Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cantika Prameswari Hananto

NIM : 22623
Kelompok : 7 Reguler

PRE-PRACTICAL WORK ASSIGNMENT

Bu Tedjo is a 71-year-old female who reports chest pain 7 days ago while she cleaning
her garden. She said that her left chest felt tight. After she stopped working and then resting, the
pain dissappeared. She didn’t go to the doctor since the pain was gone by resting. She then
experienced the same pain while climbing stairs 1 day ago, which dissappear after she sat down.
Her doctor diagnose her condition as stable angina and gave her isosorbit dinitrate 10 mg and
bisoprolol 5 mg.

Questions:

1. How Bisoprolol works as antiangina?


Bisoprolol termasuk obat yang berjenis beta blocker. Obat-obat yang termasuk dalam
jenis ini memiliki kemampuan dsecara kompetitif dalam menghambat efek katekolamin yang
dilepas maupun yang beredar secara neuronal pada adrenoreseptor beta. Blokade reseptor beta
tersebut akan mengurangi kebutuhan miokardium terhadap oksigen, terutama dengan cara
memperlambat denyut jantung yang nantinya dapat 3meningkatkan fraksi siklus jantung oleh
diastol seiring dengan peningkatan waktu perfusi arteri koroner. Di samping itu, obat-obatan
jenis beta blocker juga dapat mengurangi peningkatan tekanan darah yang diinduksi olahraga
dan mengurangi kontraktilitas yang disebabkan karena keterbatasan olahraga. Dengan
demikian, agen beta blocker berperan dalam mengurangi kebutuhan miokardium terhadap
oksigen terutama selama beraktivitas yang menyebabkan peningkatan efek simpatis. Fungsi
penurunan kebutuhan oksigen miokardium tersebut sangat menguntungkan dalam
menyeimbangkan antara suplai dan ketersediaan oksigen sehingga dapat mengurangi iskemia
penyebab angina (Katzung,2018).
2. What are the differences between propranolol and bisoprolol?

Bisoprolol merupakan beta blocker yang bersifat selektif hanya terhadap reseptor β1,
sedangkan propranolol tidak memiliki sifat selektif tersebut sehingga turut memblok reseptor
β2. Apabila reseptor β2 ini turut diblok akan mengakibatkan bronkokonstriksi yang dapat
meningkatkan resistansi saluran pernapasan, terutama pada pasien yang menderita asma. Oleh
karena itu, antagonis reseptor β1 saja memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan antagonis
reseptor β non-selektif ketika blokade reseptor β1 dibutuhkan sedangkan blokade reseptor β2
tidak dibutuhkan (Katzung,2018).

3. Is bisoprolol has intrinsic sympathomimetics activity (ISA)? What is ISA?


Karakteristik ISA tidak dimiliki oleh bisoprolol. Beberapa agen beta blocker yang
memiliki karakteristik ISA, seperti bucindolol, acebutolol, celiprolol, pindolol, penbutolol,
dan carteolol. Obat tersebut disebut juga agonis beta reseptor parsial yang dapat menghasilkan
blokade dengan memberikan perlindungan pada reseptor beta dari agonis beta yang lebih
kuat. Acebutolol dan pindolol menghasilkan stimulasi beta tingkat rendah saat aktivitas
simpatis rendah (saat istirahat). Namun, pada saat aktivitas simpatis tinggi agonis parsial ini
berperilaku lebih sebagai penyekat beta konvensional. Agen dengan karakteristik ISA
mungkin tidak seefektif yang tidak memiliki sifat ini dalam mengurangi durasi, denyut
jantung atau frekuensi, dan besarnya perubahan segmen ST rawat jalan atau meningkatkan
durasi latihan pada pasien dengan angina berat. Agen ini lebih diperlukan dalam mencegah
efek yang tidak diinginkan seperti presipitasi asma atau bardikardi yang berlebihan (Zipes and
Al, 2019).

4. Mention indications, contraindications and adverse effects of bisoprolol!


 Indikasi bisoprolol (Bazroon and Alrashidi, 2021):
1. Termasuk rangkaian pengobatan gagal jantung terkompensasi seiring dengan
carvedilol dan metoprolol.
2. Pengobatan gagal jantung kongestif tanpa memberikan efek yang tidak diinginkan
dari blokade reseptor β2.
3. Dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi, setelah atau saat terdapat serangan
jantung (myocardial infarction).
4. Pengobatan angina stabil kronis.
 Kontraindikasi bisoprolol (Bazroon and Alrashidi, 2021):
1. Pasien dengan asma berat atau PPOK
2. Pasien dengan riwayat retensi cairan baru-baru tanpa penggunakan diuretik
secara bersamaan
3. Pasien dengan blokade jantung lengkap
4. Pasien dengan diabetes mellitus perlu dilakukan pmantaukan karena dapat
menyebabkan hipoglikemia
5. Pasien dengan blok jantung derajat dua harus dipantau secara hati-hati

 Efek samping bisoprolol (Bazroon and Alrashidi, 2021):


1. Muntah, mual, konstipasi
2. Meningkatkan resiko blok jantung
3. Bradikardi atau penurunan denyut jantung
4. Penurunan cardiac output sehingga menurunkan kapasitas olahraga
5. Hipoglikemia pada pasien dengan diabetes mellitus
6. Penurunan kekuatan kontraksi jantung

5. Is bisoprolol can be used for hypertertension management? How is the mechanism of


action of bisoprolol as antihypertension?
Ya, bisoprolol dapat dimanfatkan sebagai agen antihipertensi. Pada awalnya, bisoprolol
akan mengakibatkan perubahan tekanan darah karena kompensasi peningkatan resistensi
periferal untuk mengimbangi penurunan curah jantung. Namun seiring waktu, tekanan darah
akan turun secara progresif saat pembuluh darah perifer berelaksasi. Jadi efek antihipertensi
dari blokade reseptor beta oleh bisoprolol adlah penurunan curah jantung dan penurunan
pelepasan renin yang menurunkan aktivasi sistem renin-angiotensin (Zipes and Al, 2019).

Referensi
Bazroon, A.A. and Alrashidi, N.F. (2021). Bisoprolol. [online] Nih.gov. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551623/ [Accessed 30 Aug. 2021].
Katzung, B.G. (2018). Basic & clinical pharmacology. 14th ed. New York I 11
Pozostałych: Mcgraw-Hill Education, Copyright.
Zipes, D.P. and Al, E. (2019). Braunwald’s heart disease : a textbook of cardiovascular
medicine. Philadelphia, Pa: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai