linier
(PDL) Orde Ke-n
1
74 | Muhammad Minan
tunggal r1 5 Sehingga solusi umumnya adalah: y C e5x
d y 4 d y
3
d y
2 dx
4. Selesaikan 4 5 36 36x 0 jika salah satu
dt
dt 4
dt 3 dt 2
solusinya adalah xe 2x .
Penyelesaian:
Jik xe 2x adalah solusi e 2x juga adalah solusi yang berarti
a maka
bahwa (r 2)2 adalah suatu faktor dari persamaan karakteristik
r 4 4r 3 5r 2 36r 36 0 Sehinnga:
r4 4r3 5r2 36r 36
r 9
(r 2)2
Denga
r yang memiliki solusi e3x dan e3x sehingga
n
3
didapatkan solusi umumnya menjadi:
y(x) c e2x c xe2x c e3x c e3x
1 2 3
(Bronson, 2007)
76 | Muhammad Minan
2. PDL Orde Ke-n dengan Koefisien Tak Tentu
a. Metode dalam Bentuk Sederhana
Bentuk sederhana dari PD orde ke-2 dengan koefisien tak
tentu mengasumsikan bahwa solusi tertentunya memiliki bentuk:
yp (x) A1 y1(x) A2 y2 (x) ... An yn (x)
Dimana
A1 , A2, ..., melambangkan konstanta
An
multiplikatif sembarang. Konstanta sembarang ini ditentukan dengan
memasukkan solusi ke dalam PD dan menyertakan suku-suku yang
sama.
Kasus 1.
Apabila k(x) P (x) , polinomial tingkat ke-n dalam x .
n
78 | Muhammad Minan
b. Generalisasi
Jika k(x) adalah hasil kali dari suku-suku yang dibahas dalam
kasus 1-3, maka
ambillah yp sebagai hasil kali dari solusi-solusi yang
diasumsikan. Secara khusus, jika k(x) eaxP (x) adalah hasil kali
n
dari suatu polinomial dengan suatu eksponensial, maka:
y eax (A xn A yn1x AxA)
p n n1 1
1. PD Linier Orde-2
Persamaan umum diferensial orde tinggi adalah:
dn y dn1
an (x) n an1 (x) n1 ... a1 y ' a0 y h(x)
dx dx
Untuk persamaan diferensial orde-2
d2y dy
a2 (x) 2
a1 (x) a0 (x) y h(x)
ddx
2
y dx
a (x) d a (x) h(x)
dx2 1
0
y
a (x) dx a (x) a (x)
2
d y 2 2 2
d
p(x)
q(x) y f (x)
dx2 dx
a. Titik dimana a2 (x) 0 disebut titik singular
b. f (x) disebut fungsi gaya
c. Bila f (x) 0 , maka persamaan diferensial menjadi homogen.
80 | Muhammad Minan
(Tazi,
r2 a r a 0
1 0
Pesamaan tersebut merupakan persamaan karakteristik (Waluya,
2006: 46).
1. Persamaan karakteritik
y''3y'4y 0 adalah:
dari
Penyelesaian:
Persamaan karakterisitik dari y''3y'4y 0 adalah
r2 3r 4 0
2. Persamaan karakteristik Pembahasan:
dari
82 | Muhammad Minan
y''5y'6y 0 adalah:
Persamaan karakteristiknya yaitu r2 5r 6 0
x x
y c er1 c er2
1
Teorema 2.
Apabila akar r1
dan r2 kembar atau r1 r2 dengan
b 4ac 0 Maka solusi umumnya adalah:
2
x x
y c er1 c xer1
1
Teorema 3.
Apabila r1 dan
r2 , merupakan pasangan akar bilangan
kompleks dengan b2 4ac 0 . Maka akar-akar dari pesamaan
r2 a r a 0 harus muncul dalam pasangan konjugat. Jadi solusi
1 0
komplek umumnya adalah:
y c eax cosbx c eax sin bx
1
(Tazi, 2008)
84 | Muhammad Minan
1.
Selesaikan y'' y'2y 0
Penyelesaian:
Persamaan karakteristik r2 r 2 yang dapat difaktorkan
0
menjadi (r 1)(r 2) 0 dengan akar- r1 0 dan r2 2
akar
yang merupakan akar-akar real dan jelas sehingga solusi
umumnya menjadi:
y(x) c ex c e2x
1
2.
Carilah penyelesaian persamaan
y''4y' 0
diferensial
Penyelesaian:
Persamaan karakteristik:
r 2
4r 0
r(r 4) 0
r1 0 dan r2 4
Penyelesaian persamaan diferensial
y c1 er1x c2 er2 x
y c12 c e4x
3.
Selesaikanlah persamaan berikut:
y '' 5y 0
Penyelesaian:
Persamaan karakteristik r2 5 yang dapat difaktorkan
0
menjadi (r
Aplikasi Kalkulus-Integral dalam Fisika |
5)(r 5) 0 d e ngan akar-akar
r1
5 dan (r2 5) yang merupakan akar-akar real dan jelas
sehingga solusi umumnya menjadi:
86 | Muhammad Minan
y(x) c e 5x
c e 5x
1
(Bronson, 2007)
4.
Selesaikan persemaan berikut:
y '' 4y 0
Penyelesaian:
Persamaan karakteristiknya adalah r2 4 0
yang dapat
difaktorkan menjadi:
(r 2i)(r 2i) 0
Akar-akar ini merupakan pasangan konjugat komplek, dengan
a 0 dan b 2 Jadi solusi umumnya adalah:
88 | Muhammad Minan
6.
Selesaikan y'' 0
Penyelesaian:
Persamaan karakteristiknya adalah r2 0 yang memiliki akar-
akar r1 r2 0 . Sehingga solusi umumnya adalah:
y(x) c e0x c xe0x c c x
1 2 1 2
dI
d N 20 N 0
2
7.
Selesaikan 100
dt2 dt
Penyelesaian:
d 2N dI
100 2 20 0 dengan membagi kedua sisi persamaan
dt N dt
diferensial ini dengan 100, untuk membuat koefisien dari
turunan yang tertinggi menjadi satu maka diperoleh:
d2N dN
100 20 N0
dt2 dt
d2N
0, 2 0, 01N 0
dN
dt 2
dt
Persamaan karakteristiknya adalah: r2 0,2r 0,01 0 yang dapat
difaktorkan menjadi:
(r 0,1)2 sehingga akar-akar yang
0
didapat adalah r r 0,1yang merupakan akar-akar real dan
1 2
90 | Muhammad Minan
yang dapat difaktorkan menjadi (r 2)(r 3) dengan akar-
0
aka r da r2 3 yang merupakan akar-akar real dan
1
r n
2
jelas sehingga solusi umumnya menjadi:
y(x) c e2x c e3x
1
Untuk
y(0) 2
y(x) c e2x c e3x
1
y(0) c e2.0 c e3.0
1
2 c1 c2 ... (1)
Untuk
y'(0) 3
y(x) c e2x c e3x
1
y '(x) 2c e2x 3c e3x
1
y '(0) 2c e2.0 3c e3.0
1
3 2c1 3c2 ...(2)
Lakukan proses eliminasi dari persamaan (1) dan (2) sehingga
c 9danc 7
didapat 1 2
Teorema 2.
Solusi umum persamaan tak homogen dapat dinyatakan
sebagai berikut
y yh yp
Dimana y p melambangkan suatu solusi untuk pengganti persamaan
diferensial dan
yh adalah solusi umum untuk persamaan homogen
yang berkaitan dengan y(x) 0
Melalui teorema-teorema tersebut menunjukkan bagaimana
cara menentukan solusi untuk persamaan tak homogen sebagai
berikut.
a. Tentukan solusi umum untuk persamaan homogen
b. Temukan solusi untuk persamaan tak homogen
c. Jumlahkan hasil solusi dari persamaan homogen dan tak homogen
d. Temukan C1 dan C2 dari kondisi-kondisi awal yang telah
ditentukan.
92 | Muhammad Minan
Cara mendapatkan
yp adalah dengan mengasumsikan
kemudian mendiferensialkan bertingkat-tingkat, untuk mencari
konstanta serta asumsi solusi yang tepat sesuai dengan pembatas-
pembatas yang ada (Suharto, 1992).
Beberapa aturan untuk menentukan solusi khusus dengan
menentukan koefisien tak tentu (Waluya, 2006: 56-58).
g(t) Y p
Yp Aekt
g(t) ekt
g(t) cos t atau sin t Yp Acost+B sin t
g(t) a tn . . . a t2 a t a y A tn . . . A t2 At A
p n 2 1 0
n 2 1 0
y"3y 4y 3e2t
.
1. Temukan solusi kusus
persamaan sehingga
r2 3r 4 3e2t
Penyelesaian:
Persamaan karakteristiknya
didapatkan faktor-faktornya (r 4)(r 1) 0 r1 dan
dengan 4
r2 1sehingga solusi umum untuk persamaan homogennya:
y(t) C e4t C et
1
Y Ae2t
p
Y ' 2 Ae2t
p
Y " 4 Aekt
p
Dengan mensubstitusi yp ke persamaan y"3y 4y 3e2t
didapatkan:
y " 3 y' 4 y
3e2t 4 Aekt 3(2 Ae2t ) 4( Ae2t )
3e2t 4 Aekt 6 Ae2t 4 Ae2t
3e2t
6 Ae2t 3e2t
6A3
1
A
2
Selanjutnya mensubtitusi A ke y Ae2t 1
yp e2t
sehingga 2
p
maka didapatkan persamaan diferensial tak homogen berikut
y yh yp
94 | Muhammad Minan
2. Temukan solusi kusus y"3y 4y 2sin t
persamaan .
Penyelesaian:
sehingga
Persamaan karakteristiknya 2
r 3r 4 2sin t
didapatkan faktor-faktornya (r 4)(r 1) 0 r1 dan
dengan 4
r2 1sehingga solusi umum untuk persamaan homogennya:
96 | Muhammad Minan
Yp Asin t B cos t
5 3
Y sin t cos t
p
17 17
Sehingga didapatkan persamaan diferensial tak homogen berikut
y yh yp
y C e4t C et 5 sin t 3 cos t
1 2
17 17
(Waluya, 2006: 58)
, dimana
y0 dan v0 masing-masing adalah posisi awal dan kecepatan
awal.
g k
Jika kita B2 k , maka persamaan ini berbentuk
anggap w m
d y
2
B2 y 0
dt2
dan mempunyai solusi umum
y C1 cos Bt C2 sin bt
Syarat y(0) y0 dan y'(0) v0 pada t 0 menentukan konstanta
C1 dan konstanta C2 . Jika benda tersebut dilepas dengan kecepatan
y y0 cos Bt
Sehingga pegas tersebut sedang mengalami gerak harmonik sederhana
(simple harmonic motion) dengan amplitudo 2
y0 dan periode
B
(Edwin J. Purcell D. V., 2003)
Persamaan geraknya
F kx
m.a kx
d2x
m 2 kx
dt
d2x
m 2 kx 0
dt
d2x
2 2 10x 0
dt
d 2 x 5x 0
dt 2
Sehingga:
x(t) C1 sin 5t
Untuk
v0 (0) 1,5m / s
v(t) x(t) 5C1 cos 5t
v(0)
5C1 cos 0
1,
5C1
5
1, 5
C1 0, 6708
5
Sehingga
x(t) C1 sin 5t
x(t) 0, 6708sin 5t
b. Getaran Teredam
Sejauh ini kita telah mengasumsikan sebuah situasi yang
disederhanakan, dimana tidak tersapat adanya friksi (gesekan), baik
didalam pegas maupun yang dihasilkan dari hambatan udara. Kita
dapat memperhitungkan gesekan dengan mengasumsikan sebuah
gaya
pelemahan (retarding force) yang sebanding dengan kecepatan dy
dt .
Kasus 1.
Jika E2 4B2 0 (Under Damping)
mempunyai akar-akar bilangan
kompleks sehingga persamaan
solusinya
y eat (C cosbt sin bt)
1
C
Kasus 3.
Jika E2 4B2 0 (over Damping)
teredam berlebih mempunyai akar-
akar yang negatif sehingga
persamaan solusinya adalah:
t t
y C e1a1 C ea2
(Teschl, n.d: 78.)
Persamaan karakteristiknya
r 2 0,32r 16 yang mempunyai
akar-akar:
0
r1,2 b b2 4ac
2a
0, 32 0, 322 4.2.16
r1,2 2
2 C1 cos 0
C1 2
Untuk y' 0 di t 0
0 0,16.C1 4C2
0,16.C1 4C2 0
0,16.(2) 4C2 0
4C2 0, 32
C2 0, 08
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
y(t) e0,16t 1(C cos 4t 2 C sin 4 t)
y(t) e0,16t (2 cos 4t 0, 08sin 4 t)
c. Rangkaian Listrik
Tinjaulah rangkaian listrik pada gambar dengan sebuah
resistor (R ohm), sebuah induktor (L Henry), dan sebuah kapasitor (C
Farad) yang dihubungkan secara seri dengan sebuah sumber gaya
elektromotif (=gaya gerak listrik, ggl) yang menyediakan tegangan
E(t) volt. Hukum Kirchoff menyatakan bahwa muatan Q pada
kapasitor diukur dalam coulomb, akan memenuhi persamaan:
d 2Q dQ 1
L R Q E(t)
Aplikasi Kalkulus-Integral dalam Fisika |
dt2 dt C …. (1)
2.1
r1, 800
640000 1000000
2
2 400 300i
Sehingga persamaan umumnya
Q h e400t (C1 cos 300t C 2 sin 300t)
Untuk menentukan solusi khusus yaitu dengan melihat tabel sehingga:
Qp C, Q' p 0, Q'' p 0
Latihan Soal
A. Pilihan Ganda
1. Persamaan karakteristik y(4) 9y"20y 0 adalah
untuk
A. r3 9r2 20r 0
B. r 4 9r 2 20 0
C. r 4 9r 2 20r 0
D. r 4 9r3 20r2 0
E. r3 9r2 20 0
y C e4x C e4x
C 1
y C e4x C xe4x
D 1
y C e4x cos 4x C e4x sin 4x
E.
1
4. Solusi dari
y"4y'4y 0 y(0) 0 dan y(1) e2
persamaan adalah ... jika
A. y xe2x
B.
y C e2x
1
C.
y e2x e3x
D.
y C e2x C xe2x
1 2
E.
y e2x xe3x
1 2
6 36
1 5
C. y(x) C e2x C e3x x
1 2
6 36
1 6
D. y(x) C e C e x
2x 3x
1 2
6 30
1 5
E. y(x) C e C e x
2x 3x
1 2
6 36
6. Jika persamaan diferensial tak homogen
1
10x 90x 140x akan menghasilkan nilai yp
sin t 2
sebesar....
A.
xp 13
9 sin t cos t
500 500
B. xp 3 sin t 13 cos t
25 25
C. xp
9 sin t 13 sin t
50 500
D. xp 0 9
cos t
13 sin t 500
500
E. xp 500 13
sin t cos t
50
9 0
7.
Jika persamaan diferensial tak homogen y" y'8y sin x
dengan syarat y(0) 1dan
80 | Muhammad Minan
y' 0 0 maka solusi dari persamaan
tersebut adalah ...
69 131
A.
y e 2x cos 2x sin 2x
130
65
C. y 5
sin x 4
cos x
65
65 69 131
D. y e2x cos 2x sin 2x 5
sin x 4 cos x
130 65 65
65
2x
69 131 4
E. ye cos 2x 5 sin x sin 2x
cos x
65 130 65 65
8.
Suatu massa m bergerak bebas sepanjang sumbu x , ditarik
menuju titik asal dengan gaya sebanding dengan jaraknya dari
titik asal. Tentukan solusi persamaan geraknya jika gerak
tersebut mulai dari diam di x x0 dan v 0 adalah ...
A.
x x0 sin kt
B.
x x0 cos kt
C.
x v0 cos kt
D.
x v0 cos kt x0 sin kt
E.
x x0 cos kt x0 sin kt
9.
Sistem gerak harmonik benda bergantung pada pegas. Jika massa
benda m 1/ 4kg dan konstanta pegas k 16 N / redaman
m,
0 . Pegas saat tertarik benda bertambah panjang 1m dan mulai
80 | Muhammad Minan
bergerak ke atas dengan kecepatan 8 m / s . Sistem tidak diberi
gaya luar. berapaka persamaan gerak benda!
A.
y(t) cos 8t sin 8t
B.
y(t) C1 cos8t C2 sin8t
C.
y(t) e8t (C cos8t sin8t)
1
C2
D.
y(t) cos 8t sin 8t
B. Essai
1. Selesaikan persamaan y"2y'3y cos 2x dengan menentukan
solusi umum dan solusi khusus y(0) 0 dan y'(0) 1
jika
2. Sebuah sistem gerak benda pada pegas dengan peredaman
d 2 y dy
dimodelkan oleh persamaan berikut: y 0 dengan
dt 2 dt
82 | Muhammad Minan
Bagian 6
Persamaan
Diferensial Parsial
Orde Dua
x
(Murray R.Spiegel, 1983, hal. 277)
c. Persamaan Laplace 2v 0
Persamaan ini terjadi dalam banyak hal. Dalam teori
perpindahan panas, v adalah temperatur tunak (steady-state
temperature), yaitu temperatur sesudah saat yang panjang dilalui, dan
ini setara dengan mengambil u / t 0 pada persamaan konduksi di
atas. dalam teori gaya berat atau kelistrikan v berturut-turut
menyatakan gaya tarik bumi atau potensial listrik. Untuk pengertian
ini, persamaan tersebut seringkali dinamakan persamaan potensial
(Murray R.Spiegel, 1983, hal. 277).
2 u
2
d. Getaran Longitudinal sebuah balok
2
u c
t 2 x2
Persamaan ini menyatakan gerakan sebuah balok yang dapat
bergetar secara longitudinal (yaitu dalam arah x). Peubah u(x,t)
adalah perpindahan longitudinal dari keadaan setimbang irisan
sejajarnya di
x. Konstanta c2 gE / dimana g adalah percepatan gravitasi, E
adalah modulus elastisitas [stress dibagi dengan strain] yang
bergantng pada sifat batang adalah rapat massa (massa per satuan
86 | Muhammad Minan
volume) (Murray R.Spiegel, 1983, hal. 278).
88 | Muhammad Minan
2 y 2 y
4. 4 2 25
t x
2
Penyelesaian Umum dari persamaan di atas adalah….
a. y(x,t) F(2x 5t) G(2x 5t)
b. y(x,t) F(2x 5t) G(2x 3t)
c. y(x,t) F(2x 6t) G(2x 5t)
d. y(x,t) F(2x 6t) G(2x 6t)
e. y(x,t) F(2x 7t) G(2x 3t)
(Murray R.Spiegel, 1983, hal. 280)
5. u penyelesaian umum dari persamaan tersebut jika
8xy3
x
90 | Muhammad Minan
Esai
1. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan berikut:
2u 2u
a. 4 2 4
u 0
y 2
x2
xy
2u
2
u 4 2 2 x y
b. y 10e
x2
(Murray R.Spiegel, 1983, hal. 284)
Istilah Penjelasan
Integral Mengenai keseluruhannya; meliputi seluruh
bagian yang perlu untuk menjadikan lengkap;
utuh; bulat; sempurna: masalah itu akan
diselesaikan secara integral, tidak secara
sebagian-sebagian.
Jari-jari Garis lurus dari titik pusat ke keliling bulatan
(lingkaran); radius.
Koordinat Bilangan yang dipakai untuk menunjukkan
lokasi suatu titik dalam garis, permukaan, atau
ruang.
Kurva Ggaris lengkung; grafik yang menggambarkan
variabel (misalnya yang memperlihatkan
perkembangan) yang dipengaruhi oleh
keadaan; garis yang terdiri atas persambungan
titik-titik.
Partisi Dinding pemisah; sekat.
Volume Isi atau besarnya benda dalam ruang; tingkat
kenyaringan atau kekuatan (tentang bunyi,
suara, dan sebagainya); banyaknya; besarnya;
bobot
(tentang ekspor, pekerjaan, dan sebagainya).
Integral tentu Hasil perhitungan antiderivatif F(x), di x = a dan
x = b dan pengurangan F(b) – F(a). Secara
geometri, integral tertentu memberikan luas
bertanda untuk bidang datar antara f(x) dan
sumbu x dari x = a sampai x = b dengan luas
bidang datar di atas sumbu x bertanda positif
dan luas bidang
datar di bawah sumbu x bertanda negatif.
92 | Muhammad Minan
Istilah Penjelasan
Integral tentu dari f(x) antara x =a dan x = b,
b
dinotasikan f (x)
a
90 | Muhammad Minan
Istilah Penjelasan
Orde Turunan tertinggi dalam Persamaan Diferensial.
Penyelesaian Suatu fungsi terdiferensial yang memenuhi
persamaan diferensial dinamakan penyelesaian
diferensial.
Persamaan Persamaan menggambarkan hubungan antara
variabel bebas dan tak bebas. Suatu tanda sama
dengan “=” diharuskan ada dalam setiap
persamaan.
Persamaan Persamaan yang melibatkan variable-variabel tak
Diferensial bebas dan derivative-detivatifnya terhadap
variabel-variabel bebas dinamakan persamaan
diferensial.
Persamaan Persamaan diferensial yang hanya melibatkan
Diferensial (PDB) satu variable bebas dinamakan
Biasa persamaan diferensial biasa.
Persamaan Persamaan diferensial yang melibatkan dua atau
Diferensial (PDP) lebih variabel bebas dinamakan
Parsial persamaan diferensial parsial.
Tingkat Tingkat dari suatu persamaan diferensial adalah
derivative tertinggi yang muncul dalam
persamaan diferensial.
92 | Muhammad Minan
Kusmaryanto, S. (2012). Persamaan Diferensial Parsial. Malang:
Univesitas Brawijaya.
Louis Leithold. (1993). Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitik. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
louis leitold, d. (1988). Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitik. jakarta:
erlangga.
Martono, K. (1988). Kalkulus Integral I.
Murray R.Spiegel, P. (1983). Matematika Lanjutan untuk Para
Insyiur dan Ilmuwan. Jakarta: Erlangga.
Nugroho, D. B. (2012). Kalkulus Integral dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nugroho, D. B. (2012). Kalkulus Integral dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prayudi. (2006). Matematika Teknik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purcell, E. J. (1994). Kalkulus dan Geometri Analitis. In D. Valberg.
Penerbit Erlangga.
Purcell, E. J., & Varberg, D. (1998). Penggunaan Integral. In E. J.
Purcell, & D. Varberg, KALKUUS dan Geometri Analisis
(M. Drs.I Nyoman Susila, & P. Bana Karta Tasmita, Trans.,
kelima ed., pp. 348-359). Jakarta: ERLANGGA.
Purnomo, K. I. (n.d.). Kalkulus Integral. Semarang.
Richard Bronson, G. C. (2007). Teori dan Soal-soal Persamaan
Diferensial. Jakarta: Erlangga.
Stewart, J. (2010). kalkulus edisi kelima. jakarta: salemba teknik.
Suhandi, D. A. (2009). Fisika Matematika II. Persamaan Diferensial
Parsial. Bandung: UPI.
Suharto, I. (1992). Matematika Terapan . Jakarta: Rineka Cipta.
Supardi. (2010). Persamaan Diferensial Parsial. Yogyakarta: UNY.
Tazi, I. (2008). Matematika untuk Sains dan Teknik. Malang : UIN
Malang Press.
Wrese, R. d. (n.d.). Teori dan Soal-soal Kalkulus Lanjutan.
94 | Muhammad Minan
Profil penulis